*Kolom IBRAHIM ISA*
*Rabu, 13 Februari 2013*
*------------------------------*
*MEMOAR IBU UTAMI SURYADARMA *
*(02 Februari 1917 16 Januari 1996): *
"*SAYA, SOERIADI & TANAH AIR"*
** * **
Suatu hari aku mendengar dari sahabatku Nursyabani Katjasungkana, bahwa
ia memiliki buku (biografi atau memoar) Utami Suryadarma. Aku ingin
sekali membaca buku itu. Belum bisa memilikinya, maka aku pinjam saja
dulu. Kapan-kapan ada kesempatan pasti akan kubeli. Maka aku berterima
kasih kepada Mbak Nur yang bersedia meminjamkan bukunya padaku, dan
terimakasih kepada Mbak Saskia Wieringa, yang berkenan membawa buku tsb
kekantornya di Universitas Amsterdam, sehingga aku bisa datang mengambilnya.
Kami. Murti dan aku berrencana membacanya bersama setiap malam.
Membacanya sambil berkomentar diantara kami saja. Mengenangkan masa
lampau. Ketika masih di Jakarta, dan sering bertemu dengan Ibu Utami.
Kami merasa beruntung bahwa di masa lampau memgenal pribadi beliau. Kami
sama-sama di Gerakan Perdamaian Indonesia. Lebih-lebih lagi dalam
kegiatan bersama OISRAA, Organisasi Indonesia Setiakawan Rakyat-Rakyat
Asia-Afrika. Beliau adalah Ketua Umum OISRAA.
Ketua-ketua lainnya adalah KH Anwar Tjokroaminoto (PSII); Buya KH
Sirajuddin Abbas (Partai Islam PERTI) dan Moh, Mansur (PNI). Ibrahim
Isa Sekretaris Jendralnya. Antara Ketua Umum dan Sekretaris Jendral
sering sekali berkonsultasi dan kami sering rapat di rumah beliau di
Jalan Mendut, Jakarta.
* * *
*Ibu Utami selalu memancarkan sinar antusiasme, optimisme dan
progresivisme.* Kapanpun kita berrapat dan peroblim berat bagaimanapun
yang harus ditanggulangi; dalam rapat-rapat itu Ibu Utami selalu
membimbing kami ke suatu pemecahan yang realis dan relevan!
Yang tak terlupakan yang pernah disampaikannya ialah kekecewaan beliau
ketika Bung Karno kawin lagi dengan Hartini. Bung Karno adalah pemimpin
bangsa dan negara yang beliau hormati dan patuhi. Tapi kali itu beliau
betul-betul kecewa terrhadap Bung Karno. Menyayangkannya! Namun perasaan
berang beliau itu tidak mengubah sikap dan pernghormatannya pada
pemimpin besar bangsa Bung Karno.
Ketika Jendral Suharto memulai kampanye perpsekusi dan pemunsahan terhadap
P KI, semua kekuatan progresif dan pendukung-pendukung politik Presiden
Sukarno, pada tahun 1965, Aku menerima sepucuk surat Ibu Utami
yang dibawa seorang kawan ke Havana. Dalam surat itu Ibu Utami
menyampaikan situasi gawat tanah air. Namun, dalam keadaan yang tidak
menentu itu, Ibu Utami sempat menyatakan kegembiraannya bahwa Presiden
Sukarno secara resmi memutuskan gedung di Jalan Raden Saleh No 52, yang
selama itu digunakan sebagai kantor Komite Perdamaian Indonesia, resmi
menjadi gedung Sekretariat Komperda dan KONFERENSI INTERNASIONAL ANTI
PANGKALAN-PANGKALAN MILITER ASING (KIAPPMAA).
Tapi, sayang, tidak lama gedung Raden Salen 52 tsb bisa dimanfaatkan
untuk kegiatan gerakan Perdamaian. Karena teror terhadap gerakan Kiri di
Indonesia semakin menjadi-jadi dan Gedung Jalan Raden Saleh 52 itu
dirampas dan diduduki oleh militer. Para aktivis Komperda dijebloskan
dalam penjara atau hilang tak diketahui dimana rimbanya, akibat
persekusi sekitar Peristiwa 1965.
Ketika itu baru saja usai diadakan Konferensi Internasional Anti
Pangkalan-Pangkalan Militer Asing (KIAPPMA) di Jakarta (Akhir Oktober
1965), dimana Presiden Sukarno menyampaikan pidato sambutannya. (Dalam
bahasa Inggris, pidato ini dimuat dalam buku REVOLUSI YANG BELUM SELESAI
(Pidato-Pidato Presiden Sukarno sekitar Oktober 1965).
* * *
Satu episode lainnya lagi yang tak terlupakan ialah ketika aku bertemu
dengan Ibu Utami Suryadarma sekitar kegiatan KIAPPMA di Jakarta pada
akhir 1965, setelah terjadinya KUP MERANGKAK Jendral Suharto.
Dalam pertemuan itu banyak kutanyakan sekitar G30S dan bagaimana
Presiden Sukarno akan menghadapi move-move Jendral Suharto yang jelas
mulai setapak-demi-setapak menggeser Presiden Sukarno.
Ibu Utami menjelaskan bahwa dari tiga angktan bersenjata RI yang tetap
setia pada Bung Karno , sementara divisi TNI, dari Korps MARINIR ALRI,
dan dari Angkatan Udara RI, tegas *MENYATAKAN KEPADA PRESIDEN SUKARNO,
bahwa mereka akan BERTINDAK MENUMPAS Jendral Suharto dan kekuatan
militernya, begitu diperintahkan oleh Presiden Sukarno.*
Tetapi, . . . . sayang, atas pertimbangan mencegah pertumpahan darah
pada bangsa ini, Presiden menolak untuk melakukan tindakan militer
terhadap Jendral Suharto dan kekuatan militer yang memihak padanya.
Usaha mencegah pertumban darah akibat konfrontasi dengan Jendral
Suharto, --- tidak ingin terjadinya "perang saudara" yang akan makan
korban besar. . . . akhirnya malah telah terjadi KORBAN YANG LEBIH BESAR
LAGI. Disebabkan oleh persekusi besar-besaran Jendral Suharto dan para
pendukungnya terhadap PKI, dituduh PKI atau simpatisan PKI, dan kekuatan
politik dan massa yang mendukung Presidebn Sukarno.
* * *
Buku Ibu Utami Suryadarma berjudul : "SAYA, SOERIADI & Tanah Air",
adalah sebuah Memoar yang mengisahkan tekad besar, semangat dan jiwa
patriotisme KEBANGSAAN INDONESIA, serta kegiatan dan perjuangan untuk
emansipasi kaum wanita Indonesia, perjuangan untuk kemerdekaan bangsa
dan tanah air.
*Pengharagaan masyarakat dan dunia ilmu Indonesia pada Utami Suryadarma,
tercermin dalam pengukuhan beliau sebagai REKTOR UNIVERSITAS RESPUBLICA.*
* * *
*Saparinah Sadli*, Pemerhati Kesetaraan dan Keadilan Gender Indonesia,
Pendiri Program Studi Kajian Gender dan Guru Besar Psikologi Universitas
Indonesia, a.l menyatakan dalam sambutannya pada buku Utami Suryadarma: --
Bahwa buku itu merupakan sumbangan penting memahami peran sejumlah
perempuan Indonesia, khususnya di masa awal kemerdekaan Indonesia.
Memoar Utami Suryadarma membantu mamahami peranan perempuan Indonesia
dalam sejarah kemerdekaan bangsanya.
Saparinah Sadli, menekankan a.l bahwa, Buku Utami Suryadarma perlu
dibaca tidak hanya oleh generasi muda, teapi juga guru sejarah dan para
penulis buku sejarah. Semua kita yang pedui sejarah kemerdekaan bangsa
dan para pelakunya;l
* * *
Di bawah ini silakan baca tulisan*CHAPPY HAKIM*, dan*OLIVE BENDON* dalam
Kompasiana.Com. a.l sbb:
Chappy Hakim:
Siang tadi, Jakarta 3 Juni 2012, ---
Saya menghadiri acara peluncuran buku yang berjudul Saya, Soeriadi &
Tanah Air. Buku ini adalah merupakan catatan Kehidupan Istri Bapak
Angkatan Udara Republik Indonesia Soeriadi Suryadarma. Saya sendiri
sebenarnya diundang oleh saudara Imelda Bachtiar, sang Penyunting Buku.
Imelda, seorang jurnalis yang juga lulusan (dengan predikat Cum Laude)
Program Studi Kajian Gender(Wanita) Program Pascasarjana UI, sudah
menghubungi saya beberapa waktu yang lalu untuk menyediakan waktu hadir
dalam peluncuran buku tersebut. Jadi saya memang sudah menyiapkan diri
untuk meluangkan waktu di hari minggu, hari khusus "sang cucu", berganti
jadwal "peluncuran buku".
Ada banyak alasan tentu saja , bagi saya menyediakan waktu untuk hadir,
antara lain pasti, karena Soeriadi Suryadarma adalah Bapak AURI,
disamping ada pula beberapa alasan lain yang memperkuatnya.
Ternyata Panitia peluncuran buku adalah, Yayasan Bung Karno beserta
Keluarga Soeriadi Suryadarma. Itu sebabnya, memang hadir sang Ketua
Yayasan, Guruh Soekarno dan juga Sukmawati. Peluncuran buku dilaksanakan
di Jalan Sriwijaya 26 Kebayoran Baru, rumah kediaman Ibu Negara
Almarhumah Fatmawati Soekarno yang kini ditempati oleh Guruh. Cukup
banyak yang hadir, terlihat antara lain Ibu Saparinah Sadli, Ibu Roesmin
Nuryadin, Ibu Mien Soedarpo, Ibu Herawati BM Diah, Sejarahwan Asvi
Marwan Adam, Nia Dinata dan tentu saja keluarga besar Bapak Suryadarma.
Acara berlangsung sederhana, namun terasa "hangat" dengan
komentar-komentar kerabat yang memberikan testimoni nya dari sudut
pandang dan pengalaman masing-masing. Saya sendiri belum membaca
bukunya, akan tetapi dari komentar yang terlontar dari para pembicara,
dapat dipastikan buku ini "sangat-menarik". Nia Dinata, Sutradara dan
Produser Film kenamaan, bahkan mengatakan bahwa membaca buku ini
serasa "menonton film" perjalanan hidup seorang Utami Suryadarma yang
ternyata telah memulai perjuangan kesamaan gender, jauh sebelum negeri
ini merdeka. Nia sangat menganjurkan generasi muda terutama wanita untuk
membaca buku ini. Namun Nia belum mengutarakan niatnya apakah tertarik
untuk membuat film berbasis isi buku ini.
Sekedar untuk mendapatkan gambaran dari isi buku saya kutipkan isi dari
sampul depan dalam yang berbunyi sebagai berikut :
/"*Saat itu saya sudah memimpikan pada suatu hari melihat bendera kita
berkibar megah di angkasa bebas. Saya sudah mulai merasa muak melihat
bangsa kulit putih menggurui kita. Mereka selalu menganggap diri sebagai
malaikat yang layaknya membawahi kita. Mereka selalu memandang dan
menilai kita dari posisi atas, sedangkan kita berada di posisi di
bawahnya
.. Ayah selalu menggelengkan kepala kalau mendengar ucapan
seperti itu dari mulut putrinya. Ia menganggap itu hanya sebagai letupan
idealisme*//seorang remaja yang belum mengenal kenyataan hidup
." Utami
Suryadarma, 1979./
Tidakkah itu semua merupakan daya tarik luar biasa untuk kemudian
membaca seluruh isi buku tersebut?
Jakarta 3 Juni 2012
* * *
*Olive Bendon: *
"*Saya, Soeriadi & Tana Air," Sebuah Memoar Istri KSAU Pertama*
inSh 16 Juli 2012
/Mimpi saya, menemukan seseorang yang memiliki cita-cita yang sama. Saya
bermimpi kelak menjadi istri pemimpin rakyat. Tetapi ini tidak berarti
saya meninggalkan cita-cita untuk bersekolah tinggi dan meraih sesuatu
profesi/. - [Utami Ramelan Suryadarma]
/*Pagi hari itu, 19 Desember 1948, saya merasa was-was dan tegang.
Suamiku berkemas-kemas membawa tas kecil berisi pakaian. Ia harus pergi
ke Istana Kepresidenan demikian ujarnya. Tetapi ia mau pergi terlebih
dahulu ke Markas Besar untuk mempersiapkan dibumihanguskannya Markas
Besar. Dengan berat hati saya melepaskan suamiku pergi, dengan bertanya
dalam hati,"Akan ketemukah kita lagi?"
. Saya menguatkan hati, dan
mengatakan dengan penuh kesungguhan dan keyakinan pada Soeriadi,"Jangan
bimbang dan kuatir pada nasib keluargamu. Kita harus kokoh dalam
pendirian kita!" Maka, selanjutnya ketika dia dibawa pergi oleh
tentara-tentara Belanda, saya bersama kedua anakku mengejar dia, dan
dengan keras menyerukan,"Merdeka!" Kemudian saya jatuh ambruk.
Perpisahan ini diabadikan oleh wartawan-wartawan Belanda dan kemudian
dimuat di surat kabar mereka.(Utami Suryadarma)*/
Utami Suryadarma berusaha tetap tegar di hadapan suami dan kedua anaknya
saat mengucap salam perpisahan kepada belahan jiwanya, ayah dari
anak-anaknya sebelum dibawa pergi oleh musuh. Soeriadi diasingkan ke
Manumbing, Bangka bersama Mohammad Hatta, Mr. Asaat dan Mr. Gafar
Pringgodigdo, Jika diperhadapkan pada keadaan di atas, sanggupkah kita
berada pada posisinya?
Bagaimana rasanya menunggu kabar yang tidak menentu setelah sekian lama
berpisah dari kekasih hati karena dipaksa oleh keadaan negara dalam
suasana revolusi? Masa dimana komunikasi masih sangat susah, hanya
dengan mengandalkan surat tanpa layanan kilat.
Pengantin baru Soeriadi & Utami Suryadarma (sumber gambar : Saya,
Soeriadi & Tanah Air)
Keluarga Soeriadi Suryadarma (sumber gambar : Saya, Soeriadi & Tanah Air)
/Tiga bulan telah berlalu dengan tidak ada kabar dari Soeriadi suamiku.
Masih hidupkah ia? Sudah tewaskah ia? Memang bagi orang muda, maut belum
mempunyai arti yang konkret. Manusia muda hanya mengakui hidup,
mengingkari maut. Tetapi tiap malam bantalku basah oleh air mata.
Seorang laki-laki naik sepeda, lewat dengan perlahan-lahan. Rumah kita
sempat diamat-amatinya. Kemudian ia kembali dan masuk ke halaman rumah.
Dengan acuh tak acuh saya melihat dia menghampiri paviliun tempat saya
duduk. Orangnya berpakaian kumal, ia berkumis dan berpeci. Ia seyum
kepadaku. Seketika itu membelalaklah mataku. Saya kenal wajah itu! Raut
mukanya lonjong, matanya yang tajam, hidungnya yang mancung agak
bengkok! Saya berteriak,"Soeriadi suamiku!" Ia lemparkan sepedanya ke
tanah dan lari ke arahku. Saya lari kepadanya. /
*Saya, Soeriadi & Tanah Air*, sebuah memoar Utami Suryadarma yang
ditulis dengan tulisan tangan pada 1979 - 1980. Catatan harian seorang
istri mendampingi suaminya selama 37 tahun, merintis Angkatan Udara RI
(AURI) hingga menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU); yang ditemukan
diantara tumpukan barang peninggalan ibu Utami oleh seorang menantunya.
Raden Roro Oetami Ramelan yang dikemudian hari lebih dikenal sebagai
Utami Suryadarma, anak Kepala Polisi Daerah Solo (/Chef van de Solosches
Rescherce/) dipersunting Soeriadi Suryadarma seorang perwira KNIL
lulusan dari /Akademi Militer Kerajaan Belanda/Koninklijke Militaire
Academie (KMA)/, /Breda/; 3 Juni 1938. Setelah menikah, mereka tinggal
di Jakarta lalu berpindah mengikuti perpindahakan tugas Soeriadi ke
Kalijati, Bandung, Solo, Yogyakarta hingga menghabiskan usia senja di
Jakarta.
Sebagai wujud tanggung jawab seorang komandan militer dan kepatuhan pada
kode kehormatan, pada awal 1960 Soeriadi menghadap Soekarno untuk
meletakkan jabatannya sebagai KSAU karena insiden penembakan istana yang
dilakukan oleh seorang perwira penerbang, Letnan II Daniel Maukar.
Pengunduran diri tersebut ditolak oleh Bung Karno, namun pada 16 Januari
1962 karena dianggap AURI tidak becus membantu dalam pertempuran di Laut
Aru yang menyebabkan gugurnya Komodor Yos Sudarso; Soeriadi Suyadarma
dicopot oleh Soekarno dari jabatan KSAU. Nama Soeriadi Suryadarma "Sang
Gatot Kaca AURI" perlahan surut, tenggelam dan dilupakan dari catatan
sejarah setelah 16 tahun berkarir gemilang merintis dan mengembangkan AURI.
/Sepanjang hidupnya, pangkat dan kedudukan tidak pernah amat berarti
baginya. Satu-satunya yang sangat berarti adalah hidup dan bekerja dalam
lingkungan yang dicintainya: Angkatan Udara/.
Soeriadi Suryadarma adalah pribumi pertama yang menembus KMA, Breda dan
Militaire Luchtvaar (ML), Kalijati sekolah penerbang yang diperuntukkan
bagi tentara Belanda. ML dirintis Belanda pada 30 Mei 1914 di Landasan
Udara Kalijati, Subang, Jawa Barat. Sebagai wujud penghargaan atas
jasanya, pangkalan udara Kalijati kemudian diabadikan menjadi Landasan
Udara Suryadarma, Subang pada 7 September 2001 *miris*. Selain itu,
namanya juga dijadikan nama sebuah perguruan tinggi TNI AU Universitas
Suryadarma, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sebelum menikah dengan Soeriadi, Utami Ramelan aktif berorganisasi dan
menerbitkan sebuah majalah berbahasa Belanda "PAHESAN" bersama
kawan-kawannya. Setelah menjadi istri perwira KNIL hingga istri KSAU,
Utami mendampingi sang suami dalam merintis berdirinya AURI dan aktif
dalam kepengurusan Kowani (Kongres Wanita Indonesia). Sepeninggal
Soeriadi, Utami tetap aktif melakukan berbagai kegiatan termasuk menjadi
Rektor Universitas Respublika yang diserbu oleh KAMI/KAPPI pada 1966.
Universitas Respublika sekarang dikenal dengan nama Universitas
Trisakti, Jakarta. Utami adalah wanita tegar, perkasa, kuat dan hormat
pada suaminya, pada masa pendudukan Jepang dia menyetir sendiri mobilnya
dari Kalijati berkendara bersama putrinya yang kala itu baru berusia 3
tahun dan seorang pembantu perempuan menembus Alas Roban mengungsi ke
Solo. Untuk pengalaman ini Utami berpendapat, /rupanya pada keadaan
sangat kritis dalam kehidupan manusia, manusia diberikan kekuatan gaib
untuk menjalankan kewajibannya, sehingga ia tak perlu takut atau ragu-ragu/.
Pada awal berdirinya Museum Perangko Nasional, Utami menyerahkan koleksi
perangko dan sampul peringatan sejarah revolusi kemerdekaan milik
Soeriadi kepada Menteri Perhubungan masa itu sebagai pusaka sejarah.
Sayang, nama Soeriadi tak tercatat sebagai kolektornya meski ada asa
dari sang istri nama Soeriadi akan disebut.
Namun ibu Utami pada akhirnya memilih diam dan menerimanya dengan lapang
dada karena mendapat imbalan uang sebagai penyambung hidup karena uang
pensiun almarhum suaminya waktu itu hanya sebesar Rp 54,000/bulan tak
cukup untuk menyambung kehidupannya bersama keluarga.
Memoar Utami Suryadarma*,* *Saya, Soeriadi & Tanah Air*; diluncurkan di
kediaman almarhumah ibu Fatmawati Soekarno pada 3 Juni 2012, atas
prakarsa para cucu sebagai persembahan untuk Eyang Putri mereka Utami
Suryadarma bekerjasama dengan Yayasan Bung Karno. Utami meninggal pada
16 Januari 1996 dan dimakamkan berdampingan dengan Soeriadi Suryadarma
yang meninggal pada 16 Agustus 1976 di Karet Bivak, Jakarta Pusat.
* * *
Catatan:
*Judul buku : **"Saya, Soeriadi dan Tanah Air" --**Penulis: **Utami
Suryadarma**--**Paperback, Cet-1, 2012, 287 hal.Harga: Rp 65 rb --Yang
berminat silahkan berhubungan dengan: Email: tokolapanganmerah@gmail.com
tokolapanganmerah@gmail.com> HP: 081298934177 FB: Toko Lapangan
Merah *
** * * * *
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment