Advertising

Tuesday, 23 September 2014

[wanita-muslimah] 20140924 Niat

 

20140924

 

Niat

 

 

Bismi ‘l-lahi ‘r-rahmani ‘r-rahiem.

 

Pesan peringatan Rasulullah Muhammad saw berikut ini mungkin kita sudah hafal, karena cukup sering kita dengar disampaikan oleh para muballigh di mimbar-mimbar formal Jum’atan, pengajian, ataupun memang sudah cukup banyak kita pelajari ataupun telusuri di banyak kitab. Pesan Rasulullah itu:

 

“Sesungguhnya segala amal perbuatan itu didasari dengan niat; sesungguhnya (pahala) masing-masing perbuatan itu tergantug pada apa yang dia niatkan. Maka barang siapa yang niat hijrahnya dimaksudkan untuk mendapatkan kehidupaan dunia atau untuk mengikuti seorang perempuan yang akan dinikahinya, maka (pahala) hijrahnya hanya terbatas pada niat yang telah dimaksudkan itu. Barang siapa yang niat hijrahnya untuk Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu mencapai ke (kedekatan kepada) Allah dan RasulNya” (HSR Bukhary dan Muslim) 

 

Tergantung pada sejauh mana “pemahaman” atau arah bicara si muballigh, awal pesan itu kadang-kadang disampaikan berupa pengertian dalam kalimat yang “agak berbeda”, misalnya:

 

“Nilai amal itu tergantung pada niatnya”

“Semua perbuatan pasti ada niatnya”

“Semua perbuatan menuju niat yang menyertainya”

 

Semua ungkapan itu menunjukkan gambaran bahwa apa yang akan diperoleh seseorang dari apa yang dia lakukan dengan suatu kegiatan atau perbuatan itu tergantung pada niat atau motivasi yang mendorong dia melakukan kegiatan itu; motivasi ini pulalah yang akan menjadikan orang ini bersungguh-sungguh, seenaknya saja, ataupun bahkan menghentikan kegiatannya hanya sampai di situ.

 

Dalam kegiatan kita sehari-hari kita mungkin menjumpai karyawan yang datang ke kantor pagi-pagi. Jika kita tanya alasannya, kita mungkin saja memperoleh berbagai macam alasan yang satu dengan lainnya dapat berbeda sama sekali, walaupun mungkin saja banyak yang sama. Alasan atau motivasi inilah yang nyatanya berperan menjadikan seorang karyawan selalu datang pagi, kadang-kadang saja, ataupun bahkan hanya sekali dan tidak pernah lagi datang pagi-pagi ke kantor.

 

Dari sekian banyak alasan itu kita dapat mengelompokkan alasan-alasan itu ke alasan internal dan eksternal, tanpa mengingkari adanya alasan yang dapat diperdebatkan lagi apakah itu bersifat internal ataukah eksternal karena ibarat menilai suatu keadaan apakah termasuk gelap, terang, atau remang-remang yang kadang-kadang kita tak mampu memilahnya secara pasti karena tidak siap dengan alat ukur yang sempurna.

 

Di dalam ibadah kita menjumpai kenyataan adanya pemikiran bahwa shalat mungkin dilakukan hanya untuk menggugurkan kewajiban, memperoleh ketenangan, sukses untuk “menampangkan” dirinya. Rasulullah ketika tidak menjumpai makanan di rumah isterinya lalu berpuasa (ketimbang hanya mendapat lapar, dahaga, dan kekesalan saja; juga untuk “meringankan” beban mental si isteri). Orang dapat berhaji untuk memenuhi rukun Islam, tetapi boleh saja memperoleh keuntungan dunia jika sambil berdagang. Orang berhijrah dapat untuk Allah dan RasulNya, ataupun juga untuk memperoleh isteri idamannya.

 

Allah itu Maha Pemurah, tidak memaksa-maksa hambaNya (QS al-Baqarah [2]:286). Balasan atas amal seorang hamba tergantung pada kesungguhannya untuk melaksanakan amalan itu, tergantung pada niat atau motivasinya. Iman merupakan kunci penentu nilai niat (motivasi) ini. Allah tidak mengharuskan hambaNya untuk berhasil. Keberhasilan pada hakikatnya adalah karuniaNya (QS an-Nisa’ [4]:79), sedangkan kegagalan adalah ujian kesabaran dariNya untuk mawas diri; semuanya itu adalah Allah yang mentaqdirkannya. Semangat jihad untuk mati syahid fi sabilillah yang dimiliki Khalid bin Walid ra. tetap dihargai oleh Allah, sehingga beliau tercatat sebagai mati syahid walaupun nyatanya akhir hidup beliau di tempat tidur.

 

Dari sinilah mudah kita fahami, bahwa variasi tingkat iman yang demikian luas dari yang terendah sampaipun yang tertinggi; beranjak dari situlah kadang-kadang kita menjumpai orang yang rela menyabung nyawa untuk suatu tugas. Sebenarnya terserah ada masing-masing orang, dia mau memilih yang mana; namun secara tegas Allah menyebutkan “Tak ada perolehan untuk manusia kecuali dari hasil apa yang dia usahakan” (QS an-Najm [53]:39)

 

Di sinilah kita ditantang apakah kita berusaha bersungguh-sungguh beramal demi Allah, takut “terpergok” atasan, ataukah kita berbuat asal-asalan ketimbang tidak berbuat. Allah Maha Mengetahui, Allah Maha Bijak, teliti dan halus dalam perhitungan menimbang amal seseorang walaupun seberat biji sawi untuk dicatat sebagai baik ataukah buruk.

 

Marilah bersihkan catatan buruk kita dengan bertaubat sebelum keburu mati. 

 

Wa ‘l-Lahu a'lamu bi ‘sh-shawwab.

 

 

 

==============================

 

 

 

Assalamu 'alaikum wr. wb.

 

 

 

Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

 

Untuk membaca tulisan yang lain kirim e-mail ke:

 pelita-hikmah.subscribe@yahoogroups.com.

Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup silakan hubungi saya.

 

 

Wassalam,

H.R.M. Tauhid-al-Amien, dr., MSc., DipHPEd., AIF., AIFO.

                                    e-mail: tauhidhw@gmail.com

 

Jalan Kendangsari Lebar 48 Surabaya    INDONESIA    60292

__._,_.___

Posted by: Rasyid-Mohammad Tauhid-al-Amien <tauhidhw@gmail.com>
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment