Angkutan Umum Jakarta Menakutkan
Suryopratomo
NASIB tragis yang dialami mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Annisa Azwar menunjukkan betapa menakutkannya angkutan umum di Jakarta. Hanya karena khawatir akan kejahatan yang dialami, Annisa memilih melompat dari kendaraan umum yang ia tumpangi dan akibatnya kemudian meninggal dunia karena luka-luka yang dialami.
Sejauh ini memang belum diketahui secara jelas, apa yang menyebabkan Annisa memilih untuk melompat keluar dari mikrolet yang ia tumpangi? Apakah itu disebabkan oleh supir yang tidak mau berhenti meski sudah diminta berhenti atau ketakutan yang amat sangat sehingga membuat dirinya mengambil tindakan yang berisiko?
Polisi menahan supir mikrolet karena dianggap lalai, tidak memberikan rasa aman kepada penumpangnya dan menyebabkan kematian. Namun Jamal, sang sopir, menyangkal membuat takut Annisa dan tidak tahu bahwa penumpang akan melakukan tindakan yang berbahaya. Buktinya, ialah yang mengantarkan korban untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Kita berikan kesempatan kepada polisi untuk mengumpulkan semua fakta berkaitan dengan tindakan tragis itu. Masalahnya memang hanya Jamal dan Annisa yang berada dalam kendaraan ketika peristiwa itu terjadi. Tidak ada saksi mata yang berada di dalam angkutan kota itu.
Peristiwa nahas yang dialami Annisa menunjukkan betapa membingungkannya angkutan umum yang ada di Jakarta. Begitu tidak jelasnya, membuat orang menjadi takut, apalagi serangkaian kejahatan di angkutan kota sering terjadi akhir-akhir ini.
Jangankan orang yang baru pertama kali datang ke Jakarta, kita yang sudah lama tinggal di Jakarta pun sering bingung ketika harus bepergian dengan angkutan umum. Nyaris tidak ada informasi yang bisa didapatkan orang ketika ingin menggunakan angkutan umum.
Padahal sebagai kota metropolitan, seharusnya tersebar banyak pusat-pusat informasi yang bisa memberikan petunjuk bagi orang yang butuh bantuan. Atau setidaknya di halte-halte pemberhentian bus seharusnya ada petunjuk tentang rute-rute angkutan umum. Ironisnya, di Jakarta halte-halte itu jumlahnya sangat terbatas.
Kebingungan yang dialami penumpang akan semakin bertambah melihat moda yang tersedia. Ada yang namanya bajaj, kancil, angkutan kota, mikrolet, metromini, kopaja, bus kota, TransJakarta. Semua itu kadang-kadang saling bertumpuk.
Kengerian semakin bertambah, jika kita melihat fasilitas yang tersedia di angkutan umum. Selain tempat duduk yang tidak nyaman dan saling berdesak-desakan, perilaku pengemudinya pun seringkali begitu ugal-ugalan.
Tidak jelasnya hubungan antara pengemudi dan pemilik kendaraan, membuat sopir tidak memiliki rasa tanggung jawab. Padahal ketika ia memberikan jasa dan mengangkut penumpang pada kendaraannya, berarti ada tanggung jawab yang melekat terhadap keselamatan para penumpang.
Bahkan sekarang ini ada sopir-sopir yang juga menjadi penjahat. Mereka bukan hanya merampok para penumpangnya, tetapi bahkan memerkosa. Begitu banyak kejadian pemerkosaan yang dilakukan sopir dan kawan-kawannya terhadap penumpang kendaraan umum.
Terhadap serangkaian kejahatan yang terjadi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pernah membuat aturan bahwa sopir harus menggunakan seragam. Bahkan dibuat aturan bahwa angkutan umum dilarang untuk menggunakan kaca yang gelap.
Namun semua aturan tersebut ternyata tidak berjalan. Sopir-sopir menentang untuk menggunakan seragam. Mereka ingin mendapatkan kebebasan dan tidak mau diatur-atur.
Sekali lagi ketika berkaitan dengan kepentingan orang banyak, tidak bisa tidak harus dibuat aturan. Di alam demokrasi, negeri ini harus menjadi lebih teratur. Tidak bisa atas nama kebebasan, lalu boleh ada ketidakaturan, boleh ada ketidaktertiban.
Jakarta harus menjadi contoh kota yang beradab. Hal itu harus tercermin dalam penataan kota, baik dalam hal berlalu lintas maupun penyediaan angkutan kotanya. Tidak bisa ibu kota negara dibiarkan seperti hutan belantara yang menakutkan seperti sekarang ini.
Nasib tragis yang dialami Annisa Azwar seharusnya membuka mata Gubernur Joko Widodo bahwa harus segera ada langkah untuk menata angkutan umum di Jakarta. Jangan biarkan ketakutan menghinggapi warganya, sehingga memilih untuk melakukan tindakan berbahaya daripada menjadi korban kejahatan di angkutan umum.
Para pemilik angkutan umum dan sopir angkutan umum harus mau berbenah diri. Mereka harus menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bukan hanya sekadar menjalankan bisnis untuk keperluan makan, tetapi mereka memberikan jasa bagi kebaikan orang banyak
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment