Pak Abbas, antum cuekkan saja si dullatip itu, antum tidak usah ambil pusing menghabiskan waktu, dia itu orang sakit jiwa kerasukan setan Amerika.
Wassalam
HMNA
----- Original Message -----
From: "Abbas" <abas_amin08@
To: <wanita-muslimah@
Sent: Monday, February 01, 2010 07:07
Subject: [wanita-muslimah] Re: Pasangan Suami Isteri Sekularisme Liberalisme memperanakkan Pluralisme
BAPAK abdul, apakah anda menganjurkan supaya orang ISLAM meninggalkan AL Qur_an ?
--- In wanita-muslimah@
>
> Nur..begini.
> Kalau anda masih merujuk kpd kitab2 dahulu kala,yaaa anda akan menemukan Secular yang primitif...kapitali
>
> Ini bedanya orang2 berilmu Barat..selalu mencari yang terbaik.selalu progresive--
>
> Bgeitulah ALLAH memebrikan peraturan2Nya sesuai dgn zaman dan pradapan manusia...pertama tama diturunkan Taurat dgn peraturan2 yang keras,dan primitif sesuai dgn keadaan manusia dan sesuai dgn kemajuan2 materi...dan ilmu. Makanya orang2 dihukum dgn hukuman batu, pancung dan gantung dsb.
>
> Setealh ribuan tahun, turun peraturan2 yang memperbaiki peraturan2 ALLAH yang lama dgn kitab nya Injil...hukum2 ALLAH lebih manusiawi
> sesuai dgn pradapan manusia yg lebih maju
>
> Begitu pula setealh 600 tahun kemudian datanglagi peraturan2 baru dari ALLAH utk memperbaiki peraturan2 lama di tauat dan Injil...tidak semua dirobah...
>
> BEGITUPULA TENTANG SISTEM SECULER---KAPITALIS
> TAURAT,INJIL DAN ALQURAN-----
>
> SEKARANG EKONOMI KAPITALIS YG DULUNYA BERTENTANGAN DGN KITAB2 ALLAH,SEKARNG AHLI2 EKONOMI MENYESUAIKAN DGN WAHYU2 ALLAH
>
> BEGITU PULA SISTEM PEMERINTAHAN YANG DULUNYA DIKTATOR, TYRANNY DAN PENINDASAN2.
>
> SEKARANG SISTEMPEMERINTAHAN DISESUAIKAN DGN WAHYU2 ALLAH.
> SISTEM SECULER MENGIKUTI AYAT QS 4:59.
> ISTEM EKONOMI DISESUAI DGN TAURAT DAN AL QURAN.SUDAH SAYA POSTKAN DLL
>
> OLEH KARENA ITULAH EKONOMI AMERIKA YANG KAPITALIS ITU MENJADI EKONOMI YANG ISLAMI YANG MEMBUAT RAKYAT DAMAI-SEJAHTERA DAN BAHAGIA.
>
> JUTAAN PEMUDA2 DUNIA ISLAM DAN NON ISLAM YG BELAJAR DARI AMERIKA.
>
> KESIMPULAN.
> ANDA NUR MASIH MEMBACA KITAB2 LAMA DAN STATUSQUO...
> ANDA MASIH LEBIH SUKA MERUJUK KPD KITAB2 SEJARAH SAHABAT2 YG DIREKAYASA OLEH PENULIS2 DARIPADA ALQURAN.
> ANDA MASIH TERPENGARUH OLEH PEMAHAMAN ISLAM TALIBAN RADIKAL..
>
> SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN HIDAYAH ILMU YANG BENAR KEPADA ANDA.
>
> Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. QS 25(73)
>
> WASSALAM
>
>
>
> --- In wanita-muslimah@
> >
> > BISMILLA-HIRRAHMA-
> > Pasangan Suami Isteri Sekularisme Liberalisme memperanakkan Pluralisme
> > oleh:
> > H.Muh.Nur Abdurrrahaman (*)
> > disajikan dalam:
> > Seminar Nasional Mewaspadai Sipilis(**)
> > penyelenggara: Senat Mahasiswa Sastra Universitas Hasanuddin
> > pada: Hari Sabtu 11 Maret 2006
> >
> > ============
> >
> > Assalamu 'alaykum wr.wb.
> >
> > Istilah Sekularisme berasal dari bahasa Latin saeculum, artinya dunia. Secularism is a system of political philosophy that reject all forms of religious faith]. Sekularisme itu pada mulanya adalah paham yang memisahkan politik dari agama tersebut, netral terhadap agama yang hanya dianggap sebagai urusan privat dimana pemerintah dilarang ikut campur di dalamnya. Tetapi sekulerisme kemudian berkembang menjadi ekstrim dan menjadi paham anti agama (khususnya Islam) di Turki sejak 1924 dan baru-baru ini juga kita lihat di Prancis, Jerman, dll, dimana agama (khususnya Islam) dipandang sebagai musuh dengan mengatasnamakan sekulerisme. Akar historis faham Sekularisme itu dari Yunani Kuno yang memuja keindahan, diteruskan oleh Romawi yang memuja kekuasaan.
> >
> > Indikator sekularisme yaitu menunjukkan sekurang-kurangnya: mundurnya pengaruh agama, desakralisasi lembaga-lembaga keagamaan seperti ikatan keluarga dsb, individualistis yaitu ketidakterikatan (disengagement) kepada masyarakat, dan pemindahan kepercayaan/
> >
> > Istilah `liberalisme' berasal dari bahasa Latin, liber, yang artinya `bebas' atau `merdeka'. Hingga penghujung abad ke-18 Masehi, istilah ini terkait erat dengan konsep manusia merdeka. Pakar sejarah Barat biasanya menunjuk motto Revolusi Perancis 1789: kebebasan, kesetaraan, persaudaraan (liberté, égalité, et fraternité) sebagai piagam agung (magna charta) liberalisme modern. Prinsip liberalisme yang paling mendasar ialah pernyataan bahwa tunduk kepada otoritas -apapun namanya- adalah bertentangan dengan hak asasi, kebebasan dan harga diri manusia -yakni otoritas yang akarnya, aturannya, ukurannya, dan ketetapannya ada di luar dirinya. Di sini kita mencium bau sophisme dan relativisme ala falsafah Protagoras yang mengajarkan bahwa "manusia adalah ukuran dari segalanya" - sebuah doktrin yang kemudian dirayakan oleh para penganut nihilisme semacam Nietzsche.
> >
> > Dalam politik, liberalisme dimaknai sebagai sistem di mana negera tidak boleh mencampuri "privacy" warga-negara, negara tidak boleh mencampuri urusan moral individu. Sementara di bidang ekonomi, liberalisme merujuk pada sistem pasar bebas dimana intervensi pemerintah dalam perekonomian tidak dibolehkan sama sekali. Dalam hal ini liberalisme identik dengan kapitalisme. Di wilayah sosial, liberalisme berarti emansipasi perempuan, penyetaraan gender, pupusnya kontrol sosial terhadap individu dan runtuhnya nilai-nilai kekeluargaan. Biarkan perempuan menentukan nasibnya sendiri, tak seorang pun berhak dan boleh memaksa ataupun melarangnya untuk melakukan sesuatu.
> >
> > Sedangkan dalam urusan agama, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini, dan mengamalkan apa saja, sesuai kecenderungan, kehendak dan selera masing-masing. Bahkan lebih jauh dari itu, liberalisme mereduksi agama menjadi urusan privat. Maka prinsip amar ma'ruf maupun nahi munkar bukan saja dinilai tidak relevan, bahkan dianggap bertentangan dengan semangat liberalisme. Asal tidak merugikan pihak lain, orang yang berzina tidak boleh dihukum, apalagi jika dilakukan atas dasar suka sama suka, menurut prinsip ini. Karena menggusur peran agama dan otoritas wahyu dari wilayah politik, ekonomi, maupun sosial, maka liberalisme dipadankan dengan sekularisme.
> >
> > Di dunia Islam virus liberalisme juga berhasil masuk ke kalangan cendekiawan yang konon dianggap sebagai "pembaharu". Mereka yang menjadi liberal antara lain: Rifa`ah at-Tahtawi (1801-1873 M), Qasim Amin (1863-1908 M) dan Ali Abdur Raziq (1888-1966 M) dari Mesir, Sayyid Ahmad Khan (1817-1898 M) dari India.
> >
> > Di abad keduapuluh muncul pemikir-pemikir yang juga tidak kalah liberal seperti Fazlur Rahman, Mohammed Arkoun, Nasr Hamid Abu Zayd, Mohammed Shahrour dan pengikut-pengikutny
> >
> > Menurut JIL, pluralisme bersikap melihat agama-agama lain dibanding dengan agamanya sendiri dalam rumusan: other religions are equally valid ways to the same truth; other religions speak af different but equally valid truths; each religion expresses an important part of the truth. Intinya, JIL yang penganut pluralisme meyakini bahwa semua agama memiliki tujuan yang sama.
> >
> > Menurut JIL, pemeluk suatu agama harus menganut teologi pluralisme. yaitu meyakini bahwa agama lain juga benar; yang berbeda hanya cara, tetapi tujuannya adalah sama. Ini sesungguhnya merupakan kemasan baru dari sinkretisme, yang hanya dikemas dengan istilah-istilah yang mentereng seperti inklusif, pluralis, dan sejenisnya, yaitu gagasan iblis, pendangkalan aqidah, atau sekularisme, yang semakin menjadi-jadi setelah World Parliement of Religions di Chicago tahun 1993 menyepakati perlunya suatu global ethics untuk membangun perdamaian dunia. Sejumlah benggolan di Indonesia juga rajin mengampanyekan gagasan ini, antara lain: mendiang Nurcholis Madjid, Ulil Absar Abdalla, Dawam Raharjo, Gus Dur. Mantan presiden RI ke-4 ini pernah mengeluarkan pernyataan bernada sinkretis ketika berkunjung ke Bali, "Kalau kita benar-benar beragama, maka akan menolak kebenaran satu-satunya di pihak kita dan mengakui kebenaran semua pihak. Kebenaran mereka yang juga kita anggap berbeda dari kita. Ini paling penting. Oleh karena itu, semuanya benar. Semuanya benar."
> >
> > Apa kata mendiang Nurcholis Madjid ttg Gus Dur:
> > "Terus terang, selain dia (Gus Dur -pen) sendiri punya potensi, banyak hal yang diambilnya dari saya, seperti ide toleransi, pluralisme. Itu bahasa-bahasa yang kita sosialisasikan kepada Gus Dur melalui Majelis Reboan. Setelah pindah dari Jombang ke Jakarta dia tidak punya forum yang serius, lalu, kita ciptakan antara lain Majelis Reboan. Karena itu ada banyak kesamaaan kami, antara lain, toleransi, inklusivisme. Terus terang, selain dia sendiri punya potensi, banyak hal yang diambilnya dari saya, seperti ide toleransi, pluralisme. Setelah pindah dari Jombang ke Jakarta dia tidak punya forum yang serius, lalu, kita ciptakan antara lain Majelis Reboan. Karena itu ada banyak kesamaaan kami, antara lain, toleransi, inklusivisme,
> >
> > Alhasil, yang dijadikan paradigma oleh JIL adalah pasangan suami isteri Sekularisme Liberalisme dan anak-anaknya, seperti demokrasi, HAM, pluralisme dan genderisme. Paradigma, kerangka/frame work, atau pola pikir inilah yang dianggap benar secara mutlak. Jadi sesungguhnya yang menamakan diri sebagai Islam Liberal bukan Islam lagi, tetapi sudah tersungkur derajatnya menjadi Aliran Kepercayaan Liberal.
> >
> > Di atas paradigma tesebut istinbath dilakukan dengan disiplin ilmu hermeneutika, tidak terkecuali dalam hal kritik teks Al Quran,(***) dan menundukkan Syari'ah pada tuntutan zaman dengan apa yang disebut dengan kontekstual. Tidak jarang tuntutan seseorang yang dikultuskan sebgai "icon" disimpulkan sebagai kebutuhan-zaman dan terperangkap dalam "the fallacy of dramatic instance" akibat rampatan yang keliwat batas (over generalisasi)
> >
> > Ilustrasi
> >
> > Sikap berpikir sekuler yang mendikhotomikan antara urusan ukhirawi dengan urusan duniawi telah mendobrak bingkai Nash:
> > -- YAYHA ALLDZYN AMNWA ADKHLWA FY ALSLM KAFT WLA TTB'AWA KHTHWT ALSYY.THAN ANH LKM 'ADW MBYN (S. AL BQRT, 208), dibaca: Ya-ayyuhal ladzi-na a-manud khulu- fis silmi ka-ffataw wa la- tattabi'u- khuthuwa-tisy syayta-ni innahu- lakum 'aduwwum mubiyn (S. Al Baqarah, 208), artinya:
> > -- Hai orang-orang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan, sesungguhnya iaitu musuhmu yang nyata (2:208).
> >
> > Sikap berpikir yang tidak kaffah, bahwa yang menyangkut urusan duniawi (masyarakat dan negara) diserahkan seluruhnya kepada akal manusia, padahal Nash menentukan rambu-pokok (2:208) tersebut. Sikap berpikir yang mendikhotomikan antara urusan ukhirawi dengan urusan duniawi itulah yang kita kenal dengan sekularisme. [Secularism (Lt, saeculum = world): a system of political philosophy that reject all forms of religious faith]. Kelompok yang menamakan diri sebagai "Islam Liberal" yang membuat network yang disebut Jaringan Islam Liberal (JIL) mempunyai sikap berpikir berlandaskan paradigma sekularisme yang mendobrak bingkai Nash, sudah keluar dari ruang lingkup Kaffah, sehingga tidak layak menyandang predikat "Islam" Liberal, melainkan cukup dengan predikat Aliran Kepercayaan Liberal, sub-sistem dari Aliran Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
> >
> > WaLahu a'lamu bisshawab.
> > Makassar, 11 Maret 2006
> > ============
> > (*)
> > Anggota Majlis Pengkajian MUI Sul-Sel
> >
> > (**)
> > singkatan Sipilis ini bagian dari Nama penyelenggara seminar ini
> >
> > (***)
> > Para benggolan JIL yang menimba dari para orientalis, ikut-ikutan pula mengkritisi Al-Quran. Padahal para orientalis itu bertolak dari asumsi keliru, karena menganggap Al-Qur`an semata-mata sebagai teks (Al-Kitab). Mereka lantas menerapkan hermeneutika: metode-metode filologi yang lazim digunakan dalam penelitian Bibel, seperti historical criticism, source criticism, form criticism, dan textual criticism. Akibatnya, mereka menganggap Al-Qur`an sebagai produk sejarah, hasil interaksi orang Arab abad ke-7 dan ke-8 Masehi dengan masyarakat sekeliling mereka. Mereka mengatakan bahwa mushaf Utsmaniy yang ada sekarang tidak lengkap dan berbeda dengan aslinya (yang mereka sendiri tidak tahu pasti!). Karena itu mereka mau membuat edisi kritis, merestorasi teksnya, dan hendak membuat naskah baru berdasarkan manuskrip-manuskrip yang ada. Padahal, Al-Qur`an bukanlah tulisan (rasm atau writing), tetapi bacaan (qira'ah atau recitation) dalam arti ucapan dan sebutan. Baik proses turunnya (pewahyuan), penyampaian, pengajaran, sampai periwayatannya dilakukan melalui lisan dan hafalan, bukan tulisan. Dari dahulu, yang dimaksud dengan "membaca Al-Qur`an" adalah membaca dari ingatan (qara'a 'an zhahri qalbin atau to recite from memory).
> > Lucunya, orientalis semacam Arthur Jeffery dan Gerd R Joseph Puin ("sumur" di mana para benggolan JIL menimba "air"tuba) keliru menyamakan qira'ah dengan readings. Qira'ah itu membaca dari ingatan (hafalan), sedang reading itu membaca dari tulisan. Mereka tidak tahu bahwa kaidah yang berlaku pada Al-Qur`an adalah tulisan mengacu pada bacaan yang diriwayatkan dari Nabi (rasmu taab'iun li riwaayah), bukan sebaliknya, sehingga historical criticism, source criticism, form criticism, dan textual criticism itu salah alamat. Sekali lagi saya ulangi tulisan (Al-Kitab, KTB = tulis) mengacu pada bacaan (Al-Quran, QRA = baca), bukan sebaliknya seperti Bible bacaan mengacu pada tulisan. Sehingga saya ulangi lagi, karena itu metode-metode filologi yang lazim digunakan dalam penelitian Bibel, seperti historical criticism, source criticism, form criticism, dan textual criticism hanya cocok untuk mengkritisi Bible. Lagi lagi Saya ulangi hermeneutika hanya cocok untuk Bible di mana bacaan mengacu pada tulisan, dan hermeneutika samka sekali tidak cocok untuk Al-Quran, dimana bacaan (QRA) mengacu pada tulisan (KTB).
> >
> > Secara bahasa, bid`ah adalah sesuatu yang baru. Sedangkan dalam makna syar`i, bid`ah adalah ibadah ritual / mahdhah yang diada-adakan yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW, serta adat / faham-faham / filsafat yang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits
> >
> >
> >
> >
> > ============
> > Illustrasi di bawah ini sebagai Lampiran
> > ============
> >
> > BISMILLA-HIRRAHMA-
> >
> > WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> > [Kolom Tetap Harian Fajar]
> > 539. Mengapa Sekularisme Bertentangan dengan Syari'at Islam?
> >
> > Manusia adalah makhluk individu. Manusia mempunyai naluri mempertahankan diri, ia didorong oleh nalurinya itu untuk menonjolkan keakuannya, menonjolkan identitas dirinya.
> >
> > Syari'at Islam mengatur tatacara peribadatan yang ubudiyya-t untuk manusia sebagai makhluk pribadi, yakni hubungan langsung antara manusia dengan Allah. Peribadatan yang ubudiyya-t ini sangat pribadi sifatnya. Pelaksanaanya tidak boleh mewakili atau diwakilkan kepada orang lain. Peribadatan yang ubudiyya-t inilah yang identik dengan pengertian religion, religie, godsdienst dalam bahasa-bahasa barat. Peribadatan yang ubudiyya-t ini qaidahnya sangat ketat: semua tidak boleh, kecuali yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Nash (Al Quran dan Hadits Shahih). Contoh: Shalat Maghrib sudah ditetapkan tiga rakaat. Akal tidak boleh berpikir liberal semacam ini: Empat lebih besar dari tiga. Jadi empat rakaat pahalanya lebih banyak dari tiga rakaat. Maka lebih baik shalat Maghrib empat rakaat supaya pahalanya lebih banyak. Dalam Syariat yang ketat ini, akal dibatasi kebebasannya, tidak boleh liberal. Akal hanya dapat digunakan secara deskriptif, yaitu hanya boleh dipakai untuk menjawab pertanyan: bagaimana, bilamana, di mana, tidak boleh dipakai untuk melayani pertanyaan: mengapa.
> >
> > Manusia adalah makhluk sosial. Walaupun manusia itu makhluk pribadi, namun manusia itu tidak dapat hidup nafsi-nafsi. Cerita tentang Si Buta dan Si Lumpuh, Si Buta memikul Si Lumpuh di atas bahunya, menunjukkan ibarat kerjasama yang baik. Saling mengisi di antara keduanya, memakai kaki Si Buta untuk berjalan dan mempergunakan mata Si Lumpuh untuk melihat. Manusia itu masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, jadi tidak dapat hidup sendiri-sendiri, manusia itu saling membutuhkan di antara sesamanya manusia.
> >
> > Syari'at Islam mengatur pokok-pokok peribadatan yang mu'amala-t untuk manusia sebagai makhluk bermasyarakat. (Ibadah adalah segenap aktivitas kita untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran utama yang mutlak menurut Al Quran dalam kehidupan kita sehari-hari, berlandaskan aqiedah yang benar, dikerjakan dengan ikhlas, mengharapkan ridha Allah SWT semata, lebih luas pengertiannya dari bahasa-bahasa barat: religion, religie, godsdienst). Peribadatan yang mu'amala-t ini adalah Syari'at yang tidak ketat sifatnya, terbuka, namun tidak liberal, mempunyai qaidah: semua boleh, kecuali yang dilarang serta tidak bertentangan dengan Nash. Sebagai contoh adalah pemakaian bedug di mesjid. Kalau pemakaian bedug itu diniatkan sebagai persyaratan untuk azan, maka ia menjadi sub sistem dari peribadatan ubudiyyah yang ketat. Jadi tidak boleh, karena Rasulullah tidak pernah menyuruh pukul bedug di mesjid. Akan tetapi jika pemukulan bedug itu hanya diniatkan sebagai sarana untuk interaksi sosial, yang fungsinya seperti loud speaker, maka ini masuk dalam Syariat muamalah yang tidak ketat, semua boleh kecuali yang dilarang. Nabi hanya pernah melarang pemakain lonceng di mesjid, sedangkan bedug tidak pernah dilarang, jadi bedug boleh dipakai.
> >
> > Karena Syariat yang muamalah ini hanya diberikan pokok-pokoknya saja, maka hal-hal yang mendetail dipikirkan oleh akal manusia. Tentu saja hal yang mendetail ini sifatnya situasional, akibat hasil pekerjaan akal yang relatif. Namun hasil akal yang situasional itu merupakan rahmat Allah, jika akal itu berkecimpung dalam bingkai Nash, dibatasi oleh rambu-rambu berupa aturan-aturan pokok Syariat Islam yang mu'amalaat. Jadi dalam Syariat yang mu'amala-t ini akal bebas terkendali. Kebebasan terkendali ini tidak identik dengan liberal, karena akal yang liberal itu mendobrak rambu-rambu Nash, menjangkau melampaui aturan-aturan pokok Syari'at.
> > Contohnya: Sikap berpikir yang tidak kaffah, bahwa yang menyangkut urusan duniawi (masyarakat dan negara) diserahkan seluruhnya kepada akal manusia, padahal Nash menentukan rambu-pokok:
> > -- YAYHA ALLDZYN AMNWA ADKHLWA FY ALSLM KAFT WLA TTB'AWA KHTHWT ALSYY.THAN ANH LKM 'ADW MBYN (S. AL BQRT, 208), dibaca: Ya-ayyuhal ladzi-na a-manud khulu- fis silmi ka-ffataw wa la- tattabi'u- khuthuwa-tisy syayta-ni innahu- lakum 'aduwwum mubiyn (S. Al Baqarah, 208), artinya:
> > -- Hai orang-orang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan, sesungguhnya iaitu musuhmu yang nyata (2:208).
> >
> > Jadi sikap berpikir yang mendikhotomikan antara urusan ukhirawi dengan urusan duniawi telah mendobrak bingkai Nash (2:208) tersebut. Sikap berpikir yang mendikhotomikan antara urusan ukhirawi dengan urusan duniawi itulah yang kita kenal dengan sekularisme. [Secularism (Lt, saeculum = world): a system of political philosophy that reject all forms of religious faith]. Kelompok yang menamakan diri sebagai "Islam Liberal" yang membuat network yang disebut Jaringan Islam Liberal (JIL) mempunyai sikap berpikir berlandaskan paradigma sekularisme yang mendobrak bingkai Nash, sudah keluar dari ruang lingkup Kaffah, sehingga tidak layak menyandang predikat "Islam" Liberal, melainkan cukup dengan predikat Aliran Kepercayaan Liberal, sub-sistem dari Aliran Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. WaLlahu a'lamu bishshawab.
> >
> > *** Makassar, 1 September 2002
> > [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> > http://waii-
> > ============
> >
> > BISMILLA-HIRRAHMA-
> >
> > WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> > [Kolom Tetap Harian Fajar]
> > 623. Intelektual Muslim yang Keranjingan Hermeneutika
> >
> > Istilah hermeneutika berkaitan dengan mitos dewa Yunani Kuno yang bernama Hermes, yang memiliki kebiasaan "memintal". Mitos memintal ini mengungkap dua hal dalam hermeneutika, yaitu: pertama, memastikan maksud, isi suatu kata, kalimat, dan teks, kedua, menemukan instruksi-instruksi dibalik simbol. Hermeneutika tidak terlepas dari asumsi-asumsi dan adanya purbasangka (prejudice) spekulasi intelektual.
> >
> > Ada asumsi spekulasi intelektual dari Fazlur Rahman, gurunya Nurcholis Madjid, yaitu bahwa Al Quran adalah "both the Word of God and the word of Muhammad". Asumsi ini bernuansa hermeneutika filosofis. Asumsi ini berpijak pada paradigma (kerangka dasar) bahwa Al Quran bukanlah teks yang turun dalam bentuk kata-kata aktual secara verbal, melainkan merupakan spirit wahyu yang
> > disaring melalui Nabi Muhammad SAW dan sekaligus diekspresikan dalam tapal batas intelek dan kemampuan linguistiknya. Nabi Muhammad SAW sebagai penerima wahyu diposisikan sebagai "pengarang" Al Quran. Inilah latar belakang mengapa ada sementara kaum intelektual Muslim yang "keranjingan"
> > hermeneutika untuk mengkaji Al Quran, dengan bertitik tolak dari sikap "meragukan" mushhaf (teks) Al Quran Rasm (ejaan) 'Utsmaniy.
> >
> > Dalam 24 jam, sekurang-kurangnya 17 kali ummat Islam bermohon kepada Allah:
> > -- AHDNA ALSHRATH ALMSTQYM (S. ALFTht, 1:5), dibaca: ihdinash shira-thal mustaqi-m (s. alfa-tihah), artinya: Tunjukilah kami kepada Jalan yang Lurus. Allah SWT menjawab permohonan hambaNya itu dengan:
> > -- A-L-M . DZLK ALKTB LA RYB FYH HDY LLMTQYN (S. ALBQRt 2:1-2), dibaca: alif, lam, mim . dza-likal kita-bu la- rayba fi-hi hudal lilmuttaqiyn (s. albaqarah), artinya: Alif, lam, mim . Itulah Al Kitab tiada keraguan di dalamnya petunjuk bagi para muttaqin.
> >
> > Ayat (2:1) alif-lam-mim adalah kode matematis
> >
> > Tabel Alif, Lam, Mim
> > No. Nama Jumlah huruf
> > Surah Surah Mim Lam Alif Alif,Lam,Mim
> > 2 alBaqarah 2195 3204 4592 9991
> > 3 Ali 'Imraan 1251 1885 2578 5714
> > 7 alA'raaf 1165 1523 2572 5260
> > 13 alRa'd 260 479 625 1364
> > 29 al'Ankabuwt 347 554 784 1685
> > 30 alRuwm 318 396 545 1259
> > 31 Luqmaan 177 298 348 823
> > 32 alSajadah 158 154 268 580
> > Jumlah 5871 8493 12312 26676 = 1404 x 19
> >
> > Dalam ayat (2:2) ada tanda tiga titik (seperti titik pada huruf 'tsa' dan 'syin') terletak diatas kata "RYB" dan "FYH". Tanda tiga titik diatas dua kata tsb dalam ayat (2:2) menunjukkan mu'jizat lughawiyah, yaitu ayat (2:2) dapat bermakna dua yg keduanya mempunyai keutamaan masing-masing. Ada dua cara dalam membaca ayat (2:2) tersebut, yaitu dapat berhenti pada kata RYB, dan dapat pula berhenti pada kata FYH. Kedua cara bacaan tersebut menghasilkan penekanan dalam bobot yang berbeda, namun yang satu dengan yang lain saling bersinergi, saling mengisi.
> >
> > Mari kita baca ayat (2:2):
> >
> > Cara yang pertama, berhenti pada kata RYB: Dza-likal kita-bu la- rayba, berhenti sebentar kemudian dilanjutkan dengan fi-hi hudal lil muttaqi-n. Kalau kita membaca serupa ini maka maknanya ialah: Itulah Al Kitab tiada keraguan, pernyataan tegas dari Allah bahwa Al Kitab tiada keraguan sumbernya dari Allah SWT, kemudian dilanjutkan dengan: di dalamnya mengandung petunjuk bagi para muttaqin. Jadi cara membaca yang pertama ini bobotnya pada penegasan dari Allah SWT bahwa tiada keraguan bahwa Al Kitab bersumber dari Allah SWT.
> >
> > Apa itu Al Kitab ? Dalam bahasa aslinya Kitab akarnya dari Kef-Ta-Ba artinya tulis. Artinya Al Kitab itu adalah Teks. Jadi cara membaca yang pertama ini adalah penegasan dari Allah SWT bahwa tiada keraguan Teks itu bersumber dari Allah SWT. Tabulasi penjabaran ayat (2:1), yaitu alif-lam-mim sebagai al muqaththa'aat (potongan-potongan huruf) persekutuan dari 8 surah menunjukkan pula bahwa Teks itu bersumber dari Allah SWT, sebab mana mungkin Teks itu dapat dikarang oleh manusia.
> >
> > Alhasil paradigma bahwa Al Quran bukanlah teks yang turun dalam bentuk kata-kata aktual secara verbal, melainkan merupakan spirit wahyu yang disaring melalui Nabi Muhammad SAW yang diekspresikan dalam tapal batas intelek dan kemampuan linguistik beliau, ditolak oleh ayat (2:1-2). Maka tersungkurlah juga asumsi spekulasi intelektual dari Fazlur Rahman yang bertumpu pada paradigma itu, yaitu asumsi bahwa Al Quran adalah "both the Word of God and the word of Muhammad".
> >
> > Al Quran, baik makna maupun teksnya adalah dari Allah SWT. Nabi Muhammad saw hanyalah sekedar menyampaikan, dan tidak mengapresiasi atau mengolah wahyu yang diterimanya. Posisi Nabi Muhammad SAW dalam menerima dan menyampaikan wahyu adalah pasif, hanya sebagai 'penyampai' apa-apa yang diwahyukan kepada beliau.
> >
> > ***
> >
> > Cara membaca ayat (2:2) yang kedua, berhenti pada kata FYH: Dza-likal kita-bu la- rayba fi-hi, berhenti sebentar kemudian dilanjutkan dengan hudal lil muttaqi-n. Cara membaca yang kedua ini bermakna: Itulah Al Kitab tiada keraguan di dalamnya, menunjukkan bahwa tiada keraguan merupakan alat ukur bagi orang-orang taqwa dalam potongan ayat yang selanjutnya: petunjuk bagi para muttaqin. Jadi bobot cara pembacaan kedua ini ialah "tiada keraguan" adalah "alat ukur" mengenai ketaqwaan kita. Kita dapat mengukur ketaqwaan diri kita sendiri secara gradual haqqa tuqaatih (sebenar-benarnya taqwa) seberapa jauh qalbu kita istiqamah (konsisten, taat asas), setiap kita
> > menghadapi suatu masalah, tidak terkecuali masalah "keranjingan" hermeneutika untuk mengkaji Al Quran dalam kalangan kaum intelektual Muslim, yang celakanya, bertitik tolak dari sikap "meragukan" mushhaf (teks) Al Quran Rasm 'Utsmany. WaLlahu a'lamu bisshawab.
> >
> > *** Makassar, 2 Mei 2004
> > [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> > http://waii-
> > ============
> >
> > BISMILLA-HIRRAHMA-
> >
> > WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> > [Kolom Tetap Harian Fajar]
> > 672. Mengapa ke Turki?
> >
> > Kalau Seri 670 ditimba dari Pidato Sambutan Gubernur Sulsel dalam Upacara Pembukaan Kongres III Ummat Islam, maka Seri 672 ini ditimba dari Pidato Ketua Lajnah Tanfidziyah KPPSI Sulsel, Abd. Aziz Qahhar Mudzakkar. Ia menyinggung bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyediakan anggaran, sekitar Rp250-juta, untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke berbagai negara antara lain seperti Pakistan dan Turki. Menurut Abd Aziz lebih baik dana itu dialihkan saja untuk membiayai kajian-kajian tentang berbagai problema sosial dalam masyarakat yang dilakukan oleh lembaga NGO independen seperti UMi dan KPPSI sendiri. Ia juga mempertanyakan mengapa Turki yang dipilih untuk studi banding tersebut.
> >
> > Dalam Seri ini difokuskan seperti pada judul: "Mengapa ke Turki?". Ya, mengapa untuk studi banding pelaksanaan Syari'at Islam terpilih antara lain direncanakan ke Turki? Apa alasan para penasihat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memilih Turki?
> >
> > ***
> >
> > Sultan Abdul Hamid II dilahirkan pada hari Rabu, 16 Sya'ban 1258 (21 September 1842). Pada 11 Sya'ban 1293 H [31 Agustus 1876 M] Sultan Hamid diangkat menjadi Khalifah. Dia menjadi pemimpin dari Khilafah dengan wilayah yang sangat luas dalam situasi yang tegang dan genting, baik di dalam maupun di luar negeri. Khalifah mempunyai visi sejarah yang mendalam. Dia melewatkan waktu tiga puluh tahun yang penuh dengan tantangan konspirasi ke dalam dan keluar, peperangan, revolusi, dan perubahan-perubahan
> >
> > Khalifah Abdul Hamid mempunyai visi membangkitkan rasa kesatuan dalam kalangan negeri-negeri Islam di seluruh dunia. Untuk itu Khalifah membangun jaringan transportasi, yaitu jalur kereta api Hijaz dari Dimasyk ke Madinah, dari Aqabah ke Maan. Untuk memperlancar komunikasi, Khalifah juga membangun sistem telegraf dalam jalur Yaman, Hijaz, Syria, Iraq and Turki. Lalu kemudian Khalifah menghubungkannya dengan sistem telegraf Iran dan India. Biaya proyek itu telah dapat ditebus hanya dalam jangka 2 tahun, karena sistem transportasi dan komunikasi itu dipakai secara intensif oleh para jama'ah haji. Khalifah melakukan kampanye gagasan tentang kesatuan ummat Islam meliputi bagian selatan Rusia, India dan Afrika. Khalifah juga mengundang para terpelajar dari Indonesia, India dan Afrika untuk datang menuntut ilmu dalam wilayah Khilafah Islamiyah.
> >
> > Melihat itu konspirasi negeri-negeri barat bereaksi dengan cepat mengepung dan mengoyak Khilafah Islamiyah. Konspirasi itu menghasut dan membantu pemberontakan Tunisia (1877), empat tahun kemudian (1881) Tunisia diduduki Perancis, dalam tahun 1882 Inggris menduduki Mesir lalu meluas ke India dan Sudan dan Rusia menduduki Asia Tengah. Khilafah Islamiyah tinggal menunggu waktu saja dihabisi oleh konspirasi negeri barat.
> >
> > Akhirnya tiba jualah waktu itu. Gerakan Turki Muda sudah demikian kuat, sehingga dapat menekan Majelis Syura untuk mencopot Khalifah Abdul Hamid dari kedudukannya. Hari Selasa 6 Rabiul Akhir 1327 (27 April 1909) Majelis Syura memutuskan untuk menurunkan Khalifah Abdul Hamid dari tahtanya. Empat orang diutus kepadanya untuk menyampaikan keputusan itu: Arif Hikmat, Aram Affandi (orang Armenia), As'ad Tabtani dan Qrasow (Yahudi). Kehadiran Qrasow dalam utusan itu menunjukkan, bahwa dalam konspirasi itu, aktif pula peranan Yahudi. Sultan Abd Majid terpilih menjadi Khalifah.
> >
> > Setelah PD-I wilayah Khilafah Islamiyah tercabik-cabik. Orang Arab di Hijaz memberontak dibantu oleh Inggris dan Perancis, terulang peristiwa Tunisia, orang Arab dikhianati dan diduduki oleh Inggris, dan memberikan Palestina kepada orang Yahudi. Andaikata saja mereka mendengarkan Abdul Hamid.
> >
> > Hingga akhir Perang Kemerdekaan Turki melawan negeri-negeri Eropa yang menduduki negeri Ottoman setelah PD I, Mustafa Kemal dari Gerakan Turki Muda kelihatannya seperti seorang Muslim yang taat. Dia shalat bersama-sama ummat Islam di masjid-masjid. Bahkan diapun juga membaca khuthbah Jum'at di beberapa masjid. Dia bersumpah akan berperang untuk menyelamatkan Khilafah. Dia memuji-muji Allah, Islam dan Nabi Muhammad SAW sepanjang waktu. Dia menyebutkan Al Quran sebagai Kitab Suci yang sempurna. Dia berkata Al Quran itu adalah konstitusi. Dan dia juga mengatakan itu semuanya pada pembukaan Majelis Agung Nasional (National Grand Assembly) di Ankara sewaktu Perang Kemerdekaan. Sehingga ummat Islam mempercayainya. Dan dia mendapatkan kekuasaan penuh selama Perang Kemerdekaan. Setelah Turki memperoleh kemerdekaannya, dia dipilih oleh Majelis sebagai Presiden Turki. Gerakan Turki Muda memperoleh kekuasaan. Pada mulanya Mustafa Kemal hanya memotong debat dalam Majelis dan mengatakan Khalifah hanya sekadar sebagai figur saja yang tidak punya kekuasaan. Namun setelah ia merasa kuat, ia membatalkan Khilafah pada 3 Maret 1924. Maka berakhirlah sudah kesatuan kepemimpinan bagi ummat Islam yang telah berlangsung selama 1300 tahun.
> >
> > Tidak selang berapa lama Mustafa Kemal mulai melakukan Social Enginering yang keras dan kejam menerapkan reformasi anti-Islam. Sosok yang dahulunya berkata "Al Quran sebagai konstitusi", berbalik mengatakan "Kita tidak menerima hukum dari langit". Untuk mencapai reformasi anti-Islamnya, dalam menerapkan mekanisme Sosial Engineering, ia tidak segan-segan melakukan pemaksaan, terror, tiang gantungan, penyiksaan dan penjara. Apa katanya?: "Islam - this theology of immoral Arab- is a dead thing ... God's revelation ! There is no God !" [The Gray Wolf, H.G. Armstrong, Capricorn Books, New Yoek, 1961, p.199-200]
> >
> > ***
> >
> > Maka sejak tahun 1924 Turki itu bukanlah mencerminkan Islam. Ingatlah korban keganasan Westerling de Turk (orang Belanda dari etnik Turki) yang terkenal dalam Sejarah Perjuangan Kemerdekaan, yaitu Korban 40.000 di Sulawesi Selatan. Lalu untuk apa melakukan studi banding pelaksanaan Syari'at Islam ke Turki? Itu adalah perbuatan yang mubadzdzir (boros) !
> > -- AN ALMBDZRYN KANWA AKHWAN ALSYYTHYN (S. BNY ASRAaYL, 17:27), dibaca: innal mubadzdziri-
> >
> > *** Makassar, 17 April 2005
> > [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> > http://waii-
> > ============
> >
> > BISMILLA-HIRRAHMA-
> >
> > WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
> > [Kolom Tetap Harian Fajar]
> > 709. Genderisme yang Kebablasan
> >
> > Pada 10 Desember 2005 lalu, Metro TV menayangkan Lia Aminuddin punya "Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden". Tak pelak, tayangan ini memicu kegelisahan masyarakat, FPI pun bergegas menggelar tabligh akbar di masjid dekat markas Kerajaan Eden. Polisi pun pada 29 Desember lalu menyeret Lia Aminuddin bersama para pengikutnya untuk diperiksa. Sebenarnya media massa pernah meributkan ajaran sesat Lia Aminuddin yang mengaku nabi, terus jadi Maryam dan katanya anaknya jadi Nabi Isa yang ujung-ujungnya ia kesurupan setan yang disangkanya Jibril. TPI-pun tidak ketinggalan menayangkan ajaran sesat Lia Aminuddin ini dalam acara Jejak Kasus pada 2 Januari 2006.
> >
> > Fenomena aktivitas Lia ini berupa bandul Genderisme yang berayun ke posisi ekstrem kanan. Ya Genderisme dewasa ini sudah kebablasan. Genderisme kebablasan ini dianut baik oleh perempuan maupun laki-laki. Tidak percaya?
> >
> > Yang berikut dibeberkan jenis kelamin perempuan yang kesurupan Genderisme yang kebablasan tsb:
> >
> > Tim Pengarus-utamaan Gender (TPG), diketuai oleh Siti Musdah Mulia, yang disponsori/didanai oleh The Asia Foundation menganggap pemberlakuan masa iddah hanya kepada perempuan itu melanggar "aqidah" Genderisme sehingga kebablasan bikin fiqh baru antara lain hasil istinbathnya: Masa iddah bagi laki-laki adalah seratus tiga puluh hari [buah fiqh baru TPG: ps.88 ayat 7(a)]. Padahal masalah iddah ini sudah jelas diatur oleh ayat Qath'i:
> > -- WALMTHLQ YTRBSHN BANFSHN TSLTSt QRWa (S. ALBQRt, 2:228), dibaca: walmuthallaqa-
> > Hanya perempuanlah yang ada masa iddah. Prinsip gender oleh Jaringan yang menamakan diri Islam Liberal (JIL) meletakkan akal pada posisi mengatasi wahyu. Prinsip gender yang secara fanatik diletakkan pada posisi mengatasi wahyu oleh para penganut JIL, membutakan mata hati mereka, lalu membuat bid'ah, tidak melihat bahwa hanya perempuan yang bisa hamil, laki-laki tidak.
> >
> > Hari Jum'at, 18 Maret 2005 sekelompok yang mengaku Muslim dan Muslimah Amerika sekitar 90 orang melakukan ibadah Jum'at. Ini jum'atan asal-asalan, karena khatibnya merangkap imam serta muadzzin semuanya perempuan (lahir kosa-kata baru khatibah, imamah dan muadzzinah, padahal imamah selama ini bukan berarti imam perempuan). Khatib dan imam perempuan itu konon bernama Aminah Wadud, seorang doktor berpangkat Associate Professor dalam filosofi dan kajian agama di Virginia Commonwealth University, Richmond, USA. Sedangkan muadzzin perempuan itu bernama Suehyla el-Attar yang berucap kepada Al-Jazirah bahwa itu berdasar atas ingatannya tatkala masih kecil yang didengarnya dari ayahnya sewaktu masih di Mesir. Parahnya lagi muadzzin perempuan ini betul-betul asal-asalan, karena berkepala telanjang alias tidak bertutup kain telekung. Betul-betul liberal, liberte et egalite. Jum'atan asal-asalan ini diselenggarakan oleh yang mengaku Progressive Muslim Union bertempat di aula Synod House pada Katedral St. John the Divine. Dalam talkshow di TV Aminah Wadud ini dibela oleh dedengkot dari JIL.
> >
> > Yang berikut ini disajikan jenis kelamin laki-laki yang juga kesurupan hantu Genderisme yang kebablasan tsb:
> >
> > Dr Nas(a)ruddin Umar, yang juga benggolan JIL, menulis tentang Wacana Genderisme dan Wahyu untuk Ibu Nabi Musa, ada Nabi yang perempuan. Ini dibuktikan dengan sebuah wahyu yang menyebutkan.
> > [Sumber: http://www.suaramer
> > Jumat, 23 Maret 2001 Karangan Khas]
> >
> > Buah pikiran Nas(a)ruddin Umar tentang adanya Nabi perempuan itu menunjukkan bahwa Nas(a)ruddin berpikir parsial, tidak kaffah, karena dia hanya melihat ayat tentang ibu Nabi Musa AS yang mendapatkan wahyu. Tidak semua yang mendapat wahyu itu Nabi. Al-Quran juga menyebutkan bahwa lebahpun mendapatkan wahyu. Apakah lebah itu boleh disebut Nabi? Kalau mau bersilat lidah bahwa yang dimaksudkan pada lebah adalah instink, maka simaklah ayat berikut:
> > -- FB'ATs ALLH ALNBYN MBSyRYN WMNDzRYN WANZL M'AHM ALKTB BALhQ LYhKM BYN ALNAS FYMA AKhTLFWA FYH (S. ALBQRt, 2:213), dibaca: faba'atsa Lla-hun nabiyyi-na mubasysyiri-
> > -- Maka Allah membangkitkan nabi-nabi untuk penggembira dan penggentar dan menurunkan Kitab bersama mereka itu di atas kebenaran untuk (menetapkan keputusan) hukum (siapa yang benar) di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan (2:213).
> >
> > Jadi menurut ayat [2:213] barulah perlu dan cukup tentang kriteria seorang Nabi ialah mendapat wahyu dan mendapatkan Kitab sebagai rujukan untuk menetapkan keputusan hukum (yahkum). Nas(a)ruddin membuat definisi "seenak" benaknya mengenai ta'rif (definisi) Nabi. Tidak ada keterangan dalam Nash bahwa Allah SWT menurunkan Kitab kepada ibu Nabi Musa AS. Tampaklah pula ciri-khas pola pikir penganut JIL yaitu konfigurasi akal mengatasi wahyu.
> >
> > ***
> >
> > Yang di atas itu menyangkut ayunan bandul Genderisme ke posisi ekstrem kanan yang melabrak Syari'ah. Lalu yang mana itu posisi ayunan bandul Genderisme pada ekstrem kiri? Nah inilah dia paradigmanya: HOUSEWIVES ARE UNPAID SLAVES (Para isteri adalah budak-budak yang tidak digaji). Di atasnya bertumpulah rumus Genderisme ekstrem kiri: The abolition of institutional marriage, home and family, instead men and women living in large communes where the welfare and rearing of the children would be public responsibility (Penghapusan lembaga perkawinan, rumah-tangga, menukarnya dengan hidup bersama dalam komunitas kumpul kebo di mana kesejahteraan dan pemeliharaan anak-anak adalah tanggung-jawab publik). Na'udzu biLlah min dzalik. WaLlahu a'lamu bisshawab.
> >
> > *** Makassar, 8 Januari 2006
> > [H.Muh.Nur Abdurrahman]
> > http://waii-
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment