Advertising

Thursday, 22 March 2012

Re: Bls: Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Kenapa Kita berjilbab & tdk boleh salaman ke sembarang orang?

 

Secara teori sih sperma yang paling sehat, kuat, bersemangat yang paling bisa lebih dahulu mencapai dan membuahi sel telur.

Dalam kenyataan banyak faktor lain yang berperan agar sik sperma yang sehat kuat dan bersemangat tadi paling dulu tiba dan menembus sel telurnya, misalnya keasaman cairan reproduksi, kondisi fisik saluran reproduksi dll..

:D


On Mar 21, 2012, at 11:39 AM, Mu'iz, Abdul wrote:

 

Ini ada e-mail di inbox saya ber tanggal 8 Maret 2012 jam 15:16 hari Kamis, tetapi setelah saya cek di arsip millis wm kok diterima hari ini jam 11:11 Am ya ??

Mbak Jamilah Qadar, sebaiknya para dokter (mas Donnie atau pak KM) yang bisa menjelaskan (punya otoritas keilmuan) benarkah yang menentukan pemenang dari sekian sperma para lelaki mencapai sel telur perempuan adalah si perempuan sendiri selaku pemilik rahim (uterus) ??

Soal lelaki yang menamai anak tsb ? ya tergantung social construct yang dianut masyarakat tempat perempuan tsb melahirkan. Kalau patriarchart ya kaum lelaki yang dominan makanya ada penyebutan si A bin atau binti si ayahnya bukan ibunya. Sebaliknya kalau matriarchart ya perempuan yang dominan.

Wassalam
Abdul Mu'iz


Dari: Jamilah Qadar <jamilahqadar@yahoo.com>
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Dikirim: Kamis, 8 Maret 2012 15:16
Judul: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Kenapa Kita berjilbab & tdk boleh salaman ke sembarang orang?

 

Kalau begitu dari versi p Mu'iz jika perempuan habis bersetubuh dg beberapa laki2 dan punya anak: maka jutaan sperma dari beberapa laki2 yg mana yg kuat sbg pemenang itulah yg menjadikan embrio?
Bukankah disini dapat diartikan penentunya sel telur perempuan dia yang milih mana sperma yg layak..
Kok tetap laki-laki yg menamai anak itu.. Padahal tetap saja Ibu-nya adalah yg melahirkan--sel telurnya adalah Sang Penentu..
Apakah laki-laki tak bisa mengandung&tak punya rahim maka diberilah hiburan/privelege nama laki-laki/ayah--krn perempuan gak pernah butuh status/material, kan sudah kelihatan waktu hamil yg perutnya buncit siapa.. hmmmhmmm
----------------------------On Wed, Mar 7, 2012 11:52 PM PST aldiy@yahoo.com wrote:>Kalo misalnya terjadi di "negeri antah berantah", jumlah laki2 jauh melebihi perempuan, kalau aku jadi ulama akan kugagas fatwa nggak boleh poligami. Karena akibat dari poligami adalah banyak laki2 yang nggak akan kebagian, bisa jadi huru-hara.>>Apakah ini universal? Iya lah, nilai universalnya terletak pada manfaat keseimbangan/keadilan, bukan bentuk fatwanya.>>Sebenernya di Batavia di antara abad 17 - 20 terjadi kekurangan/krisis perempuan, sedemikian rupa jenderal VoC memohon2 ke Pemerintahnya agar mengirimkan perempuan Belanda ke Batavia. Keadaan ini menyebabkan kedudukan Nyai (isteri opsir Belanda dan Cina) menjadi sangat terhormat dan berkuasa penuh pada rumah tangganya. Sebutan Nyai secara tradisional di Jawa diberikan pada perempuan yg berjasa/terhormat.>>Keadaan ini berubah menjelang abad 20, dimana keran transmigrasi ke Batavia terbuka lebar, sejak itu jumlah
penduduk Jakarta meledak. Tambahan lagi berkembangnya Muhammadiyah yg membawa paham Wahhabi, peran perempuan makin termarjinalkan.>>Salam>Mia>> >>Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!>>-----Original Message----->From: Wikan Danar Sunindyo <wikan.danar@gmail.com>>Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com>Date: Thu, 8 Mar 2012 06:18:27 >To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>>Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com>Subject: Re: Re: Re: [wanita-muslimah] Re: Kenapa Kita berjilbab & tdk boleh> salaman ke sembarang orang?>>soal kejelasan nasab ini kan konstruk sosial yang dibikin di agama islam>kalau misalnya di suatu budaya yang membolehkan poliandri, mungkin>konstruk sosialnya beda lagi>bahwa nasab itu ada di ibu, semua bapak harus ikut tanggung jawab pada>si anak karena dianggap sudah "menyumbang">tapi mungkin kaum laki2 kurang suka dengan konstruk sosial kayak gini,>karena secara tabiat kurang suka "berbagi"
tetapi lebih suka>"bersaing", di sisi lain "kepemimpinan" laki-laki jadi terasa di>bawahnya perempuan>>cuman terus terang saya masih nggak ngerti soal kebolehan poligami>buat laki2, apa iya agama cuman buat "melegalkan" nafsu laki-laki>saja? toh pada kenyataannya saat ini rasio laki-laki lebih banyak>daripada perempuan dan apa jawaban agama terhadap kondisi kayak gini?>>salam,>-->Wikan>>2012/3/8 Mu'iz, Abdul <muizof@yahoo.com>>>>>>>>> Mbak Lina,>>>> boleh juga tuh perumpamaannya, namun ada yang kurang pas perempuan memang>> punya rahim alias uterus oleh mbak Lina diumpamakan gelas, tetapi soal isi>> gelas yang mbak lina umpamakan sperma, ada yang dilupakan mbak Lina, ahwa di>> rahim itu tidak cuma menampung seperma laki-laki tetapi menjadi tempat>> pertemuan sel telur (ovum) perempuan dan sel sperma (spermatozoa) pria.>> apabila sukses bertemu dan sama sama subur maka akan menjadi janin - bayi>> dan akan lahir menjadi manusia. ini tentu tidak sama
dengan teh, susu atau>> kopi dicampur baur tidak akan membingungkan.>>>> Nah bayi beda lagi, ketika terlahir karena benihnya banyak akibat>> polyandri, si ibu yang melahirkan jelas tidak tahu siapa bapak sebenarnya>> dari si jabang bayi, nah test DNA sanggup menentukan benih siapa yang>> menjadi ayah si jabang bayi.>>>> Wassalam>> Abdul Mu'iz>




__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment