This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Advertising

Tuesday 31 May 2011

[wanita-muslimah] KUMPULAN HADITS 9 IMAM LENGKAP (GRATIS)

 

Asslkm.wr.wb

Ada info bagus. Kumpulan hadits 9 imam lengkap dapat diakses GRATIS di
www.lidwa.com

Wasslkm.wr.wb

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] masalah ibu hamil dan lansia di KRL jabodetabek

 

Tidak adanya kursi khusus lansia, ibu hamil, dan penderita difabel (cacat fisik) di sarana
transportasi umum, menunjukkan tingkat ke-beradab-an bangsa kita yang masih rendah. Bahkan kalau
ada peraturan dan yang melanggar ditegur, ia justru memarahi yang menegur. Seperti misalnya harus
antri, dilarang merokok di tempat umum yang tertutup, memotong jalan dari kiri, "ngetem" di
tikungan, dsb. Semua itu menunjukkan bahwa tingkat beradab bangsa Indonesia masih rendah. Kita
belum masuk ke kelas bangsa yang beradab.
KM

----Original Message----
From: hanjakal@gmail.com
Date: 01/06/2011 9:35
To: <undisclosed-recipients:;>
Subj: [wanita-muslimah] masalah ibu hamil dan lansia di KRL jabodetabek

berikut ini adalah email yang saya sampaikan kepada sebuah milis yang
berkaitan dengan KRL, nah bagi para pengguna KRL yang memiliki IDE untuk
peningkatan pelayanan KRL dan memiliki kesempatan untuk hadir dalam :

Topik : Meningkatkan pelayanan KRL Jabodetabek : Mulai dari Yang Kecil

Lokasi : Restoran Q'Nudle, Dekat Stasiun Sudirman - Dukuh Atas

Time/Date : 17.00 - selesai, rabu, 1 Juni 2011

semoga bisa memberikan ide2 lain yang lebih kreatif dan meningkatkan
pelayanan KRL dimasa yang akan datang, terima kasih

para sesepuh sekalian... saya mohon waktu sebentar untuk bicara,..
> menanggapi banyaknya keluhan ibu Hamil dan Lansia wanita yang kesulitan
> menghadapi "dingin"nya persoalan kursi TDP & gerbong KKW saya mohon untuk
> memikirkan Nasib Ibu Hamil dan Lansia ini agar dapat prioritas 1 gerbong
> khusus untuk mereka.
>
> semoga dapat direalisasikan ide dari newbie ini atau setidaknya bisa
> disuarakan keluhan mereka pada saat pertemuan akbar nanti sore, semoga tidak
> hanya memprioritaskan masalah rencana "hilang"nya express doang... atas
> perhatian para sesepuh sekalian saya pribadi mengucapkan banyak terima
> kasih.
>
> Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan juga atas kelancangan newbie
> bicara diforum ini..
>
>
>
>

--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] masalah ibu hamil dan lansia di KRL jabodetabek

 

berikut ini adalah email yang saya sampaikan kepada sebuah milis yang
berkaitan dengan KRL, nah bagi para pengguna KRL yang memiliki IDE untuk
peningkatan pelayanan KRL dan memiliki kesempatan untuk hadir dalam :

Topik : Meningkatkan pelayanan KRL Jabodetabek : Mulai dari Yang Kecil

Lokasi : Restoran Q'Nudle, Dekat Stasiun Sudirman - Dukuh Atas

Time/Date : 17.00 - selesai, rabu, 1 Juni 2011

semoga bisa memberikan ide2 lain yang lebih kreatif dan meningkatkan
pelayanan KRL dimasa yang akan datang, terima kasih

para sesepuh sekalian... saya mohon waktu sebentar untuk bicara,..
> menanggapi banyaknya keluhan ibu Hamil dan Lansia wanita yang kesulitan
> menghadapi "dingin"nya persoalan kursi TDP & gerbong KKW saya mohon untuk
> memikirkan Nasib Ibu Hamil dan Lansia ini agar dapat prioritas 1 gerbong
> khusus untuk mereka.
>
> semoga dapat direalisasikan ide dari newbie ini atau setidaknya bisa
> disuarakan keluhan mereka pada saat pertemuan akbar nanti sore, semoga tidak
> hanya memprioritaskan masalah rencana "hilang"nya express doang... atas
> perhatian para sesepuh sekalian saya pribadi mengucapkan banyak terima
> kasih.
>
> Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan juga atas kelancangan newbie
> bicara diforum ini..
>
>
>
>

--
Aldo Desatura ® & ©
Twitter = @desatura
YM = desatura
Facebook = hanjakal@gmail.com

================
Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!


Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.

.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Belajar dari Fatimah RA

 

Sent to you by DwS via Google Reader: Belajar dari Fatimah RA via
Republika Online - Hikmah RSS Feed by Siwi Tri Puji B on 5/24/11
Oleh: Abi Muhammad Ismail Halim Kasih sayang orang tua manakah yang
melebihi kasih sayang Rasulullah Muhammad SAW kepada Fatimah RA
putrinya.Seperti dipetik dalam the Stories of Sahabah bahwa Ali RA...
Things you can do from here:
- Subscribe to Republika Online - Hikmah RSS Feed using Google Reader
- Get started using Google Reader to easily keep up with all your
favorite sites

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Find useful articles and helpful tips on living with Fibromyalgia. Visit the Fibromyalgia Zone today!

.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] MER-C: Menkes Lakukan Kebohongan Publik Soal RS di Gaza

motif dari menkes apa yah, mengalihkan dari bikin rumah sakit, jadi bikin
klinik khusus jantung di RS yang sudah ada ?

apa ada keuntungan, baik finansial maupun sosial dari apa yang dilakukan bu
endang ini ?

curious.


salam,
Ari

<http://papabonbon.wordpress.com>


2011/6/1 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>

>
>
> MER-C: Menkes Lakukan Kebohongan Publik Soal RS di Gaza
>
> JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua Presidium Medical Emergency Rescue
> Committee (MER-C) Dr Sarbini Abdul Murad mengungkap adanya kebohongan publik
> yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Endang Sri Rahayu Sedyaningsih.
> Pasalnya, MER-C dan pemerintah telah sepakat untuk membangun rumah sakit di
> Gaza. Namun belakangan pemerintah melalui Menkes berubah haluan dalam proses
> perjalanannya karena Menkes mengatakan tidak mungkin sangat sulit mendirikan
> RS di Gaza karena belum ada tanah.??"
> Padahal tanah sudah ada dari kami sejak setahun yang lalu," terangnya di
> sela-sela peringatan satu tahun kejahatan Israel di kapal Mavi Marmara di
> kantor MER-C, Selasa (31/5/2011).
> Kedua, ia melanjutkan, Menkes di Gaza banyak orang yang menderita penyakit
> jantung sehingga alokasi dana yang sedianya diperuntukkan untuk membangun RS
> di Gaza dialihkan ke RS As-Syifa untuk membuat ruangan khusus penyakit
> jantung.?? "Padahal di sana sedikit yang sakit jantung. Ini alasan tidak
> masuk akal bahwa ibu Menkes telah melakukan pembohongan publik," tandasnya.
> [taz/trb]
>
> http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/05/31/15030/merc-menkes-lakukan-kebohongan-publik-soal-rs-di-gaza/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

[wanita-muslimah] MER-C: Menkes Lakukan Kebohongan Publik Soal RS di Gaza

 

MER-C: Menkes Lakukan Kebohongan Publik Soal RS di Gaza

JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Dr Sarbini Abdul Murad mengungkap adanya kebohongan publik yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Endang Sri Rahayu Sedyaningsih.
Pasalnya, MER-C dan pemerintah telah sepakat untuk membangun rumah sakit di Gaza. Namun belakangan pemerintah melalui Menkes berubah haluan dalam proses perjalanannya karena Menkes mengatakan tidak mungkin sangat sulit mendirikan RS di Gaza karena belum ada tanah.??"
Padahal tanah sudah ada dari kami sejak setahun yang lalu," terangnya di sela-sela peringatan satu tahun kejahatan Israel di kapal Mavi Marmara di kantor MER-C, Selasa (31/5/2011).
Kedua, ia melanjutkan, Menkes di Gaza banyak orang yang menderita penyakit jantung sehingga alokasi dana yang sedianya diperuntukkan untuk membangun RS di Gaza dialihkan ke RS As-Syifa untuk membuat ruangan khusus penyakit jantung.?? "Padahal di sana sedikit yang sakit jantung. Ini alasan tidak masuk akal bahwa ibu Menkes telah melakukan pembohongan publik," tandasnya. [taz/trb]
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/05/31/15030/merc-menkes-lakukan-kebohongan-publik-soal-rs-di-gaza/

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

Re: [wanita-muslimah] Paradigma Baru Feminisme

 

U'm Qomariyah wrote:
1. Kisah superioritas laki-laki bisa dikatakan bermula dari cerita
penciptaan manusia dalam Bibel yang sangat umum dikenal, yakni Adam
diciptakan lebih dahulu dan Hawa diciptakan darinya. Jadi Adam adalah
kreator dari Hawa, sedangkan Hawa diciptakan untuk membantu Adam.
Secara sosial dan moral, Adam lebih superior karena Hawa adalah
penyebab mereka dikeluarkan dari surga - tempat yang secara hakiki
abadi.

2. Dalam Alquran ada beberapa ayat yang mengungkapkan kekhususan
perempuan, yang tak dialami laki-laki. Begitu pula sebaliknya.

Namun kekhususan itu sering disalahpahami dan dijadikan alasan
memojokkan perempuan, sehingga menimbulkan bias gender. Memang
persoalan konseptual akan muncul bila ada benturan antara ketentuan
nash yang bersifat universal dan permanen serta nilai budaya yang
bersifat lokal dan temporer.

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
329. Bukan Theologis Melainkan Sosio-Historis-Kultural

Partai-partai politik dalam era reformasi ini pada bermunculan, di antaranya Partai Perempuan yang diprakarsai oleh novelis La Rose dan Titi Said. Hemat saya, boleh jadi munculnya Partai Perempuan ini yang antara lain menimbulkan inspirasi dari Kohati Korkom UMI. Yaitu pada hari Kamis 2 Juli 1998 Kohati Korkom UMI menyelenggarakan Dialog Kemuslimahan bertempat di Kampus UMI. Saya mendapat amanah memberikan sekapur sirih. Amanah ini saya terima dalam rangka memperingati Mawlud Nabi Muhammad SAW. Saya padatkan sajian sekapur sirih itu seperti berikut.

Secara sosio-historis-kultural dalam dunia Islam ada dua pandangan yang saling bertolak belakang di mata kaum laki-laki mengenai aktivitas perempuan "di luar rumah" terutama bagi yang sudah bersuami. Ada yang membolehkan ada yang menolak. Bahkan tidak kurang jumlahnya dari pihak perempuanpun pasrah menerima statusnya dan mencoba berupaya mencintai dan menyenangi kedudukannya sebagai makhluk manusia nomor dua dengan alasan theologis menurut anggapan mereka.

Sebenarnya pandangan bahwa kaum perempuan adalah sub-ordinat dari kaum laki-laki bertolak dari kisah bahwa Sitti Hawa itu diciptakan Allah dari tulang rusuk Adam yang dicabut tatkala Adam sedang tidur.(*) Bahkan Sitti Hawa dari tulang rusuk Adam ini dijadikan sebagai justifikasi theologis ilmu kejantanan (kaburu'neang) dalam kalangan suku Bugis Makassar, agar kemana saja pergi harus menyisipkan badik di pinggang. Karena belum sempurna sifat jantan dalam dirinya apabila tulang rusuk yang hilang itu tidak disubstitusi dengan badik.

Sikap pasrah sebagian perempuan sebagai sub-ordinat ini timbul, oleh karena secara theologis mereka merasa bersalah kepada laki-laki. Sitti Hawalah yang mempengaruhi membujuk bahkan merengek Adam supaya makan buah larangan. (Iblis menamakan buah larangan ini dengan buah khuldi, artinya buah kekekalan, khuldi dari akar Kha, Lam, Dal artinya kekal).

Sebenarnya kisah di atas itu bersumber dari Israiliyat, yaitu produk budaya bangsa Israil, yang tidak berasal dari wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa AS. Di dalam Al Quran tidak ada disebutkan bahwa Sitti Hawa dari tulang rusuk Adam. Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim memang ada disebutkan bahwa perempuan (bukan Sitti Hawa!) dari tulang rusuk (tidak disebutkan dari rusuknya Adam!). Hadits adalah penjelasan Al Quran, akan tetapi tidak menambah substansi. Jadi perempuan dari tulang rusuk, AL Mar.atu min Dhil'In, adalah metaphoris. Apapula jika dibaca Hadits itu secara lengkap, yang artinya: perlakukanlah perempuan itu dengan bijak, karena perempuan itu dari (baca: bersifat) tulang rusuk. Kalau dibiarkan ia bengkok, kalau dikerasi ia patah.

Kaum perempuan tidak usah dibayang-bayangi rasa bersalah karena Sitti Hawa telah membujuk Adam makan buah larangan, sebab di dalam Al Quran Allah berfirman:

FaazaLlahuma sysyaytha-nu (S. Al Baqarah, 2:36), maka syaytan menipu keduanya.

Ayat (2:36) menjelaskan bahwa tidak ada diskriminasi atas Adam dan Sitti Hawa, yaitu keduanya (huma-) sama-sama bersalah.

Jelaslah bahwa kedudukan diskriminatif perempuan sebagai sub-ordinat laki-laki (wanita dijajah pria sejak dulu menurut nyanyian Sabda Alam), bukanlah bertumpu pada alasan theologis, melainkan hanya bersifat sosio-historis-kultural.

Memang dari segi jasmani ada perbedaan laki-laki dengan perempuan, sebab pada laki-laki normal hormon jantannya 60%, sedangkan hormon betinanya hanya 40%, sedangkan sebaliknya pada perempuan normal hormon betinanya yang 60%, sedangkan hormon jantannya hanya 40%. Hormon jantan sifatnya keras aktif, hormon betina sifatnya lembut pasif, secara nafsani yang jantan merasa melindungi dan betina merasa dilindungi. Itulah sebabnya dalam konteks kehidupan berumah tangga berlaku qaidah: ar rija-Lu qawwa-muwNna 'ala nnisa-i, laki-laki (baca: suami) itu pemimpin atas perempuan (baca: isteri). Suami adalah Kepala Negara, isteri adalah Menteri Dalam Negeri. Juga di dalam lapangan bulu tangkis perempuan game pada angka 11, sedangkan laki-laki pada angka 15.

Akan tetapi secara nafsani dan ruhani tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan, yang secara eksplisit dinyatakan oleh Firman Allah:

Inna lmuslimi-na wa Lmuslima-ti wa lmu'mini-na wa lmu'mina-ti wa lqa-niti-na wa lqa-nita-ti wa shsha-diqi-na wa shsha-diqa-ti wa shsha-biri-na wa shshabira-ti wa lkha-syi-i-na wa lkha-syi'a-ti wa lmutashaddiqi-na wa lmutashaddiqa-ti wa shsha-imi-na wa shsha-ima-ti wa lha-fizhi-na furu-jahum wa lha-fizha-ti wa dzdza-kiri-naLla-ha katsi-ran wa dza-kira-ti a'addaLla-hu maghfiratan wa ajran 'azhi-man (S. Al Ahza-b, 33:35).

yang artinya: Sesungguhnya orang-orang Islam laki-laki dan orang-orang Islam perempuan, orang-orang beriman laki-laki dan orang-orang beriman perempuan, orang-orang taat laki-laki dan orang-orang taat perempuan, orang-orang benar laki-laki dan orang-orang benar perempuan, orang-orang sabar laki-laki dan orang-orang sabar perempuan, orang-orang khusyu' laki-laki dan orang-orang khusyu' perempuan, orang-orang dermawan laki-laki dan orang-orang dermawan perempuan, orang-orang berpuasa laki-laki dan orang-orang berpuasa perempuan, orang-orang laki-laki yang memelihara kesuciannya dan orang-orang perempuan yang memelihara kesuciannya, orang-orang laki-laki yang berzikir banyak-banyak dan orang-orang perempuan yang berzikir, maka Allah menyediakan bagi mereka pahala yang besar.

Alhasil para muslimat dapat saja aktif berpolitik dengan persyaratan memiliki sifat-sifat terpuji menurut ayat (33:35) dan bagi yang telah berumah tangga sanggup membagi waktunya dan mendapat izin dari suaminya. Bahkan dapat pula mendirikan Partai Muslimat yang berasaskan Islam, mengapa tidak ?! WaLla-hu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 5 Juli 1998
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/1998/07/329-bukan-theologis-melainkan-sosio.html

-------------
(*) Telah dibahas dalam Seri 183 yang berjudul: "Perempuan Dijadikan dari Tulang Rusuk?", ttg. 2 Juli 1995
http://waii-hmna.blogspot.com/1995/07/183-perempuan-dijadikan-dari-tulang.html

2.
The Muslim Woman

0. The Paradigm
When studying the principle rights and obligations of woman in Islam, it must be pointed out at the very outset that, in spite of the capasity of Muslim law to adapt itself and to develop according to circumstances, there will be no question of recognizing the extreem liberty which a woman enjoys today, in fact and practice, in certain sections of social life, in the liberal secular capitalistic west. Islam demands that a woman shouls remain a reasonable being. It does not expect her to become either an angel or a demon. "The golden means is the best of things", said the Holy Prophet Muhammad SAW. If one wants to compare or contrast her position in Islam with that in other civilizations or legal systems, one should take into a consideration all the facts, and not merely isolated practices. As a matter of fact, in regard to certain aspects of morality, Islam is more rigid and more puritan than certain other systems of life in our times. Based on the paradigm, HMNA would like to inform the readers concerning the Muslim woman as a mother, a wife, a daughter and a member of the society.

1. Woman as a Mother
The position of mother is very exalted in Islamic learning. The Holy Prophet Muhammad SAW has gone as far as to say: "Paradise lies underneath the feet of your mothers." Imam Bukhari reports: "Somebody asked the Prophet which work pleases Allah most? He replied: "the service of worship of the appointed hour," and when it was continued: "and what afterwards?", the Prophet replied: "to be bountenous to you father and mother." Al Quran reverts to this often, and reminds man that he must always keep in mind that the fact that it was his mother who had borne him in her womb, suffer much on his account and reared him up after making all kinds of sacrifices.

2. Woman as a Wife
As regards the woman as wife, the saying of the Holy Prophet is well known: "the best among you is the one who is best towards his wife." In his memorable Farwell Discourse, pronounced on the occation of the Last Pilgrimage, the Holy Prophet spoke of woman as lengths, and said in particular:
"Well then, people ! Verily there are rights in favour of your women which are incumbent upon you, and there are rights in favour of you which are incumbent upon them . As to what is incumbent upon them in your regard, is that they should not let your beds be trampled by others than you, should not allow those to enter your houses whom you do not like without your authorization and should not commit turpitude. And I command you to treat women well. Have therefore the fear of Allah with regards to women, and I order you to treat them well. Attention ! Have I comunicated? O Allah, be witness !"

3. Woman as a daughter
As regards to woman as a daughter, the Islamic attitude can guess from the reproaches which Al Quran makes against the pagan, pre-Islamic behaviour of the birth of daughters: "And they assign unto God daughters - be purified (from this) ! and unto themselves what they desire (i.e. sons) and when if one of them receiveth tidings of the birth of a female, his face remaineth darkened, and he is wroth inwardly. He hideth himelf from the folk because of the evil of that whereof he hath tidings, (asking himself): 'shall he keep it in contempt, or bury it beneath the dust?' Verily evil of the judgment" [16:57-9]. Al Quran reminds ceaselessly that Allah had created all thing in pair, and for pro-creation both the sexes are equally indispensable, each one havinf his particular function. And Al Quran peoclaims: "unto men a fortune from that which they have earned, unto women a fortune from that which they have earned" [4:32]

4. Woman as a Member of the Society
As a matter of fact, frankly speaking, from the Islamic point of view, the question of the equality of men and women is meaningless anyway. It is like discussing the equality of a rose and a jasmine. Each has its own perfume, colour, shape and beauty. Men and women are not the same. Each has particular features and characteristics. Women are not equal to men. But neither are men equal to women. Islam envisages their roles in society not as competing but as complimentary. Each has certain duties and functions in accordance with his or her nature and constitution.

Tell the believing men to lower their gaze and be chaste; that is purer for them: lo ! Allah is aware of what they do. And tell the believing women to lower their gaze and be chaste and to display of their adornment only that which apparent, and to draw their vails over their bosoms [24:30-1]. The life of a recluse is nowhere recommended. The only purpose of the veil is to diminish occations of attraction, and to protect women from the wickedness of men, as observed in Al Quran [33:59]. In every epoch of Islamic history, including the time of the Prophet, one sees Muslim women enggaged in every profession that suited them. They worked as nurses, teachers, and even a combatans by the side of men when necessary. Caliph 'Umar R.A. employed a woman as Marketing Inspector at the Capital (Madinah). The jurists admit the possibility of women being appointed as judges of tribunals, and there are several examples of the kind. In brief, far from becoming a parasite, a woman could collaborate with men in the society, to earn her livelihood and to develop her talents.

Wassalam
HMNA
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

----- Original Message -----
From: "Dwi Soegardi" <soegardi@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, June 01, 2011 5:25 AM
Subject: [wanita-muslimah] Paradigma Baru Feminisme

.... Tak ada alasan menjadikan seorang muslim tak bisa menyuarakan
feminisme atau menyatakan feminisme tak berkait dengan agama ....

SUARA MERDEKA

PEREMPUAN

01 Juni 2011
Paradigma Baru Feminisme
Oleh U'm Qomariyah

BICARA feminisme tak bisa dilepaskan dari upaya perempuan mencari
keadilan. Banyak hal membuat gerakan itu lahir. Namun satu yang
terasa, pemikiran feminisme berpangkal dari kritik terhadap konstruksi
patriarki yang mendominasi dan mengopresi perempuan.

Semua gerakan di lingkup wacana dan praktik itu bermuara dari
perlakuan berbeda antara perempuan dan laki-laki, sehingga perempuan
menyuarakan keadilan melalui cara tersendiri.

Kisah superioritas laki-laki bisa dikatakan bermula dari cerita
penciptaan manusia dalam Bibel yang sangat umum dikenal, yakni Adam
diciptakan lebih dahulu dan Hawa diciptakan darinya. Jadi Adam adalah
kreator dari Hawa, sedangkan Hawa diciptakan untuk membantu Adam.
Secara sosial dan moral, Adam lebih superior karena Hawa adalah
penyebab mereka dikeluarkan dari surga - tempat yang secara hakiki
abadi.

Demikian pula ketika Phytagoras, seperti dikisahkan Aristoteles,
membuat tabel pengklasifikasian elemen-elemen yang berlawanan (oposisi
biner). Dari tabel Phytagoras terlihat, laki-laki dan perempuan tak
hanya "berbeda" tetapi juga "berlawanan". Bahkan dari mitologi Yunani
Dewa Osiris dan Dewi Isis sampai pada zaman serbamesin, laki-laki dan
perempuan tak hanya dianggap berbeda, tetapi juga sebagai seks yang
berlawanan.

Laki-laki dan perempuan dipolarisasikan dalam kebudayaan sebagai
"berlawanan" dan "tidak sama". Keduanya dianggap bertentangan sehingga
melahirkan ketidakadilan gender yang mendorong kemunculan gerakan
feminisme.

Bingkai Feminisme

Saya tak akan mengungkap seberapa jauh ketimpangan itu, meski
berhubungan, tetapi lebih mengemukakan ide feminisme yang banyak
dibicarakan, ditelaah, dan dijadikan referensi dalam berbagai disiplin
ilmu.
Pembicaraan soal feminisme biasanya melibatkan tiga aliran utama,
yakni feminisme liberal, feminisme radikal, dan feminisme marxis.
Feminisme liberal lebih memprioritaskan hak perempuan dalam berpolitik
di atas hak ekonomi. Kelompok itu dikritik karena secara umum hanya
menyentuh kalangan perempuan terdidik dan kelas menengah. Juga karena
lebih melihat pekerjaan perempuan di luar lebih baik ketimbang di
wilayah domestik (ibu rumah tangga) yang dianggap opresif.
Pertanyaannya, bagaimana jika perempuan memang memilih wilayah
domestik ketimbang publik?

Feminisme radikal dikritik karena dasar pemikiran yang radikal,
terutama melihat laki-laki dan perempuan harus sama secara seksual
(alami) dan gender. Mereka beranggapan reproduksi perempuan
merepotkan, bahkan sebagai kutukan. Dalam memperjuangkan hak
perempuan, seharusnya laki-laki dianggap "musuh" karena merekalah yang
menyebabkan perempuan mengalami ketidakadilan.

Feminisme marxis mendesak perempuan berkiprah di ranah publik dengan
tetap mengindahkan tugas domestik. Namun selain kampanye upah untuk
pekerjaan rumah tangga, kelompok itu dikritik dalam kaitan dengan
konsepsi simplistik mengenai sifat dan fungsi pekerjaan perempuan
sebagai satu-satunya alat, dan sebagai alat terbaik untuk memahami
opresi terhadap perempuan.

Ketiga pemikiran feminisme itu merupakan garis besar ide feminisme
yang melahirkan banyak pembicaraan yang memberikan celah untuk
menemukan konsep baru dengan memberikan batasan dan garis besar
sehingga melahirkan bentuk-bentuk feminisme baru. Itu antara lain,
seperti diungkap Putnam Tong (2008), adalah feminisme psikoanalisis,
feminisme eksistensialis, feminisme postmodern, feminisme
multikultural, dan ekofeminisme.

Terlepas dari pemikiran feminisme yang bermula lahir dari Barat
sehingga barangkali secara kasatmata sangat berbeda dari budaya Timur,
tak ada yang salah dengan pemikiran besar feminisme. Sebab, semua
berangkat dari asumsi dan sudut pandang berbeda. Ibarat melihat subjek
dari bingkai berlainan, pencahayaan yang dihasilkan memantulkan fokus
berbeda pula.
Namun jadi terkait ketika dalam berbagai forum sepertinya pembicaraan
mengenai feminisme, mengenai hakikat perempuan, tak bisa dilepaskan
dari pemikiran-pemikiran Barat itu. Menjadi terkait ketika kita
terjebak dengan hakikat feminisme yang sepertinya sudah dikotak-kotak.
Lebih-lebih ketika seseorang yang beragama, seorang muslim misalnya,
membincang feminisme. Barangkali jika saya bicara mengenai budaya
jelas akan terbantahkan karena ide-ide feminisme lahir dari
ketimpangan gender yang berpangkal juga dari konstruksi budaya. Namun
jika saya sebagai muslim harus membincang perkara perempuan berkait
dengan feminisme, definisi seperti apa yang harus saya konstruksikan,
paradigma seperti apa yang harus saya gunakan?

Feminis Muslim?

Selalu ketika bicara mengenai feminisme, baik tataran praktik langsung
maupun wacana seperti teks sastra, akan dibenturkan dengan kenyataan
bahwa ide feminisme berbeda dari dogma agama dan budaya. Sepertinya
keduanya berbeda. Bahkan dalam berbagai referensi ditemukan
pembicaraan mengenai dekonstruksi dalam wacana agama, khususnya teks
kitab suci. Seolah-olah kitab suci (Alquran, misalnya) tak menyuarakan
hak perempuan dan lebih membela laki-laki. Barangkali jika melihat
pemikiran feminisme sebelumnya sangat dimungkinkan agama dan feminisme
tak berhubungan.
Dalam Alquran ada beberapa ayat yang mengungkapkan kekhususan
perempuan, yang tak dialami laki-laki. Begitu pula sebaliknya.

Namun kekhususan itu sering disalahpahami dan dijadikan alasan
memojokkan perempuan, sehingga menimbulkan bias gender. Memang
persoalan konseptual akan muncul bila ada benturan antara ketentuan
nash yang bersifat universal dan permanen serta nilai budaya yang
bersifat lokal dan temporer.

Tak ada alasan menjadikan seorang muslim tak bisa menyuarakan
feminisme atau menyatakan feminisme tak berkait dengan agama. Artinya,
untuk menyuarakan keadilan gender, perempuan tak perlu menanggalkan
agamanya. Atau sebaliknya ketika berbicara agama, feminisme selalu
bisa dilihat dari sana. Feminisme yang dibingkai dengan kacamata agama
akan melahirkan keadilan hakiki yang (lebih) tidak bias dan (lebih)
jelas. (51)

- U'um Qomariyah SPd MHum, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/01/148418/Paradigma-Baru-Feminisme

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

[wanita-muslimah] Bisakah Laki-laki Menjadi Feminis? Sebuah Ekplorasi Teori

..... menjadi laki-laki feminis adalah sebuah proses yang terus
menerus diasah kemampuan teori feminismenya dan praktek pada kehidupan
pribadinya, berusaha sekuat tenaga membangun masyarakat yang
berkeadilan gender dalam niat maupun hasrat, dengan segala
keterbatasan yang ada, namun menggunakan imajinasi yang
seluas-luasnya.

Yayasan Jurnal Perempuan »

Bisakah Laki-laki Menjadi Feminis? Sebuah Ekplorasi Teori
Artikel dikirim oleh jundi pada 24 May 2011 – 9:22 am3 Komentar

Gadis Arivia, Pendiri Yayasan Jurnal Perempuan

Pemahaman Teori Feminisme

Bila kita membaca beberapa definisi tentang "feminisme", maka, secara
umum feminisme adalah aktivisme politik oleh perempuan atas dasar
kepentingan perempuan. Teori gelombang kedua feminisme di awal tahun
1970-an yang dimulai di Perancis menggaris bawahi kata "femme' yaitu
perempuan dan kata akhiran "isme" yang berarti posisi politis, istilah
tersebut dipakai secara khusus untuk membela kaum perempuan (Cott
1986, McCann & Seung 2003). Definisi feminisme pada perkembangannya
memang memiliki beberapa variasi namun tetap memiliki definisi yang
mengasumsikan adanya kelompok historisitas agen perempuan yang menilai
adanya ketidakadilan perempuan dan kemudian melakukan konfrontasi dan
merubah kondisi.

Teori-teorifeminisme seperti juga seperti teori-teori filsafat politik
misalnya, hanyalah merupakan alat intelektual dimana agen-agen
historisitas dapat memeriksa ketidakadilan yang terjadi dan
mengonfrontasikannya dan membangun argumen-argumen yang dapat
mendukung tuntutan-tuntutan untuk perubahan.Teori-teori feminisme
mengaplikasikan alat-alat intelektual mereka untuk membangun
pengetahuan tentang penindasan dan atas dasar itu membangun strategi
untuk menolak subordinasi dan memajukan kehidupan perempuan.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teori-teori feminisme antara
lain: Bagaimana perempuan ditindas? Bagaimana kita bisa mengerti
bahwa penindasan perempuan terjadi karena atas dasar jenis kelamin dan
bukan karena kekurang beruntungan atau karena individu
tersebut.Bagaimana kita bekerjasama untuk memperbaiki kondisi
kehidupan perempuan?(McCann & Seung 2003).

Teori feminisme berkaitan erat dengan ontologi (teori tentang Ada dan
realitas), epistemologi (teori tentang pengetahuan yang dihasilkan)
dan politik (teori tentang kekuasaan/power).Unsur yang terakhir
mungkin yang paling penting bahwa bagaimana teori feminisme dapat
akuntabel terhadap politik; harus ada penjelasan yang masuk akal,
strategi yang efektif untuk perubahan.Artinya, harus ada ukuran yang
jelas antara teori dan praktek politis, adanya deskripsi dan analisis
tentang kehidupan perempuan sekaligus aplikasinya.

Sepanjang sejarah feminisme baik yang berasal dari Barat maupun Timur,
telah banyak yang berhasil memproduksi pengetahuan perempuan lewat
teori-teori yang ingin mengubah ketidakadilan yang dialami perempuan.
Sebut saja teori klasik Simone de Beauvoir (filsuf Perancis) yang
merumuskan konsep tentang adanya pemahaman perempuan sebagai "yang
lain" dan bukan subyek sehingga itu sebabnya mengalami berbagai
penindasan seperti penindasan budaya, ekonomi, sosial dan sebagainya.
Ada pula feminis yang bernama Amarita Basu yang berusaha memetakan
posisi perempuan transnasional yang tidak terikat pada batasan-batasan
geografis tertentu dan masuk pada apa yang disebut "masyarakat
global"(Basu, 2000). Ada juga feminis Inji Aflatun dari Mesir yang
berusaha untuk menjelaskan pemahaman tentang perempuan
Mesir.Penggambaran adanya berbagai kepentingan nasionalisme, kebebasan
dan fundamentalisme.Terkoyak-koyaknya perempuan antara demokrasi yang
mendesak cepat dan tradisi yang menguat.

Letak Laki-laki di dalam Teori Feminisme

Memang teori feminisme tidak hanya menekankan tentang pemahaman
penindasan tetapi juga tentang apa aksi yang perlu dilakukan untuk
menghapus penindasan. Tujuan dari proyek feminisme adalah menghapus
penindasan dan meraih kesetaraan dan keadilan sosial.Tujuan ini
dirasakan bukan hanya milik perempuan namun juga laki-laki, meskipun
harus digaris bawahi terutama untuk kepentingan perempuan.

Beberapa filsuf laki-laki telah menunjukkan pentingnya kesetaraan
perempuan seperti John Stuart Mill (1806-1873) yang menulis On Liberty
dan The Subjection of Women, kedua tulisannya pada dasarnya menguatkan
kesetaraan perempuan.Terutama pada The Subjection of Women, Mill
berusaha menjelaskan mengapa adanya ketidaksetaraan antara relasi
laki-laki dan perempuan. Bahwa bukan saja adanya bias gender
kebijakan-kebijakan yang ada akan tetapi praktek-praktek masyarakat
yang sama sekali tidak adil terhadap perempuan. Bahkan Mill
menyinggung soal kontrak perkawinan yang juga sama sekali tidak adil
kepada perempuan karena seringkali perempuan tidak memiliki pilihan di
dalam kehidupan perkawinan sebanyak laki-laki. Michael Walzer (1935-
), adalah pemikir lain yang menulis In Defense of Equality, yang
secara eksplisit mendukung pemahaman sistem "kuota", sebuah konsep
yang dapat menaikkan kesetaraan dan memberikan posisi yang adil bagi
kelompok minoritas. Sistem kuota ini bagi kelompok perempuan yang
ingin menaikkan representasi perempuan di ranah politik dirasakan
sangat berguna.Walzer juga mengupas soal bagaimana resistennya
kelompok laki-laki kelas mapan yang menolak sistem kuota juga
kelompok-kelompok agama dan budaya tradisional.

Tidak diragukan lagi bahwa filsuf-filsfuf kontemporer seperti John
Rawls dan Amartya Sen merupakan laki-laki yang sangat berkontribusi
secara teoretis tentang keadilan untuk perempuan.

Namun, apakah laki-laki yang disebutkan di atas sungguh-sungguh dapat
dikatakan laki-laki feminis?Apakah perjuangan pengetahuan mereka
diperuntukkan untuk kepentingan perempuan?Adakah posisi politik yang
jelas dari mereka yang sungguh-sungguh membela posisi perempuan?

Meskipun saya menganggap bahwa laki-laki dapat menjadi pro-feminis,
akan tetapi saya tidak dapat memastikan bahwa laki-laki bisa menjadi
feminis seutuhnya. Ada kesan laki-laki berkontribusi secara teori
bukan dalam arti "mempertaruhkan jiwanya" akan tetap lebih pada
sekedar simpati atau empati paling jauh "merasakan kepiluan"
korban.Namun sikap seperti ini pun merupakan kemajuan yang luar biasa
karena tidak banyak laki-laki yang bisa bersikap seperti itu.

Laki-laki di dalam sistem patriarkal tidak dapat sungguh-sungguh
membebaskan diri dari kekuasaan dan privelese mereka dalam relasi
dengan perempuan.Menjadi feminis bagi saya bukan saja cukup mencari
solusi keterpurukan perempuan tapi juga menjadi bagian dari kelompok
yang terpuruk itu.Benar bahwa banyak perempuan yang juga memiliki
sikap seperti laki-laki yang tidak merasakan keterpurukan kelompok
perempuan, bahkan menyalahkan perempuan-perempuan tersebut.Tapi kita
di sini tidak hendak berbicara perempuan secara umum, kita berbicara
perempuan feminis yang memproduksi pengetahuan feminisme, paling tidak
telah memiliki bukan saja modal pengetahuan sosial soal ketertindasan
tapi masuk pada golongan ini, ada identitas yang tak terlepas.

Jadi bagi saya,menjadi seorang feminis harus masuk di dalam target
kelompok tersebut karena teori yang dihasilkan bukan saja melakukan
upaya klasifikasi akan tetapi ada persoalan "direct livedexperience"
yang perlu diperhitungkan (lihat tulisan Brian Klocke di NOMAS). Sama
halnya ketika kita berkata kita bersimpati dengan kelompok Ahmadiyah
yang teraniaya di negara ini, namun, apakah kita memiliki "direct
lived experience" tersebut?

Apakah Peranan Laki-laki dalam Pergerakan Feminisme?

Laki-laki yang berkeinginan masuk dalam pergerakan perempuan memang
tidak dapat dikatakan percuma.Meskipun harus diakui bahwa teori-teori
yang diproduksi oleh kaum feminis lebih berguna bagi laki-laki
ketimbang sebaliknya.Penulisan perempuan lebih berkarakter dan kuat
dalam pengalaman.Terlebih lagi, para feminis yang memproduksi teori
memiliki kekuatan penulisan yang didukung oleh cerita-cerita pribadi
dari berbagai perempuan. Sedangkan laki-laki tidak akan menulis
pengalaman-pengalaman laki-laki yang menindas perempuan karena
cerita-cerita personal seperti itu sulit diungkapkan laki-laki sebab
sikap yang lemah dan siap berbagi cerita tidak lazim dilakukan oleh
laki-laki karena faktor budaya patriarki.

Bell Hooks adalah feminis yang kritis terhadap keterlibatan laki-laki
pada gerakan feminisme.Ia menyatakan bahwa kritik feminis laki-laki
yang memproduksi teori lebih fokus pada apa yang secara politis
(politically correct) yang dapat dilakukan oleh pria di hadapan
publik. Atau, bagaimana menjadi pria yang sensitif.Lebih dari itu
tidak. Sebab tujuannya bukan untuk membongkar budaya patriarki dan
kebusukannya tapi untuk "pencitraan" laki-laki baru (Brian Klocke dan
Bell Hooks dalam Understanding Patriarchy, 2004) .Lebih mengerikan
lagi menurut Bell Hooks, gerakan laki-laki feminis dalam budaya
popular cenderung men-depolitisasi perjuangan ketidakadilan perempuan
atau seksisme tapi lebih fokus pada "aktualisasi diri".

Kritik Bell Hooks menurut saya sangat tajam dan menohok mereka yang
hanya "berpura-pura" menjadi feminis karena keuntungan pribadi.Namun,
apakah tidak tersisa tempat bagi laki-laki untuk bisa
berkontribusi?Hooks menyakini bahwa bila laki-laki ingin ikut di dalam
pergerakan perempuan, pergerakan feminis laki-laki bersifat ad-hoc
atau bagian dari pergerakan feminisme dan bukan pergerakan
tersendiri.Artinya, pergerakan laki-laki feminis harus memiliki rumah
yang menyatu dengan organisasi perempuan dan berada di bawah
organisasi perempuan.

Brian Klocke seperti juga feminis Alison Jaggar menyakini bahwa
laki-laki bisa berkontribusi untuk pergerakan perempuan.Akan tetapi
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bahwa laki-laki harus
belajar tentang teks teori feminis. Mempelajari teks feminis bukan
saja harus berguru pada para feminis yang memproduksi teori akan
tetapi juga berguru pada pengalaman pribadi, ikut terlibat dalam
pengalaman sosial dan politik yang memajukan kesetaraan dan kebebasan.
Laki-laki harus mendukung penulis perempuan yang membidangi teori
feminismedan berkonsultasi dengan mereka.Hal ini tentunya untuk
menghilangkan arogansi laki-laki yang terbiasa dianggap lebih
berpengetahuan (superior) dari perempuan karena adanya supremasi
pengetahuan laki-laki yang berabad-abad lamanya.Terlebih lagi,
laki-laki feminis harus berani menantang laki-laki yang alergi
terhadap feminisme dan tidak membiarkan apalagi ikut menertawakan kaum
feminis.

Bagi saya kritik yang disampaikan oleh para feminis penting untuk
dicatat namun saya akan mengambil jalan ketiga, yang tidak bersifat
dikotomis dan jatuh pada esensialiasme. Selain itu, ada beberapa
faktor yang menjadi pertimbangan saya yaitu mengingat Indonesia belum
sepenuhnya lepas dari masyarakat yang kuat secara tradisi dan budaya
patriarki yang menggurita. Karena itu, bagi saya menjadi laki-laki
feminis adalah sebuah proses yang terus menerus diasah kemampuan teori
feminismenya dan praktek pada kehidupan pribadinya, berusaha sekuat
tenaga membangun masyarakat yang berkeadilan gender dalam niat maupun
hasrat, dengan segala keterbatasan yang ada, namun menggunakan
imajinasi yang seluas-luasnya.

Penulis: Gadis Arivia

Daftar Pustaka:

Cohen, Mitchell dan Fermon, Nicole, Princeton Readings in Political
Thought, Princeton University Press, 1996.
Hooks, Bell, Men in Feminist Struggle The Necessary Movement, in Women
Respond to the Men's Movement, edited by Leigh Hagan,
HarperSanFrancisco, 1992.
Klocke, Brian, Roles of Men in Feminism Theory, NOMAS.
McCann, Carole R dan Kim Seung-Kyung, Feminist Theory Reader, Routledge, 2003.
Disampaikan pada Konsultasi Nasional Aliansi Laki-Laki Baru, 17 Maret
2011, Hotel Bidakara, Tebet, Jakarta
http://jurnalperempuan.com/2011/05/bisakah-laki-laki-menjadi-feminis/


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

[wanita-muslimah] Paradigma Baru Feminisme

.... Tak ada alasan menjadikan seorang muslim tak bisa menyuarakan
feminisme atau menyatakan feminisme tak berkait dengan agama ....

SUARA MERDEKA

PEREMPUAN

01 Juni 2011
Paradigma Baru Feminisme
Oleh U'm Qomariyah

BICARA feminisme tak bisa dilepaskan dari upaya perempuan mencari
keadilan. Banyak hal membuat gerakan itu lahir. Namun satu yang
terasa, pemikiran feminisme berpangkal dari kritik terhadap konstruksi
patriarki yang mendominasi dan mengopresi perempuan.

Semua gerakan di lingkup wacana dan praktik itu bermuara dari
perlakuan berbeda antara perempuan dan laki-laki, sehingga perempuan
menyuarakan keadilan melalui cara tersendiri.

Kisah superioritas laki-laki bisa dikatakan bermula dari cerita
penciptaan manusia dalam Bibel yang sangat umum dikenal, yakni Adam
diciptakan lebih dahulu dan Hawa diciptakan darinya. Jadi Adam adalah
kreator dari Hawa, sedangkan Hawa diciptakan untuk membantu Adam.
Secara sosial dan moral, Adam lebih superior karena Hawa adalah
penyebab mereka dikeluarkan dari surga — tempat yang secara hakiki
abadi.

Demikian pula ketika Phytagoras, seperti dikisahkan Aristoteles,
membuat tabel pengklasifikasian elemen-elemen yang berlawanan (oposisi
biner). Dari tabel Phytagoras terlihat, laki-laki dan perempuan tak
hanya "berbeda" tetapi juga "berlawanan". Bahkan dari mitologi Yunani
Dewa Osiris dan Dewi Isis sampai pada zaman serbamesin, laki-laki dan
perempuan tak hanya dianggap berbeda, tetapi juga sebagai seks yang
berlawanan.

Laki-laki dan perempuan dipolarisasikan dalam kebudayaan sebagai
"berlawanan" dan "tidak sama". Keduanya dianggap bertentangan sehingga
melahirkan ketidakadilan gender yang mendorong kemunculan gerakan
feminisme.

Bingkai Feminisme

Saya tak akan mengungkap seberapa jauh ketimpangan itu, meski
berhubungan, tetapi lebih mengemukakan ide feminisme yang banyak
dibicarakan, ditelaah, dan dijadikan referensi dalam berbagai disiplin
ilmu.
Pembicaraan soal feminisme biasanya melibatkan tiga aliran utama,
yakni feminisme liberal, feminisme radikal, dan feminisme marxis.
Feminisme liberal lebih memprioritaskan hak perempuan dalam berpolitik
di atas hak ekonomi. Kelompok itu dikritik karena secara umum hanya
menyentuh kalangan perempuan terdidik dan kelas menengah. Juga karena
lebih melihat pekerjaan perempuan di luar lebih baik ketimbang di
wilayah domestik (ibu rumah tangga) yang dianggap opresif.
Pertanyaannya, bagaimana jika perempuan memang memilih wilayah
domestik ketimbang publik?

Feminisme radikal dikritik karena dasar pemikiran yang radikal,
terutama melihat laki-laki dan perempuan harus sama secara seksual
(alami) dan gender. Mereka beranggapan reproduksi perempuan
merepotkan, bahkan sebagai kutukan. Dalam memperjuangkan hak
perempuan, seharusnya laki-laki dianggap "musuh" karena merekalah yang
menyebabkan perempuan mengalami ketidakadilan.

Feminisme marxis mendesak perempuan berkiprah di ranah publik dengan
tetap mengindahkan tugas domestik. Namun selain kampanye upah untuk
pekerjaan rumah tangga, kelompok itu dikritik dalam kaitan dengan
konsepsi simplistik mengenai sifat dan fungsi pekerjaan perempuan
sebagai satu-satunya alat, dan sebagai alat terbaik untuk memahami
opresi terhadap perempuan.

Ketiga pemikiran feminisme itu merupakan garis besar ide feminisme
yang melahirkan banyak pembicaraan yang memberikan celah untuk
menemukan konsep baru dengan memberikan batasan dan garis besar
sehingga melahirkan bentuk-bentuk feminisme baru. Itu antara lain,
seperti diungkap Putnam Tong (2008), adalah feminisme psikoanalisis,
feminisme eksistensialis, feminisme postmodern, feminisme
multikultural, dan ekofeminisme.

Terlepas dari pemikiran feminisme yang bermula lahir dari Barat
sehingga barangkali secara kasatmata sangat berbeda dari budaya Timur,
tak ada yang salah dengan pemikiran besar feminisme. Sebab, semua
berangkat dari asumsi dan sudut pandang berbeda. Ibarat melihat subjek
dari bingkai berlainan, pencahayaan yang dihasilkan memantulkan fokus
berbeda pula.
Namun jadi terkait ketika dalam berbagai forum sepertinya pembicaraan
mengenai feminisme, mengenai hakikat perempuan, tak bisa dilepaskan
dari pemikiran-pemikiran Barat itu. Menjadi terkait ketika kita
terjebak dengan hakikat feminisme yang sepertinya sudah dikotak-kotak.
Lebih-lebih ketika seseorang yang beragama, seorang muslim misalnya,
membincang feminisme. Barangkali jika saya bicara mengenai budaya
jelas akan terbantahkan karena ide-ide feminisme lahir dari
ketimpangan gender yang berpangkal juga dari konstruksi budaya. Namun
jika saya sebagai muslim harus membincang perkara perempuan berkait
dengan feminisme, definisi seperti apa yang harus saya konstruksikan,
paradigma seperti apa yang harus saya gunakan?

Feminis Muslim?

Selalu ketika bicara mengenai feminisme, baik tataran praktik langsung
maupun wacana seperti teks sastra, akan dibenturkan dengan kenyataan
bahwa ide feminisme berbeda dari dogma agama dan budaya. Sepertinya
keduanya berbeda. Bahkan dalam berbagai referensi ditemukan
pembicaraan mengenai dekonstruksi dalam wacana agama, khususnya teks
kitab suci. Seolah-olah kitab suci (Alquran, misalnya) tak menyuarakan
hak perempuan dan lebih membela laki-laki. Barangkali jika melihat
pemikiran feminisme sebelumnya sangat dimungkinkan agama dan feminisme
tak berhubungan.
Dalam Alquran ada beberapa ayat yang mengungkapkan kekhususan
perempuan, yang tak dialami laki-laki. Begitu pula sebaliknya.

Namun kekhususan itu sering disalahpahami dan dijadikan alasan
memojokkan perempuan, sehingga menimbulkan bias gender. Memang
persoalan konseptual akan muncul bila ada benturan antara ketentuan
nash yang bersifat universal dan permanen serta nilai budaya yang
bersifat lokal dan temporer.

Tak ada alasan menjadikan seorang muslim tak bisa menyuarakan
feminisme atau menyatakan feminisme tak berkait dengan agama. Artinya,
untuk menyuarakan keadilan gender, perempuan tak perlu menanggalkan
agamanya. Atau sebaliknya ketika berbicara agama, feminisme selalu
bisa dilihat dari sana. Feminisme yang dibingkai dengan kacamata agama
akan melahirkan keadilan hakiki yang (lebih) tidak bias dan (lebih)
jelas. (51)

- U'um Qomariyah SPd MHum, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/06/01/148418/Paradigma-Baru-Feminisme


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

[wanita-muslimah] Money Can't Buy Him Love

 

Refl: Aburizal Bakrie (AB) adalah ketua Golkar. Sebagai ketua organisasi dapat dipastikan bahwa AB akan mencalonkan dirinya pada pemilihan umum 2014 untuk jabatan presiden NKRI.

Apakah menurut Anda jika AB dipilih menjadi presiden maka NKRI akan makmur, lebih baik dari sekarang ini? Apa alasannya menurut pandangan Anda bahwa NKRI akan lebih makmur dan korupsi pun akan diatasi dibawah pimpinan AB?

http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=3226&Itemid=175

Money Can't Buy Him Love

Written by Angela Dewan
Tuesday, 31 May 2011
Five years of toxic sludge flung over Bakrie's image

As one of the richest and most powerful men in Indonesia, Aburizal Bakrie gets just about whatever Aburizal Bakrie wants. But to his frustration, Bakrie, the head of Golkar, the country's second-biggest political party and the third-generation patriarch of the Bakrie family empire, can't buy the thing he wants most - to be liked.

Popularity is the essential ingredient in the plot Bakrie is cooking up to become president in 2014. But all of his power and money can't stop the force of nature that has become the politician's worst public relations nightmare: Drilling by his family's gas company is blamed for causing the world's biggest mud volcano disaster. Sunday marked five years since the toxic sludge began spewing all over villages - and the Bakrie family name.

The mud has flowed continually since 2006, displacing more than 40,000 people and swamping at least 12 villages in Sidoarjo, East Java. Scientists predict the volcano will continue erupting right through Bakrie's projected presidential term and beyond, for anywhere between 20 and 80 years.

The company, Lapindo Brantas, had been drilling for gas 200 meters away from the rice fields where the volcano formed. Many geologists point to the drilling as the cause, while the company blames an earthquake 280 kilometers away in Yogyakarta. Lapindo was relieved of responsibility by Indonesia's notoriously corrupt Supreme Court, but under considerable pressure from the president and the public, the company agreed to pay some of the victims.

The Bakries had little choice. If their patriarch was to have any chance at winning the nation's top job, they had to pay up as images of victims, sick children and flattened homes were splattered over newspapers and on TV.

Bakrie has tried to distance himself as much as possible from the volcano. At a panel discussion in 2007, he answered journalists' questions on the volcano defensively: "You had better ask Lapindo, OK? I am the Minister, the Coordinating Minister of Social Affairs."

Bakrie resigned on paper from all of his family's companies in 2004 when he became chief economic minister, but is believed to still control much of Bakrie & Brothers' business affairs. His brother Nirwan has become the official face of the conglomerate, which owns coal, telecommunications and property companies.

Nirwan Bakrie claims that Lapindo is not paying compensation, but that it is buying the land from the victims in an act of good faith.

"We felt that the society is very close to us. We always help people in disasters, in Aceh, Yogykarta, Bandung," he said.

"Bakrie & Brothers has existed since 1942 in Indonesia and we always care about the people. Anything to do with a disaster, we're always there."

But the Bakries' message is not filtering down to the people. Aburizal Bakrie's personal approval ratings are low, and he is often seen as the enemy of reform. He spearheaded a campaign against the country's leading reformist, Sri Mulyani Indrawati, who had told the president she would resign if the Bakries' companies were given special treatment during the 2008 financial crisis. After going head-to-head with Bakrie over a bank bailout scandal, she did resign and took a senior position at the World Bank in the United States.

Hundreds of protesters gathered outside the Sidoarjo mayor's office last week and addressed the Bakries and Lapindo directly: "Get out of Sidoarjo until you give us our money. You are not welcome here," they yelled on megaphones.

Just one week before the eruption's five-year anniversary, Lapindo missed its deadline to pay victims the final compensation installment, together worth US$140 million. The company says it has missed deadlines due to enormous losses in the 2008 financial crisis, and that it hopes to complete payment by the end of next year. Lapindo has plans to drill just 2.5 kilometers from the volcano in August, a plan protesters also rejected.

The family have tried hard to turn around their muddied image after a string of negative media reports, including a Tempo magazine cover that depicted Bakrie with the devil's number, 666, superimposed on his forehead. Bakrie had initially threatened to sue Tempo, but eventually settled for a complaint with the Press Council.

In a more extreme attempt to win over the public and the mudflow victims, the Bakries in 2008 bought the Surabaya Post, based in Sidoarjo's big, bustling neighboring city. The paper was facing closure when the Bakries added it to their media network.

Ross Tapsell from the Australian National University studied the paper's takeover last year and spoke to reporters at the Surabaya Post, who said that their coverage of the disaster had been compromised since the Bakries bought the paper and appointed two former Lapindo executives as managers of the paper.

"Those inside the Bakrie empire say [Aburizal] basically just appointed two trusted employees, which is common when a media mogul buys a newspaper. But the result was very much self-censorship inside the newsroom," Tapsell told Asia Sentinel. Tapsell points out that it is not uncommon for Indonesian politicians to own a media organization, which can be used as a political mouthpiece.

"The president has his own newspaper, Jurnal Nasional, and [National Democrat] Surya Paloh owns Media Indonesia. There is some legacy, perhaps, of the newspapers from back in revolutionary times in the 1940s, when chief editors were heavily involved in politics."

Bakrie use of the Surabaya Post for political gain has not done him any favors. He has kept himself aligned with holdover crooks from the Suharto era - something he will need to rethink before the gun is fired for the presidential race. Winning the people's trust while the sludge keeps flowing over Sidoarjo is a massive challenge indeed, and if Bakrie somehow wins the presidency in 2014, it will be perhaps the biggest PR spin-win in Indonesia's recent political history.

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___