Advertising

Tuesday 7 October 2014

[wanita-muslimah] 141007 Pasrah kepada Allah.

 


20141007

 

 

Pasrah kepada Allah.

 

 

Bismi ‘l-lahi ‘r-rahmani ‘r-rahiem.

 

Keadaan masyarakat mungkin sudah cukup parah buruknya; tidak sedikit dari kita yang sudah berusaha untuk membenahi keadaan masyarakat ini, dari komponen yang kecil sampai pun yang besar, dari tingkat rendah maupun tinggi, namun terasa sepertinya tak ada hasilnya. Katakanlah kita sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi untuk ini; bahkan ancaman sudah bertubi-tubi menerpa orang yang seperti kita. Di sinilah kita perlu menyadari ulang bahwa tugas kita sebagai penerus Rasulullah Muhammad saw. adalah “sekedar” sebagai basyira (pemberi kabar gembira) bagi orang baik, dan nadzira (pemberi pengingatan [warning]) bagi orang yang belum baik. Kita memahami bahwa hidayah sebagai tanda keberhasilan seruan dakwah itu berada dalam kekuasaan Allah, yang pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah SwT. sebagai balasanNya atas “kesiapan” manusia atas seruan dakwah. Jika kita sudah merasa “buntu” maka kita harus pasrah, menyerahkan permasalahan kembali kepada Allah, memohon “keputusan” Allah akan dijadikan bagaimana masyarakat ini. Beberapa contoh yang dilakukan oleh para nabi dapat kita lihat di dalam al-Qur’an, salah satunya adalah ketika Nabi Nuh a.s. sudah mendapat ancaman dari kaumnya:

 

MEREKA   BERKATA:  "SUNGGUH JIKA KAMU TIDAK (MAU) BERHENTI  HAI   NUH, NISCAYA BENAR-BENAR KAMU AKAN TERMASUK ORANG-ORANG YANG DIRAJAM.(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 116)

 

Dalam keadaan seperti inilah Nabi Nuh bermohon kepada Allah:

 

"YA TUHANKU, SESUNGGUHNYA KAUMKU TELAH MENDUSTAKAN AKU (117); KARENA ITU BERIKANLAH KEPUTUSAN ANTARA AKU DENGAN MEREKA; SELAMATKANLAH AKU DAN ORANG-ORANG MUKMIN YANG BESERTAKU.” (118) (Surah asy-Syu'ara [26] ayat 117-118)

 

Padahal Nabi Nuh sebelumnya sudah menjelaskan siapa dia.

 

“SESUNGGUHNYA AKU ADALAH SEORANG RASUL  KEPERCAYAAN  (YANG   DIUTUS)  

KEPADAMU,(107)MAKA BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN  TAATLAH KEPADAKU"                                       (108)DAN AKU SEKALI-KALI TIDAK MINTA UPAH KEPADAMU ATAS AJAKAN-AJAKAN     

ITU; UPAHKU TIDAK LAIN HANYALAH  DARI TUHAN SEMESTA ALAM (109)”(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 107-109)

 

Permintaan Nabi Nuh dalam rangka melaksanakan perintah Allah itu boleh dibilang sederhana: ”...BERTAKWALAH KEPADA ALLAH DAN TAATLAH KEPADAKU".(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 110)

 

Ternyata kaum nabi Nuh yang semula terkesaan hanya memberi tanggapan menghina beliau, kemudian kian kerasah tanggapannya:

 

"SUNGGUH JIKA KAMU TIDAK (MAU) BERHENTI MENYERU, HAI NUH, NISCAYA BENAR-BENAR KAMU AKAN TERMASUK ORANG-ORANG YANG DIRAJAM.” (Surah asy-Syu'ara [26] ayat 116)

 

 

Dalam keadaan seperti itu maka Nabi Nuh menyerahkan permasalah kembali kepada Allah dengan permohonannya:

 

"YA TUHANKU, SESUNGGUHNYA KAUMKU TELAH MENDUSTAKAN AKU (117); KARENA ITU BERIKANLAH KEPUTUSAN ANTARA AKU DAN MEREKA; SELAMATKANLAH AKU DAN ORANG-ORANG MUKMIN YANG BESERTAKU(118).” (Surah asy-Syu'ara [26] ayat 117-118)

 

Terhadap “penyerahan” dengan kepasrahan ini Allah mengabulkan doa nabi Nuh, maka kaum Nabi Nuh yang durhaka itu pun ditenggelamkan, sedangkan yang beriman diselamatkan.

 

“MAKA KAMI SELAMATKAN NUH DAN ORANG-ORANG YANG BESERTANYA DI DALAM    

KAPAL YANG PENUH MUATAN (119). KEMUDIAN SESUDAH ITU KAMI TENGGELAMKAN ORANG-ORANG YANG TINGGAL (120)”.(Surah asy-Syu'ara [26] ayat 119-120)

 

Namun demikian yang perlu kita fahami pula adalah bahwa telah dijanjikan oleh Allah bahwasanya untuk kita, kaum nabi Muhammad sampai akhir zaman nanti, malapetaka yang demikian hebat seperti kaum Nabi Nuh maupun kaum-kaum lainnya itu tidaklah akan ditimpakan. Bencana dahsyat yang tidak jarang kita lihat menimpa bangsa kita selama ini, pada hakikatnya “hanyalah” peringatan ataupun ujian dari Allah. Bencana yang benar-benar berupa siksa neraka barulah akan ditimpakan kepada ummat Muhammad di kehidupan akhirat, yaitu jika kesempatan yang telah diberikan oleh Allah untuk bertaubat tidak dimanfaatkan sebelum keburu mati.

 

Semoga sajalah mereka yang bertanggung jawab atas masyarakat bangsa kita ini menyadari fungsi dan tanggung jawabnya sehingga dapat secepatnya berbenah secara menyeluruh untuk kebaikan bersama.

 

 

Wa ‘l-Lahu a'lamu bi ‘sh-shawwab.

 

 

 

==============================

 

 

 

Assalamu 'alaikum wr. wb.

 

 

 

Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

 

Untuk membaca tulisan yang lain kirim e-mail ke:

pelita-hikmah.subscribe@yahoogroups.com.

Permintaan kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya.

 

Wassalam,

H.R.M. Tauhid-al-Amien, dr., MSc., DipHPEd., AIF., AIFO.

                                    e-mail: tauhidhw@gmail.com

 

Jalan Kendangsari Lebar 48 Surabaya    INDONESIA    60292



__._,_.___

Posted by: Rasyid-Mohammad Tauhid-al-Amien <tauhidhw@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment