Advertising

Friday, 26 November 2010

Re: Bls: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali RI

 

1.Sebenarnya bukan cuma soal sekolah saja tapi memang mental kebanyakan PRT
[ini di Indonesia] juga ajaib. Baru2 ini yg sempat heboh ada PRT yg sampai
ke polisi gara2 mencuri 6 piring dan 1 1/2 kg buntut sapi. Majikannya
bilang, padahal gajinya sudah 2 juta, anaknya dibiayain sekolah, tapi
masih tega nyolong.

2. Yg bikin jengkel lagi, ini dirangkum dari berbagai kisah para keluarga
yg punya PRT.
Ada keluarga yg suami istri bekerja; punya PRT yg sebelumnya sangat
dipercaya; ia sigap, bisa membereskan urusan rumah tangga. Setiap 3 bulan
sekali ia dapat cuti pulang kampung ke Sukabumi. Suatu saat sebelum 3
bulan ia minta izin pulang seminggu karena ortunya meninggal.
Majikan tiba2 kepikiran, apa saja sih yg dikerjakan PRT mereka. Rumah
tampak rapi jali, tapi ketika karpet diangkat, banyak bangkai kecoa
terdampar, artinya karpet gak pernah diangkat, hanya permukaan saja yg
dibersihkan. Kemudian guci2 pajangan kristal diperiksa, ternyata banyak yg
retak2, bahkan ada bekas di lem, tapi tak pernah di sampaikan ke majikan [
mungkin takut kena marah].
Sidak ke dapur: Ketika lemari dapur di buka[ banyak bekas botol mineral yg
berisi minyak goreng habis dipakai], lantas kemana minyak goreng dalam
kemasan? Padahal jika belanja bulanan ke supermarket majikan selalu
menekankan bahwa untuk memasak, menggoreng harus selalu menggunakan minyak
goreng baru, tidak boleh pakai jelantah. Jadi kesimpulannya, selama ini
PRT memasak tetap dengan minyak jelantah. Kemudian juga banyak perabotan
dapur yg kotor, boncel, gelas kristal sudah tidak lengkap lagi.
Majikan syok. Sidak dilanjutkan ke kamar PRT, yg tentunya belum sempat
dibereskan, meski terkunci mereka punya kunci duplikat.
Di kamar lebih menghebohkan; ada beberapa botol minyak goreng yg belum
digunakan, gula pasir, kopi. PRT itu ternyata korupsi.
Setrika yg kabelnya sudah dililit kain [ kenapa ia tak lapor jika kabel
setrika sudah rusak, kan ini berbahaya?]. Ternyata yg untuk mengikat kabel
itu adalah dasi majikan laki2 yg memang jarang dipakai dan pernah
di-cari2.
Begitu juga di keranjang cucian ada bebrapa pakaian dalam yg rusak karena
mungkin terlalu panas kena setrika. Tapi PRT tak pernah mengakuinya,
ketika majikan bertanya-tanya.

Ada juga PRT yg 'kasar' terhadap barang2 elektronik. Mesin cuci yg
seharusnya bisa lebih memudahkan kerja PRT justru rusak karena
pengoperasian yg kurang hati2. Begitu juga dengan kompor.

Dengan kejadian seperti di atas, majikan mana sih yg gak jengkel?
Di Arab mungkin apalagi, selain diharapkan bisa menyelesaikan segala
urusan tapi malahan bikin masalah. Apalagi ditambah kendala bahasa,
tatacara, adat yg lain keberadaan PRT/TKW malahan bikin susah dan
jengkel.

salam,
l.meilany

Betul Betul Betul, Ncik Mia neeeh. Kudu di mulai. Maksute begini kan yak
(pake bahasa ane aja yak?): Para mafia itu di'rekrut' oleh pemerintah agar
mendirikan suatu 'sekolah' bagi para PRT/Baby SItter. Misalkan,PRT/Baby
sitter kudu dididik satu taon minimal, trus baru disalurkan.

Iya tak?

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy@... wrote:
>
> Menangani mata rantai mafia adalah dengan "merekrut" sebagian mereka ke
> jalur bisnis yang beretika, sementara "memarjinalkan" hard core mafia
> dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas. Saya ndak tahu apa
> stategi ini sudah diterapkan di jalur TKI, belum pernah denger tuh.
> Salam
> Mia
> -----Original Message-----
> From: aldiy@...
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Thu, 25 Nov 2010 00:34:31
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara
> Miskin Kirim TKW Kecuali RI
>
> Tenaga2 penyalur ini adalah mata rantai mafia yg melibatkan banyak pihak
> termasuk depnaker. Saya tau ini dari kerja di lapangan. Mafia ini sudah
> ada sejak saya kecil. Wong ada beberapa teman professinya ini.

> Faktor urbanisasi (ke kota besar dan luar negeri) adalah fenomena dimana
> menjelang 2025 75% populasi akan berada di perkotaan/migran ke luar.
> Temasuk PRT dengan kultur lokal yg mengijinkan.

> Kenapa urbanisasi dengan kecepatan yg bikin gamang ini? Antara lain
> karena pembangunan ekonomi lokal yang ketinggalan termasuk
> infrastruktur, pertanian miskin, pengelolaan sumber daya yg justru jadi
> "tragedy of the common", atau ayam mati di lumbung.

> Apa yg sedang diperbuat utk memperbaiki ini? Antara lain, desentralisasi
> otda, yg sayangnya dipicu oleh politik kkn, dan 75% belanja APBN justru
> utk gaji pegawai negeri,( do u believe this?). Wilayah multisektor yg
> makin membesar mengijinkan NGO menangani permasalahan lokal termasuk
> PRT. Banyak program2 yg berjalan menangani masalah pemberdayaan anak2
> muda. Tapi pegawai negeri seperti gayus emang bikin eneg. Pegawai negeri
> sedang direformasi, tapi kalau yg atas kasih contoh KKN kayak gitu,
> generasi baru pegawai negeri bisa rusak sebelum berkembang.

> Salam

> Mia

>

>

> -----Original Message-----

> From: Abdul Muiz <muizof@...>

> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com

> Date: Thu, 25 Nov 2010 05:46:52

> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>

> Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com

> Subject: Bls: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara
> Miskin Kirim TKW Kecuali RI

>

> Seharusnya pemerintah sebagai agen perubahan terdepan tidak boleh
> membiarkan

> arogansi sektoral, perusahaan pengerah tenaga kerja indonesia ke luar
> negeri

> sibuk mengejar laba dari benefit mengirim TKW atau TKI asal menyetor

> uang sebesar yang ditentukan tanpa peduli bagaimana kalau TKI atau TKW

> tersangkut kasus hukum dengan majikan di luar negeri. Dan pemerintah
> sendiri

> departemen tertentu sibuk dengan gelar "pahlawan devisa" seolah sibuk
> dengan hak

> mengejar benefit berupa devisa yang masuk ke APBIN tetapi giliran
> kewajiban

> melindungi warga negaranya sendiri dari perlakuan lalim atau tidak adil
> dari

> sang majikan di luar negeri tidak pernah peduli padahal kasus
> penganiayaan

> berkali-kali terjadi mulai dari kasus ringan hingga berat yang amat
> tragis dan

> memilukan.

>

> Buat saya yang menarik adalah fenomena Mentri tenaga kerja dan
> transmigrasi di

> Kabinet Pemerintahan SBY sejak 22 oktober 2009 yang dijabat Muhaimin
> Iskandar

> kader PKB adalah orang NU tulen tenang-tenang saja tidak terlihat
> gebrakan atau

> langkah sistematis menghadapi problema TKI atau TKW padahal mayoritas
> TKW yang

> tersangkut masalah penganiayaan adalah warga nahdiyyin juga (sorry saya
> tidak

> punya data untuk ini, barangkali ada yang bisa bantu). Semoga saya tidak
> su'udz

> dzon.

>

> Wassalam

> Abdul Mu'iz

>

>

> ----- Pesan Asli ----

> Dari: Dharma Hutauruk <dharma.hutauruk@...>

> Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com; fossei
> <fossei@yahoogroups.com>;

> Ekonomi Nasional <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>

> Terkirim: Kam, 25 November, 2010 01:05:48

> Judul: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin
> Kirim TKW

> Kecuali RI

>

> Masalah serius:

> Bagaimana mensosialisasikan kondisi ini kepada calon TKW dan Perusahaan

> Pengirim TKW.

> Kalau dipikir-pikir, banyak Rumah Tangga di Jakarta (terutama yang

> suami-istri bekerja) mampu mempekerjakan TKW setara penghasilannya
> dengan

> yang ditawarkan (di iming-iming) Rumah Tangga di LN.

>

> ---------- Forwarded message ----------

> From: sunny <ambon@...>

> Date: 2010/11/20

> Subject: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali RI

> To:

>

>

>

>

> Refleksi : *Mesir yang kebudayaannya boleh dibilang sama dengan Arab
> Saudia

> sejak dua atau tiga tahun terakhir  ini tidak lagi mengirim Tenga Kerja
> ke

> Arab Saudi. Tetapi NKR?*

> **

>

> http://us.detiknews.com/read/2010/11/20/072210/1498192/10/tak-ada-negara-miskin-kirim-tkw-kecuali-ri?nd991103605

>

>

> *Sabtu, 20/11/2010 07:22 WIB*

>

> *Laporan dari Arab Saudi

> *

> *Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali RI

> Iin Yumiyanti - detikNews*

> **

> *Makkah - Bila menginginkan masalah tenaga kerja wanita (TKW) di Arab
> Saudi

> selesai, satu-satunya solusi adalah dengan tidak mengirim TKI. Saat ini,

> selain Indonesia, tidak ada negara yang mengirim TKW.

>

> "Sekarang ini di Saudi juga di negara-negara Islam di Timur Tengah sudah

> tidak ada lagi negara yang semiskin apa pun mengirimkan TKW pembantu
> rumah

> tangga. Itu sudah tidak ada kecuali Indonesia," kata Sekjen
> International

> Conference of Islamic Scholars (ICIS) Hasyim Muzadi.

>

> Hasyim menyampaikan hal itu usai ramah tamah Menteri Agama (Menag)

> Suryadharma Ali dengan wartawan Media Center Haji (MCH) di Restoran Al

> Khalidiah, Makkah, Sabtu (20/11/2010).

>

> Negara-negara lain memutuskan kebijakan tidak mengirim TKW ke Arab
> karena

> untuk menyelamatkan mereka hampir tidak mungkin.

>

> "Maka sebenarnya, kalau memang masalah TKW ini mau selesai ya yang
> dikirim

> TKI saja jangan TKW rumah tangga," tegas mantan Ketua Umum PBNU itu.

>

> Menurut Hasyim, sebetulnya problem TKW itu 60 persen ada di Indonesia.

> Sementara di luar negeri itu adalah ekses daripada kesalahan
> mismanagement

> di Indonesia.

>

> Namun diakui Hasyim, masalah TKW sudah akut dan sulit diselesaikan.
> Kalau

> memang mau diselesaikan sudah harus lewat diplomasi tingkat tinggi,
> yakni

> bagaimana diplomasi antar kepala negara agar TKW ditarik saja.

>

> Negara-negara lain seperti Yaman, Pakistan, Banglades, Somalia, Filipina

> sudah tidak ada yang mengirimkan TKW untuk pekerjaan rumah tangga.
> "Nggak

> ada, cuma Indonesia saja. Malah kadang-kadang kita dibilang bangsa tidak

> punya malu sama mereka," ungkap Hasyim sedih.

>

> Selain diplomasi tingkat tinggi level kepala negara, harus ada gerakan

> lintas kementerian seperti antara Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian
> Luar

> Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM.

>

> "Dari Menkum HAM untuk mengatur imigrasinya juga untuk mengatur
> penertiban

> PJTKI mampu ndak Kementerian Tenaga Kerja. Baru setelah itu dilakukan

> koordinasi untuk menarik pulang TKW-TKW itu," kata pengasuh Pesantren Al

> Hikam Malang dan Depok tersebut.

>

> Pengiriman TKW tidak hanya memunculkan tragedi penyiksaan, tapi juga
> tragedi

> keluarga seperti suami yang kawin lagi atau hancurnya kehormatan
> keluarga.

>

> "Masalah TKW  bukan menyanggut devisa tapi masalah kehormatan bangsa.

> Masalahnya mampu nggak Kementerian Tenaga Kerja menyetop pengiriman
> TKW?"

> kritik Hasyim.*

>

>

>

>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
>

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment