Advertising

Sunday, 27 December 2009

[wanita-muslimah] Mustahil Tokoh tokoh Islam dan kaum muslimin turut merayakan Natal

 



Assalamualaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh

Bissmillahirrohmaanirrohiim

Setiap
tanggal 25 Desember, saya menerima ucapan "NATAL" dalam kesempatan ini
saya mohon maaf, kepada kakak kakaku, adik adikku, saudara saudaraku yang lain,
saya tidak dapat menjawab dan menerima ucapan tersebut dengan alasan sebagai
Muslim kami memiliki persepsi tersendiri masalah ajaran Nashoro dewasa ini,
adapun persepsi tersebut dapat sedikit kami uraikan sebagai berikut, sekaligus
sebagai nasehat dan pengetahuan serta peningkatan Iman Islam bagi diriku, anak
anakku, Istriku dan saudara saudaraku Muslim lainnya, dan sekaligus mohon
pencerahan Bapak M Bambang Pranowo Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta, atau bagi Kaum Muslimin yang Pro dengan
perayaan Natal :

"Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula
bersedih hati" QS. Al-Baqarah
(2) : 62.

Pengakuan
kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, terdahulu sebagai golongan orang-orang
yang beriman kepada Allah. Subhanahu Wa Ta Ala, adalah sesuai dengan jaminan
yang diberikan oleh Waraqah, saudara sepupu Khadijah isteri nabi Muhammad SAW
itu, bahwa wahyu-wahyu yang akan beliau terima itu dapat diperbandingkan dengan
wahyu  wahyu yang diterima oleh Nabi
Musa. ("Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada
Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya". QS. Al-Baqarah [2] : 136.)

Setelah
Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu berkenaan dengan kesulitan
yang dialami beliau terhadap orang - orang Yahudi di Madinah yang tengah
bermusuhan dengan orang-orang Nasrani :

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan
orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami
ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka
(orang-orang Nasrani itu) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, juga karena
sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri". QS. Al-Maidah (5) : 82.

Penghargaan
dan pujian yang diberikan kepada orang-orang Nasrani ini dapat mencerminkan
kebaikan hati yang dahulu ditunjukkan kepada segolongan umat Islam di
kekaisaran Nasrani Abyssinia (atau sekarang Ethiopia), ketika umat Islam melepaskan
diri dari penyiksaan dan penganiayaan masyarakat Quraish di Mekah. Ayat di
bawah ini lebih lanjut dapat menunjukkan kemurahan hati orang-orang Nasrani,
namun demikian ayat ini juga tetap mengkritik tradisi monastik mereka:

"Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami
iringkan pula Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami
jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.
Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah (tradisi monastik yang membujang dan
mengurung diri di dalam biara), padahal Kami tidak mewajibkan kepada mereka
tetapi mereka sendirilah yang mengada-adakan untuk mencari keridhaan Allah,
lalu mereka tidak memeliharanya dengan semestinya. Maka Kami berikan kepada
orang-orang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka
orang-orang fasik". QS. Al-Hadit
(57) : 27.

Ayat
berikut ini rupanya menunjukkan kesadaran antara perpecahan dan perselisihan di
antara orang-orang Nasrani, meskipun menurut pemikiran dapat menunjukkan
perselisihan antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Perjanjian itu
dapat menjadi perjanjian atau statemen baru sebagaimana dipahami oleh
orang-orang Nasrani pertama:

"Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang
Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka
sengaja melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan
dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai
hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberikan kepada mereka apa yang selalu
mereka kerjakan". QS. Al-Maidah
(5): 14.

Argumen-argumen
yang ditunjukkan pada ayat di bawah ini di antara orang -orang Yahudi dan
Nasrani : "Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu
tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata:
"Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka
sama-sama membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui
mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka
pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka perselisihkan itu". QS.
Al-Baqarah (2) : 113.

Ayat
di atas menyebutkan bahwa tuduhan-tuduhan satu sama lain antara orang-orang
Yahudi dan orang-orang Nasrani, menyebabkan mereka saling menghapuskan pihak
lain. Kecaman orang-orang Yahudi dan Nasrani satu sama lain di atas benar-benar
membuktikan bahwa mereka sama-sama tidak mengakui kenabian Muhammad SAW,
meskipun masing-masing tetap mempertahankan kebenaran mereka secara eksklusif,
sebagaimana dijelaskan pada ayat berikut ini :

"Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi
atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk." Katakanlah: "Tidak,
bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Ibrahim itu dari
golongan orang musyrik". QS.
Al-Qarah (2) : 135.

Bahkan
dikatakan bahwa Ibrahim dan keturunan-keturunannya langsung itu bukan
orang-orang Yahudi ataupun bukan orang-orang Nasrani.

"Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi
atau Nasrani ? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah
Allah, dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang menyembunyikan
syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah
dari apa yang kamu kerjakan".
QS.Al-Baqarah (2) : 140.

Ada
yang perlu dicatat bahwa tak dapat disangkal Nabi Ibrahim AS dan lain -lainnya
adalah "petunjuk" dan tidak mungkin mengakui petunjuk ini
sebagai orang Yahudi atau orang Nasrani, tentu saja ini secara implisit harus
ada sumber petunjuk yang lain. (Ibrahim.AS dalam pandangan Islam adalah seorang
nabi dan rasul, yang dengan sendirinya menerima dan mengakui petunjuk).

Kata hanif yang dipergunakan di dalam Al-Qur'an
menunjukkan seorang monoteis yang bukan Yahudi atau bukan Nasrani, dan kata ini
hanya digunakan untuk agama Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW beserta
pengikut-pengikut beliau.

Sebagian
apologetika Al-Qur'an, ada yang menentang agama-agama yang terlebih tua dan
terlebih dahulu hadirnya di muka bumi ini. Para ulama muslim terdahulu
menyebutkan sebagian kecil manusia yang menganggap rendah Nabi Muhammad SAW,
mereka katakan menjadi orang-orang yang hanif terhadap para pengikut Nabi
Ibrahim.AS dan Nabi Muhammad.SAW ini.

Namun
demikian, tidak ada bukti yang menunjukkan sebutan orang-orang hanif itu adalah
kata itu sendiri, sungguhpun penjelasan demikian diberlakukan. Dalam syair
Jahili dan dalam bahasa Nasrani, kata hanif ini berarti kafir atau penyembah
berhala dikarenakan tidak mengikuti agama Nasrani itu.

Apa
yang barangkali dapat dipandang sebagai awal mula kisah Nasrani (Kristen) di
dalam Al-Qur'an adalah materi legenda yang tidak diketemukan pada Perjanjian
Baru:

"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan
keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai)
satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Ingatlah), ketika istri Imran berkata:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam
kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitulmakdis). Karena
itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya,
dia pun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak
perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak
laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia
Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada
(pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk. Maka Tuhannya menerimanya
(sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan
yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk
untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata:
"Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam
menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi
rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab". QS.Al-Imran (3) : 33-37.

Imran
dalam bahasa Arab dengan membentuk kata amran, ayah Musa, Aaron dan Miriam di
dalam Bibel. Sebagian masyarakat Mekah seolah dibingungkan antara kata Mary
dengan Miriam, karena nama tersebut menjadi sama dalam bahasa Arabnya dan
bahkan Mary dialamatkan sebagai anak putri Aaron pada Al-Qur an Surat Maryam (19) : 19 - 28. "Ia
(Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu,
untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata:
"Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah
seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina !. Jibril
berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai
rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka
Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat
yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada
pangkal pohon kurma, ia berkata: Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini,
dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan". Maka Jibril
menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati,
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah
kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika
kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah
bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara
dengan seorang Manusia pun pada hari ini. Maka Maryam membawa anak itu kepada
kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya
kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun,
ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah
seorang pezina",

Ayat
tersebut dilanjutkan dengan pertimbangan kelahiran John sang pembaptis (Yahya)
yang kira-kira secara kasar sesuai dengan Lukas dalam 1:
5 - 25, 57-64: (terlampir pada halaman penutup)

"Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya
berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil
Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya):
"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu)
Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan,
menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang
shaleh. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak
sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?"
Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah
mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat
berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan
sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang
dan pagi hari". QS.Al-Imran (3) : 38 - 41

Ada
pula penjelasan yang sama namun dalam surat dan ayat yang lebih panjang pada
QS.Al-Maryam (19) : 1-15. "(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang
rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada
Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah
kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku
dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang
yang diridhai. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu
akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah
menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku,
bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan
aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua. Tuhan
berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di
waktu itu) belum ada sama sekali. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah
aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak
dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat. Maka
ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka;
hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab
(Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi
ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan
kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti
kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal
dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali".

Selanjutnya
diikuti oleh kisah yang tersebar luas tentang Maryam dan kelahiran Nabi Isa.AS
: "Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur'an, yaitu ketika
ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia
mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami
kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa. Ia (Jibril) berkata:
"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu
seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: "Bagaimana akan ada
bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun
menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina !. Jibril berkata:
"Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan
agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari
Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam
mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang
jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal
pohon kurma, ia berkata: Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku
menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan. Maka Jibril menyerunya dari
tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu
telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu
ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk
Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia
pun pada hari ini. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu
yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah
seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina, maka Maryam
menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara
dengan anak kecil yang masih dalam ayunan ?. Berkata Isa: "Sesungguhnya
aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan)
zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan
yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. QS.Maryam (19) : 16 - 34.

Di
samping kisah yang diceritakan ayat di atas bukannya tidak sama dengan kisah
yang ada pada Lukas 1: 26-38. (terlampir pada halaman
penutup) Kisah kelahiran tersebut sama sekali memang berbeda,

Agaknya Al-Qur'an lebih perduli ketimbang ajaran-ajaran
yang mempertahankan Maryam dari tuduhan ketidaksucian dan zina; dan kata-kata
di ayat terakhir yang dikutip "pernyataan kebenaran" kemungkinan
mengimplisitkan ayat tersebut yang berakhir dengan semua fitnah yang
menjelaskan persoalan pokok konsepsi secara tepat yang sebenamya.

Pengakuan
konsepsi kesucian Yesus (Nabi Isa.AS) oleh umat Islam bersamaan dengan
penolakan mereka atas ketuhanannya, agaknya menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan penting antara konsepsi keperawanan, kesucian dan ketuhanan, dan
refleksi yang cenderung mendukung hal ini. Namun yang dapat dikatakan bahwa
bagi orang-orang yang beriman kepada hakekat ketuhanan Yesus atas dasar yang
lain adalah menguntungkan pada konsepsi kesucian dan keperawanan. Pernyataan
paling penuh tentang hakekat kenabian Yesus (Nabi Isa.AS) diberikan pada kisah
periwayatan yang lain:

"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya
Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan)
dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam,
seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang
didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan
ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh. Maryam
berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum
pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun." Allah berfirman (dengan
perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya
cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. Dan Allah akan
mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul
kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah
datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku
membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta
sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan
orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan
dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah
suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk
menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang
kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertakwalah
kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,
karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. Maka tatkala Isa mengetahui
keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: "Siapakah yang akan
menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para
hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kami lah penolong-penolong
(agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman
kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu
masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang
keesaan Allah)". QS.
Al-Imran (3) 45 – 53.

Nama
orang-orang yang menolong (ansar) yang diberikan kepada para pendukung Nabi
Muhammad SAW di Madinah, dan juga penyatuannya dengan nasara (umat Kristen).
Kata hawariyun yang dipakai didalam Al-Qur'an hanya dimaksudkan bagi murid-
murid (sahabat-sahabat setia) Yesus (Nabi Isa.AS).

Mu'jizat
yang dijelaskan pada ayat terdahulu juga terdapat pada ayat lain, walaupun
tanpa adanya preskripsi-preskripsi legal, lalu ditambahkan:

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra
Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan
kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih
dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu
menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk
dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu
meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan
seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam
kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah)
di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan
seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan
mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak
lain melainkan sihir yang nyata." QS.Al-Maidah (5): 110.

Pada
ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa Nabi Isa.AS dikirim oleh Tuhan kepada Bani
Israel, dan dengan demikian mejadi salah satu keturunan Nabi Ibrahim.AS
Walaupun demikian, dia ini dipandang sebagai seorang hakim, "memperkuat"
Torah (Taurat), sekalipun dengan berbagai variasi yang berbeda-beda satu sama
lain. Mu'jizat burung dari tanah yang kemudian dapat hidup, yang tidak terdapat
pada Perjanjian Baru, begitu dikenal sampai ke para ilmuwan dari berbagai macam
ajaran heretikal.

Ada dua hal yang tampil di dalam Al-Qur'an untuk menolak
kepercayaan bahwa Nabi Isa.AS itu mati di tiang salib. Hal yang kedua ialah
menolak hakekat ketuhanan Yesus (Nabi Isa.AS). Mengenai penolakannya terhadap
kematian Yesus di tiang salib adalah ayat Al-Qur'an yang menyebutkan:

"Dan karena kekafiran mereka (umat Yahudi terhadap Isa.As) dan karena
tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan
mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam,
Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa.As,
benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai
keyakinan tentang yang dibunuh itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. As Tetapi (yang
sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa. As kepadaNya, dan adalah Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana".
QS.An-Nisaa (4) : 156-158.

Sementara
ada ayat lain yang kurang jelas:

(Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa, sesungguhnnya Aku
akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta
membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang
mengikuti kamu di atas orang-orang kafir sampai hari kiamat. Kemudian hanya
kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang
selalu kamu berselisih padanya" QS.Al-Imran (3) : 55.

Pada
ayat yang kedua ini terima yang samar-samar diterjemahkan dengan
"menyampaikan kamu ke akhir ajalmu" (mutawaffika) yang biasanya
digunakan untuk pengertian "menyebabkan engkau mati" (selain arti
mati di tiang salib). Orang-orang kafir yang mengikuti Isa yang disebutkan itu
bisa jadi orang-orang Yahudilah yang tidak mengakui Yesus dan yang sekarang
dalam posisi yang lebih rendah di Kekaisaran Byzantine.

Ayat
pertama menunjukkan serangan orang-orang Yahudi dan menegaskan bahwa mereka
tidak membunuh Yesus. Dalam pengertian ini, sebenarnya karena penyaliban adalah
perbuatan serdadu-serdadu Romawi; dan benar juga dalam artiannya yang lebih
mendalam, karena penyaliban itu bukan merupakan kemenangan bagi orang-orang
Yahudi dalam pandangan mereka tentang kebangkitan kembali Yesus setelah mati.

Kalimat
shubbiha lahun itu diterjemahkan "seolah olah menjadi seperti mereka"
adalah samar-samar dan dapat diterjemahkan dengan cara-cara yang sangat
berbeda. Penafsiran umum di tengah kaum muslimin adalah bahwa ada orang lain,
kemungkinan sekali Yudas yang diserupakan dan menggantikan Yesus.

Sekte
heretik modern dari Ahmadiyah berpegang pada pendapat yang mengatakan bahwa
Yesus hanyalah pingsan di atas tiang salib, masih tetap hidup dan pulih kembali
menjadi sehat seperti sedia kala. Lalu pergi ke arah timur untuk menjalankan
da'wah; dan golongan Ahmadiyah mengklaim telah menemukan kuburannya di Kashmir.

Selama
berabad-abad sebelum lahimya Nabi Muhammad SAW, berbagai macam kelompok
heretikal Kristen mencoba menjelaskan kematian Yesus di tiang salib dengan cara
yang sama.

Di
tahun-tahun belakangan ini satu atau dua orang muslim telah mencoba menemukan
penafsiran-penafsiran ayat di atas yang tidak bertentangan dengan kepercayaan
Kristen, karena Yesus benar-benar meninggal dunia.

Walaupun
demikian, masih tetap ada bukti bahwa hampir seluruh umat Islam sejak zaman
Nabi Muhammad sampai hari ini telah menafsirkan ayat di atas dengan maksud
bahwa Yesus itu tidak mati di tiang salib. Jadi persepsi Kristianitas mereka
itu meliputi penolakan apa yang menjadi masalah sentral terhadap seluruh
keimanan Kristen.

Penolakan
hakekat ketuhanan Yesus (Nabi Isa.AS) dikemukakan dalam banyak ayat Al-Qur'an
dan dengan demikian juga berarti penolakan secara langsung terhadap ajaran
Trinitas. Sebagaimana dijelaskan pada ayat-ayat berikut ini:

"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya
Al-Masih, putra Maryam, itu adalah Rasulullah dan yang diciptakan dengan
kalimat-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan jangan
kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga." Berhentilah dari ucapan itu, itu
lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari
mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya.
Cukuplah Allah sebagai pemelihara"
QS.An-Nisa (4) : 171.

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam," padahal Al-Masih
sendiri berkata: "Wahai Bani Israel, sembahlah Allah, Tuhanmu dan
Tuhanku." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan, "bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Tuhan Yang Esa". (QS. Al-Maidah
(5) : 72-73.

"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa putra Maryam,
adakah kamu mengatakan kepada manusia. Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan
selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakkan apa yang bukan hakku dan mengatakannya. Jika aku pernah
mengatakannya niscaya Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui perkara yang gaib-gaib ... Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka
kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku mengatakannya, yaitu:
"Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi
terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha
Menyaksikan atas segala sesuatu." QS.Al-Maaidah (5) : 116 -117.

Al-Qur'an
tidak mempunyai pertimbangan sahih tentang kepercayaan mayoritas luas umat
Kristen di masa hayat Nabi Muhammad,SAW baik kepercayaan umat Kristen yang ada
di Gereja Besar maupun golongan Monofisit dan golongan Nestorian. Ide bahwa
Maryam adalah salah satu dari Trinitas barangkali berasal dari ketentuan kelompok
Coliridian yang tidak jelas, di Arabia kedengarannya lebih dari dua abad
sebelum Nabi Muhammad.saw lahir.

Juga
mungkin adanya kebimbangan terhadap kenyataan bahwa dalam bahasa Semit, kata
yang menunjukkan Ruh itu adalah feminim (mu'annats). Al-Qur'an juga agaknya
berasumsi bahwa umat Kristen memahami "anak" dalam arti fisikal
sebenarnya, sementara ketika bangsa Arab pagan mengatakan beriman kepada
"anak perempuan Tuhan" ini tidak memungkinkan diartikannya secara
fisik.

Dalam
kasus Kristen sebagaimana yang terjadi di dalam Yahudi, yang penting adalah
untuk mencatat seberapa banyak yang tidak dikatakan. Tidak disebutkan kalau
Yesus itu tidak ada kaitannya dengan orang-orang bidaah yang sebenarnya,
melainkan berkenaan dengan orang-orang yang beriman kepada Tuhan tetapi
memberikan penekanan-penekanan yang salah kedalam praktek-praktek keagamaan.
Misalnya, menuntut dipenuhinya secara seksama kewajiban-kewajiban ritual namun
lalai terhadap keadilan dan memelihara hal-hal yang lain; dan mereka juga tidak
mau memperlakukan orang-orang yang mereka anggap berdosa secara benar.

Untuk
menemukan kerusakan yang terakhir inilah Yesus menegaskan bahwa dalam kasus
penyesalan diri atau taubat bagi pelaku perbuatan dosa, Tuhan bukan hanya
mengampuni hukuman melainkan malah memperbaiki orang-orang yang berbuat dosa
agar bahagia dan terlepas dari dosa.

Lagi-lagi
di dalam Al-Qur'an tidak ada yang membicarakan tugas utama Yesus (Nabi Isa.AS),
baik yang disebutkan sebagai pengabsahan kerajaan Tuhan maupun penyelamatan
dunia atau dengan beberapa nama yang lain.

Sementara
itu dikatakan bahwa Yesus menerima kitab suci dari Tuhan yang diberi nama Injil
(Gospel atau Evangel). Maka tidak ada yang mengatakan bahwa ini sepertinya
merupakan ajaran yang lebih aktual di dalam Perjanjian Baru ketimbang kitab
Taurat yang diterima oleh Musa yang dianggap sama aktualnya dengan kitab
Pentateuch.

Selanjutnya
umat Islam biasanya menolak ajaran-ajaran aktual kita, yaitu kitab yang
diterima oleh Yesus, karena terdiri dari seluruh wahyu yang berasal dari Tuhan
dan bukan merupakan pernyataan-pernyataan historis tentang Yesus.

Ada
ayat yang dapat dinyatakan dalam mana umat Kristen dapat melihat petunjuk
Eucharist:

 

Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia:
"Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku". Mereka menjawab:
"Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami
adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu). (Ingatlah), ketika
pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu
menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab:
"Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman, Mereka
berkata; "kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami
dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami
menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu. Isa putra Maryam berdoa:
"Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit
(yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang
yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi
kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling
Utama. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu
kepadamu, barang siapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu),
maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku
timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia. Dan (ingatlah) ketika Allah
berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:
"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang
bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau
telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. 
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib. Aku tidak
pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku
(mengatakan) nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan
adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka.
Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka.
Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa
mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau
mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. QS. Al-Maaidah (5)
111 – 118

Adapun
munculnya "NATAL" kami dapatkan diantaranya :

Pada
zaman purba pendewaan matahari lazimnya terdapat di negara-negara yang
kebudayaannya sudah agak tinggi. Matahari sebagai sumber cahaya dan  sumber hidup. Dewa matahari Amaterasu di
Jepang, dewa matahari di   Tiongkok,
Quetzalcoatle di Mexico dan di Peru.

Dewa
Apollo atau Dionysus di antara 
orang  Yunani  (Griek), Hercules di antara orang Romawi,
Mithra di antara orang Iran (Persia), Adonis dan Atis di Syria dan  Phrygia (Anadol), Osiris, Isis dan Horus di
Mesir, Baal Samus dan Astarte di antara orang Babil (Babylonia) dan Karthago,
dan seterusnya.

Semua
dewa matahari ini dilahirkan sekitar tanggal 25 Desember dari seorang dara di
sebuah gua, dan dinamakan Pembawa -Terang, Perantara, Juru -Selamat,  Pembebas, dan sebagainya.

Mithraism,
sebagai diakui oleh St. Jerome, lambat-laun terdesak di Roma dan Alexandna
(Iskandaria) oleh Christianity. Tertullian membenarkan kenyataan   bahwa Mithraism lenyap sesudah Gereja
mengambil alih warna-warni dari Mithraism.

Selanjutnya
Tertullian berkata bahwa ulama di zamannya menganggap sama Mithraism dengan
Christianity kecuali dalam soal nama. Padri Farrar dalam  karangannya "Life of Christ"
berkata bahwa tidak ada hujah yang memuaskan 
untuk menetapkan kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember. Bibel
diam  dalam hal ini, walau mengkisahkan
di Lukas 2:8

"Maka
dijajahan itu pun ada beberapa orang 
gembala, yang tinggal di padang menjaga kawan binatangnya pada waktu
malam." Hal ini memustahilkan menerima 25 Desember sebagai tanggal
kelahirannya Yesus (Natal), karena bulan Desember adalah puncaknya  musim hujan di Palestina, ketika mana tidak
terdapat kawan binatang atau gembala di waktu malam pada padang Bethlehem.

Semula
Natal dirayakan pada tanggal  6
January  (Epiphany), tetapi pada tahun
353 - 354 Paus Liberius merubahnya jadi 25 Desember. Tidak ada tanda-tanda
perayaan Natal sama sekali hingga abad ke IV. Baru pada tahun 534 oleh mahkamah
Hari Natal dan Epiphany dihitung "Dies Non."

Gereja
Griek hingga kini merayakan Natal pada tanggal 7 Januari. Baru pada kira-kira
tahun 533 seorang rahib Scythia bernama Dionysius Exiguus, ketua biara dan ahli
nujum di Roma, ditugaskan untuk menetapkan tanggal dan tahun kelahiran Yesus.

Beliau
tidak memberi alasan-alasan yang menguasakan ia untuk menetapkan 25 Desember
sebagai hari Natal, tetapi tanggal yang pasti itu adalah tanggal yang diduganya
dari kelahiran kebanyakan dewa-dewa matahari.

Dewa
matahari Mithra dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Osiris, dewa  matahari 
orang  Mesir,  dilahirkan  pada  tanggal  27 Desember. Dewa matahari Horus dan  Apollo 
pada  tanggal  28 Desember.

Adapun
tahun yang ditetapkan oleh rahib Dionysius Exiguus tersebut, pada abad ke IX
ternyata bahwa rahib itu keliru beberapa tahun, dan diakui bahwa Herodes wafat
tahun 4 S.M. Menurut Injil Matius 2:16 raja  Herodes,
untuk melenyapkan kemungkinan Yesus menjadi "raja sekalian Yahudi,"
menitahkan agar dibunuh sekalian anak-anak berumur 2 tahun dan di bawah.

Jadi tahun kelahiran Yesus harus dimundurkan
sekurang-kurangnya sampai 4  S.M. Kini,
para sarjana, memilih tahun 5 atau 6 S.M. sebagai tarikh yang lebih  cocok dengan kisah dari Injil-injil yang
saling bertentangan. Beberapa ahli 
sejarah mengundurkan sampai tahun 8 dan 10 S.M.

Natal
yang artinya maulid, kelahiran, seperti dalam istilah Dies Natalis (Hari
Kelahiran), adalah satu dari kata-kata, misalnya: sekolah, gereja, keju,  mentega, 
dan sebagainya yang bahasa kita warisi dari bangsa Portugis yang
beragama Katolik Roma dan yang mulai datang ke negeri kita pada akhir abad XV

Jelaslah
bahwa Natal adalah Hari Kelahiran Yesus Kristus yang  diperingati  dan  dirayakan di gereja-gereja dan rumah-rumah.
Diperingati oleh orang Kristen  yang
salih dengan pujaan-pujaan dan doa-doa, 
dengan  saling  memberi hadiah, dan sebagainya. Dirayakan di
tempat-tempat dansa dan bar-bar dengan meminum minuman-minuman keras oleh awam
yang acuh tak acuh terhadap agamanya.

Sebagaimana
perayaan kegerejaan lain, juga Natal menggantikan perayaan orang jahil.
Hari  lahir  yang sebetulnya  dari
Yesus yang nama asalnya Yesyua, dan Arabnya Isa. AS,  tidak  ada  yang 
mengetahui.  Pada  zaman 
itu  bukan kebiasaan orang awam
mencatat hari lahir atau hari wafatnya seseorang.

Keluarga
Yesus (Nabi Isa.AS) adalah orang-orang sederhana, dan murid-murid beliau
adalah  nelayan,  dan 
tidak  biasanya dapat membaca
atau menulis. Bani Israil, yakni 
orang  Yahudi,  menggunakan 
penanggalan qamariyah  (maanjaar,  lunar year), bukannya tahun syamsiyah
(zonnejaar, solar year).

Semula
kedatangan Yesus di muka  bumi  (Epiphany) 
dirayakan pada  tanggal  6 Januari. Di beberapa negara, diantaranya
di Armenia, kelahiran Yesus masih saja dirayakan  pada  tanggal itu.

Digesernya
ke tanggal 25  Desember adalah karena
pengaruh dari penanggalan Romawi, yang 
menyebut  tanggal  itu "dies invicti solis" yang
artinya "hari dari tuhan (dewa) matahari (Mithras) yang telah
dikalahkan." Yesus di-umpamakan sebagai "matahari kebenaran" dan
"cahaya dunia." Tanggal 25 Desember adalah hari kelahiran Mithras,
yang asalnya dewa  matahari Iran  yang 
kemudian  dipuja di Roma. Hari
minggu disebutnya juga Zondag, Sunday, Sonntag, hari  matahari,  hari gereja,
pengganti hari Sabtu.

Juga
ada yang berpendapat bahwa Natal itu adalah pengganti dari hari raya  Romawi "Saturnalia" (dari 17
sampai 20 Desember), atau pengganti dari perayaan Jerman kuna "Joel"
(biasanya 12 hari lamanya, dan pada 
masa  itu  harus damai benar-benar tak boleh diganggu),
dan pendapat ini karena banyaknya upacara-upacara yang bersamaan: roti Joel
jadi roti Natal (kerstbrood).

Hari
Natal pada tanggal 25 Desember untuk pertama kalinya dirayakan di tahun  354 di Roma dan di tahun 375 di
Konstantinopel dan di tahun 387 di Antakia (Antiochie). Bak makanan sapi,
palungan (crib, kribbe) dengan anak Yesus yang ditempatkan di gereja waktu
perayaan Natal mulai pada abad VIII, dan penempatan kribbe di rumah-rumah,
sesudah St. Franciscus dari Assisia 
merayakan malam Natal di hutan Grecio pada abad XIII

Upacara-upacara yang terbanyak berasal dari adat pada
zaman jahiliyah seperti pemberian hadiah, "hulst" semacam semak atau
pohon yang selama-lamanya hijau (ilex 
aquifolium), ranting dari pohon mare (viscum album) buat mengusir setan
atau arwah jahat dari istal, dan pohon Natal (Kerstboom), ialah pohon yang
diperelok  dengan hiasan dan lilin atau
lampu-lampu, Suasana, pada saat Yesus 
dilahirkan, yang dilukiskan di Injil Lukas  2, tidak cocok dengan keadaan yang
sebenarnya, karena di Palestina dalam musim itu tidak layaknya ada orang
gembala di padang pada waktu malam. Juga sensus yang dititah Kaisar Agustus tak
dapat dipertanggung jawabkan dari sudut sejarah.

Ringkasnya,
perayaan Natal adalah suatu syncretism, percampuran, dimana unsur-unsur fiction
(rekaan) dan batil ada lebih banyak dari unsur-unsur sejarah.

Dari jabaran tersebut
diatas kami kaum Muslimin, apa lagi tokoh tokoh muslim seperti yang Bapak M
Bambang Pranowo Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta, Sebukan turut Natalan
bersama adalah mustahil bagi kami serta kami tidak ingin ikut serta dalam
perayaan yang kami sendiri tidak ada dasar yang meyakinkan bagi kami (shahih)
untuk turut serta didalamnya sesuai nasehat dan petunjuk Allah swt dalam QS.
Al-Kafirun (109) : 2 - 6. "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah
agamaku".

"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti
hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui". QS. Al-Jatsiyah (45) : 18.

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka
sembah selain Allah, ………… Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik
pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia
memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. QS. Al-Anaam
(6) : 108.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Sumber

 

Al. Qur an Tarjamah Depag RI

Al-Kitab, Lembaga Al-Kitab
Indonesia.

AL KITAB (BIBLE) Sejarah
Terjadinya dan Perkembangannya Prof. H.S. Tharick Chehab

 

Titik Temu Islam Dan Kristen
Persepsi Dan Salah Persepsi William Montgomery Watt

 

Dan Lain Lain.

 

Lampiran 1 :

 

Lukas 1 . 5-25

 

1:5. Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang
imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari
keturunan Harun, namanya Elisabet.

1:6 Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup
menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.

1:7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet
mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya,
Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.

1:9 Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk
menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait
Suci dan membakar ukupan di situ.

1:10 Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan
sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan.

1:11 Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat
Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.

1:12 Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut.

1:13 Tetapi malaikat itu berkata kepadanya:
"Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet,
isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau
menamai dia Yohanes.

1:14 Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan
banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu.

1:15 Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak
akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai
dari rahim ibunya;

1:16 ia akan membuat banyak orang Israel berbalik
kepada Tuhan, Allah mereka,

1:17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh
dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan
hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian
menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

1:18 Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu:
"Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua
dan isteriku sudah lanjut umurnya."

1:19 Jawab malaikat itu kepadanya: "Akulah Gabriel
yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan
untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.

1:20 Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak
dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena
engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada
waktunya."

1:21 Sementara itu orang banyak menanti-nantikan
Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci.

1:22 Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata
kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan
di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu.

1:23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia
pulang ke rumah.

1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya,
mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya:

1:25 "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan
sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang."

 

Lukas 1 . 57-64

 

1:57. Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk
bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki.

1:58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya
mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar
kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

1:59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan
untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama
bapanya,

1:60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus
dinamai Yohanes."

1:61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara
sanak saudaramu yang bernama demikian."

1:62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk
bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu.

1:63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata
ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya.

1:64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan
terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

 

Lukas 1.26 - 38

 

1:26. Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat
Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,

1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan
seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia
berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."

1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu
bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut,
hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah
Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud,
bapa leluhur-Nya,

1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub
sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana
hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"

1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan
turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu
anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun
sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang
keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu
meninggalkan dia.

 

Lukas
2

2:1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu
perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.

2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan
sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.

2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri,
masing-masing di kotanya sendiri.

2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di
Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari
keluarga dan keturunan Daud--

2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung.

2:6 Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria
untuk bersalin,

2:7 dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya
yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam
palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

 

2:8. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di
padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di
dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan.

2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan
takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa:

2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu
Kristus, Tuhan, di kota Daud.

2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai
seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

2:13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan
malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya."

2:15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka
dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain:
"Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana,
seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."

2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai
Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka
memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.

2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang
apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.

2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam
hatinya dan merenungkannya.

2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji
dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat,
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

 

2:21. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus
disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum
Ia dikandung ibu-Nya.

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum
Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada
Tuhan,

2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan:
"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",

2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang
difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak
burung merpati.

 

2:25. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia
seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus
ada di atasnya,

2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus,
bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi
Tuhan.

2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika
Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa
yang ditentukan hukum Taurat,

2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil
memuji Allah, katanya:

2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini
pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,

2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari
pada-Mu,

2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala
bangsa,

2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi
bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa
yang dikatakan tentang Dia.

2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada
Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan
atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang
menimbulkan perbantahan

2:35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu
sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

2:36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan,
anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia
hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya,

2:37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh
empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah
dengan berpuasa dan berdoa.

2:38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan
mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang
yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan
menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret
di Galilea.

2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh
hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

 

2:41. Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke
Yerusalem pada hari raya Paskah.

2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun
pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.

2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka
berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.

2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara
orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya,
lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.

2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah
mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.

2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait
Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran
akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.

2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia,
tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah
Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari
Engkau."

2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu
mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa-Ku?"

2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang
dikatakan-Nya kepada mereka.

2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan
Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di
dalam hatinya.

2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah
hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

 

--- On Thu, 12/24/09, Satriyo <lasykarlima@gmail.com> wrote:

From: Satriyo <lasykarlima@gmail.com>
Subject: [sd-islam] OOT: menghina dan adu domba ulama! ... Fwd: [Koran-Digital] Bambang Pranowo: Ucapan Selamat Natal dan Umat Islam Indonesia
To: "parapemikir" <parapemikir@yahoogroups.com>, SPI-UIN-Bandung@yahoogroups.com, sd-islam@yahoogroups.com
Date: Thursday, December 24, 2009, 9:57 AM

 

Kasihan sekali orang ini! Alih-alih membawa pesan damai dan kerukunan di antara ummat di awal Tahun Baru Hijrah 1431 H ... eh ... malah menghina dan adu domba ulama, menginjak yang satu mengangkat yang lain! Malah mengadu domba antar ummat beragama ...!

Sama sekali tidak ada niat baik dan akhlak terpuji ... dari seorang 'guru besar'! Bagaimana nasib murid-muridnya?
Sungguh tergadai iman dan ilmunya!
UIN UIN ...!
innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun ...!

Satriyo

--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.

im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können.
>> al-Ra'd [13]: 28

---------- Forwarded message ----------
From: Koran Digital <korandigital@ gmail.com>

Date: 2009/12/24
Subject: [Koran-Digital] Bambang Pranowo: Ucapan Selamat Natal dan Umat Islam Indonesia
To: Koran Digital <koran-digital@ googlegroups. com>

Ucapan Selamat Natal dan Umat Islam Indonesia
Thursday, 24 December 2009
Sejak 1980-an tiap hari raya Natal ada keganjilan di masyarakat Indonesia.Hampir setiap pejabat publik, presiden, gubernur, menteri, dan lain-lain yang agamanya Islam terlihat mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.

 
Bahkan tidak sedikit di antara para pejabat publik tersebut menghadiri perayaan Natal.Amien Rais yang sering dikelompokkan sebagai seorang tokoh muslim militan yang anti-Natal, misalnya, ketika menjabat ketua MPR sering terlihat menghadiri acara-acara Natal dan berbicara akrab dengan para pendeta dan pastor. Sikap Amien Rais ini semakin jelas ketika mencalonkan diri jadi presiden RI pada 2004.Amien Rais sering hadir dalam acara-acara yang diadakan umat Kristiani,baik itu di acara Natal,Paskah, maupun lainnya.Amien juga sering terlihat berada dalam lingkaran para pemimpin Kristiani.

Tidak demikian halnya dengan Hidayat Nur Wahid ketika menjadi ketua MPR.Hidayat, belum pernah terlihat muncul dalam acara Natal. Hidayat tampaknya konsisten terhadap "larangan" mengucapkan Natal–apalagi menghadiri—acara perayaan Natal. Hidayat rupanya termasuk tokoh yang patuh terhadap fatwa MUI yang melarang umat Islam merayakan Natal. Bagi MUI,umat Islam yang ikut merayakan Natal, bahkan mengucapkan selamat Hari Raya Natal pun hukumnya haram karena merusak akidah.Merayakan dan mengucapkan selamat Natal,bagi MUI,sama artinya dengan mendukung keimanan umat Kristiani bahwa Isa (Yesus) adalah Tuhan.

Padahal bagi umat Islam, Isa Al-Masih seorang rasul Allah yang kedudukannya sama dengan rasul lain. Kenapa Amien dan Hidayat– untuk melihat dua ikontokoh Islam yang berasal dari "rumah" yang sama, Muhammadiyah– mempunyai perbedaan sikap? Mungkin karena Amien adalah tokoh muslim yang meski dibesarkan oleh Muhammadiyah (yang awalnya berbau wahabisme),tapi mengenyam pendidikan sekuler di UGM Yogyakarta dan Chicago University, AS. Sedangkan Hidayat, yang juga orang Muhammadiyah, besar dengan pendidikan di IAIN Yogyakarta dan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Latar belakang inilah barangkali yang membedakan sikap Amien dan Hidayat dalam memandang Natal dan umat Kristen. Amien, meski dikenal seorang muslim militan–sama dengan Hidayat–tapi bisa menghayati makna pluralisme dalam kehidupan beragama dan bernegara. Jika pun Muhammadiyah disebut- sebut aliran yang mengadopsi wahabisme, tapi belakangan Muhammadiyah kelihatan makin condong ke ahlus-sunnah waljamaah.

Bahkan di kalangan muda Muhammadiyah– seperti ditunjukkan dalam aktivitas Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), pola-pola wahabisme (yang puritan dan anti-Natal) mulai dijauhi.Sikap Muhammadiyah ini– sebagaimana dikatakan AM Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Nasional, dalam Terorisme: Fundamentalis Kristen,Yahudi, Islam (2009)–sangat positif bagi perkembangan kehidupan beragama di Indonesia.

Wahabisme dan Natal

Wahabisme adalah paham dan gerakan Islam yang didirikan Muhammad bin Abdul Wahab di abad ke-18.Abdul Wahab disebut-sebut sebagai founding fathers Kerajaan Arab Saudi. Paham ini mengembangkan puritanisme, militanisme, dan ekstremisme.

Menurut wahabisme, umat Islam saat ini telah menyimpang dari ajaran Islam yang murni, sehingga diperlukan gerakan untuk memurnikannya dengan jalan kembali kepada Alquran dan hadis. Pernyataan bahwa umat Islam harus kembali kepada Alquran dan hadis memang tidak ada yang salah, sebab keduanya merupakan sumber primer dalam Islam.Tapi slogan tersebut menjadi masalah karena dimodifikasi sedemikian rupa untuk membentuk sebuah nalar keagamaan yang bersifat puritan absolut.Wahabisme menganggap hanya doktrinnyalah yang benar, yang lain salah dan kafir.

Wahabisme menolak tasawuf, tawassul, rasionalisme, dan pandangan lain yang dianggap tidak berasal dari Islam. Dalam melakukan misinya, wahabisme menggunakan istilah bidah, bagi perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang tidak ada padanannya dalam Alquran dan sunah Nabi Muhammad.Siapa pun yang melakukan, berbuat dan bersikap seperti itu, dia telah melakukan bidah,dan setiap bidah adalah sesat. Lebih jauh lagi, wahabisme tidak hanya menganggap bidah terhadap orang-orang non- Islam, tapi juga menganggap salah terhadap ulama-ulama lain yang pandangannya bertentangan dengannya.

Tidak hanya ajaran tasawuf yang dianggap bidah,ajaran- ajaran lain yang menyimpang dari doktrin wahabisme pun dianggap bidah (Misrawi,2009) . Jika di Arab Saudi ada ulama terkenal, Imam Fakhruddin al-Razi, yang dianggap sesat; di Indonesia pun Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid serta orang-orang yang mempunyai pandangan keislaman yang sama dengan keduanya dianggap sesat. Kaum wahabi terkenal sangat anti terhadap orang-orang non- Islam (kafir). Salah satu fatwanya, jangan berteman dengan orangorang kafir dan mengikuti kebiasaan mereka.

Orang-orang Islam yang berteman dan mengikuti kebiasaan orang-orang kafir sudah termasuk kafir, bahkan lebih buruk dari orang kafir itu sendiri. Dari poin seperti inilah,kemudian muncul fatwa larangan merayakan Natal dan mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.Merayakan Natal dan saling mengucapkan selamat Natal,menurut pandangan Wahabisme, adalah kebiasaan orang-orang kafir yang sesat. Pandangan ini jelas sangat mengganggu toleransi antarumat beragama dan meruntuhkan sendisendi pluralisme yang membentuk kehidupan modern.

Wahabisme menihilkan ayat Alquran surat Ali Imran ayat 113–114 ini, "Di antara orang-orang ahli kitab terdapat umat yang bangun di tengah malam membaca ayat-ayat Tuhan dan mereka bersujud kepada Tuhan.Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, serta berlomba-lomba dalam kebaikan, dan mereka adalah orang-orang yang saleh. Nabi Muhammad pernah bersabda, "Orang Islam yang paling baik adalah yang menebar salam perdamaian dan memberikan makanan, baik kepada orang yang dikenal maupun tidak."

Alquran dan hadis tersebut jelas jauh dari paradigma wahabisme. Wahabisme melihat sesuatu dengan sikap hitam dan putih; kawan dan lawan.Pandangan inilah yang akhirnya memunculkan benihbenih terorisme.Hampir semua organisasi yang mengusung terorisme, ideologi dasarnya–meminjam tesis AM Hendropriyono– berasal dari wahabisme itu tadi. Ciri-ciri wahabisme,misalnya, bisa tercium dari ceramah dan buku- buku Imam Samudera dan Abu Bakar Ba'asyir. Setelah menyadari "ancaman" terorisme yang muncul dari ideologi wahabisme ini, Pemerintah Arab Saudi, yang semula sangat mendukung perkembangan wahabisme, kini mulai "berpikir lain".

Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, misalnya, kini mulai bersikap terbuka dan mau berkunjung ke Vatikan.Anehnya pula, keamanan Arab Saudi pun kini sangat tergantung dari keberadaan tentara-tentara AS.Kekerasan dan ekstremisme wahabisme kini tampaknya mulai membahayakan "tuannya" sendiri, sehingga perlu dijaga oleh tentara AS.Benarbenar sebuah dilema yang unik.Padahal semua itu adalah konsekuensi hukum alam belaka: siapa yang memelihara macan, jiwanya pun akan terancam terkaman macan itu sendiri.

Dari perspektif inilah, kita– kaum muslim Indonesia–hendaknya mulai mengkaji kembali fatwa larangan merayakan Natal dan mengucapkan selamat Natal. Fatwa tersebut jelas tidak relevan dan mengganggu terwujudnya kerukunan beragama di negara yang penduduknya sangat plural seperti Indonesia. Para ulama Indonesia yang mengharamkan memberikan ucapan selamat Natal hendaknya melihat bagaimana ulama- ulama besar Al-Azhar di Mesir dan Iran. Mereka, tidak hanya memberikan ucapan selamat Natal kepada warga Kristiani di negaranya, tapi juga biasa ikut merayakan Natal di gereja.

Sri Paus,misalnya, pernah mengakui bahwa orang pertama di dunia yang mengucapkan selamat Natal tiap tahun kepadanya adalah Ayatullah Ruhullah Khomeini.Ulama besar Mesir,Sayyid Muhammad Thanthawi, tak hanya membolehkan seorang muslim turut merayakan Hari Raya Natal, tapi juga menghadiri undangan Natal umat Kristen (Koptik) di gereja-gereja di sana. Itulah Islam yang penuh toleransi dan rahmat. Selamat Natal, semoga Tuhan memberkahi kita semua!(*)

M Bambang Pranowo
Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment