Nimbrung :
Miadear ini mah sudah jadi rahasia umum, dibongkar juga mungkin susah. Lantaran sulit cari pembuktiannya.
Sebab nanti residen [ murid calon dr spesialis] kalo sudah di tingkat yg lebih tinggi juga akan berlaku seperti itu
kepada adik kelasnya.
Bukan berarti lantas karena masalah ini , biaya kesehatan jadi mahal.
Banyak faktor lain yg bikin biaya kesehatan jadi mahal.
Karena pada umumnya orang kita berobat, berkunjung ke dr jika sudah parah penyakitnya.
Jelas saja ini juga bikin banyak makan ongkos.
Misalnya saja kalo kena usus buntu, dioperasi, nginep di RS nggak sampai 2 hari sudah bisa aktif lagi.
tapi kalo dah tahu kena usus buntu lantas berobat alternatif kemudian ususnya bernanah, pecah.
Masuk RS bisa payah antara hidup dan mati, bisa 10 hari-an. Jelas ongkosnya lebih mahal
Kalo berobat ke RS pemerintah, sebenarnya jauh lebih murah dibandingkan ke RS swasta.
Istimewa pula, satu pasien bisa dikerubuti oleh lebih dari 5 residen :-)
Selain itu juga mahalnya obat2-an. Biaya ke konsultasi ke dr nya sih murah tapi biaya obat, tindakan [ operasi] pake alat2 itu yg mahal.
Kalo RS nya kayak hotel, kantinnya kayak resto di mal, ada free WIFI apalagi, biaya drnya juga pasti lebih mahal.
Adik saya ada yg jadi dokter spesialis. Selama 5 tahun juga menjalani kejadian seperti itu.
Biasanya kan mereka patungan. Tapi mungkin kalo semua kompak ya kejadian yg di luar batas
gak terjadi. Semuanya masih dalam batas yg normal. Kalo disuruh patungan untuk beli makanan saat jaga malam,
ya kan mereka yg iuran juga kebagian.
Kalo dibilang mahal ya bukan semata-mata untuk biaya siluman memang ongkos sekolah dokter itu mahal dari zaman dulu dibandingakn
vak yg lain.
Misalnya saja untuk cari kasus, berarti ada yg sakit, kaum duafa misalnya; artinya mereka ya musti memanggung biaya pengobatan.
Meskipun pengobatan itu dilakukan demi melakukan 'kerja praktek'.
Biaya2 ini dari mana kalo gak dari kantong pribadi.
Kalo menurut saya; biaya pendidikan yg mahal itu juga menuntut kesungguhan, kompetensi yg prima.
Bayaran yg diterima dokter spesialis juga besar adalah juga sebagai jerih payah, stress, tanggung jawab. Nyawa orang gitu loh
yg dipertaruhkan; jam kerja yg amburadul; tengah pagi buta, orang2 masih nyenyak tidur, seorang dokter musti ke RS misalnya.
Pasiennya kritis, cerewet pulak.
Siapa yg mau jadi dokter praktek kalo kompensasinya tidak memadai?
Kiranya dokters di WM dapat menjelaskan lebih banyak lagi.
Salam,
l.meilany
----- Original Message -----
From: aldiy
To: wanita-muslimah@
Sent: Tuesday, January 26, 2010 3:17 PM
Subject: [wanita-muslimah] Ada mafia dokter?
Para dokter WM, menurut temen saya yang isterinya dokter di kota besar, yang lagi ngambil program spesialis - ada mafia senioritas. Katanya para dokter junior/calon spesialis harus membiayai kegiatan dan ongkos2 pribadi dokter2 senior. Misalnya ada ongkos pasang internet di kampus, ongkos makan sehari-hari terutama makan malam, dll. Rata-rata pengeluaran untuk itu 2 juta per jaga malam, berarti sebulan mencapai 4 - 16 juta tergantung spesialisasinya, yang paling banyak keluar duit adalah spesialis ginekologi.
Jadi ongkos pendidikan dokter, menurut teman saya, mahal karena ongkos siluman ini, bukan karena biaya pendidikannya. Berakibat pada mahalnya ongkos kesehatan ke masyarakat.
Begitu cerita teman saya. Sejujurnya saya ini nggak pernah denger ini sebelumnya. Kalau memang ada fenomena ini, mungkin para dokter WM sudi untuk sharing informasi. Bisa juga posting ini diteruskan ke wartawan/media teve supaya meliputnya. Kalau ini nggak ini nggak bener atau berlebihan, yah mohon maaf.
salam
Mia
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment