*Pendidikan Feminis*
Published on jurnalperempuan.com<http://jurnalperempuan.com/2011/05/pendidikan-feminis-feminist-education/>|
shared via
feedly <http://www.feedly.com>
<http://jurnalperempuan.com/2011/05/pendidikan-feminis-feminist-education/pendidikan-feminis/>Pendidikan
feminis adalah ruang memadukan rasa perjuangan yang memberikan pengakuan
pada kesatuan antara teori dan praktek. Guru dan siswa bekerjasama untuk
mengatasi kerenggangan dan keterasingan dalam tataran akademis akibat norma
patriarkal dalam ruang publik. Perjuangan perempuan untuk merebut kembali
hak atas pikirannya dan menolak untuk bungkam menjadi prinsip munculnya
pendidikan feminis. Tujuan teori dan prakteknya adalah adanya sistem
pendidikan yang setara.
Pola maskulin dalam jalur pendidikan ruang publik telah menjadikan
pengetahuan sebagai komiditi. Pendidikan feminis mencoba melawan status quo
pedagogi patriarkal yang telah merepresi pengalaman individual perempuan dan
membungkam pemaknaan yang berangkat dari perbedaan jenis kelamin. Perempuan
seringkali mengalami kesulitan karena terperangkap dalam situasi
ambigu—ingin berontak tetapi harus patuh. Pola pendidikan yang dominan
semacam ini harus dilawan.
Sejarah kehidupan perempuan yang selama ini dijadikan sebagai obyek harus
dibongkar dan dijadikan bentuk refleksi bagi pengakuan sejarah perempuan itu
sendiri. Pemahaman atas sejarah pengalaman perempuan akan memberikan
pengertian kuat untuk menganalisa kehidupan mereka sendiri dan mampu
menghadirkan pilihan untuk masa depan hidup mereka.
Pengalaman perempuan menjadi dasar pendidikan feminis. Setiap pengalaman
dapat dimaknai secara beragam yang lantas memperkaya pengetahuan feminisme.
Diakuinya pengalaman ini juga berfungsi untuk mengangkat suara dan
pengalaman perempuan yang selama ini terpendam dan merangsang perempuan
untuk berani bersuara dan terlibat dalam ruang publik. Jika kesadaran
perempuan sudah muncul diharapkan ketidakadilan dalam masyarakat dapat
terlihat. Keinginan untuk melawan ketertindasan akan memunculkan kesadaran
perlunya sikap politis untuk terlibat dalam kehidupan di ruang publik.
Pembongkaran-pembongkaran tersebut kemudian akan membangun pemahaman budaya
baru yang lebih ramah terhadap perempuan—tanpa kekerasan.
Melalui pemahaman pengalaman perempuan, pendidikan feminis akan
mengeksplorasi kompetensi perempuan. Pengalaman individu tidak akan pernah
sama, tetapi akan ada kemiripan yang memperkaya pemahaman individu lain.
Pendidikan feminis adalah pedagogi yang membangun kesadaran kritis perempuan
untuk berjuang dan melakukan perubahan, melalui kurikulum yang tidak
terlepas dari sejarah penindasan perempuan untuk menciptakan sebuah
pembongkaran pada sejarah dan budaya sehingga mencapai konsep relasi setara
dalam masyarakat.
*Kesadaran Kritis*
Kesadaran pada manusia adalah proses aktif yang melingkupi segala proses
penginderaan (sensasi), pemahaman, dan pengertian pada kehidupan manusia.
Proses pada sensasi penginderaan membawa manusia pada pemahaman atas fakta
realitas yang tertangkap panca indera. Pemahaman tersebut akan membawa
manusia pada pengertian atas pengetahuan dirinya. Pengetahuan manusia
merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan manusia yakni,
pikiran dan tindakannya. Manusia akan mengalami proses sensasi dan
mengarahkannya menjadi kehendak lewat tahapan kesadaran. Kesadaran dapat
dicapai dan dipertahankan dengan kegiatan yang terus-menerus. Tidak hanya
pemahaman atas proses di dalam diri, kesadaran pun terbentuk dari interaksi
dengan dunia luar.
Kesadaran kritis adalah bentuk refleksi diri yang dikembangkan dan terwujud
dalam kehidupan modern secara rasional. Perkembangan teknologi dalam
masyarakat modern mungkin bisa mendukung penyebaran informasi yang dapat
merangsang munculnya kesadaran kritis. Namun karena efek kapitalisme, orang
seringkali terjebak pada kenyamanan teknologi dan menjadi lebih konsumtif.
Pada tahapan kesadaran kritis, individu manusia harus mampu melakukan
analisa terhadap suatu permasalahan secara menyeluruh, sekaligus mampu
memaparkan sebab-akibat yang ditimbulkan. Melalui kesadaran kritis, manusia
menjadi subjek utuh atas dirinya. Ini adalah kombinasi refleksi dan tindakan
manusia yang otentik. Manusia dapat terbebaskan dari proses penindasan atas
dirinya dari sistem besar masyarakat. Kesadaran kritis menjadi tahapan
tranformatif manusia untuk melakukan perubahan terhadap pengalaman
hidupnya—terkait dengan realitas—sehingga ada upaya untuk melakukan
pembongkaran sejarah yang dimutlakkan—bukan terjebak pada kenyamanan sejarah
dan budaya pada ruang publik. Dengan demikian, manusia dapat menciptakan
sebuah budaya baru dalam masyarakat yang lebih setara untuk seluruh elemen
masyarakat.
*Pendidikan Alternatif :*
Peribahasa '*jer basuki mawa bea*', yang berarti 'untuk mencapai kemakmuran
dibutuhkan pengorbanan', terlanjur dimaknai bahwa untuk mendapatkan
pendidikan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pendidikan, dalam hal ini
dipersempit menjadi sebuah sistem yang mengandaikan bahwa ia harus terdiri
dari adanya guru, adanya siswa, ada sarana, ada kurikulum yang ketat, yang
untuk mencapai semuanya dibutuhkan lebih banyak biaya. Pendidikan yang
demikian telah banyak memunculkan permasalahan dihadapkan pada tidak
terjangkaunya biaya sekolah, pembangunan sarana dan prasarana, buku-buku,
seragam yang semakin melonjak dari tahun ke tahun.
Konsep pendidikan alternatif muncul untuk mengimbangi pemahaman tunggal yang
terlanjur meluas dan diadopsi oleh pemerintah. Namun sejatinya konsep
pendidikan alternatif muncul seiring dengan munculnya ide tentang pendidikan
itu sendiri. Beberapa contoh pendidikan alternatif diserukan oleh beberapa
tokoh bahkan sejak abad 16, di antaranya oleh Maria Motessory.
Maria Montessori adalah seorang perempuan Italia pertama yang mendapat gelar
*Doctor of Medicine.* Gagasannya mengenai pendidikan alternatif didasari
kecintaannya pada dunia anak-anak. Ia mendirikan *Casa dei Bambini*, sebuah
sekolah yang siswanya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah di
Roma. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Montessori adalah mengadopsi
dunia anak-anak yang penuh spontanitas. Disiplin spontan dan aktifitas
spontan adalah dunianya anak-anak. Ia meyakini bahwa setiap anak mempunyai
kebutuhan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya. Dan untuk itu, ia
tidak harus diperintah atau diberitahu oleh guru. Anak-anak melakukan
sesuatu secara murni, bukan karena ketakutan akan mendapatkan hadian atau
hukuman.
Menurut Montessori, ada tiga tipe kegiatan dan pengalaman yang perlu
dipelajari anak, yaitu ketrampilan praktikal, sensori dan formal.
Ketrampilan praktikal misalnya mencuci piring, mengatur meja dan sebagainya,
yang merupakan bagian dari tatakrama sosial. Latihan yang diulang-ulang akan
membentuk koordinasi sensori dan otot. Sedangkan ketrampilan formal meliputi
membaca, menulis dan berhitung. Lingkungan belajar harus dibuat sedemikian
rupa hingga menarik dan merangsang anak.(Orstein & Levine,1981:150)
Di Indonesia sendiri, pendidikan alternatif bermunculan, seperti Sekolah
Alam di Ciganjur dengan konsepnya belajar di alam terbuka; sekolah Ciliwung
untuk warga di bantaran sungai Ciliwung; Sekolah Qoriyah Toyibah di
Salatiga, yang memberi pendidikan untuk anak-anak dari golongan ekonomi
menengah ke bawah, dan lain-lain. Namun demikian, yang acapkali masih
menjadi keprihatinan bersama adalah bahwa sekolah alternatif belum dianggap
sebagai 'alternatif' dari sekolah formal sehingga standar baku sekolah
formal tetap harus dijalani dan mendistorsi makna pendidikan alternatif.
Dikutip dari: Jurnal Perempuan #66 "Pendidikan untuk Semua"
Feedly. Feed your mind. http://www.feedly.com <http://www.feedly.com/#mail>
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
0 comments:
Post a Comment