Mohon disosialisasikan kepada kerabat....
---------- Forwarded message ----------
From: sunny <ambon@tele2.se>
Date: 2010/11/25
Subject: [PersIndonesia] TKW Digorok di Arab Saudi
To:
Refleksi : *Pemerintah Indonesia berlagak mengkaji atau mengaji, karena
kalau pengiriman TKI ke tanah neraka distop bukan saja berarti bahwa aliran
devisa negara berkurang tetapi juga uang-uang sogokan kepada para petinggi
negara berkuarng menjadi kering, maka oleh karena itu rezim SBY pun hingga
kini belum mau menantangani dan kemudian tanpa undur-undur waktu
meratifikasi konvensi internasional untuk migrant workers. Jadi berdasarkan
ha-hal tsb patut disadari bahwa z**ezim NKRI sejak zaman Soeharto adalah
penyalur "human traffic" dengan jalan legal, karena itu mereka tidak mau
mengambil langkah tegas membela warganegaranya yang dijadikan buruh ala
budak di luarnegeri. Banyak TKI disiksa dan meninggal dalam tugas menyetor
devisa negara, tak banyak bedanya meraka jago-jago revolusi mati atau
disiksa di medan pertempuran untuk negara. *
http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=43089
Sabtu, 20 November 2010 , 10:51:00
*TKW Digorok di Arab Saudi
Pemerintah Kaji Stop Pengiriman
TKI*<http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=43089#>
*JAKARTA – Belum lagi kasus penyiksaan keji terhadap Sumiati, tenaga kerja
wanita dari Indonesia (TKW) asal Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), di Arab
Saudi tuntas, muncul kasus baru yang dialami pekerja migran Indonesia. Kali
ini, TKW bernama Kikim Komalasari binti Uko Marta, 36, asal Cianjur, Jabar,
tewas dibunuh di Saudi.Kikim diduga kuat digorok di bagian lehernya oleh
sang majikan. Lantas, mayatnya dibuang di Kota Abha, sekitar 700 kilometer
dari Jeddah, Arab Saudi.Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh. Jumhur Hidayat menyatakan bahwa
pihaknya telah menerima laporan soal pembunuhan TKW Indonesia itu. Saat ini,
kasus tersebut ditangani Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah.
Menurut dia, tim KJRI sudah berada di Kota Abha untuk mencari kepastian dari
kantor polisi Mansakh terkait kebenaran berita tersebut. ''Ini tamparan
kedua bagi bangsa kita dan menguatkan niat pemerintah untuk mengkaji ulang
pengiriman TKI ke Arab Saudi,'' tegas Jumhur di kantornya kemarin
(19/11).Tim KJRI mendapat informasi dari polisi setempat yang diwakili Lettu
Abdullah Gahtani bahwa majikan Kikim, Shaya' Said Ali Alghatani, beserta
istrinya telah ditahan kepolisian Mansakh. Bahkan, kata Jumhur, penyidikan
kasus Kikim dilanjutkan Badan Investigasi (Tahkik) Kepolisian Arab
Saudi.Berdasar keterangan yang disampaikan di kantor polisi, sang majikan
mengaku membunuh Kikim, namun tidak dengan menggorok lehernya. ''Dia mengaku
membunuh dengan benda tumpul. Tapi, (pengakuan) itu tidak kami terima
mentah-mentah,'' ujarnya.
Kepolisian Mansakh meminta ahli waris atau keluarga Kikim menuntut pelaku
melalui hukum yang berlaku di Saudi. Yaitu, qishash (pembunuhan balasan
dengan modus sama) atau diyat (pengganti denda) dengan segera menyiapkan
pengajuan berkas tuntutan.Pembunuhan terhadap Kikim terungkap saat mayatnya
ditemukan pada Kamis lalu atau bertepatan dengan 5 Zulhijah 1431 (11
November lalu) di pinggir jalan Serhan atau bagian dari jalan utama Gharah,
Abha.*
*Kikim Komalasari berasal dari Kampung Citeuyeum, RT 03/01, Desa Mekar
Wangi, Kecamatan Ciaranjang, Kabupaten Cianjur, Jabar. Dia mengantongi
paspor bernomor AN 010821 dan tercatat sebagai peserta asuransi TKI bernomor
C510907200043 dari Konsorsium Asuransi TKI Daman Syamil. Dia juga memiliki
iqomah (kartu pengenal sementara di Arab Saudi) bernomor 2275427389.
*
*Jumhur menyebutkan, Kikim berangkat untuk bekerja sebagai TKI di Kota Abha
pada Juni 2009 melalui PT Bantal Perkasa Sejahtera yang beralamat di Jalan
Condet Raya 12, Jakarta Timur. Terkait kasus Kikim, BNP2TKI sudah mendatangi
pihak keluarga di Cianjur. BNP2TKI dan asuransi sepakat membayar santunan
kematian bagi korban Rp 55 juta. Juga, memfasilitasi kepulangan jenazah
hingga pemakaman serta membiayai penjemputan jenazah oleh keluarga ke Saudi.
BNP2TKI segera mengatur pemberangkatan wakil keluarga Kikim ke Saudi untuk
mengurus pemulangan jenazah dan mengupayakan tuntutan hukum. ''Kami juga
sudah memanggil perusahaan yang memberangkatkan Kikim agar bertanggung jawab
atas kasus ini. Kami juga meminta tanggung jawab perusahaan asuransi yang
menaungi korban,'' katanya.
*
*Munculnya kasus kekerasan terhadap TKW asal Indonesia langsung direaksi
pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan, pemerintah akan
meninjau ulang pengiriman TKW dan TKI ke negara-negara yang tidak kooperatif
soal perlindungan tenaga kerja. Jika pemerintah negara tersebut sulit diajak
bekerja sama, pemerintah akan menerapkan moratorium (penghentian sementara)
pengiriman TKI ke negara itu.Menurut SBY, setiap negara yang menjadi tujuan
TKI harus menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Indonesia.
''Kami akan meninjau kembali, mengevaluasi keberadaan TKI di negara-negara
yang ternyata tidak bikin semacam nota kesepakatan. Termasuk kontrak-kontrak
kerja antara pekerja kita dengan siapa yang menerima, perusahaan atau rumah
tangga di mana pun saudara kita bekerja,'' tegasnya setelah rapat terbatas
di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin. Rapat tersebut merespons khusus
penganiayaan terhadap Sumiati dan tewasnya Kikim di Saudi.
*
*SBY menyatakan, evaluasi perlu dilakukan karena masih banyak penganiayaan
yang menimpa TKI di luar negeri. Di antara lebih dari 3,2 juta TKI, 4.385
orang mengalami tindak kekerasan dari majikan. Meski persentasenya hanya 0,1
persen di antara total TKI, kata dia, kekerasan tersebut tetap tidak bisa
ditoleransi.*
*''Kecil, tetapi ini prinsip dan tidak bisa kita berikan toleransi. Karena
itu, kita menganggap masalah ini tetap serius,'' tegasnya.
Setiap negara tempat TKI bekerja, kata SBY, harus memberikan timbal balik
yang jelas secara ekonomi bagi Indonesia. ''Pemerintah Indonesia
menginginkan adanya kerja sama, sikap kooperatif, karena sebetulnya tenaga
kerja itu ya bekerja untuk ekonomi mereka. Jadi, harus ada take and
give-nya,'' ungkapnya.
*
*Dia menambahkan, demi mempercepat pelaporan jika terjadi penganiayaan, TKI
akan diberi telepon seluler (ponsel). Dalam nota kesepahaman, harus ada
jaminan bahwa ponsel para TKI tidak disita atau diminta majikan. ''Sekarang
dirumuskan untuk memberikan HP (handphone) kepada tenaga kerja kita itu,''
tutur mantan Menko Polkam tersebut.
*
*TKI akan diberi nomor-nomor penting seperti kontak konsulat, kedutaan
besar, dan kontak-kontak Indonesia lainnya yang bisa dihubungi setiap saat.
''Dengan demikian, paling tidak kita akan bekali alat komunikasi supaya dia
bisa berkomunikasi secara instan,'' tuturnya.SBY mengungkapkan, kemudahan
komunikasi tersebut diharapkan bisa meminimalkan tindak kekerasan. Selama
ini, kekerasan majikan berlangsung dalam waktu lama karena para TKI sulit
melapor. Perwakilan Indonesia selama ini juga sulit menggali informasi dari
TKI. ''Apalagi, di Saudi Arabia, dilaporkan oleh para menteri, memang ada
semacam ketertutupan. Jadi, tidak mudah bagi kita mendapatkan informasi yang
segera dan cepat,'' paparnya.
*
*Menakertrans Muhaimin Iskandar menyebut Arab Saudi dan Jordania termasuk
contoh negara yang tidak kooperatif. Terhadap dua negara itu, kata dia,
pemerintah mengkaji kemungkinan moratorium pengiriman TKI baru. ''Kita
membutuhkan kerja sama yang komprehensif. Kita akan lakukan evaluasi apakah
(kerja sama) masih bisa dilanjutkan atau tidak,'' ujarnya.
Dia menyatakan, moratorium untuk pengiriman TKI ke Jordania hampir final.
Muhaimin beralasan, negara itu kerap dijadikan pintu masuk bagi TKI ilegal
di negara-negara Timur Tengah. Para TKI lebih mudah masuk lewat Jordania
karena di sana menggunakan visa on arrival. ''Jadi, susah dikontrol,''
jelasnya.
*
*Menurut dia, dalam tahap pengkajian ulang, pemerintah akan mengetati dan
membatasi penempatan TKI informal di luar negeri, khususnya di Saudi.
''Pengetatan dan pembatasan itu akan diterapkan dengan memperketat proses
keberangkatan. Termasuk pemeriksaan kelengkapan dokumen serta kesiapan
mental dan fisik bagi calon TKI,'' katanya.*
*Sebagai langkah awal, tutur dia, pemerintah akan mendorong terlaksananya
perjanjian kerja sama atau MoU penempatan dan perlindungan TKI dengan
pemerintah Saudi. Permintaan TKI ke Saudi mencapai 200–300 orang setiap
hari. Saat ini, jumlah TKI yang bekerja sebagai penata laksana rumah tangga
(PLRT) di Saudi mencapai 500 ribu orang. Selain itu, pihaknya harus
mempertimbangkan perbandingan secara objektif antara TKI yang sukses dan
yang bermasalah. Yakni, mencapai 400 kasus di antara 500 ribu TKI di Saudi.*
*Di bagian lain, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud M.D. menyampaikan
keprihatinan atas kasus yang menimpa TKI di Saudi. Dia menilai, pemerintah
menghadapi dilema antara menghentikan pengiriman TKI dan persoalan
ketenagakerjaan di dalam negeri. ''Posisi pemerintah cukup sulit,''
katanya.Dia menyerahkan keputusan kepada pemerintah. Mahfud mencontohkan
perselisihan wilayah perbatasan dengan Malaysia beberapa waktu lalu. ''Kalau
kita lawan, secara fisik mungkin saja kita menang. Tapi, jutaan pekerja kita
yang bekerja di sana (Malaysia, Red), sekitar 1,4 juta orang, akan jadi
masalah. Kita percayakan ke pemerintah jalan keluar sebaik-baiknya,''
ungkapnya kemarin.Menurut dia, diplomasi yang pas adalah memanfaatkan isu
penegakan hukum. ''Penegakan hukum itu bukan masalah bangsa dan negara
tertentu, tapi masalah manusia. Jadi, setiap bangsa harus menghormatinya,''
katanya. ''Kalau Anda bilang pemerintah Arab harus dilawan, itu tidak
realistis,'' ujarnya. (zul/sof/aga/c5/dwi)*
**
* *
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
0 comments:
Post a Comment