Refleksi 5 Tahun Pasca Gempa
Lima Tahun Terbaring, 5 Tahun Makan Seadanya
Masih
terngiang dalam ingatan kita, bencana alam gempa bumi di Jateng- DIJ
yang terjadi pada 27 Mei 2006 silam. Meski sudah 5 tahun berlalu, namun
sebagian besar warga Klaten belum bisa melupakan peristiwa yang terjadi
Jumat Kliwon itu. Salah satunya hal itu dirasakan keluarga Surip (70),
warga RT 1 RW 2 Dukuh Kathekan, Desa Kathekan, Kecamatan Gantiwarno.
Kusumasari A, KLATEN
GEMPA Jateng-DIJ memang telah 5 tahun berlalu, tetapi bagi Sutiyem
(30) dan ibunya, Surip (70) luka itu seperti baru kemarin. Ibu dan anak
itu masih merasakan duka berkepanjangan akibat gempa yang merubuhkan
rumah tinggal mereka di RT 1 RW 2 Dukuh Kathekan, Desa Kathekan,
Kecamatan Gantiwarno.
Kejadian itu begitu membekas dalam benak
Surip, sehingga sangat mudah baginya untuk mengingat potongan-potongan
kejadian yang telah membuat anaknya lumpuh tidak berdaya.
Subuh itu,
Jumat Kliwon, 27 Mei 2009, Surip yang sedang berada di sawah tidak
menyadari kalau terjadi gempa. Sampai akhirnya dia pulang ke rumah dan
menemukan rumahnya dalam keadaan rubuh. Pada saat itu, dia tidak
menemukan anak bungsunya, Sutiyem di antara reruntuhan. Sementara anak
sulungnya, Sumiyati atau yang biasa dipanggilnya Sumbuk berhasil
menyelamatkan diri.
"Sebulan lebih saya tidak bertemu dengan Sutiyem,
waktu itu saya tidak tahu kalau dia dirawat di Rumah Sakit," terang
Surip. Sutiyem yang tertindih reruntuhan pada tubuh bagian belakangnya
saat itu ditolong warga dan dilarikan ke sebuah rumah sakit swasta di
Solo (Yakum).
Setelah 40 hari, Surip diberitahu oleh salah seorang
tetangganya perihal keberadaan Sutiyem di rumah sakit. Surip yang juga
sempat dirawat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro karena tertimpa tembok
rumahnya yang sudah goyah akibat gempa, bertemu dengan Sutiyem di Solo.
Dituturkan
oleh Surip, dirinya sangat terkejut saat pertama kali melihat kondisi
Sutiyem. Meski sudah menjalani perawatan sebulan lebih, masih tampak
jelas luka-luka yang diderita oleh anaknya itu.
"Pahanya remuk, dan
sudah tidak berbentuk lagi," kenang Surip dalam bahasa Jawa halus ala
pedesaan yang kental. Sutiyem tertimpa dinding rumahnya ketika sedang
tidur di rumahnya saat gempa terjadi.
Selain mengalami luka pada
paha, Sutiyem juga mengalami patah tulang belakang yang menyebabkan dia
menjadi lumpuh hingga sekarang. Kondisi lumpuh ini berdampak panjang dan
menyebabkan Sutiyem sekaligus mengalami decubitus atau luka tekan
karena terlalu lama berbaring. "Kadang badan tiba-tiba terasa panas dan
nyeri pada luka," terang Sutiyem yang menghabiskan waktunya di tempat
tidur itu kemarin.
Sementara itu, dengan kondisi yang tanpa daya dan
hanya terbairng di tempat tidur serta menahan sakit pada lukanya,
Sutiyem masih harus menghadapi kakaknya, Sumiyati yang mengalami
gangguan kejiwaan. Sumiyati seringkali menjadikan Sutiyem sebagai
sasaran amukan.
"Saya tidak pernah meninggalkan Sutiyem kalau Sumbuk
sedang berada di rumah, karena kalau tiba-tiba mengamuk, Sutiyem pasti
dipukul-pukul," ujar Surip.
Saat ini, Surip yang telah berusia
lanjut menjadi penopang hidup keluarganya yang beranggotakan 3 orang,
yaitu dia, Sumiyati dan Sutiyem. Surip bekerja serabutan menjadi buruh
bersih-bersih halaman tetangga, Sumiyati anak sulungnya mengalami
gangguan kejiwaan karena dibohongi temannya yang membawa kabur perhiasan
yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun untuk membangun rumah.
Sementara
Sutiyem hingga kini hanya bisa berbaring di tempat tidur. "Untuk makan
saja, harus disuapi," terang Surip. Jika sedang tidak ada order
bersih-bersih dan tidak ada uang, Surip hanya bisa menunggu belas
kasihan tetangga kanan kirinya. Dalam sehari mereka berusaha untuk bisa
makan dua kali.
Surip yang masih terbayang kejadian saat gempa
ketika ambulans datang dan pergi setiap hari membawa 3-5 korban
meninggal akibat gempa di desanya hanya berharap keadaan akan bisa
menjadi lebih baik. Baik bagi dirinya, maupun Sutiyem yang kini dirawat
seadanya oleh Polindes setempat yang datang mengecek kondisi Sutiyem
secara berkala. (yas) http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/17142-lima-tahun-terbaring-5-tahun-makan-seadanya.html
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment