This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Advertising

Friday 31 August 2012

[wanita-muslimah] Lonely road, busy avenue

There they are...
Branching roads right on the sight
One chooses a gloomy, less traveled road
The other prefers a pleasant, main boulevard

Only then...
Why did one walk along a lonely street?
Why would one thrive over a busy road?
Maybe the answer lies far at the end
It helps us to hold on certainty

So then...
Don't you cry over the past
Emerge wholly into eternal Now
Don't you dwell into the future
Practice compassion to nature

Jakarta, August 2012

Salam
Mia

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Re: [wanita-muslimah] Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 

Ustad Farid seharunya jangan hanya memanasi rakyat Indonesia tetapi bertindak konsisten dan mengusulkan kepada pemerintah RI untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, apalagi Iran menggunakan nama Republik Islam. Juga mengusulkan agar Iran dikeluarkan dari OKI serta mengusulkan ke pemerintah Arab Saudi untuk melarang orang Syiah pergi haji atau umrah.
Kelak kalau misalnya Iran berperang dengan Israel atau AS, jangan pula mengatakan kita harus memblea Iran yang sesama Islam. Baru namanya pemberani dan konsisten.
KM


From: Sunny <ambon@tele2.se>
To: Undisclosed-Recipient@yahoo.com
Sent: Saturday, September 1, 2012 4:28 AM
Subject: [wanita-muslimah] Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 
Ref: Jadi kalau begitu Iran adalah musuh kaum muslimin NKRI, karena lebih dari 90% penduduk Iran beragama Islam aliran Syiah.
 
http://www.hidayatullah.com/read/24540/31/08/2012/umat-islam-harus-jadikan-syiah-musuh-bersama.html
 
Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 
Buku keadilan Sahabat dan kitab-kitab Syiah bukti agenda makar syiah terhadap Islam dan NKRI
Jum'at, 31 Agustus 2012
Hidayatullah.com--Ustad Farid Okbah, pakar Syiah ternama di Indonesia, mengingatkan agar umat Islam menjadikan Syiah sebagai musuh bersama. Hal ini karena agenda syiahnisasi di Indonesia sudah digerakkan secara sistematis.
Menurut ia, Syiah di Indonesia bergerak seperti rayap menggerogoti rumah. Tampilan rumah itu dari luar terlihat indah dan kokoh, namun secara diam-diam kayu-kayu, pondasi, dan tiang rumah (baca: umat Islam) sudah kropos digerogoti (baca: digembosi) oleh rayap Syiah.
"Gerakan Syiah seperti ini bukan hasil (kerja) sehari dua hari. Ini hasil kerja lebih dari 25 tahun. Dan (gerakan Syiah) itu rancangan yang rapi, bertahap dengan dana cukup besar," Jelas Farid Okbah kepada Hidayatullah.com, Kamis (30/08).
Pekerjaan menyelesaikan agenda syiahnisasi di Indonesia harus dihadapi dengan massiv. Semua elemen umat harus terlibat. Umat juga harus diedukasi mengenai kesesatan Syiah dari kitab-kitab asli Syiah.
"Umat Islam tidak akan pernah tahu Syiah itu sesat kalau mereka tidak disosialisasikan ajaran Syiah dari kitab-kitab asli Syiah," katanya.
"Jangan main-main, Syiah itu ingin menggulingkan semua negara yang tidak berdasarkan Syiah. Ini dijelaskan di kitab-kitab asli mereka. Bahkan di buku Keadilan Sahabat mereka menjelaskan secara vulgar untuk melakukan penggulingan kekuasaan terhadap negara yang tidak berdasarkan ahlul bait versi syiah," tambah Farid lagi.
Karena itu, kata ia, menghadapi Syiah harus sistematis dan melibatkan semua kalangan Ahlussunnah wal jamaah. Semua elemen harus diedukasi mengenai kesesatan semua kelompok Syiah. Dari situ umat harus kompak menjadikan Syiah sebagai musuh bersama.
"Inilah kunci penting untuk menyelamatkan akidah umat dari pemurtadan syiahnisasi, di mana sebenarnya semua kepentingan itu mengarah pada paganisme bangsa Shafawis Persia," ucapnya.*
Rep: Thufail Al-Ghifari
Red: Cholis Akba
 


__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 

Jangan kita semakin memperuncing perpecahan antara sesama Muslim.

Meskipun kebenaran sabda Nabi Muhammad SAW bahwa Islam akan terpecah belah dalam berbagai aliran2 seperti Wahabiyyah, Syiah, Mahammadiyah, Persis, LDII dlsb.

Namun selama mereka masih sama2 tetap bersyahadat dan shalat, maka mereka itu tetap saudara2 kita sesama Islam dalam kondisi " perbedaan itu adalah Rahmatan Lil 'Aalamiin " - tidak usah dimusuhi satu sama lain, tetapi justru saling introspeksi karena dalam Islam tidak ada paksaan dalam keyakinan selama masih dalam pkok ( aqidah ) pohon. Sedangkan aliran2 itu seperti cabang2 pohon ( fur'iyah ) semata2. Tidak kaan merusak ke Islaman itu sendiri.

Kecuali aliran2 yang sudah menyimpang dari Al Qur'an seperti halnya : Islam Ahmadiyyah atau Islam Liberal yang hanya membenarkan 85% kandunganAl Qur'an, dlsb.

Demikian  pula umat Islam harus berkeras hati secara kompak, menghimbau negeri2 seperti Suriah, Lybia, Bahrain, Tunisia, Mesir, Indonesia dll agar jangan sekali2 Rakyatnya mendemo secara brutal, memaki2, mecela pemimpin2 mereka. Padahal pemimpin2 itu tidak pernah melarang rakyatnya shalat. Apalagi pemimpin2 itu senantiasa shalat berjamaah bersama2 rakyatnya dan memberi fasilitas2 yang baik. Listrik gratis, sekolah gratis, rumah sakit gratis ,,seperti di Libya itu, mau apa lagi ? Pengen punya tambang minyak juga? .Dasar tamak dan iri hati saja itu NTC ....

Nah itulah dia yang lebih gila lagi, rakyat yang berontak dan dibantu kaum Kafir lagi. Betapa murkanya Allah SWT melihat keadaan rakyat Lybia contohnya, bahkan telah membunuh pemimpin mereka yang paling gemar membangun mesjid2 diberbagai belahan dunia itu.

Lihat saja masjid di Sentul dengan biaya Rp 40 Milyar dan dikelola melalui mubaligh besar KH Arifin Ilham itu ..betapa syi'ar Islam telah terus berkembang bukan ?

Kelak rakyat Libya akan merasakan siksaan Allah SWT negeri mereka akan terus bergolak tiada henti, sekiranya mereka2 NTC yang bodoh itu mau saja dibantu NATO yang jahat itu, tidak bertobat pada Allah SWT atas kejahatan2nya.

Demikian pula Pak Harto, yang telah membangun ribuan masjid dalam " Yayasan Amal Bhakti Panca Sila " itu, betapakah umat Islam tidak merasakan ni'matnya beribadah di masjid2 itu ...?

Hanya gara2 si geogre Soroslah Yahudi Zionis yang ditugaskan menghancurkan uang rupiah, menjadi Rp 15.000 per Us dollar .... Cuma gara2 Pak Harto beli Sukhoi dan batalkan F-16 dan Pak Harto ke Bosnia membantu umat Islam dan bangun masjid besar disana maka Pak Hartopun jatuh  ( Indonesia di terpurukkan ) begitu mudah oleh Zionis bukan ?..

Bukan mahasiswa dan rakyat yang menjatuhkan bukan ? Tetapi preman2 ber-truk2 dikota2 besar Indonesia jelas sangat terorganisir dengan biaya yang siapapun tak akan mampu kecuali i Zionislah yang " mentuntaskan " kejatuhan Pak Harto dengan pembakaran2 mal2, toko2, pemerkosaan wanita2 muda, perampokan2 dan penjarahan yang tak ada ahlaq itu ..

Padahal Pak Harto " tak pernah melarang rakyatnya shalat " bahkan justru berhasil membangun ribuan masjid diseluruh Nusantara itu ..Bukankah sungguh Pak Harto pernah berjihad besar ?

Se zhalim2 pemimpin, selama tidak membuat rakyat kelaparan tidaklah pada tempatnya untuk dijatuhkan, zaman Pak Harto subur makmur nilai Rupiah Rp 1.500 per dollar.sebelum kejatuhannya. Bensin masih Rp 1000 per liter, beras Rp 1000 per kg ...

Masihkah kita bisa menikmati rupiah sebaik itu ?


Bersatulah Umat Islam kembali bernaung dibawah Panji2 Ahlus Sunnah wal Jama'ah ...siapapun mereka Syi'ah, Wahabiyyah, Salafiyah, Muhammadiyyah, Persis, LDII, Islam Kejawen dll dengan mau belajar lebih banyak pada ulama2 besar di Hadramaut, Makkah, Madinah dan Indonesia - Mereka ada;ah Ulama2 keturunan Rasulullah SAW maupun ulama2 pengikut ajaran mereka yang demikian luas dan berahlaq tinggi, agar ke Islaman mereka lebih diperbaiki ... itulah satu2nya jalan ..sesuai Sabda Nabi kita SAW :

" Ketahuilah, sesungguhnya perumpamaan Ahlul Baiti ku diantara kalian adalah seperti kapal Nuh diantara kaumnya. Barang siapa menaikinya ia pun selamat dan siapa pun tertinggal olehnya ia pun tenggelam ".                                             

                                                                                                                                     ( H.R. MUSLIM )



Wa'asssalam / Ismail Ibrahim.


2012/8/31 Abdul Mu'iz <muizof@yahoo.com>
 

Hidayatullah.com cs itu provokator paling gemar memberitakan agamawan hardliner.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Date: Fri, 31 Aug 2012 23:28:08 +0200
To: <Undisclosed-Recipient>
Subject: [wanita-muslimah] Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 

Ref: Jadi kalau begitu Iran adalah musuh kaum muslimin NKRI, karena lebih dari 90% penduduk Iran beragama Islam aliran Syiah.
 
 

Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama


 
Buku keadilan Sahabat dan kitab-kitab Syiah bukti agenda makar syiah terhadap Islam dan NKRI

Jum'at, 31 Agustus 2012

Hidayatullah.com--Ustad Farid Okbah, pakar Syiah ternama di Indonesia, mengingatkan agar umat Islam menjadikan Syiah sebagai musuh bersama. Hal ini karena agenda syiahnisasi di Indonesia sudah digerakkan secara sistematis.

Menurut ia, Syiah di Indonesia bergerak seperti rayap menggerogoti rumah. Tampilan rumah itu dari luar terlihat indah dan kokoh, namun secara diam-diam kayu-kayu, pondasi, dan tiang rumah (baca: umat Islam) sudah kropos digerogoti (baca: digembosi) oleh rayap Syiah.

"Gerakan Syiah seperti ini bukan hasil (kerja) sehari dua hari. Ini hasil kerja lebih dari 25 tahun. Dan (gerakan Syiah) itu rancangan yang rapi, bertahap dengan dana cukup besar," Jelas Farid Okbah kepada Hidayatullah.com, Kamis (30/08).

Pekerjaan menyelesaikan agenda syiahnisasi di Indonesia harus dihadapi dengan massiv. Semua elemen umat harus terlibat. Umat juga harus diedukasi mengenai kesesatan Syiah dari kitab-kitab asli Syiah.

"Umat Islam tidak akan pernah tahu Syiah itu sesat kalau mereka tidak disosialisasikan ajaran Syiah dari kitab-kitab asli Syiah," katanya.

"Jangan main-main, Syiah itu ingin menggulingkan semua negara yang tidak berdasarkan Syiah. Ini dijelaskan di kitab-kitab asli mereka. Bahkan di buku Keadilan Sahabat mereka menjelaskan secara vulgar untuk melakukan penggulingan kekuasaan terhadap negara yang tidak berdasarkan ahlul bait versi syiah," tambah Farid lagi.

Karena itu, kata ia, menghadapi Syiah harus sistematis dan melibatkan semua kalangan Ahlussunnah wal jamaah. Semua elemen harus diedukasi mengenai kesesatan semua kelompok Syiah. Dari situ umat harus kompak menjadikan Syiah sebagai musuh bersama.

"Inilah kunci penting untuk menyelamatkan akidah umat dari pemurtadan syiahnisasi, di mana sebenarnya semua kepentingan itu mengarah pada paganisme bangsa Shafawis Persia," ucapnya.*

Rep: Thufail Al-Ghifari
Red: Cholis Akba
 


__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Bls: [wanita-muslimah] Muhammadiyah usulkan 3 pejuang kemerdekan menjadi Pahlawan Nasional

 


Piagam Jakarta yg terkenal dgn Tujuh kata itu adalah:
"... dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya..."


 
Puarman
hp: 0856 8809 666
Pin bb: 26A1D5BB
email: admin@rumah-muslim.com


Dari: Sunny <ambon@tele2.se>
Kepada: Undisclosed-Recipient@yahoo.com
Dikirim: Sabtu, 1 September 2012 4:58
Judul: [wanita-muslimah] Muhammadiyah usulkan 3 pejuang kemerdekan menjadi Pahlawan Nasional

 
 
 

Muhammadiyah usulkan 3 pejuang kemerdekan menjadi Pahlawan Nasional

Bilal
Jum'at, 31 Agustus 2012 17:49:18
JAKARTA (Arrahmah.com) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengusulkan pemberian gelar pahlawan nasional untuk tiga anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yakni Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan Abdoel Kahar Moezakir.
"Ketiganya adalah BPUPKI dan punya andil besar dalam perumusan Piagam Jakarta," kata Ketua Panitia Pengusulan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Fattah Wibisono, Jumat (31/8/2012).
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah AM Fatwa pun menuturkan, melalui momentum ini Muhammadiyah ingin mengingatkan pentingnya hidup berkerukunan bagi bangsa Indonesia.
Menurutnya, anggota-anggota BPUPKI yang berlatar belakang berbeda ini mampu duduk bersama-sama dan mencari solusi memerdekakan Indonesia.
"Sama-sama rembuk. Lalu, disepakati tujuh kata di hapus (dalam Piagam Jakarta)," kata Fatwa.
Saat perumusan dasar negara tersebut, perwakilan dari Indonesia bagian timur mengatakan akan membangun kemerdekaan sendiri jika tujuh kata tetap ada di Piagam Jakarta. Namun, BPUPKI sepakat bersama Bung Karno dan Bung Hatta untuk menghapus tujuh kata itu.
Tujuh kata itu adalah:
"... dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya..."
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan audiensi dengan Ketua MPR RI Taufik Kiemas yang didampingi oleh Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Tohari. Selain mengusulkan tiga nama, Muhammadiyah juga mengusulkan agar masalah gelar Pahlawan Nasional Bung Karno dan Bung Hatta cepat diselesaikan.
Ketua MPR RI menyambut gembira usulan ini. Taufiq Kiemas akan meneruskan usulan ini ke Presiden SBY.
"Terima kasih semua yang telah hadir. Kalau kita bisa menyelesaikan ini dengan baik dan Pak SBY supaya menyelesaikan ini sebab Presiden yang akan datang jauh sekali jaraknya dengan peristiwa bersejarah ini," kata Taufiq dalam audiensi tersebut.
Taufiq berharap usulan ini diterima dan ketiganya diberi gelar Pahlawan Nasional.
"Mudah-mudahan yang diinginkan pengurus PP Muhammadiyah bisa dilaksanakan dengan baik," jelasnya. (bilal/dbs/arrahmah.com)


__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Injustice motivates domestic workers to commit suicide’

 

 

Injustice motivates domestic workers to commit suicide'

 

KUWAIT: The increasing suicide rate among domestic workers in Kuwait is an indication of the suffering and abuse they suffer at the hands of some sponsors, stated a local human rights organization recently. In a statement, it called for "immediate and adequate governmental action to diagnose and tackle the problem."

"While it cannot be described as a phenomenon in the society, the issue remains a serious problem that concerns all organizations supporting human rights and people's basic freedoms," reads a statement released recently by the Kuwaiti Society for the Basic Principles of Human Rights (KSBPHR), suggesting that "the increase in suicide cases among domestic worker is met with inadequate governmental action to address the root causes of the problem." The KSBPHR believes that this problem not only affects the well-being of domestic workforce in Kuwait, but also "damages Kuwait's international image by showing it as a country where human rights and dignity are not respected."

Furthermore, the society demanded in the statement that is posted on their website that 'the domestic workers law,' which protects rights of housemaids, and the 'anti-human trafficking law' are enforced as soon as possible "to protect the rights of the vulnerable and sponsors alike." Moreover, the KSBPHR urged authorities to cooperate with civil society institutions to carry out investigations and studies to diagnose the reasons which drive workers and housemaids to commit suicide.

"A housemaid might commit suicide following sexual assault, and a worker can choose to end his life after being subjected to insult or severe physical assault by the sponsor," the statement read. Abuse and mistreatment committed by sponsors or their family members leaves a negative psychological effect that according to the KSBPHR "adds to the feeling of injustice and psychological pressure that drive them to commit suicide."

The society called to understand the situation facing many domestic workers "who come from poor environments with the responsibility of supporting their families," adding that workers in this case feel depressed "when they are deprived of their legal rights such as unpaid salaries, overwork and the lack of a hotline through which they can report cases of abuse." The society also urged people to "recognize and respect the God-given rights of domestic workers whose well-being becomes the responsibility of the family as soon as they enter their house." (Source: Official website of the Kuwaiti Society for the Basic Principles of Human Rights

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Keliling Ceramah di New York, Lawan Mitos Perawan Tua

 

 

Keliling Ceramah di New York, Lawan Mitos Perawan Tua

RIKO NOVIANTORO/INDOPOS BERI PENCERAHAN: Nurul Indriyani mengukir prestasi gemilang.

RIKO NOVIANTORO/INDOPOS BERI PENCERAHAN: Nurul Indriyani mengukir prestasi gemilang.

Nurul Indriyani, BIAAG Ambassador Plan asal Indonesia

Nurul Indriyani berhasil membongkar tradisi pernikahan dini di masyarakat. Kepeloporannya itu mengantarkan dirinya menjadi BIAAG Ambassador Plan asal Indonesia. Bagaimana sosoknya? RIKO NOVIANTORO, Jakarta

Desa Padang, Kecamatan Tanjungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mendadak banyak didatangi penggiat sosial. Ini setelah pelajar asal desa itu telah mengukir prestasi mengejutkan. Nurul Indriyani lah yang membawa harum nama kampung halamannya di pentas dunia. Bahkan secara berani gadis yang masih duduk di kursi kelas I Madrasah Aliyah Mambaul Ulum itu membongkar tradisi masyarakat lokal.

''Aku hanya ingin memberikan pencerahan bahaya nikah dini pada teman sekolah dan tetangga sekitar,'' ujar Nurul Indriyani sambil menyeka keringat di dahi. Hari itu udara di Jakarta memang cukup panas. Nurul sengaja datang untuk hadir dalam peringatan Hari Anak Nasional 2012 yang digelar di TMII, Jakarta. Kehadirannya mendapat respons Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Bahkan mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Apa yang dilakukan Nurul? Putri ke tiga dari empat bersaudara ini membongkar tradisi buruk masyarakat Grobogan dalam sebuah penelitian.

Hasilnya mengungkap angka pernikahan dini di kecamatannya sangat tinggi. ''Dari penelitian itu saya mulai bergerak membangun kesadaran menikah dini adalah persoalan serius,'' ujarnya dengan logat Jawa yang kental. Disebutkan Nurul, hasil penelitian itu memperlihatkan anak menikah dini pada usia 13-18 tahun. Jumlahnya mencapai 53 anak.

Tentu, kata gadis penggemar bakso itu memastikan kenyataan tersebut sebagai masalah genting. Sebab, masyarakat menilai pernikahan dini sebagai budaya yang baik. ''Ada mitos di kalangan masyarakat kalau anak gadis tidak menikah pada usia 15 tahun, maka bakal mendapatkan duda dan hidup susah,'' paparnya tertawa kecil. Udara panas Jakarta kembali membuat Nurul menyeka keringatnya.

Wajahnya seperti tak nyaman dengan bulir keringat yang menitik. Baju seragam yang dikenakannya pun terlihat mulai basah. Jilbab yang digunakan tak lagi tertata baik. "Panas banget Jakarta, ya,'' imbuhnya di sela pembicaraan. Dorongan membangun kesadaran menunda nikah dini bukan sebatas dari hasil riset. Nurul ternyata menjadi bagian dari akibat nikah dini. "Ibu saya itu nikah usia 15 tahun. Kondisi ekonominya pun tak begitu baik. Ditambah jumlah anak yang juga banyak,'' paparnya. Buruknya pengalaman itulah, lanjut dia, yang membuat gerakan menunda nikah dini begitu memuncak.

Berbagai kesempatan selalu menyampaikan idenya itu. Melihat kesungguhan Nurul berbuah dukungan. Lembaga non pemerintah mensupport idenya itu. ''Saya mendapat dukungan semangat dari Plan Indonesia,'' ungkap Nurul. Sejak itulah, dia merasa upayanya lebih terarah. Memiliki target lebih baik, serta optimal hasilnya. Dia merasa mitos itu cukup berpengaruh di tengah masyarakat. Harus diubah mitos tersebut melalui fakta-fakta.

''Itulah tekad saya. Mengubah mitos masyarakat,'' tambahnya. Lantas bagaimana dijadikan ambassador Plan Indonesia? Nurul menjelaskan, Plan Indonesia memiliki program terkait penyadaran nikah dini di kalangan pelajar. Program itu diikuti secara penuh seksama. Lembaga Plan, tegas dia, menggelar event International Day of The Girl di markas PBB, New York.

Proses seleksi itu dilakukan secara berjenjang. ''Saya terpilih mewakili remaja Asia-Pasifik dalam event itu,'' pungkasnya. Nurul mengalahkan sejumlah remaja dari berbagai negara. Antara lain Malaysia, Thailand, Filipina, dan China. Nurul pun terpilih sebagai Because I Am A Girl (BIAAG) Ambasador Plan asal Indonesia. Prestasi itulah yang mengantar Nurul harus berkeliling sejumlah sekolah di New York untuk berceramah tentang penundaan nikah dini. (*)

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Muhammadiyah usulkan 3 pejuang kemerdekan menjadi Pahlawan Nasional

 

 
 

Muhammadiyah usulkan 3 pejuang kemerdekan menjadi Pahlawan Nasional

Bilal

Jum'at, 31 Agustus 2012 17:49:18

JAKARTA (Arrahmah.com) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengusulkan pemberian gelar pahlawan nasional untuk tiga anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yakni Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan Abdoel Kahar Moezakir.

"Ketiganya adalah BPUPKI dan punya andil besar dalam perumusan Piagam Jakarta," kata Ketua Panitia Pengusulan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Fattah Wibisono, Jumat (31/8/2012).

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah AM Fatwa pun menuturkan, melalui momentum ini Muhammadiyah ingin mengingatkan pentingnya hidup berkerukunan bagi bangsa Indonesia.

Menurutnya, anggota-anggota BPUPKI yang berlatar belakang berbeda ini mampu duduk bersama-sama dan mencari solusi memerdekakan Indonesia.

"Sama-sama rembuk. Lalu, disepakati tujuh kata di hapus (dalam Piagam Jakarta)," kata Fatwa.

Saat perumusan dasar negara tersebut, perwakilan dari Indonesia bagian timur mengatakan akan membangun kemerdekaan sendiri jika tujuh kata tetap ada di Piagam Jakarta. Namun, BPUPKI sepakat bersama Bung Karno dan Bung Hatta untuk menghapus tujuh kata itu.

Tujuh kata itu adalah:

"... dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya..."

Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan audiensi dengan Ketua MPR RI Taufik Kiemas yang didampingi oleh Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y. Tohari. Selain mengusulkan tiga nama, Muhammadiyah juga mengusulkan agar masalah gelar Pahlawan Nasional Bung Karno dan Bung Hatta cepat diselesaikan.

Ketua MPR RI menyambut gembira usulan ini. Taufiq Kiemas akan meneruskan usulan ini ke Presiden SBY.

"Terima kasih semua yang telah hadir. Kalau kita bisa menyelesaikan ini dengan baik dan Pak SBY supaya menyelesaikan ini sebab Presiden yang akan datang jauh sekali jaraknya dengan peristiwa bersejarah ini," kata Taufiq dalam audiensi tersebut.

Taufiq berharap usulan ini diterima dan ketiganya diberi gelar Pahlawan Nasional.

"Mudah-mudahan yang diinginkan pengurus PP Muhammadiyah bisa dilaksanakan dengan baik," jelasnya. (bilal/dbs/arrahmah.com)

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 

Hidayatullah.com cs itu provokator paling gemar memberitakan agamawan hardliner.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Sunny" <ambon@tele2.se>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Fri, 31 Aug 2012 23:28:08 +0200
To: <Undisclosed-Recipient>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama

 

Ref: Jadi kalau begitu Iran adalah musuh kaum muslimin NKRI, karena lebih dari 90% penduduk Iran beragama Islam aliran Syiah.
 
 

Umat Islam Harus Jadikan Syiah Musuh Bersama


 
Buku keadilan Sahabat dan kitab-kitab Syiah bukti agenda makar syiah terhadap Islam dan NKRI

Jum'at, 31 Agustus 2012

Hidayatullah.com--Ustad Farid Okbah, pakar Syiah ternama di Indonesia, mengingatkan agar umat Islam menjadikan Syiah sebagai musuh bersama. Hal ini karena agenda syiahnisasi di Indonesia sudah digerakkan secara sistematis.

Menurut ia, Syiah di Indonesia bergerak seperti rayap menggerogoti rumah. Tampilan rumah itu dari luar terlihat indah dan kokoh, namun secara diam-diam kayu-kayu, pondasi, dan tiang rumah (baca: umat Islam) sudah kropos digerogoti (baca: digembosi) oleh rayap Syiah.

"Gerakan Syiah seperti ini bukan hasil (kerja) sehari dua hari. Ini hasil kerja lebih dari 25 tahun. Dan (gerakan Syiah) itu rancangan yang rapi, bertahap dengan dana cukup besar," Jelas Farid Okbah kepada Hidayatullah.com, Kamis (30/08).

Pekerjaan menyelesaikan agenda syiahnisasi di Indonesia harus dihadapi dengan massiv. Semua elemen umat harus terlibat. Umat juga harus diedukasi mengenai kesesatan Syiah dari kitab-kitab asli Syiah.

"Umat Islam tidak akan pernah tahu Syiah itu sesat kalau mereka tidak disosialisasikan ajaran Syiah dari kitab-kitab asli Syiah," katanya.

"Jangan main-main, Syiah itu ingin menggulingkan semua negara yang tidak berdasarkan Syiah. Ini dijelaskan di kitab-kitab asli mereka. Bahkan di buku Keadilan Sahabat mereka menjelaskan secara vulgar untuk melakukan penggulingan kekuasaan terhadap negara yang tidak berdasarkan ahlul bait versi syiah," tambah Farid lagi.

Karena itu, kata ia, menghadapi Syiah harus sistematis dan melibatkan semua kalangan Ahlussunnah wal jamaah. Semua elemen harus diedukasi mengenai kesesatan semua kelompok Syiah. Dari situ umat harus kompak menjadikan Syiah sebagai musuh bersama.

"Inilah kunci penting untuk menyelamatkan akidah umat dari pemurtadan syiahnisasi, di mana sebenarnya semua kepentingan itu mengarah pada paganisme bangsa Shafawis Persia," ucapnya.*

Rep: Thufail Al-Ghifari
Red: Cholis Akba
 

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] FPI thrives when mainstream Muslim groups remain silent

 

 

Convenient thugs

 
Written by Henky Widjaja

FPI thrives when mainstream Muslim groups remain silent


Henky Widjaja

widjaja1.jpg
FPI national head Habib Rizieq. Banner reads 'We are Indonesia! Neither civil nor adat (customary) law will ever rival Allah's law'
Henky Widjaja

For the first time last year in Makassar, the Islamic Defenders' Front (FPI) conducted raids on food outlets trading during daylight hours in the Islamic fasting month. Raids during Ramadhan are not in themselves new. Another organisation, Laskar Jundullah, launched a series of raids on hotels and entertainment venues in the early 2000s. But these attacks on food outlets marked FPI's emergence as South Sulawesi's leading Islamic paramilitary organisation, and one that was more confident than its predecessors to intervene in new areas of daily life.

Across Indonesia, many groups have long disapproved of FPI and their vigilante attacks. When the group raided an interfaith gathering at the national monument in Jakarta in 2008, former president Abdurrahman Wahid called for the group to be disbanded. Most recently, adat (traditional culture) groups rejected FPI's attempt to form a branch in the Central Kalimantan's capital city Palangkaraya, a crowd gathering at the airport to ensure FPI leaders did not disembark from their commercial flight. In Makassar, too, human rights groups and secular NGOs organised large protests against FPI's vigilante attacks.

Yet the group continues to operate, and typically receives only a slap on the wrist for its violent actions. FPI's national head, Habib Rizieq, received just an 18 month sentence for inciting FPI members to carry out the national monument attack. In Makassar, after their food stall attacks went unchallenged, FPI attacked the provincial secretariat of Ahmadiyah, an Islamic sect that has suffered violence and harassment across Indonesia. Only then did police arrest FPI's provincial chief and two of his followers. The trio were sentenced only to the five months they had already served in prison by the time of their trial, a token punishment that saw the men immediately released.

To understand why FPI can operate as it does in Makassar, we need to examine the attitudes of mainstream Islamic groups to the organisation. Amidst the chorus of criticism of FPI in Makassar, these groups have remained noticeably silent. Their silence reflects an unease regarding social ills that they share with FPI, stemming from increased conservatism in society. When mainstream groups feel the government is not acting on their concerns, FPI serves as a convenient pressure group.

Following in Laskar Jundullah's footsteps

Since FPI established a branch in South Sulawesi in 2008, it has followed in the footsteps of fellow Islamic militia Laskar Jundullah, doing best in districts known to be Laskar Jundullah strongholds. Often, the two groups share followers and supporters. In Bulukumba, for example, FPI established a branch in February 2011. Soon after, the two groups came together in protest over a decision by the district government to allow Catholics to conduct mass in the disused former office of the district head. Minority religions are a common target for FPI, who act as a leading pressure group to seek to prevent them establishing places of worship, whether temporary or permanent.

Laskar Jundullah itself was established in 2000 as the paramilitary wing of the South Sulawesi-based Preparatory Committee for the Implementation of Islamic Law (KPPSI). KPPSI was a political front led by Aziz Kahar Muzakkar, one of the sons of Kahar Muzakkar, a leader of a Darul-Islam rebellion in the 1950s and 1960s. KPPSI achieved some initial successes, inspiring many districts and municipalities issued local regulations based on Shari'a. During the same period, Laskar Jundullah reached the height of its influence. Headquartered in Makassar, the militia also established branches in other municipalities and districts. It was well-known for its violent acts, with political scientist Michael Buehler observing that the militia serves as a kind of informal Shari'a police force in many districts and also helps candidates in many district head elections to intimidate their rivals.

But two rounds of arrests in 2002 marked Laskar Jundullah's downfall. First, Laskar Jundullah's head Agus Dwikarna was arrested in the Philippines in 2002 in possession of explosives. Then eight Laskar Jundullah members were convicted for the December 2002 Makassar bombings, which targeted a McDonalds restaurant in the Jusuf Kalla-owned Ratu Indah Mall as well as a car dealership owned by Kalla. One rumour suggested that Kalla, a KPPSI advisor, was attacked for not delivering on a promise to help free Dwikarna. Another interpretation maintained that Kalla was targeted because Laskar Jundullah disapproved of his role in brokering the Malino peace accord in the Poso conflict, where the group had sent fighters.

The bombings were a serious miscalculation on Laskar Jundullah's part. Elite supporters abandoned the group, which was forced to scale back its operations and relocate its headquarters to the small coastal town of Pare-Pare. Nevertheless, Laskar Jundullah has maintained political support at district-level in some parts of South Sulawesi such as Bulukumba, and continues to operate in these districts.

Explaining immunity

FPI is also active outside Laskar Jundullah strongholds. In December 2010, FPI members disbursed a transgender beauty pageant in Makassar, proclaiming the event in violation of Shari'a. The group has also repeatedly raided parks to search for prostitutes, and has targeted street vendors and kiosks selling alcohol. As in many other provinces in Indonesia, FPI has also repeatedly attacked the local Ahmadiyah congregation, and demanded that the provincial government ban the group.

The attacks on Ahmadiyah spurred calls to ban FPI in South Sulawesi by local human rights groups and secular NGOs, along with research institutes and youth organisations affiliated with the mainstream Islamic groups. The provincial government has resisted these calls, claiming that they do not have the legal grounds to disband the group. In part, government inaction reflects FPI's elite backing. But this inaction also shows that conservative Muslims have become a significant political constituency in South Sulawesi, which political leaders are reluctant to alienate by taking firm action against FPI.

One sign of rising religious conservatism in South Sulawesi over the past decade is increasingly open displays of Islamic piety. It is no longer considered old-fashioned to wear Islamic dress, join a prayer group or send one's children to an Islamic school. Public piety is now in fact a sign of social status, amid efforts to make religion fun and trendy. These social changes are supported by Shari'a-inspired regional regulations, which promote an explicitly religious lifestyle. The relationship between the two is mutually reinforcing: the more popular such lifestyles become, the more incentive there is for politicians to enact Shari'a-inspired regulations to win votes and raise funds.

As conservatism has grown, Islamic politicians have also achieved new electoral success. One clear example is the electoral fortunes of Kahar Muzakkar's three sons. Aziz Kahar Muzakkar has twice won office as one of South Sulawesi's four representatives on the national Regional Representative Council (DPD), although he also unsuccessfully ran for governor in 2007. His brother Buhari Kahar Muzakkar is a provincial parliamentarian for Islamic party PAN, while Andi Muzakkar is the district head in Luwu. At the same time, other political figures have started to return to KPPSI, seeking to gain popularity by pledging their support for the implementation of Shari'a laws or calling for the release of Laskar Jundullah head Agus Dwikarna.

As well as contributing to the impunity enjoyed by FPI, rising conservatism also helps the organisation to gain young, well-educated members. People often assume FPI's ranks are populated with thugs and criminals, but many members have good jobs at top companies and government departments. Joining groups like FPI can also be a way into politics for educated youths, when these organisations have elite backing or unofficial associations with political parties. FPI and its ilk are also attractive because they are visible advocates of issues that concern Muslims, and sometimes take direct action. These issues include support for Palestine, as well as domestic problems such as religious conflicts and moral degradation.

More broadly, university campuses have long been home to radical groups. Members of these student groups then joined mainstream radical organisations such as Laskar Jihad, which sent volunteers to Ambon and Poso during the violent conflicts there. Some students conducted sweepings to look for non-Muslim students at the height of these conflicts, or have carried out other violent acts, such as burning a Catholic church on Hasanuddin University campus in 2009.

Support from mainstream groups

FPI's symbiotic relations with elites and the state's failure to curb religious violence have each contributed to the organisation's rise. But the ambiguous attitudes of mainstream Islamic groups have been another key factor. Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah both objected when calls to ban FPI peaked earlier this year. One interpretation of this stance might be that these groups want to maintain their progressive credentials by supporting secular and tolerant movements, while also pleasing conservative and radical constituents. For Nahdlatul Ulama in particular, this represented a significant shift. NU had itself urged a ban after FPI wounded some of its members in their 2008 Monas attack. In NU strongholds in Java such as Jember and Banyumas, pressure from NU also forced FPI to dissolve its local chapters.

widjaja2.jpg
FPI has emerged as South Sulawesi's leading Islamic paramilitary group
Henky Widjaja

NU's change of heart suggests a new resonance of FPI's name as the 'Islamic Defenders' Front' for other Islamic organisations. When NU and Muhammadiyah objected to calls for a ban, each emphasised the role of FPI in 'embracing virtue and rejecting vice' (amar ma'ruf nahi mungkar), contrasting it to the slow response of state authorities to issues of concern to Muslims. A senior member of NU's youth wing, Choirul Anam, urged the groups members not to lend their voice to calls for a ban, saying people must look at the root cause of FPI's actions – the lack of law enforcement in cases where social norms are flouted – rather than to simply blame the group. Along similar lines, senior Muhammadiyah figure Agus Trisundani observed that despite its shortcomings, FPI was needed to maintain the spirit of amar ma'ruf nahi mungkar among Indonesian Muslims.

Calls to ban FPI also spurred demands that the government ban secular and liberal groups, including the prominent Liberal Islamic Network (JIL). Even Hasyim Muzadi, a progressive figure and former NU chairperson, made comments of this sort. While criticising FPI's violent acts, Muzadi deemed that efforts to ban FPI would be ineffective, and said that if FPI were banned, the government should also outlaw organisations that exploited issues such as humanity and democracy to promote foreign interests in Indonesia.

Attack dog?

Last September, the anti-secrecy website Wikileaks published the leaked US diplomatic cables reporting that FPI had been sponsored by the Indonesian security forces to play the role of 'attack dog', making it possible for the military to intimidate various targets without incurring the criticism that direct action would have generated.

FPI might play the same role for other Islamic organisations. In South Sulawesi, it is part of the Forum Umat Islam (FUI), which also counts among its members Hizbut Tahrir, Nahdlatul Ulama, Wahda Islamiyah, PITI (The Association of Chinese Indonesian Muslims), and KPPSI. It operates in tandem with other groups in this forum in activities such as the protests against Ahmadiyah. Mainstream groups, such as Muhammadiyah and NU, take no active part when FPI acts violently in South Sulawesi though. But nor do they raise their voices in condemnation. Their silence may well be a sign of approval, and reflect a symbiotic relationship whereby vigilante groups like FPI exert pressure on issues of mutual concern.

Viewed in this light, FPI and other similar groups in Indonesia are likely to continue to operate for as long as there is demand for their services. It is hard to imagine them disappearing any time soon given the growing conservatism in society, the ongoing failure of the state to address the problem religious violence and the ambiguous attitude of mainstream Islamic groups.

Henky Widjaja (h.widjaja@law.leidenuniv.nl) is a PhD researcher in Anthropology at Leiden University and currently stationed at the Van Vollenhoven Institute, Leiden Law School, The Netherlands.

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___