Bukan maksud SARA, tetapi tidak terbayang berapa banyak rakyat Indonesia miskin yang tidak punya
rumah dan berapa banyak dari warga miskin Indonesia yang ikut menyumbang untuk kemewahan ini akibat
ketagihan rokok. Menurut BPS 70% warga miskin adalah perokok. Dan konsumsi rokok di kalangan warga
miskin berada pada urutan nomor 2 setelah beras. Untuk pendidikan, gizi, dan kesehatan anaknya,
jauh di bawah itu. Warga miskin membiarkan anak-anaknya tidak mendapatkan hak untuk hidup layak,
akibat ketagihan rokok. Dari situlah mereka mnyumbang pengusaha rokok agar dapat bermewah-mewah,
baik sewaktu hidup maupun sesudah mati.
Ironisnya: pemerintah kita justru membela para pengusaha tersebut daripada membela warga miskin.
Kartono Mohamad
----Original Message----
From: xsrika@gmail.com
Date: 23/08/2011 13:07
To: "tc_indonesia"<tc_Indonesia@yahoogroups.com>
Subj: [tc_Indonesia] Memuliakan Roh Boedi Sampoerna Dengan Pemakaman Di Atas Gunung
SPEECHLESS...
mrs
Memuliakan Roh Dengan Pemakaman Di Atas Gunung
Selasa, 23/08/2011 | 11:27 WIB
PASURUAN - Puncak Nirwana Memorial Park, sebuah kompleks pemakaman modern di
Purwosari Kabupaten Pasuruan ini terletak di ketinggian 500 di atas
permukaan laut (dpl). Dipilihnya lokasi berada di kawasan perbukitan ini
bukan tanpa alasan.
Bagi warga keturunan etnis Tionghoa, roh seseorang yang sudah meninggal bisa
lebih mulya jika disemayamkan di atas dataran tinggi. Karena, roh yang sudah
meninggal bisa melihat generasinya yang hidup dan berada di dataran rendah.
Menurut Anton Triono, Wakil Ketua Bidang Keagamaan Klenteng Eng An Kiong
Kota Malang, adalah wajar jika sebuah pemakaman untuk warga keturunan berada
di atas gunung.
"Di negeri asal tradisi kami, berziarah lebih banyak disebut dengan pergi ke
gunung. Karena memang mayoritas makam didirikan di dataran tinggi," jelas
Anton saat ditanya tentang komplek pemakaman Puncak Nirwana Memorial Park.
Menurutnya, manusia idealnya hidup di dataran rendah seperti lembah dan
sejenisnya. Karena di lokasi seperti itu, banyak aktivitas yang bisa
dilakukan. Kawasan pegunungan dianggap sebuah daerah yang kecil. Atas dasar
itulah manusia lebih memilih tinggal di dataran rendah. Untuk orang yang
meninggal, kata Anton, lebih baik jika disemayamkan di pegunungan.
Filosofinya, roh bisa melihat alam manusia di dataran rendah yang
ditinggalkannya.
"Banyak warga keturunan di berbagai daerah yang memilih kompleks pemakaman
di dataran tinggi.Untuk anggota kami misalnya, kami memiliki pemakaman di
Desa Sidodadi, Kecamatan Lawang yang juga ada di dataran tinggi," sebut
Anton. Dijelaskannya,yang sudah meninggal kedudukannya harus lebih mulya
dari mereka yang masih hidup. "Itu tradisi yang kami pegang teguh,"imbuh
Anton.
Disinggung mengenai mahalnya biaya pemakaman, menurut Anton hal tersebut
adalah wajar. Tingginya biasa yang dikeluarkan untuk sebuah pemakaman adalah
sebagai bukti bila yang hidup juga berbakti kepada mereka yang meninggal.
"Tentunya kami tulus untuk memberikan yang terbaik bagi mereka yang sudah
meninggal. Karena mereka layak mendapatkannya," ujar Anton.
Seperti yang diberitakan, Boedi Sampoerna atau Liem Seng Thee salah seorang
pendiri perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk, disemayamkan di Puncak Nirwana
Memorial Park. Harga peti matinya saja senilai Rp 500 juta. Sementara lahan
yang disiapkan seluas 1 hektar ditaksir senilai Rp 2 miliar.
Puncak Nirwana Memorial Park sendiri terletak diantara Desa Pager, Desa
Cendono dan Desa Sumberejo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuran. Luas
lahannya mencapai 60 hektare yang didesain oleh Ir Sidhi Wiguna Teh. Pakar
taman pemakaman ini adalah murid senior Grand Master Yap Cheng Hai.
Pemakaman yang baru diresmikan pada Juli kemarin ini, rencananya dilengkapi
berbagai fasilitas seperti restoran, rekreasi dan sarana olahraga. Untuk
saat ini kondisinya masih kosong. Hanya sebagian kecil lahan yang sudah
dikapling-kapling. Almarhum Boedi Sampoerna adalah penghuni pertama
pemakaman tersebut.
Kusmaryanto, salah seorang tenaga keamanan pemakaman mengatakan, siapapun
bisa memesan lahan pemakaman dengan luas lahan sesuai keinginannya. "Setahu
saya minimal luasan tanah yang bisa dipesan itu seukuran sekapling atau
sekitar 108 meter persegi. Tapi kalau ingin lebih luas lagi ya tentu saja
bisa," katanya.
Sepengetahuan Kusmaryanto, 1 kapling tanah pemakanan ditaksir seharga Rp 150
juta. Harga itu masih berdasarkan lokasi yang dipilih. "Kalau lokasinya
lebih bagus, tentunya harga bisa lebih tinggi lagi," terka Kusmaryanto.
Harga tanah di kawasan pemakaman tersebut saat awal dibebaskan memang
mengalami kenaikan. Awalnya, pada awal tahun 2000 pihak pengelola hanya
membeli tanah dari warga desa setempat senilai Rp 9 ribu per meternya.
"Harga tanah kemudian naik menjadi Rp 30 ribu per meter saat pembebasan
lahan pada tahun 2007. Kalau sekarang tentu harganya bisa lebih tinggi
lagi," kata Kepala Desa Pager, Budi Utomo.
Boedi Sampoerna atau Liem Seng Thee sendiri disemayamkan pada Senin (22/8).
Jenazah dikebumikan pada pukul 13.00 siang. "Prosesi pemakaman dipimpin oleh
seorang suhu dari Malaysia dan seluruh prosesi pemakaman selesai pukul 15.00
sore," pungkas Budi. zar
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment