Advertising

Wednesday 30 December 2009

[wanita-muslimah] [Dokumen Tercecer]: De Maccasare Zee Rovers; Selamat Tinggal Jakarta

 

De Maccasare Zee Rovers; Selamat Tinggal Jakarta

 Mon at 21:44

by e.s. ito ~ December 9th, 2009

Di Makassar anak muda tidak pernah menjadi tua. Dengan kesadaran penuh
mereka mengerti bahwa orde ketertiban hanyalah kerangkeng kelas yang
memenjarakan anak-anak muda. Mereka senantiasa bergemuruh, penuh
semangat dan tiada henti memaki kekuasaan. Di Makassar, kampus-kampus
masih milik anak muda berlapis kelas, beragam latar belakang dan
berjenis-jenis manusianya. Itu sebabnya energi mereka terpelihara
dengan baik. Terkadang mereka melakukan latihan layaknya pasukan
terlatih, dengan batu dan parang saling baku hantam sesamanya. Tidak
usah panik, inilah anak muda. Tanpa kelahi, mana mungkin palu mereka
terlatih merobohkan pintu kekuasaan. Dengan kelahi, anak-anak muda itu
telah menjadi generasi bunga dengan cara mereka sendiri. Sebab mereka
percaya, kesantunan, senyuman, adat istiadat jongkok kemayu adalah
feodalisme terselubung ala seberang pulau sana. Di kaki Dewi Celebes
sana, mereka menolak untuk tertib. Sebab ketertiban hanyalah senda
gurau penguasa mengatasi kepanikan.

Di Jakarta, jalanan bukan lagi milik anak muda apalagi mahasiswa.
Kampus-kampus beraneka warna jaket mereka telah terhubung baik dengan
industri televisi. Organisasi mahasiswa masih mengumpulkan massa,
tetapi mereka tidak perlu lagi menyewa bus kota. Mereka masih
mengenakan jaket almamater tetapi tidak lagi menantang teriknya
mentari. Mahasiswa-mahasiswa Jakarta magang di televisi, menjadi massa
bodoh yang senantiasa bergantian menjadi audiens talkshow televisi. Di
kampus UI, yang jumlah mobil mahasiswanya lebih banyak dibanding total
mahasiswa miskin yang kuliah, keseragaman menguntungkan penguasa. Bagi
anak-anak mami itu, gerakan sosial adalan ancaman untuk kemapanan
rutinitas mereka. Bocah-bocah yang tidak pernah beranjak dewasa itu itu
dimanja oleh kampus. Mereka tidak perlu berdiskusi macam-macam, cukup
main futsal saja di waktu senggang. Sebab di setiap fakultas tersedia
lapangan futsal yang mungkin jadi mimpi bagi mahasiswa di kampus-kampus
luar daerah. Beginilah cara kampus melayani anak-anak mami, dengan cara
memaksa mereka tetap menjadi bocah-bocah mapan yang takut dengan
jalanan.

Hari ini 9 Desember, karnaval besar di Jakarta. Di panggung jalanan,
tidak tampak lagi anak-anak muda dengan jaket almamater. Orang-orang
mengatakan, inilah kebangkitan kelas menengah melawan korupsi.
Beginilah cara damai orang-orang muda menyampaikan sikap dan pendapat.
Di tengah kerumunan massa, aktor-aktor kelas menengah ini dan tentu
saja minus mahasiswa Jakarta di panggungnya, membacakan deklarasi.
Mahasiswa Jakarta terbiasa menjadi penonton sebab mereka biasa dibayar
oleh televisi. Tidak punya inisiatif dalam aksi, sebab mereka percaya
belum saatnya menjadi bagian dari kelas menengah tercerahkan. Sementara
aktor-aktor kelas menengah tidak bisa lagi dibilang muda, terlalu
banyak rekam jejak yang perlu dipertanyakan, berkeluarga sehingga tidak
berani ambil risiko apa-apa. Beginilah karnaval jalanan Jakarta, hanya
pertunjukan televisi penuh sopan santun, tanpa gairah dimana peserta
aksi sama takutnya dengan penguasa. Di Jakarta, penguasa dan penggugat
dikalahkan oleh ketakutan mereka sendiri.

Tetapi di Makassar dimana istilah kelas menengah dan agen perubahan
hanya milik mahasiswa; mereka menolak untuk takut. Di sana demonstrasi
tidak pernah berubah menjadi karnaval. Tangan tidak boleh berhenti
terkepal. Dan bila aparat keamanan telah menyiapkan tameng dan tongkat,
itu artinya jangan pernah bermimpi untuk pulang di siang bolong. Mudah
menuding aksi mereka rusuh, tidak terkendali, anarkis dan segala macam
tudingan lainnya. Tetapi bukankah memang demikian tabiat anak muda,
sedikit konyol tetapi penuh gairah. Dalam sistem sosial politik dimana
semuanya terpusat di Jakarta maka daerah-daerah bahkan sebesar Makassar
tidak pernah diisi oleh elit-elit yang diakui secara nasional. Semua
elit berkumpul di Jakarta, mulai dari elit politik hingga pelacur kelas
tinggi. Itu sebabnya panggung jalanan mereka tidak memberi ruang untuk
orang-orang tua yang berusaha sok muda. Jalanan milik mahasiswa dan
anak muda. Jaket-jaket almamater mereka tidak pernah wangi untuk acara
televisi, mereka kumal dibakar terik mentari dan debu jalanan. Maka
bila di Makassar sana, anak-anak muda masih berkelahi melawan
ketertiban sambil sesekali memungut batu sebagai senjata; dengan semua
kekonyolan mereka itulah anak muda –semuda-mudanya mereka-.

De Maccasare Zee Rovers, bajak laut Makassar, ungkapan ketakutan VOC
pada Karaeng Galesong lebih dari 3 Abad yang lampau masih menjadi
ketakutan penguasa pada masa sekarang. Di kampus-kampus Makassar
sebagaimana pernah saya datangi, ragam kelas sosial latar belakang
mahasiswa masih terjaga. Kampus masih menjadi tempat yang nyaman untuk
menyampaikan gagasan dan bukan bermain futsal. Nyali mereka senantiasa
terpelihara sebab mereka tahu, jauh dari pusat kekuasaan tidak satu
kekuatan pun akan melindungi mereka. Di antara kegelisahan kita melihat
mahasiswa-mahasiswa wangi dan centil yang berdandan menor mengendarai
mobil orang tuanya, ada asa di timur sana. Jakarta mungkin saja tetap
akan menjadi pusat kekuasaan tetapi rasa-rasanya tidak akan lagi pernah
menjadi pusat perlawanan mahasiswa. Matahari terbit dari timur,
perlawanan anak muda memberi cahaya dari ufuk sana. Makassar adalah
kiblat gerakan mahasiswa Indonesia. Selamat tinggal mahasiswa Jakarta

link: http://esito.web.id/2009/12/de-maccasare-zee-rovers-selamat-tinggal-jakarta/comment-page-1/#comment-576

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/  
http://sastrapembebasan.wordpress.com/


[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment