For Kisunda punten teu disundakeun; upami kedah; engke wae nyusul
Setelah beberapa lama Pansus DPR bekerja, dengan memanggil beberapa
"orang penting" terkait, baik sebagai pihak "pengambil keputusan, maupun
sebagai nara sumber; maka tibalah saatnya Pansus memanggil Marsilam Simanjuntak,
yang didalam kasus Bank Century berlaku sebagai nara sumber.
Memang pekerjaan sehari hari Marsilam adalah sebagai Pembantu Presiden
dalam bidang Ekonomi; tetapi kapasitas Marsilam ke pertemuan KSSK untuk
Bank Century adalah hanya sebagai brain stormer saja; alias tidak punya
hak menentukan keputusan; sifatnya hanya memberi saran saja atau pandangan.
Marsilam Simanjuntak tampil sangat bagus; komentar2 atau jawabannya sangat logis/
rasional. Pertanyaan anggota DPR dijawab dengan lugas; kadang2 juga penuh
dengan sindiran yang agak tajam; karena pertanyaan anggtota DPR kurang tepat.
Dari dialog2 yang dihasilkan dengan Marsilam, maka nampak kesiapan atau ketidak
siapan; ataupun "cerdasnya" seorang anggota DPR. Memang secara UMUM anggota
DPR cukup "PANTAS" menjadi wakil rakyat; mereka cukup cerdas; hanya terasa
kurang cerdas manakala menghadapi kasus berat semacam Bank Century ini.
Dari PDIP tampil Pratomo; ini memang Kader PDI yang bagus, selain Gayus. Atau
boleh dikata orang2 PDIP saya nilai bagus2. Begitu pula PKS; dan untuk PKS ini
nampak sekali mereka selalu menjaga etika dan kesantunan dengan baik.
Anggota2 dari GOLKAR yang katanya sudah banyak pengalaman; ternyata mereka
tampil tak begitu PD; walau diawal Agun Ginanjar ; tampil bagus; begitu pula
pembicara kedua; tapi pembicara terakhir dengan emosinya mendesak Marsilam;
entah apa tujuannya mendesak Marsilam; padahal jelas2 dia hanya sebagai nara
sumber saja; dan tak mengambil bagian dalam menentukan keputusan Bailout
bank Century. Hal ini menimbulkan counter emosi dari pihak lain; terutama dari
partai Demokrat (partai pemerintah). Untung tidak berlanjut. Walau situasi ribut sebentar.
Yang paling kelihatan kurang Cerdas adalah pembicara pertama, maaf, dari PAN; dia menanya sesuatu yang relevansinya kurang sama sekali; yaitu dia mengomentari bahwa dia heran pada Marsilam kok diam saja kalau sarannya tak didengar ??
Namanya juga saran seorang narasumber; ada apa dengan diterima atau tidak ?
Dia bicara setelah PKS; mungkin dia kehabisan bahan.
Nah dari kejadian2 atau dialog2 yang terjadi antara Pihak Pansus dan pihak Pemerintah,
katakan demikian, kita bisa mengadakan analisa2 dari semua fakta yang disampaikan.
Baik dari DepKeu; BI atau sumber lainnya. Marilah kita mencoba menganalisanya.
Dari fakta bahwa MenKeu yang bertindak sebagai Ketua KSSK; dan menyetujui hanya
600 milyar lebih yang harus dikucurkan ke Bank Century; dan kemudian menjadi 6.7
Trilliun !!! Ini bukanlah suatu kebijaksanaan lagi. Disinilah harus ditekankan benar2.
Disinilah kerancuannya. Mentang2 BI independent; tak seharusnya membuat kebijaksanaan yang 10X lipat dari persetujuan semula.
Memang mengucurnya dana 6.7 trilliun ini adalah akibat dari PENENTUAN kritis tidaknya
adanya sesuatu Bank collaps terhadap ekonomi secara keseluruhan. Sehingga Bank
tersebut bisa disebut sistemik atau tidak.
Kejadian ini terjadi karena akibat krisis global ; USA yang sedang Krismon; kemudian
Pemerintah NKRI ketakutan akan adanya Krisis seperti tahun 1997; maka Pemerintah
memberikan wewenang pada MenKeu untuk bekerja sama dengan BI, menanggulangi
masalah dari kemungkinan krisis ini.
Dari fakta2 yang didapat dari dialog Pansus dengan para "terpanggil"
melihat bahwa pengucuran Dana 6.7 T itu dilakukan oleh Badan setelah KSSK.
Tentu saja dibantu BI. Dan dari pembicaraan2 sebelumnya, BI inilah yang dengan
gencar meyakinkan bahwa Bank Century kalau collaps akan berakibat sistemik.
Jadi sebenarnya kalau melihat kejadian seperti itu, maka kita berkesimpulan :
1. Pemerintah berusaha untuk mengatasi KRISIS yang mungkin terjadi
2. BI membesar besarkan situasinya, sehingga pihak Pemerintah seperti ditarik
untuk menyetujui apapun langkah BI
3. Akhirnya terjadi, Dana yang besar membuat KORUPSI dan Penggarongan harta Negara
dengan sangat mudah.
4. Sudah ada pengalaman di tahun 1997/98 bankers merampok Banknya sendiri.
Apakah tidak jera ? Malah yang begini ditolong ? ( didapat dari dialog )
5. Jadi baik 1997 ataupun sekarang ternyata BI lah yang punya kesalahan paling besar.
Ini saya kemukakan, menurut fakta dilapangan. Menurut dialog2 yang sudah terjadi.
Saran saya secara pribadi terhadap Pemerintah/Presiden :
1. Memang mungkin ujungnya akan ke Presiden; tapi kalau tidak dituntaskan kini,
kapan lagi.
2. Justru kini tiba saatnya menunjukkan kebesaran hati seorang Presiden yang baik,
yang senang menegakkan keadilan dan kebenaran. Walau nantinya merugikan diri
sendiri.
3. BI inilah sepertinya yang paling bermasalah ; jadi justru inilah yang harus dibersihkan.
4. Adapun MenKEU sudah bertindak sesuai permintaan Presiden dan masih dalam
batas2 yang logis dalam membantu menyetujui mengucurkan dana ke Bank Century.
5. Dalam hal perampokan atau penyelewengan dengan adanya bailout memang
bisa saja oknum2 dari pihak manapun ikut main; tapi itu ceritanya lain, dan memerlukan
penyidikan khusus, entah dari KPK atau Kepolisian atau kerjasama mereka.
Tapi terjadinya Korupsi adalah besarnya DANA yang dikucurkan dengan syarat yang begitu mudahnya. Ini jelas KESALASHAN decission Making.
Jadi untuk perbaikannya Presidenlah yang harus turun tangan.
Mudah2an sesuai dengan harapan saya bahwa SBY adalah Presiden terbaik di NKRI.
Semoga demikian. Amiiin.
tapi ini adalah masalah
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment