Advertising

Thursday 31 December 2009

[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - Menyongsong “TAHUN BARU” Bersama LU XUN

*IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita*

*Kemis, 31 Desember 2009*

*------------------------------------------*

*Menyongsong "TAHUN BARU" Bersama LU XUN*

* * *


Menutup tahun 2009 – menyongsong tahun 2010, aku fikir-fikir, apa
sebaiknya yang cocok ditulis. Kebetulan ketika menoto kembali buku-buku
di 'perpustakaan-ku', mataku tertarik lagi pada buku 'LU XUN, Selected
Works', Volume Four. Cetakan ketiga – Peking, 1980. Selama periode
Revolusi Kebudayaan Tiongkok (1966-1975) buku Lu Xun tsb tak pernah
dicetak ulang. Terbitan pertama edisi Inggris adalah pada th 1964, pas
dua tahun s e b e l u m diluncurkannya Revolusi Kebudayaan. Tentang apa
sebabnya, selama Revolusi Kebudayaan buku Lu Xun tsb tidak diterbitkan
ulang, hal itu merupakan tema menarik tersendiri. Namun, tidak
dimaksudkan untuk dibicarakan sekarang.


Kali ini aku ingin mengajak teman-teman dan para sahabat membaca,
menikmati dan meresapi cerpen-cerpen Lu Xun. Problimnya: Cerpen Lu Xun
yang mana? Meskipun ia mati-muda, pada umur 55 th, namun, begitu banyak
cerpen yang ditulis oleh Lu Xun.


Ketika membaca kembali buku tsb diatas, kutemui dua cerpen Lu Xun yang
kira-kira cocok untuk dihidangkan kepada pembaca, menjelang tahun baru:
Satu, yang berjudul 'TAHUN BARU'. Meskipun cerpen Lu Xun itu mengenai
Tahun Baru Tionghoa, namun suasanya seperti Tahun Baru dimana-mana.
Kedua, yang berjudul 'NASIB'. Melalui konsultasi dengan Murti, kami
simpulkan: Yang paling cocok untuk disiarkan kali ini, berkenaan dengan
suasana menyongsong tahun baru 2010, ialah cerpen Lu Xun yang berjudul:
'TAHUN BARU'.


* * *


Kiranya cukup banyak di Indonesia yang masih ingat penulis besar
Tiongkok Baru, Lu Xun (1881-1936). Penulis raksasa ini hidup dalam
periode ketika Tiongkok memasuki zaman pancaroba dan pergolakan besar.
Dari feodalisme klasik Tiongkok menuju ke zaman baru, zaman perubahan
dan REVOLUSI.


Zaman itu adalah ketika berlangsungnya Revolusi Nasiona Tiongkok di
bawah pimpinan Dr Sun Yat-sen; zaman koalisi Kuomintang (KMT) dengan
Partai Komunis Tionngkok (PKT); zaman ketika kemudian pecahnya koalisi
tsb. Disusul dengan periode perang dalam negeri KMT vs PKT. Periode itu
adalah ketika Partai Komunis Tiongkok melakukan perlawanan bersenjata
dengan memobilisasi kaum tani, mengadakan revolusi tani, melawan
kampanye teror pemerintah KMT; di saat ketika PKT membangun daerah basis
revolisoner di Tjiangsi. Kemudian melakukan 'Long March' dan dibangunnya
pemerintah Merah di Yenan, Tiongkok Utara. Ketika Tiongkoak dihadapkan
pada tugas baru diperlukannya koalisi kembali dengan KMT untuk melawan
agresi Jepang terhadap Tiongkok.


Untuk menyegarkan kembali ingatan kita: Aku sependapat dengan penilaian
penerbit di Beijing, bahwa Lu Xun, adalahBapak Kesusasteraan Tiongkok
Kontemporer. Lu Xun bukan saja seorang penulis dan pemikir besar, tapi
juga seorang revolusioner. Lu Xun menggunakan pena sebagai senjata dalam
perjuangan luar biasa terhadap imperialisme, feodalisme dan kapitalisme
birokrat di Tiongkok. Cerpen-cerpen dan esay Lu Xun merupakan kombinasi
puisi dengan komentar politik. Punya arti politik mendalam dan
menggunakan bahasa yang tajam. Tulisannya yang menggunakan style yang
menarik mencerminkan syarat-syarat sosial Tiongkok ketika itu.


* * *


Hampir 10 tahun yang lalu pernah kupublikasikan salah satu cerpen Lu
Xun, brjudul

'MENNANTIKAN SEORANG GENIUS?' Dalam cerpennya itu Lu Xun mengemukakan
bahwa, adalah masuk akal orang-orang Tionghoa ketika itu menantikan
munculnya seorang GENIUS yang akan menyelamatkan Tiongkok yang sedang
krisis. Tapi, Lu Xun juga menegaskan satu pandangan tegas. Bahwa GENIUS
itu tak akan lahiar begitu saja, dengan sendiriny. Genius itu hanya bisa
lahir bila l a h a n di mana ia lahir dan tumbuh, tersedia. Disediakan
oleh masyarakat itu sendiri. Seperti tanaman yang bagus dan kuat, tidak
akan tumbuh bila tersedia lahannya yang sesuai! Suatu logika yang tajam
dan mendalam! (Terfikir untuk mempublikasikan lagi cerpen Lu Xun tsb.)


Baiklah, sekarang ini mari kita ikuti dan nikmati bersama cerpen Lu Xun
berjudul:

*TAHUN BARU*

*Oleh: Lu Xun *

*< 5 Februari 1934>*


Tahun Baru Lunar di Shanghai kali ini lebih hidup terbanding tahun lalu.


Berbagai julukan digunakan dalam media cetak dan pidato-pidato: Ada yang
mengemukakannya dengan nada menghina, bahwa itu dari 'penanggalan usang'
(*), sedang lainnya mengemukakannya sebagai 'kalender tua'. Tetapi
perangai orang pada "Tahun Baru" ini sama saja: Mereka melakukan
perhitungan, menyajikan korban untuk roh-roh dan kepada leluhur,
membakar mercon, main mahyong, melakukan kunjungan Tahun Baru, dan
menyampaikan harapan kebahagiaan dan kemakmuran satu sama lainnya.


Meskipun surat-surat kabar yang terus menerus muncul meskipun hari itu
adalah hari Tahun Baru menyatakan penyesalan mereka (**), itu
semata-mata sentimen saja, dan samasekali bukan demikian kenyataannya.
Sementara penulis heroik lainnya mengeluarkan seruan untuk berjuang,
menunjukkan kemarahan mereka dan memperingati mereka yang mati di
sepanjang tahun; tetapi desakan dan peringatan semata-mata, samasekali
tak nyambung dengan realita. Tiongkok telalu banyak hari yang
memperingati penderitaan yang, biasanya, seyogianya paling tidak
dipengeringati dalam suasana sunyi. Terdapat juga beberapa hari
peringatan yang gembira, tetapi karena kita takut hal ini bisa
'digunakan oleh elemen-elemen reaksioner untuk menimbulkan kekacauan,'
maka orang juga tidak bisa bergembira. Apa yang dengan cara penindasan
dan boikot, semua festival yang baik telah direnggutkan; dan sejak apa
yang masih tinggal untuk kita sekarang ini, ialah Tahun Baru 'usang'
atau 'kuno' yang cepat punah, maka hari-hari itu malah menjadi lebih
disukai. Maka kita harus mengadakan perayaan istimewa – ini bukan
sesuatu yang harus dilewati dengan ringan begitu saja sebagai sisa-sisa
feodalisme".


Para pahlawan yang menyerukan pada orang lain untuk menderita dan
bekerja sepanjang tahun, --- tidak mengerti apa arti penderitaan atau
apa arti bekerja. Sesungguhnya mereka yang menderita dan bekerja itu
memerlukan istirahat dan relaks dari waktu ke waktu. Bahkan kaum budk
pada zaman Mesir Kuno kadang-kadang bisa tertawa. Tertawa semacam itu
mengekspresikan perasaan jijik mereka terhadap segala sesuatu. Dan
satu-satunya yang tak dapat mengerti artinya adalah kaum pemilik budak,
mereka-mereka yang puas sebagai budak, dan budak-budak yang kerjanya
ringan, yang sudah berhenti menderita.


Sudah duapuluh tahun lamanya saya tidak merayakan Tahun Baru yang tua,
tetapi kali ini saya menyulut mercon selama tiga malam terus menerus,
sampai-sampai tetangga saya yang orang asing itu mengeluh. Inilah dan
mercon itu merupakan satu-satunya kesenangan saya tahun ini.


15 Februari, 1934


(*) Kuomintang mengumumkan bahwa penanggalan lunar itu sudah usang.


(**) Pada tanggal 13 Februari, tahun 1934, adalah hari Tahun Baru Lunar.
S.k. Shen Bao menerbitkan suplemen ekstra, seorang penulis dalam
kolomnya menyatakan menyesal sekitar pekerjaan tambahan yang harus
dilakukannya pada hari libur nasional ini.


* * *

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment