Terimakasih Oom Iwa atas kabar bebasnya Ibu Prita dari jeratan hukum peradilan penguasa di Indonesia, suatu prestasi berlian yang bernilai cemerlang di saát menjelang tahun baru 2010.
Juga, ku ucapkan terimakasih atas dukungan solidaritas masyarakat
Indonesia di dunia maya mau pun di dunia darat. Mengharap jalinan ikatan persaudaraan setanah air menjadi cermin diri gerakan sosial budaya bangsa Indonesia demi menuntut Keadilan dan Kebenaran Sejarah.
seperti pula yang
dinyatakan oleh seorang budayawan bernama M.Sobary dalam wawancaranya di
detik.com, berjudul: "Jangan Pernah Anggap 'Receh' Uang Receh"
"....Kita harus melestarikan gerakan
sosial seperti ini. Tidak perlu leader, Ibu-ibu saja bisa jadi leader.
Semua spontanitas di bawah dan dipimpin langsung oleh nurani dan batin...."
Ingin membaca wawancara lengkapnya silahkan baca di lampiran dibawah ini, atau silahkan click: http://www.detiknew
Refleksi La Luta:
: Kabar Prita Bebas dari Oom Iwa
Prita telah bebas, suatu kabar gembira buat Prita-Prita senasibnya
Pembebasan Prita telah mencerahkan jiwa insani,
yang selama 44 tahun mengalir deras tetesan airmata duka-nestapa,
di bentangan kepulauan samudra Indonesia.
Di kala Prita di jerat tuduhan undang-undang negara
kasus Salah Diagnosa dijadikan rmasalah pencemaran nama baik
tirai-tirai awan kelabu pun turut menembus dunia maya,
yang dijadikan tempatnya curahan hati merana-ronta,
dalam kehidupan "Prita-Prita" senasibnya tanpa keadilan di bumi pertiwi
Kini Prita bebas tuduhan, *Jelita Senandung Hidup bersaksi
kekuasaan singgasana sang murka telah dipermalukan,
dihadapan pengadilan rakyatnya,
namun masih banyak lagi rentetan kasus ketidak adilan
dan sampai kapankah jeratan hukum peradilan negara,
bersimpuh di lutut Ibu Pertiwi ?
MiRa - Amsterdam, 29 Desember 2009
Catatan:
*Jelita Senandung Hidup adalah judul buku antologi puisi karya Nurdiana.
Diterbitkan tahun 2007, oleh Lembaga Sastra Pembebasan dan Ultimus
--- In sastra-pembebasan@
Prita bebas ! Arti dari persatuan kokoh yang luas dan solidaritas .
Prita bebas dari segala tuduhan dan tuntutan pengadilan atas dasar gugatan/pengaduan OMNI !
Dapatkah kita membayangkan hasil cemerlang ini, sebelum ada demonstrasi kekuatan massa, kekuatan solidaritas masyarakat banyak yang telah menghimpun dana hampir 1 Milliar yang merupakan onggokan coins berton ton itu ? Dapatkah kita membayangkan kemenangan besar ini tanpa adanya perjuangan gigih ratusan ribu para pengunjuk rasa, para penyuara lantang yang menentang ketamakan dan kesombongan OMNI , yang mula mula telah menganggap dirinya OMNIpotent ? Atau tanpa adanya para
sukarelawan pembela Prita, yang sebagai misal di milis kita ini, akan Mira Wijaya Kusuma yang telah dengan gigih,ulet dan tak kenal lelah memperkenalkan, menelaah dan melontarkan, menggalang solidaritas tulus, dan jalan pasti yang ada : enggan menyerah, lawan sampai menang tuntas ? Ber ribu ribu ,ratusan ribu dan bahkan jutaan Mira Mira di Indonesia telah mengguncangkan dan mencampakkan "tradisi" yang berlaku di Indonesia, yakni tradisi "uang berkuasa" , siapa punya uang dia punya kuasa, ya bahkan punya Indonesia , tradisi yang hidup dan tumbuh subur sejak rejim orba berkuasa !
Tradisi ini sudah mulai tumbang, mulai rontok berkat kesedaran masa akan kekuatan yang mereka miliki, yang selama ini terpendam dalam didalam tumpukan kesengsaraan, penindasan,peleceha
Rakyat kecil mulai mengeringkan tetesan tangisan, membuka
mata , menunjukkan kekuatannya dan akan memerangi dan mengadili siapa saja yang hendak berbuat tidak adil terhadap mereka !
Mereka mulai sadar,hanya dengan kekuatan persatuan dan solidaritas merekalah , persatuan seluas luasnya yang kukuh bagaikan baja, maka dominasi kekuatan KKN yang selama ini "memimpin" dan menguasai kehidupan bangsa ini bisa dan harus segera dihancurkan ! Bahwa "kekuatan uang diatas segalanya" telah dilanda tumbang dibawah persatuan dan solidaritas rakyat Indonesia yang luas , kekuatan yang tak terkalahkan oleh siapapun !
Kasus kasus kemengangan Bibit-Chandra juga telah menambah kesedaran harga diri masyarakat melarat dan semua yang berhati bersih dan yang berkemauan baik mau membangun kembali negara dan bangsa yang telah terpuruk dan terporak porandakan "berkat" kekuasaan rejim orba selama 32 tahun , dan X tahun lagi oleh para penerusnya sekarang ini !
Kita melihat matahari merah telah
mulai terbit diufuk timur ! Air mata sudah kering ! Mata telah tajam kembali melihat hari depan yang penuh harapan, hari depan yang sama yang telah dicita citakan para founding mothers dan fathers Republik ini, hari depan rakyat Indonesia yang membangun masyarakat adil dan sejahtera, bebas dari KKN dan penyakit maksiat lainnya !
Kasus Bank Century, kasus Anggoro-Anggodo , kasus perjudian dan kemaksiatan para anggauta mafia diatas sana ,semua akan terselesaikan jika rakyat kebanyakan tetap bersolidaritas membangun terus persatuan baja seluas luasnya, tanpa mau menonjolkan kepentingannya sendiri sendiri !
Bangsa Indonesia mulai menemukan kembali jalan hidupnya, jalan yang telah dibuka oleh Revolusi Agustus 1945 yang dipimpin para pendahulu kita,founding mothers dan fathers kita, jalan trisaktinya Bung Karno!
Hidup persatuan dan solidaritas luas bangsa Indonesia dalam membangun negeri yang adil dan makmur
!
iwamardi
------------
Diputus Bebas, Prita Menangis
Hakim membebaskan Prita dari seluruh dakwaan.
Selasa, 29 Desember 2009, 11:33 WIB
Umi Kalsum
Prita Mulyasari Dituntut 6 Bulan Penjara (ANTARA/Ismar Patrizki)
BERITA TERKAIT
* Prita Mulyasari Bebas
* Hentikan Sidang, Hakim Prita Tegur Pengunjung
* Pimpinan Komisi IX Minta Izin RS Omni Dicabut
* “Kalau Bebas, Ini Hadiah Buat Bayi Sayaâ€
* Prita Mulyasari Siap Hadapi Vonis
web tools
VIVAnews - Prita Mulyasari tidak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia langsung
memanjatkan doa sambil menangis begitu majelis hakim Pengadilan Negeri
Tangerang memvonis bebas.
Ketua majelis hakim
Artur Hangewa,
Selasa 29 Desember 2009, menyatakan Prita tidak bersalah dalam kasus
perseteruannya dengan RS Omni Internasional.
Berulang kali Prita yang mengenakan kerudung hitam putih dan baju putih mengusap air mata di pipinya.
Prita
merupakan terdakwa kasus penyebaran dokumen elektronik yang bermuatan
penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap dua dokter dan RS Omni.
Menurut jaksa, pengiriman surat elektronik ke 20 alamat email teman
Prita, merupakan bukti pelanggaran Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat 1
UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE dan pencemaran nama baik.
Prita
dituntut bersalah dan harus membayar ganti rugi material dan immaterial
kepada pihak penggugat I, II, dan III senilai Rp 204 juta.
Kerugian material kepada Rumah Sakit Omni sebesar Rp 164 juta.
Kerugian immaterial sebesar Rp 40 juta. PT Sarana Mediatama
Internasional selaku penggugat I Rp 20 juta, Hengky selaku penggugat
II
Rp 10 juta, dan Grace selaku penggugat III Rp 10 juta.
Laporan: Rukhyat Soheh | Tangerang
***
Sumber: http://www.detiknew
Rabu, 16/12/2009 07:20 WIB
Fenomena Koin Prita
M Sobary: Jangan Pernah Anggap 'Receh' Uang Receh
Aprizal Rahmatullah - detikNews
Sobary Foto: Aprizal/detikcom
Jakarta - Koin untuk Prita Mulyasari terus bertambah. Bahkan jumlahnya diprediksi bisa
mencapai
setengah milyar rupiah lebih. Bagaimana bisa seorang Prita, Ibu yang
didakwa kasus pencemaran nama baik ini mendapat dukungan yang begitu
kuat?
Budayawan sekaligus penulis kolom, esai, dan novel
Mohammad Sobary mengatakan, fenomena koin untuk Prita adalah simbol
sebuah solidaritas yang kuat. Masyarakat melihat Prita sebagai simbol
yang lemah, korban ketidakadilan. Makanya, batin dan simpati masyarakat
pun mengkristal.
"Dengan koin, semua golongan bisa menunjukan
kekuatan. Mau kaya, miskin, pengusaha, pemulung semua bisa menjadi
kekuatan. Meski hanya koin, namun koin itu simbol soliditas yang kuat,
solidaritas yang besar. Makanya jangan melecehkan apa yang receh.
Jangan sesekali anggap 'receh' uang receh," kata Sobary saat ditemui
usai diskusi di kantor Akbar Tanjung Institute, Jl Pancoran Indah,
Jakarta Selatan, Selasa (15/12/2009)
Berikut petikan wawancara singkat dengan Kang Sobary, terkait fenomena
pengumpulan koin oleh masyarakat untuk Prita Mulyasari.
Bagaimana tanggapan Kang Sobary selaku Budayawan menyikapi gencarnya gerakan civil society akhir-akhir ini?
Meski
itu simbol namun substansi simbol-simbol modernitas itu ada suatu
gerakan tradisional. Satu hal, adanya hubungan kemanusian, adanya
solidaritas dan solidaritas itu sangat kental tidak hilang atau lenyap
oleh perkembangan modernisasi dan pertumbuhan kapital. Tidak hancur
hilang oleh mafia peradilan yang disimbolkan sebagai kekuatan Dajjal.
Tapi tetap Dajjal tidak bisa membunuh rohani, tidak bisa memberangus
nurani.
Bagaimana Kang Sobary melihat fenomena koin untuk Prita
Mulyasari?
Luar biasa, dahsyat! Secara riil kapasitas dukungan tersebut punya energi yang luar biasa.
Energi apa yang luar biasa itu?
Dengan koin, semua golongan bisa menunjukan kekuatan. Mau kaya, miskin,
pengusaha,
pemulung semua bisa menjadi kekuatan. Meski hanya koin, namun koin itu
simbol soliditas yang kuat, solidaritas yang besar. Makanya jangan
melecehkan apa yang receh. Jangan sesekali anggap 'receh' uang receh.
Apa yang bisa dipetik dari fenomena koin tersebut?
Bayangkan
mesjid-mesjid megah nan indah dibangun dengan uang receh yang didapat
dari sumbangan di pinggir. Seribu, dua ribu sampai ratusan juta.
Bayangkan jika kita membuat bank dari kumpulan receh, membuat sekolah
hasil dari mengumpulkan koin? Mengapa rakyat tidak membangun kerakyatan
atas dasar koperasi? Apa itu tidak menjadi kekuatan budaya yang begitu
besar? Yang ada sekarang kan budaya meminta, mencari-cari investor?
Apakah fenomena
solidaritas yang kuat tersebut tersebut bisa menular pada hal yang lain?
Fenomena
uang receh secara kebudayaan bagus. Kita harus melestarikan gerakan
sosial seperti ini. Tidak perlu leader, Ibu-ibu saja bisa jadi leader.
Semua spontanitas di bawah dan dipimpin langsung oleh nurani dan batin.
Apakah fenomena solidaritas tersebut hanya sesaat atau malah berkembang ke depan?
Gambar dari kepedulian kita tidak akan mati. Akan muncul terus menerus. Itu
adalah
culture kapital. Meski dibunuh pun, tetap tak bisa mati. Saat ini
masyarakat mempunyai sikap dan cara sendiri, suatu jawaban sendiri
untuk menjawab dimana aparat, pemerintah tidak peduli.
(ape/rdf)
****
Sumber: http://www.lipi.
Buku Karya Muhammad Sobary : Sang Musafir, Mencari Jati Diri di Tengah Birokrasi
Minggu, 21 Oktober 2007
Budayawan
Muhammad Sobary kembali meluncurkan karyanya. "Sang Musafir", demikian
karya tersebut diberi judul. Karya dalam bentuk novel ini menceritakan
tentang seseorang yang mencari jati dirinya di tengah birokrasi, tempat
dirinya bekerja di sebuah kantor berita dan lembaga ilmu pengetahuan.
Dengan
cara menggunakan kata "aku" dalam penulisannya, si tokoh mencoba
mengatakan bahwa birokrasi sangat menyebalkan. Di sana ada office
politics (politik kantor) yang memang selalu ada dan memberikan warna
kehidupan. Padahal, birokrasi seharusnya terbuka, partisipatif, dan
akuntabel, sekalipun suara publik juga belum tentu benar dan pejabat
tidak semuanya bajingan tengik.
Tak
hanya itu, sang musafir tersandera oleh kantor, nama, keluarga, orang
tua, anak, mertua dan sekaligus istri. "Tapi dia juga terpenjara oleh
nafsunya sendiri dalam pencarian jati diri," kata Sobary kepada SH usai
acara peluncuran buku di Jakarta, Jumat (21/9) malam. Dia pernah
bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Lembaga Kantor
Berita Nasional (LKBN) Antara maupun Kementerian Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara (PAN).
Dia
mengatakan, sang musafir tersebut sebenarnya berjalan, berusaha untuk
mencari keabadian. Namun, dalam kenyataannya yang ditemukan adalah
kefanaan dan keruwetan. Absurditas. Baginya, dunia sosial memiliki
struktur yang tampak teratur, pola-polanya mudah dibaca, aturannya
jelas, seperti dalam birokrasi kantor itu.
Tetapi,
jalan hidup manusia tidak selalu setia pada garis yang ditentukan
struktur sosial. Ada garis hidup yang terbaca mata dan hati, tapi
berkuasa dan sangat menentukan. Dan itu, baginya, selalu menjadi
kejutan-kejutan yang keindahannya tak mudah dimengerti.
Lantas
bagaimana jalan cerita itu jika dikaitkan dengan kondisi birokrasi di
Indonesia secara keseluruhan saat ini? Sobary pun menjawab, birokrasi
tidak berorientasi pada kepentingan publik (public oriented) dan tidak
berpihak pada si miskin. Mereka hanya mengurus dirinya sendiri. Karena
itu, reformasi harus pelan-pelan dilakukan untuk membangun pemerintahan
yang baik (good governance).
Penulis : Tutut Herlina
Sumber : Sinar Harapan (22 September 2007)
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.
http://sastrapembeb
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment