lha yg saya tanyakan malah akar penyebabnya itu fundamentalisme yg jenis apa
? soalnya kalau kata pak hmna, fundamentalisme awalnya dari agresi amerika
(yg disurung surung sama si zionis) hehehe ...
lha kalau di malaysia, apa iya, disebabkan ama si amerika itu ?
2010/1/18 Lina <linadahlan@yahoo.com>
>
>
> sorry cuma copas:
>
>
> hendaknya didekati dengan pikiran terbuka dan tanpa
> bias agama. Diperlukan juga memperhatikan akar
> penyebab, bukan hanya gejala dari fenomena tersebut.
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> Ari Condro <masarcon@...> wrote:
> >
> > kalau pembakaran gereja dan tempat ibadah lainnya di malaysia di sebabkan
> > fundamentalisme yang mana ya ?
> >
> > apa karena amerika ? :))
> >
> >
> >
> > 2010/1/18 H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@...>
>
> >
> > >
> > >
> > > Fyi
> > > Sekadar refreshing ttg fundamentalisme.
> > > Dari file lama
> > > Salam
> > > HMNA
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: A Fatih Syuhud
> > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com<wanita-muslimah%40yahoogroups.com><wanita-muslimah%
> 40yahoogroups.com> ;
> > > sabili@yahoogroups.com <sabili%40yahoogroups.com> <sabili%
> 40yahoogroups.com> ;
> > > assunnah@yahoogroups.com <assunnah%40yahoogroups.com> <assunnah%
> 40yahoogroups.com>
> > > Sent: Monday, October 10, 2005 02:17
> > > Subject: [Sabili] Bias Makna Fundamentalisme
> > >
> > > Sumber:
> > >
> http://opini-pelita.blogspot.com/2005/09/bias-makna-fundamentalisme.html
> > >
> > > Bias Makna Fundamentalisme
> > >
> > > Harian Pelita, 23 September 2005
> > >
> > > Bias Makna Fundamentalisme
> > > Oleh A Fatih Syuhud
> > >
> > > Secara historik, istilah "fundamentalisme"
> > > diatribusikan pada sekte Protestan yang menganggap
> > > Injil bersifat absolut dan sempurna dalam arti literal
> > > dan, dengan demikiran, mempertanyakan satu kata yang
> > > ada dalam Injil dianggap dosa besar dan tak terampuni.
> > > Dalam konteks ini, Kamus Oxford mendefinisikan
> > > fundamentalisme sebagai "pemeliharaan secara ketat
> > > atas kepercayaan agama tradisional seperti
> > > kesempurnaan Injil dan penerimaan literal ajaran yang
> > > terkandung di dalamnya sebagai fundamental dalam
> > > pandangan Kristen Protestan". Julukan ini, walaupun
> > > dimaksudkan untuk menggarisbawahi ketaatan absolut
> > > kaum Protestan atas ajaran Injil, tidaklah dipakai
> > > untuk melecehkan.
> > >
> > > Konsep asal fundamentalisme itu sekarang menjadi
> > > bagian masa lalu. Selama lebih dari dua setengah
> > > dekade, interpretasi baru dari istilah ini menjadi
> > > populer. Fundamentalisme menjadi sinonim dengan
> > > ekstremisme dan radikalisme yang berakar dari
> > > intoleransi agama. Persepsi ini jelas tidak tepat dan
> > > menyesatkan karena fundamentalisme tidak dapat
> > > disejajarkan dengan esktrimisme dan radikalisme. Yang
> > > pertama bermakna ketaatan penuh pada ajaran-ajaran
> > > dasar agama yang dilakukan oleh para penganut taat
> > > suatu agama, sebaliknya makna kedua ditolak oleh
> > > seluruh penganut agama yang benar.
> > >
> > > Interpretasi fundamentalisme menjadi kontroversial
> > > karena ia jarang dipakai secara imparsial, objektif
> > > dan rasional. Aplikasi makna fundamentalisme esensinya
> > > berdasarkan pada apa yang dipahami dan dinyatakan oleh
> > > beberapa kelompok tingkat tinggi dari kalangan
> > > politisi, akademisi dan media. Di tengah terjadinya
> > > Islamofobia dan histeria antimuslim yang terjadi di
> > > sejumlah negara Barat, khususnya di AS, Israel dan
> > > Inggris, saat ini istilah fundamentalisme digunakan
> > > secara subjektif, selektif dan bias untuk melecehkan
> > > dan menjatuhkan Islam dan menggambarkannya sebagai
> > > ancaman pada peradaban Barat.
> > >
> > > Propaganda anti-Islam "fundamentalis" dan "militan"
> > > semakin meningkat sejak revolusi Iran pada 1979.
> > > Sejumlah pemimpin Barat dan akademisi serta kelompok
> > > media berpengaruh dengan penuh semangat berpartisipasi
> > > dalam usaha ini. Seperti yang dikatakan Presiden AS
> > > Richard Nixon, "Fundamentalisme Islam telah mengganti
> > > komunisme sebagai instrumen pokok perubahan dengan
> > > cara kekerasan."
> > >
> > > Nixon juga mengatakan, "Ideologi komunis menjanjikan
> > > modernisasi cepat, sedangkan ideologi revolusi Islam
> > > adalah reaksi atas modernisasi. Komunisme berjanji
> > > untuk mempercepat putaran jam sejarah ke depan, sedang
> > > Islam fundamentalis hendak membalik sejarah ke masa
> > > lalu". Implikasi implisit ucapan Nixon ini adalah
> > > bahwa "fundamentalisme Islam" memiliki potensi sebagai
> > > ancaman lebih besar daripada komunisme.Dalam buku
> > > "Satanic Verses", Salman Rushdie berpendapat bahwa
> > > "Islam"-lah yang bertanggung jawab dalam
> > > "mempromosikan kebencian pada peradaban modern".
> > >
> > > Samuel P Huntington, dalam "The Clash of
> > > Civilisation", mengingatkan dunia Barat atas berbagai
> > > ancaman yang berasal dari Islam. Dalam "Todays New
> > > Fascists", Francis Fukuyama mengungkapkan
> > > kekuatirannya atas bangkitnya "Islam-Fasis" baru.
> > > Ungkapan Fukuyama ini merupakan kelanjutan dari
> > > kekuatirannya atas munculnya "Islam radikal" yang
> > > dibahas mendetail dalam bukunya "The End of History
> > > and the Last Man". Namun demikian, tidak ada yang
> > > dapat menandingi V S Naipaul, pemenang Nobel, dalam
> > > menyerang Islam. Hal ini dapat dilihat dari kata-kata
> > > sarkasmenya, seperti "Terlukanya peradaban India
> > > merupakan hasil kerja Islam" (dalam bukunya A Wounded
> > > Civilization), "Muslim non-Arab adalah pemeluk tidak
> > > otentik.." (dalam Among the Believers), dan "Islam itu
> > > menjijikkan" (dalam Beyond Belief)
> > >
> > > Berbagai macam penghinaan terhadap Islam, baik dengan
> > > kekerasan maupun nonkekerasan, mencapai proporsi yang
> > > mengkhawatirkan pasca-serangan teroris pada gedung WTC
> > > dan Pentagon pada 11 September 2001. Berbagai usaha
> > > direkayasa untuk menghubungkan Islam dengan terorisme
> > > telah menyulut ketegangan komunal di sejumlah negara
> > > Barat, khususnya AS. Banyak yang dilecehkan dan
> > > diperlakukan tidak manusiawi hanya karena memakai nama
> > > Muslim dan memelihara jenggot dan mengenakan jilbab.
> > > Di atas semua itu, invasi pimpinan AS ke Afghanistan
> > > dan Irak plus peningkatan serangan Israel pada rakyat
> > > Palestina semakin mempersulit masalah dan semakin
> > > menjauhkan diri dari skenario kerukunan global
> > > antaragama.
> > >
> > > Banyak kalangan yang anti "fundamentalisme Islam" di
> > > satu sisi mengklaim dirinya komitmen pada demokrasi.
> > > Akan tetapi, pada waktu yang sama mereka tidak
> > > segan-segan menyerukan untuk melakukan segala cara
> > > dalam memberantas fenomena "Islam fundamentalis",
> > > termasuk dalam hal ini, dengan cara kekerasan yang
> > > jelas-jelas tidak demokratik. Ann Coulter, umpamanya,
> > > menyerukan: "Kita hendaknya menginvasi negara-negara
> > > mereka (Muslim), membunuh pemimpin mereka dan
> > > mengkonversi mereka dalam pelukan Kristiani"; Rich
> > > Lowry menyerukan AS supaya "mengebom Mekkah". Senada
> > > dengan seruan kedua kolumnis konservatif AS ini,
> > > berbagai tulisan Salman Rushdi yang menentang Islam,
> > > Nabi Muhammad dan umat Islam dipandang sebagai bentuk
> > > kebebasan berekspresi, tetapi berbagai kritikan pada
> > > buku kontroversialnya "Satanic Verses" (Ayat-ayat
> > > Setan) dianggap sebagai manifestasi dari fanatisisme.
> > > Tidakkah wajar dan logis kalau kita anggap bahwa sikap
> > > semacam itu sebagai contoh konkrit standar ganda dan
> > > hipokrisi?
> > >
> > > Harus diakui, kelompok radikal dan militan di antara
> > > pemeluk Islam itu ada. Dalam tubuh agama lain juga
> > > terdapat elemen-elemen ekstrim semacam itu. Akan
> > > tetapi, secara faktual mereka, kalangan ekstrimis di
> > > berbagai agama ini, adalah bagian kecil dari populasi
> > > dunia dan secara bulat ditolak keberadaannya oleh
> > > bangsa-bangsa pecinta damai dan penegak keadilan,
> > > termasuk oleh negara-negara Islam.
> > >
> > > Seluruh negara-negara dunia, dengan pengecualian
> > > Afghanistan di bawah rezim Taliban, mengecam serangan
> > > teroris 11/9/01 di Amerika dan 7/7/05 di London.
> > > Bahkan Abdullah Awad, kakak kandung Osamah bin Laden,
> > > mengecam serangan itu sebagai "pelanggaran mendasar
> > > pada prinsip-prinsip utama Islam." Apalagi, sejak itu
> > > seluruh negara Muslim meningkatkan usaha mereka untuk
> > > memerangi dan mencegah terorisme. Dengan adanya
> > > fakta-fakta tak terbantahkan ini, apakah menghubungkan
> > > Islam dengan fundamentalisme dan terorisme masih
> > > relevan?
> > >
> > > Sayangnya, istilah fundamentalisme dan terorisme
> > > secara eksklusif selalu diidentikkan dengan Islam
> > > tanpa memandang realitas di lapangan. Apakah ini
> > > berarti bahwa tidak ada individu atau kelompok dalam
> > > agama Kristen, Yahudi, Hindu dan non-Muslim lain yang
> > > lebih berhak menyandang "gelar" itu? Tidakkah
> > > menghakimi Islam dengan hanya berdasarkan kebijakan
> > > opresif Taliban di Afghanistan dan tindakan brutal Al
> > > Qaidah itu bagaikan menghakimi Kristen dengan aksi
> > > barbar Adolf Hitler di Jerman, Benito Mussolini di
> > > Italia dan Slobodan Milosovic di Bosnia?
> > >
> > > Karena tindakan ekstrimisme yang dilakukan Ariel
> > > Sharon tidak membuat umat Yahudi disebut sebagai
> > > "Zionis fundamentalis ", maka sudah logis kiranya
> > > kalau tindakan radikal Mullah Umar dan Usamah bin
> > > Ladin tidak menjadikan 1.3 milyar Muslim sebagai
> > > "Islam fundamentalis". Begitu juga, apabila jaringan
> > > radikal Islam semacam Al Qaidah atau kelompok
> > > pemberontak di Filipina seperti Abu Sayyaf disebut
> > > sebagai "teroris Islam", maka julukan yang sama
> > > hendaknya dilekatkan pada tindakan terorisme yang
> > > dilakukan oleh Timothy McVeigh di Amerika dan kultus
> > > Aum Shimrikoy di Jepang.
> > >
> > > Di era sekarang di mana dunia dipenuhi dengan berbagai
> > > problem dan konflik ini, sangat dibutuhkan adanya
> > > berbagai usaha maksimum untuk mempromosikan perdamaian
> > > dan keamanan. Namun demikian, hal ini akan tetap
> > > menjadi mimpi sampai perpecahan agama dapat
> > > dijembatani dan harmoni antaragama terbentuk.
> > > Menyudutkan satu agama tidak akan membuat bertambahnya
> > > prestise dan keamanan agama lain. Begitu juga,
> > > fenomena patologis seperti fanatisme, kebencian,
> > > irasionalitas, ketakutan yang berakar dari
> > > ketidakpedulian dan pikiran picik, hanya akan
> > > memperlebar polarisasi agama.
> > >
> > > Idealnya, isu sulit seperti ekstremisme dan terorisme
> > > hendaknya didekati dengan pikiran terbuka dan tanpa
> > > bias agama. Diperlukan juga memperhatikan akar
> > > penyebab, bukan hanya gejala dari fenomena tersebut.
> > > Karena, tidak ada negara atau sekelompok negara,
> > > bagaimanapun kuatnya, dapat memerangi dan
> > > menyelesaikan tantangan ini secara efektif sendirian.
> > > Dengan demikian, tidak ada alternatif dalam mengatasi
> > > hal ini kecuali dengan kerja sama global.[]
> > >
> > > * Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik
> > > Agra University, India
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> > >
> > >
> >
> >
> >
> > --
> > salam,
> > Ari
>
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>
>
--
salam,
Ari
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
0 comments:
Post a Comment