Advertising

Thursday, 28 February 2013

[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA - SEKITAR TURUNNYA PAUS BENEDIKT XVI - 28 Febr 2013

 

*IBRAHIM ISA *
*Kemis, 28 Februari 2013**
-------------------------*

*SEKITAR TURUNNYA PAUS BENEDIKT XVI*

Membaca tanggapan sahabat karibku: -- *Arif Harsana*, Munster, Jerman,
sekitar turunnya Paus Benedikt XVI dan latarbelakangnya, --- aku fikir
baik dan bagus bila lebih banyak lagi yang membacanya. Tulisan Arif
Harsana tsb adalah sebuah tanggapan dalam suatu diskusi kecil yang
sedang berlangsung di mailist sekitar masalah itu.

Tulisan Arif Harsana cekak-aos dan memberikan sedikit gambaran mengenai
latar belakang mundurnya Puas yang sekarang ini. Singkat dan jelas!

Bagiku sendiri merupakan suatu bahan iformatif yang yang ditulis dengan
memberikan argumentasi dan sumber bahan yang transparan. Oleh karena itu
berguna sekali!

*Terima kasih pada Arif Harsana atas tulisannya yang singkat, informatif
dan analitis!!*

Silakan membaca stulisan menarik Arif |Harsana tsb sbb:

* * *

*SEKITAR TURUNNYA PAUS BENEDIKT XVI & *

*LATAR BELAKANGNYA *

*Oleh Arif Harsana*

Kita tengok sebentar tema awalnya mengenai "Vatican scandal".

Saya ingin ikut menanggapinya, sekaligus dalam kaitannya dengan latar
belakang turunnya Paus Benedikt XVI secara resmi , tgl. 28 Februari 2013.

Baru sekarang ini seorang Paus turun dari jabatannya secara sukarela,
menolak untuk menduduki jabatan Paus seumur hidup - seperti lazimnya
kebiasaan Vatikan semenjak 7 abad terakhir ini.

Dari segi ini, langkah Paus Benedikt XVI dianggap membuat terobosan
revolusioner yg berani. Ada sementara pengamat yang punya harapan,
langkah Paus yang satu ini bisa membuka babak sejarah baru pembaharuan
/Reformasi besar, yg mungkin akan mempunyai pengaruh jangkauan jauh kedepan.

Tentang sebab2 yang sebenarnya dari langkah berani Paus Benedikt XVI,
selain disebabkan oleh faktor2 pribadinya, y.i. usia lanjut sehingga
kondisi baik jasmani maupun mental menurun, tetapi menurut para pengamat
juga disebabkan banyaknya problem2 besar didunia gereja Katholik yg
tidak mampu lagi ditangani olehnya.

Beberapa faktor penyebab turunnya Paus Benedikt XVI, a.l. seperti yg
dimuat dlm koran La Republica, yg terbit pertengahan Desember 2012
yg.lalu, (yg diposting oleh bung Taher kemarin itu kemilis ini), yaitu
tentang meledaknya skandal " VatiLeaks affair " - kasus ttg. bocornya
dokumen rahasia Vatikan 300 halaman yg ditulis oleh orang penting
pejabat tinggi di Vatikan tentang praktek korup dan intrik2 di lingkaran
dalam puncak kekuasaan Vatikan. (
http://au.news.yahoo.com/world/a/-/world/16205271/vatican-scandal-cited-in-pope-resignation/
)

Masalah besar selanjutnya adalah terbongkarnya kasus2 pemerkosaan thd
anak2 didik dilingkungan seminari Katholik di AS, Jerman dan di Inggris,
yang dilakukan oleh para pengasuh /pemimpin gereja. Belakangan juga
semakin kuat kritik2 thd doktrin2 konservativ Vatikan seperti pelarangan
yg rigid dlm hubungan seksual (mis. pelarangan penggunaan kondom),
menolak peran wanita sbg Pastur, peraturan Solibet (Pastur dilarang
nikah), peraturan yg diskriminatif terhadap para pekerja dilingkungan
gereja yg. berstatus cerai atau pernah cerai, serta sikap diskriminativ
Vatikan thd orang2 Homo (orang2 yg berpasangan hidup dg yg sejenis
kelaminnya).

Kritik2 yang lebih lebih mendasar terhadap doktrin konservativ kolot
Vatikan, bisa dilacak kebelakang dalam sejarah perkembangan ide2
reformasi sejak masa kepemimpinan Paus Johannes XXIII, yang
menyelenggarakan Vatikanum II (Zweite Vatikanische Konzil) pada th. 1962
-- 1965, yang memandang perlunya pembaharuan doktrin2 agama yg sudah
ketinggalan jaman untuk ditingkatkan agar sesuai dengan tuntutan
perkembangan masa kini. Usaha pembaharuan Vatikanum II sepeninggalan
Paus Johannes XXIII itu dilanjutkan oleh penggantinya Paus VI dan
berakhir tahun 1965. Hasilnya, a.l. disepakatinya prinsip kebebasan
memeluk agama dalam hukum ketatanegaraan dan perlunya memperkuat dialog
dengan penganut agama lainnya maupun dengan mereka yg tidak menganut
kepercayaan. Yang juga ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan Vatikanum
II adalah para Paus berikutnya Johannes Paul I., Johannes Paul II. dan
Paus Benedikt XVI.

Gerakan pembaharuan dalam semangat Vatikanum II mendapat pengikut kuat
di Eropa, terutama di Jerman, Belanda dan Austria yg dimotori oleh
Professor Theolog Hans Küng. Inti pokok kritik Hans Küng adalah tentang
pengingkaran /pengkhianatan terhadap semangat pembaharuan yg terkandung
dalam kesepakatan Vatikanum II, yang mulai dirasakan semakin kuat
semenjak masa tampilnya kepemimpinan Paus Johannes Paul II. dan
dilanjutkan oleh Paus Benedikt XVI.

Pada pokoknya, kritik Hans Küng ditujukan terhadap usaha Restorasi
ajaran kuno absolutisme jaman pertengahan, yang sedang dihidupkan
kembali oleh pusat penguasa gereja di Vatikan. Sebagai aktor intelektual
usaha Restorasi itu adalah Kardinal Ratzinger, yang waktu itu diangkat
oleh Paus Johannes II menjabat sebagai Kepala bidang dogma /ajaran
(Präfekt der Glaubenskongregation) dan sekaligus penasehat utama Paus
Johannes Paul II dibidang ideologi dan garis politik pusat gereja diVatikan.

Belakangan, Kardinal Ratzinger menggantikan Johannes Paul II dan
berganti nama sebagai Paus Benedikt XVI. Pokok2 pikiran Hans Küng dalam
mengkritik penguasa di Vatikan, antara lain bisa disimak dlm
wawancaranya dengan majalah "Der Spiegel" di Link berikut ini :

http://www.spiegel.de/panorama/gesellschaft/interview-mit-hans-kueng-jeder-reformer-muss-angst-vor-rom-haben-a-801075-2.html.

Di Amerika Latin, para pengikut gerakan pembaharuan Vatikanum II yang
legendaris diwakili oleh kalangan gereja yang beraliran "Theologi
Pembebasan" dengan pimpinannya Prof. Theolog Leonardo Boff dan rekannya
Gustavo Gutiérrez. Dalam ajarannya (Theologi Pembebasan), Leonardo Boff
mengkritik pihak petinggi gereja yang selama ini hanya memusatkan
perhatiannya kepada kepentingan golongan orang kaya dan mengesampingkan
nasib Rakyat kecil. Bahkan tidak jarang pihak gereja malah bersekutu
dengan pemegang kekuasaan negara yang melakukan penindasan dan
perampasan hak-hak asasi warga. Theologi Pembebasan yg dipimpin Leonardo
Boff lahir dalam kancah perjuangan Rakyat Amerika Latin melawan
kekejaman penindasan kekuasaan Junta Militer, yg kala itu sedang meraja
lela hampir diseluruh negara2 Amerika Latin. Banyak para Pastor dari
Theologi Pembebasan yg pada masa itu ikut aktif bersama para pasukan
partisan dipegunungan, ikut bertempur dalam perang gerilya melawan
kekejaman penindasan Junta Militer.

Pada dasarnya, kekuasaan para Junta Militer itu mewakili kepentingan
Latifundis (klas tuan tanah reaksioner) dan sekaligus sebagai kaki
tangan imperialis AS.

Dalam wawancaranya dengan majalah "Der Spiegel", Leonardo Boff
mengkritik keras represi yg dilakukan oleh Paus Benedikt XVI terhadap
para pengikut Theologi Pembebasan. Pada masa ketika ia masih bernama
Ratzinger, sebagai Kepala bidang dogma /ajaran ( Präfekt der
Glaubenskongregation ), Ratzinger banyak menjatuhkan hukuman terhadap
lebih dari seratus Theolog dan ketika menjabat sebagai Paus Benedikt
XVI, nasib para Theolog pengikut Theologi Pembebasan mengalami represi
lebih buruk lagi. Sebagai Paus, ia melakukan penghancuran dan
pembersihan terhadap benteng2 Theologi Pembebasan dan hanya kaum
konservativ yg sesuai dengan garis ajaran dogmatisnya, yang diangkat
dalam posisi2 penting dalam rangka memperkuat kedudukannya.

Dilain pihak, Leonardo Boff menyadari sepenuhnya, bahwa perjuangan gigih
para pengikut Theologi Pembebasan bersama kekuatan kiri progresip, yang
bersatu padu dengan kebangkitan gerakan pembebasan dari penduduk asli
Amerika Latin (kaum Indian) adalah tidak sia2 dan telah membuahkan hasil
yang membanggakan dengan tampilnya tokoh2 pemimpin pogresip dari
kekuatan politik kiri, yang sekarang semakin banyak memegang tampuk
pimpinan dibanyak negara2 Amerika Latin. Sebagai contoh, Leonardo Boff
menyebut nama2 Lula da Silva, pemimpin Sarikat Buruh Brasilia yang
menjadi Presiden dan juga penggantinya sekarang Dilma Rousseff , yg
pernah ikut perang gerilya itu, bahwa "keduanya terpengaruh juga dari
interprestasi kami ttg. ajaran Kristen sebagaimana yang kami pahami",
demikian Boff.

Pokok2 ajaran Theologi Pembebasan, antara lain bisa disimak dalam
wawancara Leonardo Boff di majalah "Der Spiegel", di Link berikut ini :
http://www.spiegel.de/spiegel/print/d-90049019.html

Di Indonesia, dilingkungan umat Islam. pernah ada seorang tokoh
pergerakan melawan penindasan kaum penjajah Belanda, namanya Haji
Misbach, yang juga mengajarkan persatuan seluruh kekuatan anti
kolonialis dari semua pengikut agama termasuk dengan mereka yang
beraliran Komunis. Karena, menurut Haji Misbach, yang lahir tahun 1876
di Yogyakarta, baik Islam maupun Komunis menghendaki dihilangkannya
penindasan dan penghisapan oleh sistem Kapitalis ( Ref. Buku "Zaman
Bergerak"- Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, karya Takashi Shiraishi ).

Salam,

Arif Harsana

Münster, 27.02.2013

--------------- &&& -------------------

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment