Kolom IBRAHIM ISA
Rabu, 19 Juni 2013----------------------------
Bangsa ini Perlu Menegakkan Kesadarannya Mengenai AJARAN-AJARAN BUNG KARNO.
* * *
Pelbagai kegiatan peringatan diadakan untuk mengenangkan kembali Bung Karno yang hari ultahnya jatuh pada tnggal 06 Juni, 2013 (Ultah Yang Ke – 112) dua minggu yang lalu. Suatu tradisi yang patut diteruskan!
Guruh Sukarnoputra. bicara dalam suatu peringatan hari ultah Bung Karno yang diadakan oleh Yayasan Bung Karno ( VIVANews). Ia menyatakan bahwa “Orde Baru Adalah Kudeta Yang Merata”. Ia juga mengungkap represi dan diskriminasi yang dilakukan Jendral Suharto terhadap keluarga Bung Karno. Sampai-sampai memblokir akses keluarga Bung Karno untuik bisa studi di perguruan tinggi.
Namun, -- yang penting ialah pernyataan Guruh Sukarnoputra bahwa, peringatan ini dibuat untuk mengingat kembali semangat yang digelorakan Sukarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
* * *
Prihatin Nasib Bangsa, Aktivis Deklarasikan
GMP Bung Karno
Sebelumnya, --- pada tanggal 25 April 2013, berbagai aktivis pemuda mendeklarasikan organisasi independen Gerakan Masyarakat Penerus (GMP) Bung Karno. (RMOL, 25/4/2013). Dikatakan bahwa gerakan ini lahir dilatarbelakangi keprihatinan nasib bangsa yang seolah kehilangan jati diri, dan cenderung dikendalikan oleh pihak asing dalam berbagai bidang kehidupan bernegara.
Ketua Umum GMP Bung Karno, Zulfan Lindan mengatakan, tujuan pendirian gerakan ini adalah untuk membangun kembali semangat perjuangan Soekarno yang dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berani demi mempertahankan kedaulatan serta harkat martabat bangsa.
"Untuk membangun dan mewujudkan suatu perubahan yang hakiki, tidak mungkin tercapai jika hanya dilakukan sekelompok kecil masyarakat. Dibutuhkan kebersamaan dan kehadiran pemimpin ideologis dan berkarakter yang memiliki rasa cinta yang dalam pada nasib rakyat," kata Zulfan dalam acara deklarasi GMP Bung Karno di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (25/4).
Dia menambahkan, perjalanan panjang sebuah negara tidak lepas dari nilai-nilai atau ideologi yang ditanamkan oleh founding father. Namun, di Indonesia rumusan ideologi yang diperjuangkan oleh para pendiri republik justru semakin ditinggalkan. "Di Indonesia, ajaran Soekarno malah dilupakan dan terlupakan. Di tingkat elit telah terjadi inkonsistensi dalam pengamalan Pancasila sebagai ideologi negara," jelasnya.
Ke depan, GMP Bung Karno diharapkan dapat menjadi salah satu kelompok penekan terhadap penyelenggara negara yang tidak mementingkan nasib rakyat.Dinyatakan juga bahwa gerakan yang diinisiasikannya bersama para aktivis merupakan gerakan independen tanpa kepentingan apapun di belakangnya.
"Gerakan ini tidak ada yang membiayai tetapi biayai diri sendiri. Kami akan bekerja sama dengan akuntan publik untuk mengetahui sumber dana dan penggunaan dana yang ada. Supaya ide dan gagasan ini tidak terkontaminasi oleh kepentingan kelompok tertentu," tegasnya.
|
* * *
Pada kesempatan lain, Ketua GMP, menegaskan (25/4,2013) bahwa, dalam konteks kekinian, fakta menunjukkan bahwa Indonesia sudah tidak memiliki kedaulatan karena kerap didikte oleh pihak asing. Dalam bidang ekonomi tidak lagi mandiri. Dari sisi sosial generasi muda sudah nyaris kehilangan jati diri oleh desakan budaya yang serba berbau asing, dan mencampakkan budayanya sendiri.
Dikatakannya untuk membangkitkan semangat perjuangan Bung Karno sangat pantas diangkat kembali demi meneruskan cita-cita Sang Proklamator untuk menjadikan bangsa ini berdaulat, mandiri, dan berkepribadian nasional sebagaimana tujuan ideologi Pancasila.
"Reformasi 1998 yang diperjuangkan kaum muda dengan keringat dan darah memang berhasil menjungkirbalikkan kekuasaan otoriter yang berlangsung 32 tahun. Namun, segera setelah itu kita menyaksikan tiada perubahan yang terjadi dalam kehidupan bangsa dan negara".
Ditegaskan bahwa Ajaran Trisakti Bung Karno tentang kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan kepribadian dalam sosial budaya masih sangat relevan dengan situasi Indonesia saat ini.
* * *
Masyarakat kita tidak jarang menyaksikan, suatu organisasi, lembaga ataupun “gerakan” baru yang didirikan. Tetapi, ternyata kemudian, itu sekadar deklarasi dan publikasi media saja. Setelah itu “tidak ada apa-apanya”. Atau bahkan ditujukan untuk menunjang politik dan kegiatan suatu parpol atau tokoh elite tertentu.
Maka, begitu tersiar berita mengenai berdirinya “GMP Bung Karno” tsb muncul komentar di Merdeka On Line, a.l sbb:
-
Dari Hati
Aura Agus RahmanKalau cuma deklarasi sifatnya cuma seremonial belaka tanpa ada usaha dari diri kita sendiri untuk memulai berubah, perlu diingat Cita-Cita Bangsa bukan Cita-cita Parpol yg mendukung Organisasi anda.
-
Memulai Berubah
Gerakan ini lahir dilatarbelakangi keprihatinan nasib bangsa yang seolah kehilangan jati diri, dan cenderung dikendalikan oleh pihak asing dalam berbagai bidang kehidupan bernegara. (jangan hendaknya) -- cuma deklarasi sifatnya; -- cuma seremonial belaka tanpa ada usaha dari diri kita sendiri untuk memulai berubah.
Hingga detik ini, Bung Karno, Sang Proklamator dan Pahlawan perjuangan kemerdekaan nasional bangsa Indonesia, salah seorang terpenting dalam PEMBANGUNAN NASION INDONESIA, adalah SATU-SATUNYA pemimpin bangsa, yang -- dibandingkan dengan pemimpin-pemimpin bangsa lainnya -- , punya visi dan misi yang (relatif) lengkap, progresif dan revolusioner untuk bangsa ini dan Republik Indonesia. Menuju Indonesia yang Adil dan Makmur!
Konsep Bung Karno mengenai perjuangan kemerdekaan nasional, pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia, syukur alhamdulillah telah diabadikan dalam tulisan-tulisan dan pidato-pidato beliau. Semua terdokumentasi. Seperti yang a.l terdapat dalam buku-buku Bung Karno:
“Dibawah Bendera Revolusi”, “Sukarno Penyambung Lidah Rakyat|”, versi edisi Indonesia dari “Sukarno, an Autobiography, As Told to Cindy Adams”; dan “Revolusi Belum Selesai”, Jilid I dan II.
Bila difokuskan yang fundamental dari pemikiran Bung Karno di periode itu, a.l adalah seperti yang tertera dalam buku-bukunya:
“Indonesia Menggugat”; --- (pidato pembelaan beliau di muka sidang pengadilan kolonial Hindia Belanda, suatu pledoi yang dibacakan oleh Bung Karno pada sidang “pengadilan” di Landraad, Bandung pada tahun 1930.)
“Lahirnya Pancasila”, 1 Juni 1945; dan buku
“Revolusi Belum Selesai”, Jilid 1 dan 2.
* * *
Dalam sistuasi Indonesia yang tidak menentu, masalahnya, bukan sekadar mengingat kembali semangat yang digelorakan Bung Karno, dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dan kemudian mendirikan organisasi baru sebagai penerus semangat Bung Karno. Kesadaran itu bagus! Tapi tidak cukup jika hanya berhenti pada mengingat kembali.
Yang lebih-lebih lagi diperlukan ialah --- setiap insan Indonesia, yang berkeyakinan perlunya mengobarkan kembali semangat juang demi bangsa Bung Karno, pertama-tama dalam praktek, dirinya sendirilah, mentrapkannya dalam kehidupan dan kegiatan politik, ekonomi dan budaya, yang kongkrit sehari-hari.
* * *
Hal ini amat perlu dilakukan, teristimwa oleh pelbagai lembaga yang menyandang nama Bung Karno, seperti Yayasan Bung Karno, Universitas Bung Karno. Dan sekarang ini organisasi yang baru berdiri: GMP Bung Karno.
Kegiatan serta program jangka-panjang yang penting diantaranya ialah SECARA LUAS DAN INTENSIF mensosialisasikan AJARAN BUNG KARNO mengenai pembangunan bangsa dan tanah air, mengenai persatuan dan keutuhan nasion.
Menyelenggarkan berbagai cara sosialisasi, melalui media, TV, seminar, workshops, konferensi dan siaran penerbitan brosur, buku dll.
Bangsa ini perlu menegakkan kesadarannya mengenai AJARAN-AJARAN BUNG KARNO, untuk selanjutnya melaksanakannya dalam praktek kongkrit sesuai situasi dan keadaan.
* * *
0 comments:
Post a Comment