Advertising

Friday 22 January 2010

Re: [wanita-muslimah] Rujukan

 

"ah-mbel-ah" wrote:
Waktu saya kecil dulu, saya membayangkan bahwa kitab-kitab suci itu dijatuhkan dari langit kepada para nabi tanpa campur tangan manusia, tanpa proofreading, editing, revisi, dsb.
=================================
HMNA:
Al-Quran Rasm 'Utsmaniy tetap otentik, tanpa proofreading, editing, revisi, sebagaimana dituduhkan kafir orientalis dan pseudo muslim dari kalangan Jaringan Islam Liberal.

*************************************************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

Bantahan atas Tulisan Luthfi Asysyaukani benggolan Islam Liberal
oleh H.Muh.Nur Abdurrahman

SEJARAH SINGKAT PENULISAN AL QUR^AN

Penulisan Al Qur^an di masa Rasulullah saw.
Atas perintah Nabi saw., Al Qur^an ditulis oleh penulis-penulis wahyu di atas pelepah kurma, kulit binatang, tulang dan batu. Semuanya ditulis teratur seperti yang Allah wahyukan, yaitu untuk setiap ayat yang turun Nabi SAW menyuruh tempatkan pada tempatnya dalam surah tertentu dan susunan ayatnya yang tertentu pula. Di samping itu ada beberapa sahabat yang menulis sendiri beberapa surat yang mereka hafal dari Rasulullah saw.

Penulisan Al Qur^an di masa Khalifah Abu Bakar As Shiddiq RA.
Atas anjuran Umar RA, Khalifah Abu Bakar RA memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit RA untuk mengumpulkan ayat-ayat Al Qur^an dari para penulis wahyu menjadi satu mushhaf.

Penulisan Al Qur^an di masa Khalifah Usman bin 'Affan RA.
Untuk pertama kali Al Qur^an ditulis dalam satu mushhaf. Penulisan ini disesuaikan dengan tulisan aslinya yang terdapat pada Hafshah binti Umar, yaitu hasil usaha pengumpulan di masa Abu Bakar RA. Usman RA memberikan tanggung jawab penulisan ini kepada Zaid Bin Tsabit, Abdullah Bin Zubair, Sa'id bin 'Ash dan AbdurRahman bin Al Haris bin Hisyam RA-hum, yang kesemuanya itu hafal Qur'an. Mushhaf tersebut ditulis tanpa titik dan baris. Hasil penulisan tersebut disebut Rasm Utsmani, satu disimpan Usman ra. dan sisanya disebar ke berbagai penjuru negara Islam.

Pemberian titik dan baris, terdiri dari tiga pase;
Mu'awiyah bin Abi Sofyan menugaskan Abul Asad Ad-dualy untuk meletakkan tanda bacaan (i'rab) pada tiap kalimat dalam bentuk titik.
Abdul Malik bin Marwan menugaskan Al Hajjaj bin Yusuf untuk memberikan titik sebagai pembeda antara satu huruf dengan lainnya (misalnya Ba; dengan satu titik di bawah, Ta; dengan dua titik di atas, Tsa; dengan tiga titik di atas dsb. Pada masa itu Al Hajjaj minta bantuan kepada Nashr bin 'Ashim dan Hay bin Ya'mar.
Peletakan baris atau tanda baca (i'rab) seperti: Dhammah, Fathah, Kasrah, Sukun, tasydid dan tanda panjang, mengikuti cara pemberian baris yang telah dilakukan oleh Khalil bin Ahmad Al Farahidy.

Demikianlah keadaannya mushhaf itu hingga sekarang ini. Walaupun diperlengkap dengan titik, baris atau tanda baca, rasm (ejaan) 'Utsmani tidak berubah dalam konteks jumlah huruf, artinya tidak ada huruf yang hilang. Dari Rasm 'Utsmani ini bisa dibaca dalam 7 ahruf, yang kita kenal hingga kini dengan qiraat 7 (7-bacaan). Mengenai 7-ahruf (gaya bacaan) Nabi SAW bersabda: "Al Qur^an ini diturunkan dalam 7 gaya bacaan, maka bacalah dengan cara bacaan yang termudah bagimu (R. Bukhari 2287 dan Muslim, 818)

***

Apakah disengaja, artinya pura-pura tidak tahu, atau memang karena ketidak tahuan, yaitu Luthfi Assyaukanie (LA), yang benggolan Islam Liberal mencoba mengaburkan perbedaan antara Rasm (ejaan) dengan Ahruf (gaya bacaan), maka LA melontarkan konstatering bahwa: "Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma'nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam. Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa."

Dengan pernyataannya itu, betul-betul LA tidak membedakan antara Rasm (ejaan) dengan ahruf (gaya bacaan). Rasm 'Utsmani berhubungan dengan tulisan, sehingga Al Quran disebut pula Al Kitab. Tulisan berupa gelombang elektromagent yang menggentarkan sensor mata sehingga tulisan itu dapat dilihat oleh mata. Setelah mata melihat dibacalah dia dengan 7-ahruf berupa getaran udara yang menggentarkan gendang telinga sehingga terdengar apa yang dibaca itu.

Apa yang ditulis sebagai Rasm 'Utsmani itu bukanlah "formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam," seperti yang difitnahkan oleh LA. Di bawah ditunjukkan bahwa Rasm 'Utsmani bukanlah angan-angan teologis, melainkan berdasar atas data kuantitatif secara matematis.

***

Dalam 24 jam, sekurang-kurangnya 17 kali ummat Islam bermohon kepada Allah: AHDNA ALSHRATH ALMSTQYM (S. ALFTht, 1:5), dibaca: ihdinash shira-thal mustaqi-m (s. alfa-tihah), artinya: Tunjukilah kami kepada Jalan yang Lurus. Dikatakan sekurang-kurangnya 17 kali, sebab di samping shalat wajib, ummat Islam yang shalat mengerjakan pula shalat sunnat. Allah SWT menjawab permohonan hambaNya itu dengan apa yang termakatub langsung setelah S. Al Fatihah, (surah no.1) yaitu S. Al Baqarah (surah no.2), ayat 1 dan 2 seperti berikut:
ALM (1), dibaca Alif, Lam, Mim
DZLK ALKTB LA RYB FYH HDY LLMTQYN (2), dibaca: dza-likal kita-bu la- rayba fi-hi hudal lilmuttaqiyn (s. albaqarah), artinya: Itulah Al Kitab tiada keraguan di dalamnya petunjuk bagi para muttaqin.

***

Ayat 1 adalah kode matematis bagaimana caranya Allah memelihara Al Qur^an. Semua Surah yang dibuka dengan Alif, Lam, Mim, termasuk Surah yang dibuka dengan Alif, Lam, Mim, Ra dan Alif, Lam, Mim Shad, tegasnya semuah surah yang dibuka dengan ketiga huruf persekutuan Alif, Lam, Mim, maka jumlah huruf Alif + Lam + Mim dalam semua surah itu adalah kelipatan 19.

No. Nama Jumlah huruf
Surah Surah Mim Lam Alif Alif,Lam,Mim

2 alBaqarah 2195 3204 4592 9991
3 Ali 'Imraan 1251 1885 2578 5714
7 alA'raaf 1165 1523 2572 5260
13 alRa'd 260 479 625 1364
29 al'Ankabuwt 347 554 784 1685
30 alRuwm 318 396 545 1259
31 Luqmaan 177 298 348 823
32 alSajadah 158 154 268 580
Jumlah 5871 8493 12312 26676 = 1404 x 19

***

Dalam ayat 2 ada tanda tiga titik (spt titik pada huruf 'tsa' dan 'syin') terletak diatas kata "RYB" dan "FYH". Tanda tiga titik diatas dua kata tsb dalam ayat 2 menunjukkan mu'jizat lughawiyah, yaitu ayat 2 dapat bermakna dua yg keduanya mempunyai keutamaan masing-masing. Ada dua cara dalam membaca ayat 2 tersebut, yaitu dapat berhenti pada kata RYB, dan dapat pula berhenti pada kata FYH. Kedua cara bacaan tersebut menghasilkan penekanan dalam bobot yang berbeda, namun yang satu dengan yang lain saling bersinergi, saling mengisi.

Mari kita baca ayat 2:

Cara yang pertama, berhenti pada kata RYB: Dza-likal kita-bu la- rayba, berhenti sebentar kemudian dilanjutkan dengan fi-hi hudal lil muttaqi-n. Kalau kita membaca serupa ini maka maknanya ialah: Itulah Al Kitab tiada keraguan, pernyataan tegas dari Allah bahwa Al Quran tiada keraguan sumbernya dari Allah SWT, kemudian dilanjutkan dengan: di dalamnya mengandung petunjuk bagi para muttaqin. Jadi cara membaca yang pertama ini bobotnya pada penegasan dari Allah SWT bahwa tiada keraguan bahwa Al Quran bersumber dari Allah SWT.

Cara yang kedua, berhenti pada kata FYH: Dza-likal kita-bu la- rayba fi-hi, berhenti sebentar kemudian dilanjutkan dengan hudal lil muttaqi-n. Cara membaca yang kedua ini bermakna: Itulah Al Kitab tiada keraguan di dalamnya, jadi bobot cara pembacaan kedua ini ialah "tiada keraguan" mengenai ayat-ayat Al Quran, di antaranya jaminan Allah bahwa Allah memelihara Al Quran: ANA NhN NZLNA ALDzKR WANA LH LhFZhWN (AlhJR, 15:9), dibaca: inna- nahnu nazalnadz dzikra wainna- lahu- laha-fizhu-n, artinya: Sesungguhnya telah Kami turunkan Al Dzikr (Al Quran) dan seungguhnya Kami memeliharaNya. Cara Allah memelihara Al Quran salah satunya ialah dengan kode matematis seperti kode Alif, Lam, Mim tersebut di atas.

***

Mengapa dan dari mana itu angka 19? Bacalah Seri 600 di bawah:
=======================

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
600. Jawaban yang Mendahului Bantahan, Suatu Mu'jizat

Provokator Abu Jahil berhasil menghasut Al Walid ibn Al Mughirah: "Cobalah terangkan kepada kaum-kaummu itu bahwa engkau membantah Muhammad." Maka sehabis berpikir Al Walid berucap: "Yang dikatakan Muhammad itu tak lain dari sihir yang diterimanya dari orang lain. Itu tidak lain hanya ucapan manusia belaka." Tak lama kemudian, Allah menurunkan ayat 11 sampai dengan ayat 30 surah al Muddatstsir. Ucapan Al Walid itu terpateri dalam ayat 24 dan 25: FQAL AN HDzA ALA SHR YWaTsR * AN HDzA ALA QWL ALBSyR * Dibaca: faqa-la in ha-dza- illa- sihruy yu^tsaru * in ha-dza- illa- qawlul basyari, artinya: Maka ia berkata, ini tidak lain dari sihir yang diterimanya (dari ahli sihir) * Ini tak lain dari perkataan manusia * Maka ayat 30 (yang terakhir dari paket) menyuruh siapa saja yang mengatakan Qur^an itu "man made", mengadakan investigasi: 'ALYHA TS'At 'ASyR, dibaca: 'alayha- tis'ata 'asyara, artinya padanya 19.

Perhatikan, bilangan 19 tidak menunjuk suatu substansi tertentu. Inilah satu-satunya ayat dalam Al Qur^an tentang bilangan yang tidak menunjuk suatu substansi tertentu. Sebagai contoh bilangan 12 menunjuk jumlah bulan dalam setahun, 950 menunjuk tahun, yaitu umur Nabi Nuh AS dll.

Yang ditunjuk oleh nya, Haa adalah muannats (gender perempuan), sehingga semua kitab-kitab tafsir mengatakan bahwa yang ditunjuk itu adalah neraka Saqar (neraka termasuk jenis kata gender perempuan) dalam ayat 26. Sehingga bilangan 19 diberi substansi 19 malaikat penjaga neraka. Alasannya ialah dalam ayat 31 disebutkan (terjemahannya saja): Kami tidak adakan penjaga neraka itu, melainkan malaikat-malaikat dan Kami tidak adakan bilangan mereka melainkan untuk cobaan bagi orang-orang kafir. Ada tiga keberatan kita, jika Haa (nya) menunjuk pada ayat 26:

Pertama, ayat (11 s/d 30) merupakan satu paket, artinya antara ayat 30 dengan ayat 31 tidak diturunkan bersama-sama dalam satu waktu, melainkan dalam waktu yang berbeda, karena diantarai oleh turunnya ayat-ayat yang lain.

Kedua, neraka dalam ayat 31 menunjuk kepada neraka pada umumnya, sedangkan ayat 26 hanya menunjuk kepada neraka yang khusus yaitu Saqar.

Ketiga, jika ayat Haa (nya) pada ayat 30 tidak menunjuk pada ayat 24 dan 25, yaitu bagian dari Al Qur^an, yang dituduhkan oleh Al Walid sebagai kata-kata manusia (bukan wahyu), maka tuduhan Al Walid tidaklah terjawab sama sekali. (Haa adalah muannats, gender perempuan, jadi bukanlah keseluruhan Al Qur^an, yang mudzakkar, laki-laki, karena dalam bahasa Arab, Haa hanya menunjuk sebagiannya saja. Contoh, mala-ikah, yang muannats adalah sebagian dari malak, yang mudzakkar, yang dalam bahasa Indonesia, mala-ikah, malakain dan malak semuanya diterjemahkan dengan malaikat).

***

Dalam melakukan investigasi bilangan 19 dapat saja dilakukan terhadap sebagian isi Al Qur^an SETELAH bantahan Al Walid. Seperti misalnya Surah alA'raaf dibuka dengan kombinasi huruf-huruf Al Muqaththa'a-t (potongan huruf) Alif, Lam, Mim, Shad. Maka jumlah keempat huruf itu dalam Surah tersebut adalah kelipatan 19.
Huruf Jumlah
Alif 2572
Lam 1523
Mim 1165
Shad 98
Jumlah 5358 = 282 x 19
Maka dapat saja mulut usil mengatakan bahwa itu sengaja disusun Muhammad dan para pembantunya supaya kelipatan 19.

Oleh sebab itu kita akan melakukan investigasi dalam 3 contoh saja SEBELUM Al Walid melakukan bantahannya, seperti dinyatakan dalam judul di atas: "Jawaban yang Mendahului Bantahan."

***

Pertama, SK pengangkatan Muhammad menjadi Nabi dan Rasul Allah, yaitu ayat 1 s/d 5 dari surah AL'ALQ (dibaca al 'alaq). AQRA BASM RBK ALDZY KhLQ * KhLQ ALANSN MN 'ALQ * AQRA WRBK ALAKRM * ALDzY 'ALM BALQLM * 'ALM ALANSN MALM Y'ALM * Tidak dijelaskan cara membacanya, tidak juga artinya. Yang penting pembaca dapat menghitung sendiri jumlah kata dan huruf seperti termaktub dalam tabel di bawah:

ayat jumlah kata jumlah huruf
1 5 18
2 4 14
3 3 14
4 3 13
5 4 17
jumlah 19 Jumlah 76 = 4 x 19

Yaitu dengan catatan:
1. Bagi yang tidak bisa membaca huruf 'Arab Al Qur^an: Kh dan Dz itu SATU huruf.
2. Bagi yang bisa mengaji, dalam hadiah Kitab Al Quran dari Kerajaan Arab Saudi kepada para Jama'ah Islamiyah yang melaksanakan ibadah haji, pada halaman sampul termaktub bi alRasm al'Utsmaan (dengan ejaan 'Utsman), ayat 2 dan 5 dari surah AL'ALQ kata insa-an dengan memanjangkan sa-, menurut ejaan 'Utsman dituliskan ANSN (empat huruf), sa- yang panjang dinyatakan dengan tanda baca, tidak seperti dengan Kitab Al Quran cetakan Indonesia, perpanjangan sa- dinyatakan dengan Alif, sehingga dituliskan dengan ANSAN (lima huruf). Jadi kalau mau menghitung jumlah huruf dari ayat 1 s/d 5 dari surah AL'ALQ, jangan pakai Kitab Al Qur^an cetakan Indonesia.

Kedua, Al Qur^an dituliskan dengan ejaan yang dipakai oleh bangsa Quraisy, yang belum mengenal titik dalam huruh-huruf, seperti berikut:

1 alif
2 ba, ta, tsa
3 jim, ha. kha
4 dal, dzal
5 ra, zay
6 sin, syin
7 shad, dhad
8 tha, zha
9 'ain, ghain
10 fa
11 qaf
12 kef
13 lam
14 mim
15 nun
16 waw
17 ha
18 hamza
19 ya

Ketiga, dalam SK pengangkatan Muhammad menjadi Nabi dan Rasul Allah termaktub kata ANSN (dibaca: insa-n) artinya manusia. Coba kita adakan investigasi dalam bagian tubuh manusia yaitu telapak tangan. Semua telapak tangan kanan manusia ada terlukis angka Arab |/\ (18), pada telapak tangan kiri amgka Arab /\| (81). Nah coba jejerkan, maka menjadi 1881 = 99 x 19. Istimewanya pula, bilangan 99 itu adalah jumlah dari Asmaau lHusna, nama-nama Allah yang terbaik. Para santri sudah tahu ini semua, yaitu kedua bilangan itu dijumlahkan 18 + 81 = 99, juga didapatkan Asmaau lHusna, tetapi bilangan 19 tersembunyi, baru muncul jika dijejerkan 1881. Apakah itu bukan Mu'jizat yang dikandung Al Qur^an?

Sayangnya agama Bahai yang juga memungut angka 19 dari Al Qur^an dijadikannya khurafat dengan mensakralkan angka 19, yaitu dipengaruhi oleh filsafat Yunani aliran Phytagorean yang mensakralkan bilangan. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 9 November 2003
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
=============================

1. Fitnahan LA cs yang memfitnah bahwa "Alquran diturunkan dalam tujuh huruf (mestinya ahruf, bentuk mufradnya harf-HMNA-) bahwa kemungkinan besar hadis itu adalah rekayasa para ulama belakangan". Kalau LA cs berani mengatakan "kemungkinan besar hadis itu adalah rekayasa", pada hal Hadits tentang 7-ahruf itu adalah Shahih Bukhari [2287] dan Muslim [818], maka saya lebih berani mengatakan bahwa semua rujukan (reference) dalam tilisannya itu adalah SEMUANYA SAMPAH belaka.
2. Dari data kuantitatif matematis di atas itu menunjukkan bahwa fitnahan LA cs bahwa "Alquran pada dasarnya adalah kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi tapi kemudian mengalami berbagai proses "copy-editing" oleh para sahabat, tabi'in, ahli bacaan, qurra, otografi, mesin cetak, dan kekuasaan. Proses-proses ini pada dasarnya adalah manusiawi belaka dan merupakan bagian dari ikhtiyar kaum Muslim untuk menyikapi khazanah spiritual yang mereka miliki," itu adalah bohong besar. Satu huruf saja dari "copy-editing" yang berubah dari aslinya, maka rusaklah sistem keterkaitan matematis bilangan 19 dan kelipatannya. AL cs meragukan dari S. Al Fatihah sampai S. An Nas? Jumlah Surah dari S. Al Fatihah sampai S. An Nas 114 = 6 x 19. Rujukan LA cs dalam menopang fitnahannya itu yaitu dari pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas'ud tidak menyertakan surah 113 dan 114, jadinya berkurang 2 Surah, sudah merusak sistem 19. Artinya kitab al-Fihrist itu adalah SAMPAH.

Alhasil provokasi LA bahwa "semangat pembebasan terhadap teks itu patut ditiru," dengan bertumpu diatas filosof kontemporer Perancis (kok LA tidak menyebutkan nama filosof kafir itu?), "teks --dan apalagi teks-teks suci-- selalu bersifat "repressive, violent, and authoritarian, tahulah kita "semangat" liberal kelompok yang menamakan dirinya Islam Liberal, adalah semangat liberal yang bertumpu di atas paradigma FILOSOF ORANG KAFIR.

Wassalam, bagi yang dapat Petunjuk
HMNA


***
Pembuktian-pembuktian saintifik dari ayat-ayat Al-Qur'an telah membuktikan kesahihan Al-Quran sebagai firman Allah. Bagaimana dengan
kajian statistik?
Berikut ini adalah sebagian dari penemuan seorang ahli sains Islam baru-baru ini. Dr. Tariq Al-Suwaidan, seorang sarjana dan anggota Ikhwan-ul-Muslimin yang terkenal, Islamic Gateway dan ummah.net telah mengkaji hal ini.
Penemuan ini berdasarkan data statistik terhadap kalimat-kalimat tertentu dalam Al-Qur'an. Keputusannya diumumkan melalui internet dan terdapat di beberapa halaman web.
Penemuan berupa data statistik ini sungguh menarik dan menakjubkan, bukan saja kepada umat Islam tetapi juga diluar Islam, tetapi terutama kepada sarjana-sarjana sains.
Penemuan yang membuktikan Kitab Suci ini benar-benar mukjizat dari Allah Yang Maha Kuasa dan tidak dapat dicipta oleh akal manusia.
Penemuan itu sebagai berikut:
1. Jumlah suatu kata dalam Al-Quran ternyata sama dengan jumlah lawan
katanya.

Kata Arti Jumlah
_______________________________________
Al-Dunya Dunia 115
Al-Akhira Akhirat 115

Al-Malaikah Malaikat 88
Al-Shayateen Syaitan 88

Al-Hayat Hidup 145
Al-Maut Kematian 145

Al-Rajul Lelaki 24
Al-Mar.ah Perempuan 24

2. Jumlah kata dibawah ini menunjukkan jumlah bulan dan hari dalam satu tahun, sesuai lamanya revolusi bumi mengelilingi matahari.
Al-Syahru Bulan 12
Al-Yaumu Hari 365

3. Perbandingan luas permukaan daratan dan lautan pada Bumi.
Al-Bahru Laut 32
Al-Barru Darat 13

32+13=45, maka:
32/45 X 100% = 71.111 %
13/45 X 100% = 28.888 %

Saat ini diketahui prosentase luas permukaan lautan terhadap luas
permukaan bumi adalah 70%, dan daratan adalah 30%. Satu mukjizat luar biasa di dalam Qur'an!

Sumber: Saudi Gazette Daily, 15/05/00 Saudi Gazette, P.O. Box : 5576, Jeddah 21432, Saudi Arabia Tel: 00966 2 6722775 X 266, Fax: 00966 2 6727621

----- Original Message -----
From: "ah-mbel-ah" <eyang_mbelgedes@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, January 22, 2010 11:06
Subject: [wanita-muslimah] Rujukan

Waktu saya kecil dulu, saya membayangkan bahwa kitab-kitab suci itu dijatuhkan dari langit kepada para nabi tanpa campur tangan manusia, tanpa proofreading, editing, revisi, dsb. Singkat kata, kitab suci itu ditulis langsung oleh penguasa alam-raya lalu dijatuhkan ke bumi melalui sebuah proses yang disebut dengan 'pencerahan'.

(Barangkali itu pula yang masih diyakini oleh sebagian besar umat manusia?)

http://www.sunnah.org/history/quran_compiled.htm
HISTORY OF THE COMPILATION OF QURAN

1.. Scribing during the life of Prophet Muhammad (peace be upon him). The Revelation scribes wrote down the Quran, according to the order of Prophet Muhammad (peace be upon him), on pieces of cloth, leather, bones, and stones. Its verses were ordered and arranged according to Allah's inspiration. At the beginning, it was not gathered in one book. Some of the Prophet's companions scribed parts and surahs specially for themselves after they had memorized it from the Prophet.
2.. Compiling Quran during the era of Abu Bakr al-Siddiq: Zayd Ibn Thabit gathered the Quran in one book. He was charged to do this by Abu Bakr al-Siddiq, according to an advice from Umar Ibn Al-Khattab. Its resource was the parts written by the Revelation scribes; so he gathered all of it in one book, the Holy Quran.
3.. Compiling Quran during the era of Uthman Ibn Affan: In his reign, the Quran was written from the main copy gathered during the era of Abu Bakr al-Siddiq. It was kept at the residence of Hafsah Bint Umar, (one of the Prophet's wives). He charged the following scribes to do it:
1.. Zayd Ibn Thabit.
2.. Abdullah Ibn Al-Zubair.
3.. Said Ibn Al-`As.
4.. Abdul-Rahman Ibn Al-Harith Ibn Hisham.
They scribed many copies of Quran, reflecting in their writing the different correct readings (Arabic accents) of it; excluding any incorrect one. It was not marked with dots or vowel points. Uthman kept a copy at Medina and sent the remaining copies to the various Islamic countries.

1.. Dotting and Vowelization. Dotting and vowelization passed through three stages:
1.. In the first stage: Dots were used as syntactical marks. This was in the era of Mu`awiyah Ibn Abi Sufyan, who charged Abu Al-Aswad Al-Dualy to do it in order to prevent people from a faulty reading of the Quran.
2.. In the second stage: Arabic letters were marked with different dotting to differentiate between them (e.g.:B, T,TH). This was in the time of Abdul-Malik Ibn Marawan, who charged Al-Hajjaj to do it. Al-Hajjaj, in his turn, charged Nasr Ibn Asem and Hayy Ibn Yaamor to accomplish it.
3.. In the third stage: Complete vowel points (e.g. dammah, fathah, kasrah) were used, in the form we are using nowadays. This method was invented by Al-Khaleel Ibn Ahmed Al Faraheedi.
**********************************************************************************************

Isra-Mi'raj Nabi Muhammad SAW membawa oleh-oleh Shalat Lima Waktu dengan digit 24434. Digit tsb tidak sakral, tetapi sangat istimewa.
**************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
652. 17 Raka'at Sehari Semalam

Al Walid ibn Al Mughirah pernah berkata: Al Quran itu tidak lain hanya perkataan manusia. Ucapan Al Mughirah itu terpateri dalam Al Quran:
-- AN HDZA ALA QWL ALBSYR (S. ALMDTSR, 74:25), dibaca: in ha-dza- illa- qaulul basyari (s. almuddatstsir), artinya: Ini tidak lain hanya perkataan manusia.

Maka kepada Al Mughirah yang dahulu, dan semacam Al Mughirah dewasa ini serta yang akan datang, yang bervisi Al Quran itu "man made", Allah memberikan "sengatan", seperti sengatan neraka Saqar, dalam FirmanNya:
-- LWAht LLBSYR (S. ALMDTSR, 74:29), dibaca: lawwa-hatul lilbasyar, artinya: sengatan bagi manusia.

Berupa apa itu sengatan? Yaitu bilangan interlocknya Al Mushhaf Al Rasm Al 'Utsmaniy (Teks Al Quran Ejaan 'Utsmani), seperti FirmanNya:
-- 'ALYHA TS'At 'ASYR (S. ALMDTSR, 74:30), dibaca: 'alaiha- tis'ata 'asyara, artinya: Padanya 19.

Ayat (74:30), adalah satu-satunya ayat dalam Al Quran yang menyebutkan bilangan tanpa substansi. Sehingga jumlah 19 bisa mengenai apa saja dalam Al Quran, pokoknya yang bergender perempuan, sebab HA adalah dhamir ghaybah (kata ganti ketiga gender perempuan tunggal). Jadi bisa investigasi dilakukan pada Surah, atau pada Ayat berupa jumlah (=kalimat) atau berupa kalimah (=kata) di dalam Al Quran.

Secara singkat kita mulai dengan Surah. Ambillah misalnya Surah yang di dalamnya termaktub SK pengangkatan Muhammad menjadi Nabi dan RasuluLlah, yaitu Surah Al'Alaq. Surah ini terletak pada posisi ke-19 dari belakang, dan terdiri dari 19 ayat. Selanjutnya Ayat berupa jumlah (kata jumlah dalam bahasa asalnya sebenarnya bermakna susunan kata yaitu kalimat). Ambillah misalnya Ayat (1:1), yaitu Basmalah (transliterasi huruf demi huruf): BSM ALLH ALRhMN ALRhYM, ada 3+4+6+6 = 19.

Selanjutnya akan kita ambil substansi Ayat yang berupa kalimah (kata kalimat dalam bahasa asalnya sebenarnya bermakna kata). Kita pilih kata Shalat, dan pilihan kata ini menjadi fokus dalam Seri 652 ini. Yaitu Shalat, Rukun Islam yang kedua, khusus di terima RasuluLlah SAW pada waktu Mi'raj, yaitu tidak sama dengan ke-empat Rukun Islam yang lain yang diterima beliau di bumi ini.

Shalat wajib 5 waktu terdiri atas 17 Raka'at dalam sehari semalam.
1. Shubuh 2 raka'at
2. Zhuhr 4
3. 'Ashar 4 (*)
4. Maghrib 3
5. 'Isya 4
-------- +
17 raka'at

Kita susun jumlah raka'at tersebut: 24434, ini habis dibagi 19, yaitu 24434 = 19 x 1286. Coba perhatikan hasil bagi 1286 itu, jumlahnya = 1+2+8+6 = 17. Dengan bilangan pembagi 19, maka bilangan yang dibagi dengan bilangan hasil bagi sama-sama jumlahnya 17. Tidak cuma-cuma Nabi Muhammad SAW menerima Rukun Islam kedua ini pada waktu Mi'raj. Bagi Taufik Adnan Amal di IAIN Makassar, itu bukan mitos, melainkan data numrik, murni matematis, eksak, tidak seperti hermeneutika, itu pistol mainan anak-anak, yang pakai pendekatan hsitoris yang tidak eksak.

Kita lanjutkan; letakkan no.urut shalat di depan setiap raka'at, maka menjadilah: 21 42 43 34 45, dirapatkan menjadi 2142433445, masya-Allah ini lagi-lagi bukan mitos, ini data numerik yang eksak, sebab 2142433445 = 19 x 112759655.

Selanjutnya kita susun jumlah raka'at setiap hari 17 17 17 17 17 17 15 , enam hari masing-masing 17 raka'at, kecuali hari Jum'at 15 raka'at. Kita rapatkan, menjadilah 17171717171715. Lagi-lagi ini bukan mitos tetapi data numerik, masya-Allah 17171717171715 = 19 x 903774587985.

Masih belum selesai, kita lanjutkan. Sisipkan no.urut 1 s/d 7 pada masing-masing jumlah raka'at, menjadilah: 1-17 2-17 3-17 4-17 5-17 6-17 7-15 lalu mari dirapatkan 117217317417517617715, masya-Allah ini habis dibagi 19, harus pakai kalkulator 21 digit, hasilnya? Ini dia: 6193332495658821985.

Belumlah berakhir; analog dengan di atas, namun yang 15 raka'at ditaruh paling depan, menjadi 115217317417517617717, kita pakai kalkulator 21 digit, hasilnya = 19 x 6064069337764085143.

Ini yang terakhir, yang 17 diganti dengan 24434 untuk hari-hari biasa dan untuk hari Jumlat 15 diganti dengan 22434 (4 diganti 2, karena pada hari Ju'mat Zhuhur diganti shalat Jum'at 2 raka'at), maka menjadilah:
1 24434 2 24434 3 24434 4 24434 5 24434 6 24434 7 22434, dirapatkan menjadi:
124434224434324434424434524434624434722434. Ini mesti pakai kalkulator 42 digit yang sangat khusus, hasilnya = 19 x 6549169707069707074970238128138128143286

Tidak percaya? Boleh ditest dengan cara perkalian tradisional, pakai kertas dengan pinsil, seperti berikut:

6549169707069707074970238128138128143286
19
---------------------------------------------------------- x
58942527363627363674732143153243153289574
6549169707069707074970238128138128143286
---------------------------------------------------------- +
124434224434324434424434524434624434722434

WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 28 November 2004
[H.Muh.Nur Abdurrahman]

http://waii-hmna.blogspot.com/2004/11/652-17-rakaat-sehari-semalam.html
==============================
(*)
Urutan susunan itu 'Ashar di tengak-tengah berdasar atas Firman Allah:
-- hAFIZHWA 'ALY ALSHLWT W ALSHLWt ALWSTHY WQWMWA LLH QNITYN (S. ALBQRt, 2:238), dibaca: ha-fizhu- 'alash shalawa-ti washshala-til wustha- waqu-mu- liLla-hi qa-nithi-n, artinya: Peliharalah segala shalat dan shalat wustha (pertengahan) dan berdirilah karena Allah serta mentaatiNya.

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW membaca ayat, "Peliharalah shalat-shalatmu dan shalat Wustha." Dan shalat Wustha adalah shalat Ashar. (HR. Abu Daud dan Tirmizy)

Dari Ibnu Mas`ud dan Samurah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Shalat Wustha adalah shalat Ashar." (HR. Tirmizy)

#####

Selain digit 24434 ada pula permutasinya 43244 berdasarkan firman Allah:
-- AQM ALShLWt LDLWK ALSyMS ALY GhSQ ALYL WQRAN ALFJR AN QRAN ALFJR KAN MSyHWDA (S. BNY ASRAaYL, 17:78 ), dibaca:
-- Aqimish shala-ta lidulu-kisy syamsi ila- ghasiqil lail wa qur^a-nal fajri inna qur^a-nal fajri ka-na masygu-dan (s. bani- isra-iyl), artinya:
-- Tegakkanlah shalat dari condong matahari, hingga gelap malam dan Quran fajar, shalat Subuh, sesungguhnya Quran fajar dipersaksikan oleh malaikat. Dalam ayat (17:78) tersebut, Shalat Subuh yang digaris bawahi,
dipersaksikan malaikat, sehingga Shalat Shubuh menempati posisi titik pusat sistem koordiant satu dimensi, sunbu X:

4 3 2 4 4
Isy Mgr Sbh Zhr Asr
---x----------x----------0----------x----------x--------- X
malam <<==< >==>> siang

Maka tersusunlah 'Isya, 4 raka'at - Maghrib, 3 raka'at - Shubuh, 2 raka'at - Zhuhur, 4 raka'at - 'Ashar, 4 raka'at, maka output permutasi itu => 43244. Dan karena ini berdasarkan ayat, maka 43244 juga kelipatan 19, 43244 = 19 x 2276 dan juga 2+2+7+6=17. Karena 43244 posisinya tersusun menurut arah negatif dan positif dalam sistem sumbu X dengan Shubuh menjadi titik pusat, maka permutasi 43244 tidak bisa diperlakukan sepenuhnya seperti 24434 yang diberi sisipan 1 s/d 5 (jumlah waktu shalat), 1 s/d 7 (jumlah hari) dst, sisipan (6 x 17) + (1 x 15), dan (6 x 24434) + (1 x 22434).


++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Nah "ah-mbel-ah", apa ada manusia yang dapat menyusun sistem digit 24434 ???

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment