Advertising

Sunday, 30 June 2013

Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Pak Chodjim,

Memang susah kalau menganalisis hadits yang notabene produknya muncul pasca daulah bani umayyah.

Coba dikoreksi pak Chodjim tentang makarnya orang Quraisy terhadap peristiwa darunnadwah adalah hari sabtu. Qur'an juga mengabadikan hari sabtu di banyak ayat meskipun terkait kisah bani isra'il, tentu ini mengindikasikan tidak ada ayat atau perintah nabi untuk mengeliminir 7 hari menjadi 6 hari.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sun, 30 Jun 2013 21:29:59 +0700
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Mas Mu'iz,
 
Pertanyaan "Apakah engkau akan berniat puasa esok harinya", hal ini tidak berarti esok harinya Sabtu, lho. Kalau jumlah hari dalam seminggu 6 hari, esok harinya ya hari Ahad (Minggu). Yang dalam kurung disebut Kamis dan Sabtu itu adalah buatan ahli Hadis itu sendiri.
 
Dengan demikian hari-hari secara Arab adalah Ahad-Itsnain-Tsalatsa-Arba'-Khams-Jumat - Ahad-Itsnain- dst. Oleh karena 6 ayyaam, maka Q. 41:9-10 menyebutnya penciptaan bumi dalam "yawmayn" dan penentuan kadar makanan di bumi itu "arba'ah ayyaam". Ini selalu tepat dengan ayat yang lain yang menyatakan secara keseluruhan ada "sittah ayyaam". Jadi, jangan heran bila tak pernah disebut dalam Alquran seminggu ada tujuh hari.
 
Oleh karena perjalanan sejarah dan penaklukan, maka orang Islam sekarang tidak mengerti dalilnya mengapa Dzul Qa'dah-Dzul Hijjah-Muharram itu sebagai bulan haram yang berkesinambungan, lalu Rajab sebagai bulan haram terpisah. Tetapi, bila mengetahui bahwa kalender Arab dulunya matahari, maka tahu persis alasan mengapa ke-4 bulan tersebut dinamakan bulan haram.
 
Nah, pertanyaannya ya kembali yang sangat sederhana, "mengapa khutbah Jumat tidak dibukukan" padahal jamaah itu bersifat mutawatir. Sebaliknya, perawi hadis bersusah payah mengumpulkan Hadis ahad yang belum tentu sahihnya, bahkan banyak tidak sahihnya.
 
Wassalam,
 
A. Chodjim
 
 
----- Original Message -----
Sent: Sunday, June 30, 2013 4:34 PM
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Terima kasih pak Chodjim atas infonya,

(1) Tidak hanya hadits bukhari atau muslim tentang riwayat hari sabtu. Riwayat yang menyebutkan kebolehan puasa hari sabtu cukup banyak. Seperti riwayat istri beliau (Juwairiyah) ketika berpuasa hari jum'at, ditanya "apakah engkau juga berpuasa sehari sebelumnya (maksudnya kamis) ?", "tidak", jawab Juwairiyah. "Apakah engkau akan berniat esok harinya (maksudnya hari sabtu) ?", dijawab, "tidak", maka Rasulullah menyuruh berbuka puasa. Jadi aneh kalau zaman Rasulullah tidak mengenal hari sabtu, bagaimana bisa menyebut hari sabtu, kalau cuma mengenal 6 hari saja ?.

(2) Masuk akal memang khutbah jum'at Rasulullah tidak dibukukan.

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sun, 30 Jun 2013 16:24:26 +0700
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Mas Mu'iz,
 
1) Bukhari itu lahir pada 194 H, dan Muslim lahir pada 213 H. Jadi, riwayat itu dituliskan jauh setelah Daulat Umayyah.
 
2) Khutbah Jumat pasti didengar oleh banyak orang. Tentu khutbah Nabi adalah hal yang sangat penting bagi bangunan umat Islam. Ternyata tidak ada kumpulan khutbah Jumat yang disampaikan oleh Nabi. Mosok, gak ada yang hadir ketika Nabi berkhutbah. :))
 
Mazhab fikih yang tumbuh di era Abbasiyyah (abad II Hijtiyah) itu sudah mengalami perubahan. Perlu dikatahui semula khutbah itu dilakukan seperti pada salat id, yaitu dilaksanakan setelah salat.
 
Pertanyaannya amat sederhana, mana ada ahli hadis yang merangkum khutbah Jumat? Sepatutnya khutbah lebih utama daripada hadis-hadis ahad yang ribuan yang dikumpulkan oleh Bukhari dan Muslim. Perlu diketahui, kumpulan khutbah Jumat yang dilakukan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani saja ratusan halaman.
 
Wassalam,
 
A. Chodjim
 
----- Original Message -----
Sent: Sunday, June 30, 2013 3:09 PM
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Pak Chodjim,

(1) Kalau kalender 7 hari itu dipopulerkan oleh setelah era daulah bani umayyah, mengapa ada riwayat yang menyebutkan Nabi Muhammad menyebut secara bergandengan hari jum'at, sabtu dan ahad ?

(2) Mengapa pak Chodjim menyebut ketiadaan khutbah dalam ritual ibadah Jum'at itu adalah mutawatir ? Padahal madzhab Fiqh semuanya menyebutkan ibadah jum'at menempatkan khutbah sebagai rukun ?

Wassalam
Abdul Mu'iz

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Sun, 30 Jun 2013 14:18:58 +0700
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Mas Mu'iz, setiap agama itu memiliki strategi budaya untuk jumlah hari per minggunya. Orang Jawa sebelum Islam membagi hari menjadi 3 kelompok, yaitu berdasarkan matahari dari hari pertama disebut Dite (Minggu), Soma, Anggara, Buda, Respati, Sukra dan Tumpak. Berdasarkan rembulan yaitu Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage. Berdasarkan kartika (bintang) yaitu Tungkai, Aryang, Mawulu, Uwas, Warukung, dan Paniron. Konsekuensi dari ketiga sistem itu melahirkan wuku sebanyak 30 buah alias 210 hari.
 
Agama Yahudi dan Nasrani itu menggunakan kalender Babilon yang 7 hari dalam seminggunya. Itu sebabnya dalam kitab kejadian disebut Tuhan beristirahat pada hari ke-7 setelah menciptakan selama 6 ayyaam.
 
Islam datang berpijak pada budaya Arab yang berdasarkan matahari dengan landasan satu minggunya 6 ayyaam. Oleh karena itu, Jumat tidak disebut sebagai hari ke-enam. Sehingga penciptaan langit dan bumi dinyatakan "fii sittati ayyaam". Siklus matahari amat penting bagi kehidupan orang Arab pra-Islam yang sangat menggantungkan kehidupan berburu dan berdagang. Oleh karena itu, sekeliling Ka'bah diberi 360 patung sebagai penghitung hari.
 
Jadi, orang Arab yang umi itu mempunyai 60 minggu secara matahari, dan 59 minggu secara rembulan dengan selalu genap 30 hari dalam sebulan matahari, dan selang-seling 29 dan 30 hari dalam sebulan rembulan.
 
Dengan 6 hari dalam seminggu itulah shalat Jumat perlu dikabarkan atau diserukan, sebab Jumat berarti tempuk atau bertemunya hari ke-enam dan purnama. Itulah sebabnya kita dapat dikatakan tidak menemukan "khutbah" Nabi dalam salat Jumat. Hal ini bukan rekayasa sejarah kalau ketiadaan khutbah Jumat yang seharusnya mutawatir, tetapi langkanya purnama bertemu dengan hari ke-enam.
 
Oleh karena orang Arab di masa Islam (sejak Daulat Umayyah) tidak lagi menggunakan kalender 6 hari melainkan 7 hari, maka orang Islam tidak mengerti makna bulan-bulan haram yang 4 itu, yaitu Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab yang di dalam bulan-bulan itu orang Arab diharamkan melakukan peperangan.
 
Wassalam,
 
Chodjim
 
----- Original Message -----
Sent: Sunday, June 30, 2013 9:25 AM
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan

 

Pak Chodjim,

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah dan Hudzaifah -radhiallahu `anhuma- berkata, "Allah  telah merahasiakan hari jum'at terhadap umat sebelum kita, maka orang-orang Yahudi memiliki hari sabtu, orang-orang Nashrani hari ahad, maka Allah  mendatangkan umat ini, lalu Dia menunjukan kita hari jum'at ini, maka Dia menjadikan urutannya menjadi jum'at, sabtu ahad, demikian pula mereka akan mengikuti kita pada hari kiamat, kita adalah umat terakhir di dunia ini namun yang pertama di hari kiamat, yang akan diputuskan perkaranya sebelum makhluk yang lain."
(HR. Muslim no: 856)

Menilik hadis di atas,
jumlah 7 (tujuh) hari dalam seminggu sudah berlaku sejak lama,
dan tidak ada perintah untuk mengurangi hari menjadi 6 (enam) hari dalam sepekan,

Seandainya jumlah hari menjadi 6 (enam),
1. entah bagaimana umat yahudi akan beribadah ?
2. umat islam akan berhutang sholat jumat (siklus yg tadinya 7 hari menjadi 6 hari)

Wassalam,
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "chodjim" <chodjima@...> wrote:
>
> Benar, Mas Mu'iz bahwa 6 hari itu adalah tahap penciptaan karena sebelum tercipta bumi dan matahari ya memang tidak ada apa yang disebut hari seperti sekarang ini. Oleh karena itu, saya jelaskan dengan catatan "terlepas dari makna ayyam itu sendiri".
>
> Dengan demikian, baik ayyam itu diterjemahkan sebagai hari atau tahap, Alquran menyangkal yang ada di Kitab Genesis (Kejadian). Yang disangkal itu ya yang ketujuh itu, karena dalam Alkitab disebut "pada hari yang ketujuh" Tuhan beristirahat. Sedangkan dalam Alquran menegaskan bahwa Tuhan senantiasa sibuk mengurusi makhluk-makhluk-Nya setiap saat (55:29). Jadi, Tuhan tidak pernah beristirahat.
>
> Tentang puasa sebulan penuh, sebermula adalah golongan Sunni yang menetapkannya pada masa dinasti Umayyah. Namun, Syi'ah sebagai rival utamanya, tentu harus ikut menyesuaikan diri untuk hal-hal yang semacam ini, agar tidak dihabisi (dituduh keluar dari Islam). Lha, mazhab yang berani memberikan koreksi seperti mazhab Ismaili dan Baha'i, ya dibantai. Bahkan mazhab Baha'i menyatakan diri dengan agama barunya yaitu Baha'i, yang didirikan pada 1844 oleh Sayyid Ali Muhammad Shirazi di Iran selepas menuanikan ibadah hajinya. Sayyid Ali Muhammad mengumumkan kemahdiannya, dan akhirnya dijatuhi hukuman mati (dipenggal) pada 1850.
>
> Selanjutnya, agama ini dilanjuutkan oleh Mirza Husain Ali Nuuri, dan menamainya Baha'ullah (Kejayaan Allah). Pusat agama ini sekarang di Haifa (sekarang masuk wilayah Israel).
>
> Wassalam,
>
> Chodjim
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Mu'iz
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Monday, June 17, 2013 11:03 AM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Thanks pak Chodjim :
>
> (1) Masuk akal juga kalau QS 2:185 ditafsirkan puasa tidak sebulan penuh, ".... Jika di bulan romadhon sedang sakit atau musafir maka boleh tidak puasa namun diganti pada hari-hari yang sebanyak hari yang ditinggalkan..." ditafsirkan menggantinya itu pada bulan tsb (romadhon) bukan di bulan lain. Mengapa ya madzhab Sunni maupun Syiah tidak pernah mengartikan puasa romadhon hanya beberapa hari ?
>
> (2) Tentang enam hari di Qur'an, apakah itu mengindikasikan Qur'an menolak jumlah hari dalam seminggu versi kalender solar (masehi) yang mempraktekkan tujuh hari ??. Bukankah 6 hari di QS 7:54 secara tegas disampaikan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam enam hari ?, bukannya "ayyam" tsb lebih merupakan tahapan proses penciptaan, pak Chodjim ?
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ----------------------------------------------------------
>
> From: "chodjim" <chodjima@...>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Mon, 17 Jun 2013 10:30:15 +0700
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
>
> Mas Mu'iz, tidak ada perintah untuk Nabi berpuasa penuh di bulan Ramadhan menurut Alquran. Itulah sebabnya di dalam Alquran tidak ada perintah mengganti puasa itu di bulan yang lain, melainkan di hari-hari yang lain, yang seharusnya tetap di bulan Ramadhan itu.
>
> Kita berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan itu ya tak apa-apa, tetapi jelas Alquran menegaskan BEBERAPA HARI. Kalau Alquran memerintahkan sebulan penuh, atau jumlah hari tertentu, ya akan dinyatakan oleh Tuhan sebagaimana adanya sehingga tidak menimbulkan tafsiran. Lihat ketetapan bagi Musa untuk bertahanuts di Tursina, di lembah Tuwaa, Q. 7:142 yang 30 hari lalu disempurnakan 10 hari lagi. Perhatikan jumlah bulan dalam setahun juga ditegaskan 12 bulan (9:36). Perhatikan kafarah yang tidak bisa berkurban binatang untuk haji, ditetapkan wajib berpuasa 3 hari di masa haji dan 7 hari setelah kembali di rumah (2:196).
>
> Yang jelas berpuasa di bulan Ramadhan yang beberapa hari itu bertujuan untuk MENJADI orang yang bertakwa. Jadi, puasa di bulan itu BUKAN manifestasi orang yang bertakwa. Puasa bukan tujuan tetapi salah satu CARA untuk menjadi orang bertakwa.
>
> Seharusnya umat (ulama) meneliti dan menelusuri kembali ajaran Islam tentang bulan Ramadhan, yang memang makna aslinya adalah bulan yang paling panas suhunya. Itulah sebabnya Muhammad (sebelum menjadi Nabi) melakukan tirakat dengan bertahanuts di Gua Hira selama bulan Ramadhan. Tatkala orang Quraisy berdagang menuju daerah yang lebih dingin (Q.S. 106), Muhammad melakukan tafakur dan zikir di Gua Hira'. Nah, kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan beberapa hari itu justru diiringi dengan puasa nafsu seksual --bukan hanya makan dan minum. Oleh karena sehabis lapar dipasok karbohidrat (misalnya, dari kurma), maka rangsangan terhadap dorongan seksual meningkat. Maka, Allah menghalalkan hubungan seksual di malam puasa (2:187).
>
> Nah, yang menjadi persoalan adalah penerjemahan Alquran yang seringkali dipaksakan maknanya, sehingga terjadilah keanehan-keanehan. Misalnya, jangan kamu campuri istrimu ketika kamu beriktikaf dalam masjid (2:187). Bagaimana kita akan berhubungan seksual di masjid meski tidak dalam iktikaf? Apa ya boleh? :))
>
> Ada lagi orang beriman dilarang berburu hewan ketika sedang ihram/haji (5:95). Apa ada hewan buruan di tempat orang melaksanakan haji?
>
> Yang perlu diketahui, sebelum ditetapkan oleh Daulah Umayyah, hitungan bulan itu berdasarkan peredaran matahari, dan bukan rembulan. Sekarang, cobalah menerjemahkan nama-nama bulan Muharram hingga Zulhijah, kita akan tahu bahwa itu berkaitan dengan peredaran bumi terhadap matahari. Jumlah hari dalam satu minggu juga 6 hari, bukan 7 hari. Jumlah yang tujuh hari itu berasal dari Kitab Kejadian yang menjadi acuan Yahudi dan Nasrani, yaitu Tuhan menciptakan semua ini dalam 7 hari. Sedangkan Alquran menyanggahnya di beberapa ayat, bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini dalam 6 hari (fii sittatin ayyaamin), terlepas dari makna ayyam itu sendiri.
>
> Wassalam,
>
> Chodjim
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Mu'iz
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Monday, June 17, 2013 6:09 AM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Ayyaaman ma'duudat dalam QS 2:184 memang artinya beberapa hari yang terkalkulasi, bisa saja artinya 1, 2, 3 hari dan atau sampai 29 atau 30 hari. Realitanya Nabi Muhammad mencontohkan satu bulan penuh berpuasa di bulan Romadhon diikuti umatnya sampai sekarang.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ----------------------------------------------------------
>
> From: "chodjim" <chodjima@...>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Sun, 16 Jun 2013 20:16:23 +0700
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
>
> Maaf, Mas Mu'iz. Q. 2:184 yang ditegaskan kembali pada 2:185.
>
> Wassalam,
>
> chodjim
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Mu'iz
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, June 15, 2013 7:40 PM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> QS al Baqoroh 2:185 tidak menyebutkan apabila hadir di bulan romadhon supaya berpuasa sebulan penuh atau cuma beberapa hari.
>
> Hanya disebutkan berpuasalah, kalau sakit atau musafir supaya diganti pada hari yang lain sebanyak hari yang ditinggalkan.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ----------------------------------------------------------
>
> From: "chodjim" <chodjima@...>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Sat, 15 Jun 2013 17:43:18 +0700
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
>
> Dari Alquran, 2:185. Di buku-buku karya ulama Syria, atau buku-buku otokritik Islam seperti "Islam Bondaged". Biasakan membaca buku-buku otokritik mPok, untuk mempertebal iman dan akhirnya bisa sabar dalam memahami perilaku umat.
>
> Terima kasih.
>
> Wassalam,
>
> Chodjim
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Lina
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, June 15, 2013 4:28 PM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Om Ustadz Chodjim,
> Ane baru denger pemahaman spt ini, terutama kewajiban puasa bln Ramadhan yg bbrp hari saja, tidak sebulan penuh. Ada hadits pendukung? atau ada penjelasan dr Ulama/Imam 4 Mazhab?
>
> Wassalam,
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "chodjim" <chodjima@> wrote:
> >
> > Begini, Mbak Mia. Syahr adalah kata benda yang berakar pada sya-ha-ra, yang artinya membuat dikenal atau terkenal. Dan, pada masa abad VII manusia di dunia dalam membuat perjanjian itu ada 2 macam, yaitu berdasarkan matahari misalnya musim semi, musim panas, musim kewmarau, musim penghujan, dan lain sebagainya. Yang kedua, berdasarkan rembulan, yaitu purnama sidi (super moon). Jadi, pada waktu itu dengan mudahnya --tanpa harus menghitung-menghitung-- tinggal dilakukan kesepakatan pada purnama sidi. Hal ini, selain tidak menimbulkan perselisihan, juga kondisinya terang benderang di malam hari.
> >
> > Lalu, Ramadhan adalah bulan saat panas terik, yang menurut kalender matahari, di Arab jatuh pada pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus. Jadi, semula puasa Ramadhan itu bertepatan dengan purnama sidi di musim panas (tengah Juli - tengah Agustus). Oleh karena itu, dalam Q. 2:185 kewajiban puasa itu beberapa hari, dan bukan dinyatakan sebulan penuh di bulan Ramadhan. Dan, inilah yang memiliki "common sense", bukan kita harus celingukan melihat hilal alias tanggal 1 bulan sabit.
> >
> > Wassalam,
> >
> > chodjim
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: aldiy@
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Sent: Friday, June 14, 2013 11:27 PM
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Menyaksikan syahr sebelum abad 2 H itu penjelasannya gimana Pak Chodjim? Apakah pada masa itu, menyaksikan syahr ditandai dengan kebiasaan lokal yg kita nggk tau sekarang ini gimana bentuknya?
> >
> > Salam
> > Mia
> >
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
> >
> > ----------------------------------------------------------
> >
> > From: "chodjim" <chodjima@>
> > Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Date: Sat, 15 Jun 2013 09:29:44 +0700
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> >
> > Semenjak abad II H para ulama semakin terkavling-kavling oleh kepentingan politik, sehingga berkembang fikih yang nuansanya semakin jauh dari spirit ajaran Rasulullah Muhammad saw.
> >
> > Puasa yang sebenarnya merupakan sarana untuk menggapai ketakwaan, malah dijadikan tujuan. Alquran, yang ayatnya menegaskan bahwa puasa itu dilakukan saat kita "menyaksikan syahr", malah diubah melihat hilal. Seumur hidup hilal itu tak pernah bisa dilihat, karena rembulan baru mungkin --sekali lagi, mungkin-- dilihat kalau sudah masuk tanggal 2. Artinya, tanggal 2 pun belum tentu bisa dilihat.
> >
> > Alquran pada ayat yang sama menegaskan bahwa Allah menghendaki kemudahan bagi manusia dan bukan kesulitan. Sayangnya, pada abad II umat Islam menyenangi kesulitan dan bukan kemudahan.... :((
> >
> > Coba, direnungkan kembali makna "menyaksikan syahr", bukan rukyat maupun hisab. Orang Arab pada zaman rasulullah itu belum jauh dari keumiannya, maka tak mungkin aturan diturunkan malah menyulitkan.
> >
> > Wassalam,
> >
> > A. Chodjim
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Abdul Mu'iz
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Sent: Saturday, June 15, 2013 2:50 AM
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Sidang itsbat itu idealnya adalah menegosiasikan perbedaan pandangan agar tercapai kekompakan secara elegant. Tetapi faktanya lebih merupakan akal-akalan semata alias rekayasa. Contoh kesaksian yang meskipun berani bersumpah melihat hilalpun, ditolak dengan alasan ketinggian hilal yang secara astronomis mustahil terlihat oleh mata fisik manusia dan ini terjadi rutin berulang-ulang. Ini artinya sidang itsbat akan menjadi mubadzir alias pemborosan, APBN dipakai untuk sidang tahunan rutin yang cuma menampilkan pro pada metode tertentu alias tidak netral lagi apalagi elegant. Lha kalau sudah diyakini ketinggian hilal secara stronomis mustahil terlihat mata fisik untuk apa mengakomodir melihat bulan (hilal) di berbagai tempat, kalau ujung-ujungnya pasti ditolak ? Dengan kata lain sidang rutin tahunan menyongsong romadhon itu tidak netral alias pro pada salah satu pendekatan metode hisab yaitu imkanur ru'yat/ru'yatul hilal. Apalagi mentrinya orang PPP yang dekat NU.
> >
> > Ijtima' itu fase death moon. Menurut pendekatan wujudul hilal begitu berakhir fase/siklus death moon di bulan sya'ban maka muncullah crescent (hilal) alias awal bulan berikutnya yaitu romadhon.
> >
> > Selama metode hisab itu berbeda, tentu output perhitungan akan menghasilkan perbedaan alias tidak kompak.
> >
> > Ikut pemerintah atau tidak, tentu adalah pilihan merdeka warga negara muslim. Karena tidak ada paksaan dalam beribadah termasuk teknis penetapan awal romadhon. Di mata Muhammadiyah, sidang itsbat yang digelar pemerintah itu tidak netral, alias mubadzir menghambur-hamburkan anggaran negara padahal cuma kontest pro pada metode tertentu saja memakai baju atas nama negara, artinya rakyat disuguhi rekayasa tanpa mendidik kecerdasan dan kedewasaan berpikir.
> >
> > Wassalam
> > Abdul Mu'iz
> >
> >
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> >
> > ----------------------------------------------------------
> >
> > From: "Lina" <linadahlan@>
> > Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Date: Fri, 14 Jun 2013 11:54:00 -0000
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Ane ini warga mane ye...hmmmm. Ora urus lah.
> >
> > Tapi, andaikan ane ini warga Muhammadiyah, ane gak sakit hati kok kalo Pengurus Muhammadiyah ikut sidang itsbat. Bahkan kalo sampe mau berdamai ama Pemerintah juga gak apa apa kok. Sumpah deh...:-). Kenape harus sakit hati?
> >
> > Dalam banyak hal ane sependapat dengan pemikiran2 Muhammadiyah. Tapi, kalo dalam hal Tgl Ramadhan/Lebaran ini ane ikut pemerintah ajee.
> >
> > Laaah kalo keluarga besar ane ade yg NU, ade Persis, Muhammadiyah dll...kan ribet ntar silaturahmi Halal Bi Halal Keluarga Besar di hari Idul Fitri nyaahhhh....
> >
> > Meski Om Ustadz ABdul Muiz sudah berusaha menjelaskan sesingkat dan segamblang mungkin dua metode tsb, sumpeh ane teteb gak mudeng apa itu "ijtima", "qablal ghurub"..
> >
> > Wassalam,
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mu'iz, Abdul" <muizof@> wrote:
> > >
> > > Arogan dan ego itu tergantung dipandang dari sudut mana ? karena memang memulai puasa itu, Islam memberikan kebebasan pakai cara mana yang mau dipakai : metode ru'yah boleh pakai metode hisab juga boleh. Metode hisabpun beragam alias tidak tunggal, Muhammadiyah misalnya menggunakan metode wujudul hilal, sementara NU dan Persis serta kementrian agama RI menggunakan metode imkanur ru'yah atau ru'yah hilal.
> > >
> > > Perbedaan metode ini wajar apabila menampilkan perhitungan yang tidak seragam. menurut metode Wujudul hilal, begitu ijtima' terjadi qablal ghurub pada bulan sya'ban maka hilal wujud (jatuh 1 Romadhon 1434 H) bertepatan dengan 9 Juli 2013 M. Ini berbeda dengan metode Imkanur ru'yah/ru'yah hilal (yang dianut NU, Persis dan Kementrian Agama RI) yang mempersyaratkan angka derajat untuk memastikan hilal terlihat, karena pada tanggal 9 Juli 2013 tidak memenuhi persyaratan terlihat, maka sya'ban digenapkan 30 hari, maka 1 Romadhan jatuh pada 10 Juli 2013. Seperti biasa, Pemerintah akan menggelar sidang itsbat pada tanggal 8 Juli 2013 M.
> > >
> > > Di mata jama'ah Muhammadiyah (terutama pengurus), tentu bukan sikap arogan dan egois apabila telah menetapkan lebih awal kapan tiba 1 Romadhon 1434 H, karena itu memang sesuai dengan metode wujudul hilal yang dianut Muhammadiyah. Pengurus Muhammadiyah juga menetapkan tidak ikut sidang itsbat dengan alasan tidak ingin menyakiti warga Muhammadiyah.
> > >
> > > Wassalam
> > > Abdul Mu'iz
> > >
> > >
> > > ________________________________
> > > Dari: Lina <linadahlan@>
> > > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Dikirim: Jumat, 14 Juni 2013 9:24
> > > Judul: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> > >
> > >
> > >
> > > Â
> > > Copas STATUS FB seseorang...
> > >
> > > ****
> > > MUHAMMADIYYAH SI PENGUSIK RASA KEBERSAMAAN UMAT ISLAM....
> > > ...arogansi dan keegoan jamiyyahnya selalu berulang setiap tahun..
> > > ...dengan mengeluarkan keputusan awal ramadhan dan 1 syawalnya lebih awal....
> > > PAGI PENUH KABUT....
> > > HARI HARI KEMELUT BAGI ISLAM INDONESIA...
> > > ****
> > >
> > > lagi lagi lagi...
> > >
> > > Saiah siiih ikut pemerintah ajaaaaah.
> > >
> >
>

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (77)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment