KUALA LUMPUR — Soal tenaga kerja wanita Indonesia di Malaysia kembali ramai dalam beberapa hari terakhir karena gaji dinilai terlalu mahal dan persyaratannya rumit. Harian Kosmo edisi Ahad lalu menulis,"Amah Indonesia, Gaji Besar Dilayani Macam Tuan". Dan koran terbesar menyebutkan,"Satu Amah Satu Kerja". Lebih dari itu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga heran dengan persyaratan yang diajukan Indonesia untuk mendapatkan pembantu rumah tangga. "Persyaratan seperti ini sudah enggak sesuai," kata PM Najib, seperti dikutip dari kantor berita Bernama, Sabtu pekan lalu.
Kamis lalu, terdapat kesepakatan bersama antara delegasi Malaysia dan pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta bahwa gaji minimum pembantu rumah tangga asal Indonesia adalah 700 ringgit (Rp 2 juta).
Selain itu, pembantu asal Indonesia dipekerjakan pada sektor house keeper (pengurus rumah tangga), cook (tukang masak), baby sitter, dan caretaker (perawat jompo).
Atase Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Suryana Sastradiredja, menjelaskan, pembagian sektor pekerjaan adalah upaya pemerintah memberikan perlindungan."Memang agak sulit mengubah karakter warga Malaysia yang selama ini telah menikmati PRT murah asal Indonesia, yang tak jarang juga multifungsi pekerjaannya,"ujarnya kemarin.
Menurut Suryana, pembantu asal Indonesia kerap mengurus rumah, menjaga bayi, menjaga orang tua, bahkan terkadang harus menjaga toko atau kedai."Kita prihatin dengan kondisi ini karena mereka orang biasa, bukan superwoman." Dari pantauan Tempo, terdapat banyak majikan yang enggan menandatangani perjanjian pengambilan pembantu rumah tangga yang baru. Pasalnya, gaji yang dipatok terlalu tinggi dan syaratnya kelewat rumit. ● MASRUR (KUALA LUMPUR)
0 comments:
Post a Comment