Advertising

Thursday 21 January 2010

[wanita-muslimah] Re: Nasehat Agar Berpegang pada Al-Qur'an Dan As-Sunah

 

Sdr Mujiarto karuk yang berbahagi..

Hati hati delam mengikuti al sunnah. Saya memperhatikan ada 3 golongan dlm masarakat Islam cara mengikuti al sunnah yaitu;

1. Golongan Pertama adalah umat Islam Fundamentalis yang mengikuti semua apa apa yang dilakukan oleh Nabi yang di catat oleh perawi2.Dan apa2 yang tidak dilakukan oleh nabi adalah perbuatan Bid'ah (haram hukumnya)

Sunnah termasuk budaya2 Arab, tapi bukan syariat Islam. Misalnya;

----mahram---wanita2 haram keluarrumah tanpa mahram.
----nyopir---wanita2 haram menyopir
----menyanyi-wanita2 haram menyanyi di pagung2
----kerja di kantor2---wanita2 haram bekerja
----bersalam----wanita2 haram bersalam dgn laki2
----pemimpin---wanita2 haram menjadi pemimpin
----imam---wanita2 haram menjadi imam laki2
----celana--wanita haram memakai celana seperti laki2
sunnah budaya arab ini puluhan ribu banyaknya

----laki2 wajib berjabang dan berjenggot
----laki2 wajib berpakaian seperti rasul
----laki2 makan dgn jari, tanpa sendok
--- dll

----haram memakai alat2 musik
----haram bernyanyi di pagung2
----haram gambar anjing di rumah
----dll

2.golongan Kedua adalah golongan2 Islam Moderat -Liberal yaitu mengikuti sunnah rasul atau hadist2 Rasul yang menjelaskan wahyu2 ALLAH dari kitab2 taurat--sampai Al Quran.

3 Golongan Islam Syiah.mengikutu sunnah Rasul yang bersumberdari keluarga Rasul.

Golongan2 islam Fundamentalis yang mengikuti hadits2 budaya Arab,maka kehidupannya terbelakang dalam hal; ekonomi, technologi dan Science.Kenapa karena mereka tertipu dengan Hadits2 budaya Arab dan palsu.

Saya anjurkan marilah kita mengikuti sunnah Rasul dengan professional,janganlah mengikuti hadits2 budaya Arab,karena kitab2 Hadits dan kitab2 sejarah sahabat2 terdahulu itu sudah DIREKAYASA OLEH PENULS2 dan tidak ada jaminan kebenarannya dari ALLAH.

Kalau 1 atau 2 saja ada hadits palsu dlm kitab2 Hadits Muslim dan Bukhari,maka Kitab2 itu sudah palsu.

Seperti air bersih yang suci di sebuah gelas,kalau di masukan setitik najis atau kotoran, apakah air di gelas itu boleh di katakan air bersih dan suci? Tidak bukan?

Mari hati2 dgn kitab2 Hadits yang di katakan hadits2 saih.

Semoga penjelasan saya ini ada manfaatnya dalam mencari kebenaran.

wassalam

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mujiarto Karuk <mkaruk@...> wrote:
>
>
>
>
>
> Assalamualaikum
> Warohmatullohi Wabarokatuh
>
> Bissmillahirrohmaanirrohiim
>
> “Hai
> orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa
> dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. Dan berpeganglah kamu
> semua dengan tali Allah dan jangan berpecah-belah. Dan ingatlah nikmat Allah
> terhadapmu ketika kamu saling bermusuhan maka Dia satukan hati kamu lalu kamu
> menjadi bersaudara dengan nikmat-Nya dan ingatlah ketika kamu berada di bibir
> jurang neraka lalu Dia. selamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah
> menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk.” QS. Ali Imran [3] : 102-103
>
>
>
> “dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan
> janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
> mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
> kepadamu agar kamu bertakwa.” QS. Al An’am [6] : 153
>
>
>
> Rasulullah
> Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
>
> “Berpeganglah
> dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang terbimbing, gigitlah dengan
> gerahammu dan hati-hatilah kamu terhadap perkara yang baru karena sesungguhnya
> setiap bid’ah itu adalah sesat.” (HR. Ahmad 4/126, At Tirmidzy 2676, Al Hakim
> 1/96, Al Baghawy 1/205 nomor 102)
>
>
>
> Hudzaifah
> bin Al Yaman radliyallahu 'anhu berkata :
>
> “Hai
> para Qari’ (pembaca Al Quran) bertaqwalah kepada Allah dan telusurilah jalan
> orang-orang sebelum kamu sebab demi Allah seandainya kamu melampaui mereka
> sungguh kamu melampaui sangat jauh dan jika kamu menyimpang ke kanan dan ke
> kiri maka sungguh kamu telah tersesat sejauh- jauhnya.” (Al Lalikai 1/90 nomor
> 119, Ibnu Wudldlah dalam Al Bida’ wan Nahyu ‘anha 17, As Sunnah Ibnu Nashr 30)
>
>
>
> Imam
> Az Zuhry berkata, ulama kita yang terdahulu selalu mengatakan :
>
> “Berpegang
> dengan As Sunnah itu adalah keselamatan. Dan ilmu itu tercabut dengan segera
> maka tegaknya ilmu adalah kekokohan Islam sedangkan dengan perginya para ulama
> akan hilang pula semua itu (ilmu dan agama).” (Al Lalikai 1/94 nomor 136 dan Ad
> Darimy 1/58 nomor 16)
>
>
>
> Ibnu
> Mas’ud radliyallahu 'anhu berkata :
>
> “Berpeganglah
> kamu dengan ilmu (As Sunnah) sebelum diangkat dan berhati- hatilah kamu dari
> mengada-adakan yang baru (bid’ah) dan melampaui batas dalam berbicara dan
> membahas suatu perkara, hendaknya kalian tetap berpegang dengan contoh yang
> telah lalu.” (Ad Darimy 1/66 nomor 143, Al Ibanah Ibnu Baththah 1/324 nomor
> 169, Al Lalikai 1/87 nomor 108, dan Ibnu Wadldlah 32)
>
>
>
> Dan
> ia juga mengatakan bahwa :
>
> “Sederhana
> dalam As Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.” (Ibnu
> Nashr 30, Al Lalikai 1/88 nomor 114, dan Al Ibanah 1/320 nomor 161)
>
>
>
> Sa’id
> bin Jubair (murid dan shahabat Ibnu Abbas) berkata --mengenai ayat- - : “Dan
> beramal shalih kemudian mengikuti petunjuk.” (QS. Thaha : 82)
>
> Yaitu
> senantiasa berada di atas As Sunnah dan mengikuti Al Jama’ah. (Al Ibanah 1/323
> nomor 165 dan Al Lalikai 1/71 nomor 72)
>
>
>
> Umar
> bin Abdul Aziz dalam risalahnya untuk salah seorang aparatnya mengatakan :
>
> Dari
> Umar bin Abdul Aziz Amirul Mukminin kepada Ady bin Arthaah :
>
> “Segala
> puji hanya bagi Allah yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia.
>
> Kemudian
> daripada itu :
>
> Saya
> wasiatkan kepadamu, bertaqwalah kepada Allah dan sederhanalah dalam
> (menjalankan) perintah-Nya dan ikutilah sunnah Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa
> Sallam dan tinggalkanlah apa yang diada-adakan ahli bid’ah terhadap sunnah yang
> telah berlalu dan tidak mendukungnya, tetaplah kamu berpegang dengan sunnah
> karena sesungguhnya ia telah diajarkan oleh orang yang tahu bahwa perkara yang
> menyelisihinya adalah kesalahan atau kekeliruan, kebodohan, dan keterlaluan
> (ghuluw). Maka ridlailah untuk dirimu apa yang diridlai oleh kaum itu
> (shahabat) untuk diri mereka sebab mereka sesungguhnya berhenti dengan ilmu dan
> menahan diri dengan bashirah yang tajam dan mereka dalam menyingkap hakikat
> segala perkara lebih kuat (mampu) apabila di dalamnya ada balasan yang baik.
> Jika kamu mengucapkan bahwa ada suatu perkara yang terjadi sesudah mereka maka
> ketahuilah tidak ada yang mengada-adakan sesuatu sesudah mereka melainkan
> orang-orang yang mengikuti sunnah yang bukan sunnah mereka (shahabat) dan
> menganggap dirinya tidak membutuhkan mereka. Padahal para shahabat itu adalah
> pendahulu bagi mereka. Mereka telah berbicara mengenai agama ini dengan apa
> yang mencukupi dan mereka telah jelaskan segala sesuatunya dengan penjelasan
> yang menyembuhkan, maka siapa yang lebih rendah dari itu berarti kurang dan
> sebaliknya siapa yang melampaui mereka berarti memberatkan. Maka sebagian
> manusia ada yang telah mengurangi hingga mereka kaku sedangkan para shahabat
> itu berada di antara keduanya yaitu di atas jalan petunjuk yang lurus.” (Asy
> Syari’ah 212)
>
>
>
> Ibnu
> Baththah berkata :
>
> “Sungguh
> demi Allah, alangkah mengagumkannya kecerdasan kaum itu, betapa jernihnya
> pikiran mereka, dan alangkah tingginya semangat mereka dalam mengikuti sunnah
> nabi mereka dan kecintaan mereka telah mencapai puncaknya hingga mereka sanggup
> untuk mengikutinya dengan cara seperti itu. Oleh sebab itu ikutilah tuntunan
> orang-orang berakal seperti mereka ini --wahai saudara- saudaraku-- dan
> telusurilah jejak-jejak mereka niscaya kalian akan berhasil menang dan jaya.”
> (Al Ibanah 1/245)
>
>
>
> Al
> Auza’i berkata :
>
> “Berpeganglah
> dengan atsar Salafus Shalih meskipun seluruh manusia menolakmu dan jauhilah
> pendapatnya orang-orang (selain mereka) meskipun mereka menghiasi perkataannya
> terhadapmu.” (Asy syari’ah 63)
>
>
>
>
> Disadur dari Buku “ Kilauan
> Mutiara Hikmah” Oleh Syaikh Bin Farihan Al Haritsi  (Abu Abdillah) Penterjemah Idral Harits (Jogjakarta)
>
>  
>
> Semoga
> Bermanfaat, dan mohon maaf bila tidak berkenan
>
>  
>
> Wassalamualaikum
> Wr Wb
>
>  
>
>  
>
> Mujiarto
> Karuk
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment