Just to remember.
====
Assalamu'alaikum,
Teori Nabi Isa yang tidur (berhibernasi) selama lebih dari 2000 tahun, yang coba dipopulerkan oleh HMNA (dan dipropagandakan oleh 'cucunya' di beberapa milis), adalah teori yang mengada-ada, tidak sesuai dengan science, al-Qur'an, sabda Rasulullah saw. maupun ahl-bayt. Alasannya:
Pertama.
Sesuai dengan keterangan dari berbagai ayat dalam al-Qur'an, dari
sabda-sabda Kanjeng Rasulullah SAW dan dari ahl-bayt, dapat
dipastikan bahwa Nabi Isa as. yang dahulu diutus kepada Bani Israil
telah wafat/mati/meningga
datang lagi ke dunia ini (23:100).
Jika Nabi Isa as. masih tidur (berhibernasi) dengan jasad kasarnya
entah di mana sampai dengan hari ini dengan umurnya yang lebih dari
2000 tahun, lalu bagaimana ia makan (5:75, 21:7-8)? Bagaimana beliau
mendirikan shalat dan berzakat (19:31-32), dan zakatnya diberikan
kepada siapa?
Apa Anda berani mengatakan Nabi Isa as. telah meninggalkan
kewajiban-kewajiban
Rasulullah saw. bersabda mengenai telah meninggalnya Nabi Isa, sbb:
"Sesungguhnya Isa ibnu Maryam hidup selama 120 tahun" (HR. Thabrani,
Kanzul Ummal, 1989, jld. XI, hal. 479)
Menurut Nabi s.a.w., Nabi Isa as. suka melakukan perjalanan jauh
(bukan berhibernasi)
"Allah Ta'ala telah mewahyukan kepada Isa as. bahwa: "Wahai Isa,
pergilah dari satu tempat ke tempat lain, supaya jangan dikenali orang yang akan menyusahkanmu"
Hadhrat Hassan ra. (Cucu Rasulullah saw.) menuturkan mengenai telah
meninggalnya Nabi Isa as., pada peristiwa mangkatnya Hadhrat Ali ra.,
sebagai berikut:
"Wahai sekalian manusia, malam ini telah wafat seorang yang sebagian
amal perbuatannya tidak pernah dicapai orang-orang sebelumnya dan
tidak pula akan dicapai oleh orang-orang yang akan datang kelak.
Rasulullah saw. mengutus beliau ke medan perang, maka Jibril menjaga
di sebelah kanannya dan Mikail di sebelah kirinya
Beliau wafat pada
malam ketika Isa ibnu Maryam pada malam yang sama ruhnya diangkat ke
langit, yakni, pada malam tanggal dua puluh tujuh bulan Ramadhan"
(Thaqabat Ibn Sa'ad, jilid III).
Keterangan-keterang
tafsir lagi, misalnya dalam Hadits Shahih disebutkan Rasulullah saw.
dalam peristiwa Mi'raj bertemu dengan roh para nabi, termasuk Nabi
Isa as., dan juga dalam Hadits Qudsi mengenai masalah Syafa'at di
hari Kiamat disebutkan bahwa roh orang-orang beriman akan bertanya
kepada Nabi Isa namun Nabi Isa tidak bisa memberi Syafa'at, dan yang
bisa memberi Syafa'at adalah Nabi Muhammad saw.
Sebagai catatan untuk membantu pembaca memahami pembahasan
berikutnya, bahwa prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah Ta'ala,
yaitu kaidah yang paling pokok, terpenting dan tidak dapat
ditinggalkan dalam penafsiran atau membuat tafsir adalah: Tidak ada
pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya (4:82) dan sunnah
Allah tidak bertentangan dengan perkataan-Nya (48:23). Jadi,
berdasarkan prinsip fundamental tersebut, maka tidaklah diragukan
bahwa Nabi Isa as. telah mati/wafat/meningga
Kedua.
Mengenai teori Isa berhibernasi (tidur lelap, seperti binatang)
adalah teori yang mengada-ada, tidak dikenal dalam dunia Islam maupun
science. Science mengenal dan telah membuktikan bahwa hanya binatang
yang dapat berhibernasi, bukan manusia. Sementara dalam tafsir-tafsir
klasik dunia Islam yang dikenal dan diterima secara luas adalah teori
SUBSTITUSI Isa yang merujuk pada sumber-sumber dari ahl-kitab,
sehingga dengan sendirinya teori ISA berhibernasi menjadi sangat
diragukan kebenarannya.
Ketiga.
Adapun ayat "Wa in min ahlil kitaabi illa-layu'minanna bihi qabla
mautihi" (4:159), artinya: Dan tidak seorangpun dari ahli kitab
melainkan akan beriman kepadanya sebelum matinya (mautihi) - tidaklah
dapat dipakai sebagai dasar bagi teori ISA berhibernasi, sebab dalam
tafsir-tafsir klasik seperti Tabari, Qurtubi, atau Suyuthi - yang
merujuk kepada keterangan IBN ABBAS mengenai maksud ayat tersebut,
menjelaskan bahwa yang dimaksud "sebelum matinya" adalah merujuk
kepada orang ahl-kitab (baik Yahudi atau Nasrani) - dalam bentuk kata
ganti tunggal. Demikian pula al-Qur'an dari Departemen Agama RI
menafsirkan bahwa yang dimaksud "sebelum matinya" adalah sebelum
matinya ahl-kitab, bukan sebelum matinya Nabi Isa as. Dengan demikian
tidak tepat dikatakan bahwa Isa masih hidup dengan jasad kasarnya dan
berhibernasi.
Lalu, kalau ayat tersebut dijadikan dasar bahwa Nabi Isa masih hidup
karena kenyataannya sampai sekarang ahl-kitab belum beriman kepada
Isa, maka hal itu adalah tidak tepat, sebab ketika Nabi Isa dahulu
diutus (Isa adalah seorang Yahudi) kepada kaum Yahudi, banyak di
antara kaum Yahudi sendiri yang kemudian beriman kepada Nabi Isa
alias Yesus. Itulah sebabnya tafsir yang bisa diterima dan masuk akal
adalah tafsir yang menjelaskan bahwa maksud "sebelum matinya
(mautihi)" adalah merujuk kepada ahl-kitab.
Keempat.
Allah Ta'ala dalam al-Qur'an menyatakan bahwa: Orang-orang yang
bertaqwa dan suka berbuat baik adalah orang yang SEDIKIT SEKALI
TIDURNYA DI WAKTU MALAM dan di akhir-akhir malam mereka biasa
memohonkan ampun kepada Allah (51:15-18), dengan demikian teori Isa
yang berhibernasi telah tertolak dengan adanya ayat yang sangat jelas
ini, sebab jika Isa berhibernasi (tidur lelap) lebih dari 2000 tahun,
maka ia, nau'dzubillah, bukan termasuk orang yang bertaqwa dan suka
berbuat baik.
Sungguh aneh, ketika teori Isa berhibernasi - demi untuk
mempertahankan argumentasinya - kemudian dikaitkan dengan
kisah "tidurnya" Ashabul Kahfi (selama 300 dan ditambah 9 tahun)
untuk dijadikan sebagai sebuah precedent. Artinya, karena Ashabul
Kahfi pernah tidur (berhibernasi) maka dimungkinkan kejadian yang
sama dapat terjadi pada Isa, sehingga sampai saat ini ia masih tidur
(berhibernasi)
Mengapa demikian? Sebab, Ashabul Kahfi adalah orang-orang/
Nasrani (Kristen) yang shaleh, yang merupakan pengikut setia ajaran
yang dibawa oleh Nabi Isa as. Oleh sebab itu, mestinya yang dijadikan
sebagai precedent adalah Isa untuk membuktikan teori hibernasinya
Ashabul Kahfi, bukan sebaliknya.
Mengenai "tidurnya" Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) bukanlah seperti
orang-orang biasa tidur di waktu malam, sebab jika diartikan seperti
itu maka akan tertolak dengan sendirinya oleh ayat 51:15-18 di atas.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa "tidurnya" Ashabul
Kahfi adalah kehidupan ekslusif dan underground dari Jemaat Kristen
dalam masa yang panjang. Mereka tinggal di katakombe-katakombe atau
tempat tersembunyi lainnya yang dijaga oleh anjing di pintu-pintu
masuknya, dan mereka memiliki komunitas sendiri untuk menghindari
persekusi dari pemerintahan Romawi karena mereka beragama Kristen.
Mereka "bangun" dari "tidurnya" dan bebas menampilkan jati dirinya
setelah Kaisar Konstantin memberi keleluasaan bagi pemeluk agama
Kristen, dan sejak saat itu agama Kristen berkembang dengan pesat.
Periode mulai "tidur" sampai "bangun" digambarkan dalam al-Quran
dengan indah dalam bilangan 300 dan ditambah dengan 9 tahun lamanya.
Pernyataan al-Qur'an ini dapat dibuktikan kebenarannya bahwa "masa
tidurnya" Jemaat Kristen itu adalah lebih kurang 309 tahun, yaitu
mulai dari peristiwa penyaliban Yesus pada tahun 28 M sampai dengan
resminya Konstantin (Constantine the Great) masuk agama Kristen,
yaitu saat pembaptisan dirinya beberapa hari menjelang akhir hidupnya
pada tahun 337 M. (Keterangan mengenai waktu pembaptisan Kaisar
Konstantin dengan mudah ditemukan di internet).
Sesuai sumber-sumber Kristen (Silahkan browsing di google atau
yahoo), meskipun tidak satu suara, tahun kelahiran Yesus menurut
metode kalender saat ini adalah sekitar tahun 6 SM sampai 5 SM,
mengacu pada keterangan-keterang
Raja Herod pada tahun 4 SM. Yesus kemudian disalib oleh gubernur
Pontius Pilatus atas desakan ulama-ulama Yahudi pada umur sekitar 33
tahun, sehingga tahun penyalibannya adalah 28 M. Sehingga: 337 M
minus 28 M adalah 309 tahun.
Oleh sebab itu, mengambil hujjah dari "tidurnya" Ashabul Kahfi
kemudian dihubungkan kepada teori Isa berhibernasi adalah tidak
relevan sama sekali dan karenanya teori berhibernasi itu tidak ada
dasarnya sama sekali.
Akhir kata, kisah Ashabul Kahfi telah memberi pelajaran yang berharga
kepada umat Nabi Muhammad saw. agar jangan bertingkah dan bertindak
seperti pemerintahan Romawi yang dahulu suka mempersekusi, mengekang,
memaksa para pengikut sejati Nabi Isa. Jika pemerintahan yang
dikuasai oleh orang Islam melakukan persekusi, pengekangan serta
paksaan yang sama kepada orang/kaum yang memiliki pemahaman yang
berbeda, maka apalah bedanya pemerintahan Islam itu dengan
pemerintahan Romawi.
Salam,
MAS
--- In surau@yahoogroups.
<mnur.abdurrahman@
>
> Isa bnu Maryam belum mati. Berikut yang dibawah dalilnya:
> -- Alla-hu yatawaffal anfusa hiyna mawtihaa wallatiy lam yamut fiy
> manaamihaa fayumsikul latiy qadha 'alayhal mawta wayursilul ukhra ilaa
> ajalin musamman (S. az-Zumar, 39:42 ), artinya:
> -- Allah mewafatkan jiwa ketika matinya dan yang belum mati di waktu
> tidurnya; maka Dia genggamlah jiwa yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan
> Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.
> Dalam S. Al-Kahfi,18:
Jiwanya
> digenggam Allah selama 309 tahun, kemudian Allah melepaskan
genggamannya,
> terbangunlah mereka itu. Demikian pula Isa bnu Maryama, yang ditidurkan
> Allah, jiwanya sampai sekarang masih digenggam Allah.
> -- Wa in min ahlil kitaabi illaa layu'minanna bihii qabla mautihii
wayaumal
> qiyaamati yakuwnu 'alaihim syahiydan (S. an-Nisaa', 4:159), artinya:
> -- Dan tidak seorangpun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepadanya
> (Isa) sebelum matinya (Isa), dan pada hari kiamat (Isa) menjadi saksi
> terhadap mereka (ahli kitab).
> mautihi = Dhamir HI (mufrad) menunjuk kepada Isa (mufrad), bukan
menunjuk
> Ahlil kitab (jama')
> -- Wakuntu 'alaihim syahiydan maa dumtu fiyhim falammaa
tawaffaitaniy kunta
> antar raqiyba 'alaihim (S. al-Maaidah, 5:117), artinya:
> -- Dan aku (Isa) menjadi saksi atas mereka, selama aku hidup bersama
mereka,
> tatkala Engkau mewafatkanku, Engkaulah mengawasi mereka.
> Karena kenyataan ahli kitab belum beriman semuanya, maka menurut
(4:159) Isa
> belumlah mati, jadi makna mewafatkanku dalam ayat (5:117) menurut
definisi
> wafat dalam ayat (39:42), Isa ditidurkan Allah, jiwa Isa digenggam
Allah,
> karena Isa belum mati. Allah akan melepaskan genggamannya pada akhir
zaman,
> sesuai Hadits:
> -- Wal Iadzii nafsii bi layusyikanna ayyanzila fil kumubnu Maryama
hakaman
> muqsithan"
> -- Demi Allah yang jiwaku di tanganNya, sesungguhnya telah dekat
masanya Isa
> Anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi Hakim
Yang
> Adil.(Hadis Shahih Muslim 127)
> Dari Hadits Muslim tsb diisyaratkan bahwa Isa tidur di tempat ketinggian
> (akan turun), tetapi tidak di langit karena tidak ada dalilnya.
>
> Bahwa Isa masih hidup ditentang mati-matian oleh para miionaris
agama nabi
> palsu HMG, karena isa masih hidup itulah bukti kepalsuan MGA yang
menyatakan
> dirinya Isa Al-Masih yang dijanjikan (sic).
>
> Howgh
> Nohetto
> HMNA
>
>
++++++++++++
> ++++++++++++
--- In wanita-muslimah@
>
>
> Just to remember
> HMNA
>
> ----- Original Message -----
> From: "H. M. Nur Abdurrahman" <mnabdurrahman@
> To: "Uwan Oji" <hnadris@...
> Cc: "Darwin Bahar" <dbahar@...>
> Sent: Sunday, August 20, 2006 2:22 PM
> Subject: Re: Soal Tadzkirah...
>
> Wa Qawlihim Innaa Qatalnaa lMasiyha 'Iysa bna Maryama wa Maa qataluwhu wa Maa Shalabuwhu wala-kin Syubbiha Lahum wa inna Lladziyna KHtalafuw fiyhi lafiy Syakkin minhu (S. anNisaa, 157).
>
> Syubbiha lahum = disamarkan bagi mereka. Lalu yang disamarkan bagi mereka itu diri 'Isa atau hal kematian 'Isa? Itu dijelaskan dalam ayat berikutnya:
> inna Lladziyna KHtalafuw fiyHI lafiy Syakkin minHU. Lihat dhamir HI dalam kata fiyhi dan HU dalam kata minhu maka dhamir mudzakkar (kata ganti laki-laki) HI dan HU, jelas-jelas menunjuk kepada 'Isa himself, bukan hal kematian 'Isa, sebab kalau menyangkut hal kematian 'Isa, maka seharusnya dipakai dhamir muannats (kata ganti perempuan) HA, ayat itu akan berbunyi :
> inna Lladziyna KHtalafuw fiyHA lafiy Syakkin minHA
>
> Maka Ghulam Ahmad dan para penganut agama Ahmadiyah Qadiyan mengubah ayat Al-Quran. dari
> inna Lladziyna KHtalafuw fiyHI lafiy Syakkin minHU
> menjadi
> inna Lladziyna KHtalafuw fiyHA lafiy Syakkin minHA
>
> Bahwa yang dipaku di palang salib itu bukan Nabi 'Isa AS, maka akan dikemukakan pula bukan dari file lama, tetapi dari hasil penggalian arkeologis:
>
> 1. Wahyu Petrus ditemukan pada tahun 1945 melalui penggalian-penggali
>
> 2. Risalah Kedua Set Agung, seperti Wahyu Petrus, ditemukan pada tahun 1945 di Naga Hammadi Mesir. Catatan mengenai penyaliban seorang Kristen Mesir Basilides pada abad kedua Masehi [Gibbons JA, (1998)]. Termaktub: "Seseorang yang bukan Jesus telah dipaku membentuk salib, yang meminum empedu dan cuka serta mengenakan mahkota duri." [Risalah Kedua Set Agung, Robinson JM, (1990)].
>
> 3. Perbuatan-Perbuatan Yohannes, ditemukan dalam manuskrip berbahasa Yunani yang digali dalam tahun 1897. Waktu penyusunannya pada paruh pertama abad kedua Masehi [Cameron R, (1982)]. Penulis manuskrip tsb adalah salah seorang murid Jesus, yaitu Yohannes, putera Zabedee. Jesus berkata: "Aku bukan (orang) di atas salib itu." [Perbuatan Yohannes, Cameron R, (1982)].
>
> Manuskrip-manuskrip Wahyu Petrus, Risalah Kedua Set Agung dan Perbuatan-Perbuatan Yohannes, karena baru ditemukan berturut-turut pada 1945, 1945 dan 1897 tersebut, sehingga ketiga manuskrip itu luput diberangus oleh konsili-konsili. Jadi ketiga manuskrip itu bukan apokrifa, karena luput dari seleksi. Ketiga manuskrip itu bersama Injil Barnabas menentang keempat
> Injil-Injil cannonical Matius, Markus, Lukas dan Yohanes serta dongeng-dongeng Paulus dalam hal peristiwa pensaliban. Jesus sama sekali tidak disentuh palang salib, Jesus tidak terkutuk sebagaimana diyakini orang Yahudi, bahkan orang sudah terkutuk bila naik ke palang salib walaupun misalnya diturunkan dalam keadaan hidup. Jadi andaikata Jesus sempat naik di palang salib walaupun diturunkan dalam keadaan hidup, tetaplah ia terkutuk, dan itulah yang dikehendaki oleh theologi Paulus bahwa Jesus terkutuk untuk menebus dosa warisan (erf zonde) manusia yang diwarisi dari Adam dan Hawa yang jatuh ke dalam dosa, karena makan buah larangan.
>
> Alhasil Ketiga manuskrip itu bersama Injil Barnabas yang menyatakan orang lain yang disalib, Jesus sama sekali tidak disentuh salib, Jesus tidak terkutuk, telah menumbangkan theologi Paulus atas dasar Jesus terkutuk karena disalib, tidak perduli Jesus mati di palang salib ataupun diturunkan hidup-hidup. Ketiga manuskrip itu bersama Injil Barnabas menyungkurkan pemahaman Ghulam Ahmad yang mengatakan Nabi 'Isa sudah sempat dipaku di palang salib, lalu diturunkan dalam keadaan masih hidup. Artinya Ghulam Ahmad telah menunjukkan dirinya sendiri bahwa ia adalah nabi palsu.
>
> Uwan minta saya sampaikan ini ke Surau? Itu tergantung Pak Boes.
>
> Btw Uwan, boleh menyampaikan bantahan ini ke London sana, karena untuk menjawabnya belum ada dalam buku pintar Ahmadiyah Qadiyan. Sebab frankly speaking semua penjelasan/alasan yang Uwan kemukakan di bawah berasal dari buku pintar Ahmadiyah.Qadiyan.
>
> Howgh
> Nohetto
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Uwan Oji" <hnadris@...
> To: "H. M. Nur Abdurrahman" <mnabdurrahman@
> <mmz1996@...
> Suryawan" <ma_suryawan@
> "Muhammad Dafiq Saib" <stlembang_alam@
> Cc: "Darwin Bahar" <dbahar@...>
> <musghazali@
> "Rajo Angek" <sutan_rajo_
> "Asep Saputra" <asepsunda@.
> Sent: Saturday, August 19, 2006 08:09
> Subject: Re: Soal Tadzkirah...
> salib
>
>
> Sebagaimana anda HMNA main paste dari file yang lama maka sayapun juga main paste.
>
> Silakan Ustadz baca lagi bunyi lengkap ayat tersebut dan pahami benar maksud ayat tersebut.
>
> 1. " Ma salabuhu " (juga tidak menyalibnya)
> seseorang pada salib tetapi juga pelaksanaan hukuman yang lengkap termasuk mematahkan tulang-tulang dari kematian.
>
> 2. " Syubbiha lahum " (ia dibuat kelihatan serupa dengan seseorang yang disalib bagi mereka). Syabbaha berarti berarti : ia membuat (-nya atau itu) serupa dengan (ia atau itu). Syubbiha 'alaihil amr berarti : hal itu dibuat samar , kabur dan meragukan baginya. (Lane dan Aqrab). Alasan yang terutama ialah bahwa selain Isa as. tidak ada orang lain yang disebutkan
> (di sini atau ditempat lain ) dan bentuk pasif hanya digunakan bila konteks sudah nyata sekali siapa yang dimaksud dengan subjek yang tidak disebutkan.
>
> 3. Mengenai perkataan " rafa'a " kita jumpai arti berikut ini dalam kamus yang berati: ia mengangkat atau menaikkan (barang atau orang), ia mengangkat (seseorang) dalam arti martabat, kehormatan, kedudukan atau kemuliaan (Aqrab & Mufrada fil Gharaib al- Qur'an oleh Al-Raghib). Untuk menunjang pendapat mereka , tentu saja Orang-Orang Ahmadi itu menggunakan arti kiasan.
>
> Anda paham wahai HMNA tidak ada sisipan pada ayat , yang ada adalah penafsiran pada ayat tersebut. Sebaiknya anda ketengahkan kedalam surau!
>
> HMNA anda menendang angin!
>
> Wass,
> Uwan Oji
>
> ++++++++++++
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "H. M. Nur Abdurrahman" <mnabdurrahman@
> To: "Uwan Oji" <hnadris@...
> Cc: "Darwin Bahar" <dbahar@...>
> Sent: Sunday, August 20, 2006 7:24 AM
> Subject: Re: Soal Tadzkirah...
>
> Uwan, ambo sato sakaki pulo. Iko dari file lamo, ha !
> HMNA
> ************
> ----- Original Message -----
> From: H. M. Nur Abdurrahman
> To: islam_liberal@
> Sent: Thursday, May 01, 2003 23:18
> Subject: Re: <Islam_liberal> Ahmed Dedat Vs. Ulama ortodoks
>
> Assalamu 'alaykum wr.wb.
> Perbedaan itu pertama terletak dalam hal Ghulam Ahmad "menambah" ayat dengan
> "sisipan" ==> wa maa qataluwhu, dan tidaklah membunuhnya, itu ditambah
> dengan sisipan (sampai mati), wa maa shalabuwhu, dan tidaklah menyalibnya,
> itu juga ditambah dengan sisipan (sampai mati).
>
> Kemudian perbedaan kedua ialah syubbiha lahum, disamarkan bagi mereka,
> menurut Ghulam Ahmad yang disamarkan adalah "kematian" Nabi 'Isa AS, ini
> adalah konsekwensi penambahan dengan sisipan ==> "tidaklah menyalibnya
> (sampai mati)". Padahal kalau tidak menambah ayat dengan sisipan yang
> "arbitrary" sampai mati tsb., artinya Nabi 'Isa AS TIDAK disalib, maka yang
> disamarkan itu adalah WAJAH Nabi 'Isa AS.
>
> Dengan "sempatnya" Nabi Isa AS naik di palang salib dipakukan tangannya,
> maka Ghulam Ahmad tidaklah mematahkan salib, berhubung salib telah berfungsi
> tempat Isa disalib.
> Dengan "sempatnya" Nabi Isa AS naik di palang salib dipakukan tangannya,
> orang Yahudi sudah terpenuhi maksudnya, yaitu Nabi Isa AS sudah
> "terkutuk" menurut tradisi Yahudi.
>
> Untuk lebih jelasnya di bawah saya posting ulang postingan saya tertanggal
> 11 April 2003.
> Wassalam,
> HMNA
>
> ============
>
> ----- Original Message -----
> From: H. M. Nur Abdurrahman
> To: islam_liberal@
> Sent: Friday, April 11, 2003 06:40
> Subject: Re: <Islam_liberal> MEMATAHKAN SALIB => Ghulam Ahmad TIDAK
> mematahkan salib
>
> Fajrina wrote:
> Al Quran sendiri dengan tegas mengatakan tentang Nabi Isa: "Tidaklah mereka
> membunuhnya (sampai mati) dan tidaklah pula mereka menyalibnya (sampai
> mati), melainkan disamarkan (keadannya itu) kepada mereka, dan mereka
> berselisih tentang itu berada dalam keadaan sangsi tentang itu, mereka tidak
> punya pengetahuan tentang itu dan hanya mengikuti suatu dugaan, dan (dugaan)
> itu diubah mereka menjadi kepastian" (An Nisaa' 157).
>
> Jadi Hz Mirza Ghulam Ahmad as telah berhasil mematahkan salib, mematahkan
> ajaran Kristen. Beliau juga telah berhasil menghancurkan pondasi agama
> Kristen, dengan membuktikan dari kitab suci agama mereka sendiri bahwa Yesus
> tidak mati di atas salib, inti ajaran Kristen sebagai penebus dosa manusia.
>
> ------------
>
> HMNA:
> Apakah benar Ghulam Ahmad telah mematahkan salib secara metaphoris (kiasan)?
> Sebermula, sebelum saya jawab pertanyaan tersebut, eloklah pula kiranya saya
> kemukakan dahululah terjemahan dari Mawlawi Sher 'Ali (under the auspices
> of, onder de auspicien van) Mirza Bashir-ud-Din Mahmud Ahmad di dalam Bahasa
> Inggris dan Belanda:
>
> And their saying: We did kill the Messiah, Jesus son of Mary, the Messenger
> of Allah, whereas they slew him not, nor crusified(*) him, but he was made
> to appear to them like one crucified
> --------
> (*) i.e. kill him by crucifiction
>
> En om hun zeggen: We hebben de Messias, Jezus zoon van Maria, de
> boodschapper van Allah gedood, maar zij doodden hem niet, noch kruizigeden
> zij hem (ten dode) doch het werd hun verward,
>
> Maka nyatalah bahwa menurut faham Ahmadi, Nabi 'Isa AS, sempat ditangkap
> oleh centurion Roma, kemudian di naikkan di atas palang salib, kedua
> tangannya dipakukan pada kayu salib, namun diturunkan dari palang salib
> dalam keadaan hidup. Artinya palang salib telah berfungsi men-salib Nabi
> 'Isa 'AS.
>
> Marilah kita "adili" penafsiran Ghulam Ahmad dalam dua hal:
> a) Nabi 'Isa 'AS sungguh-sungguh telah dinaikkan ke atas palang salib dan
> disalib.
> b) Yang disamarkan (appear to them) adalah keadaan kematiannya.
>
> Dalam Injil Barnabas disebutkan bahwa yang ditangkap oleh tentara Romawi,
> kemudian disalib bukanlah Nabi 'Isa AS, melainkan Yudas Iscariot. Mari kita
> baca: "When the soldiers with Yudas drew near to the place where Jesus was,
> Jesus heared the approach of many people. He withdrew into the house. And
> the eleven were sleeping. The holy angels came and take Jesus out by the
> window that looketh toward the South (B-215)." "Tatkala serdadu-serdadu itu
> bersama dengan Yudas mendekati tempat 'Isa berada, 'Isa mendengar banyak
> orang datang mendekat, ia menarik diri ke dalam rumah. Dan kesebelas orang
> (hawariyyun) sedang tidur. Malaikat-malaikat suci datang dan membawa 'Isa
> keluar melalui jendela yang menghadap ke Selatan."
> Untuk menghemat ruangan selanjutnya hanya terjemahannya saja. "Di depan
> semua (serdadu-serdadu) Yudas melesat masuk ke dalam ruang tempat 'Isa baru
> saja dibawa (malaikat-malaikat)
> pada itu Tuhan bertindak secara mentakjubkan sedemikian rupa sehingga Yudas
> diserupakan seperti 'Isa dalam berbicara dan wajah. Serdadu-serdadu itu
> masuk lalu menangkap Yudas, sebab dalam segalanya ia serupa dengan 'Isa
> (B-216)."
> "Demikianlah mereka membawanya ke bukit Calvary, dan di situ mereka
> menyalibnya dalam keadaan telanjang. Yudas sama sekali tidak dapat berbuat
> apa-apa kecuali berteriak: 'Tuhan, mengapa Dikau menelantarkan saya'
> (B-217)."
>
> Apa kata Al Quran dalam hal ini? Wa Qawlihim Innaa Qatalnaa lMasiyha 'Iysa
> bna Maryama wa Maa qataluwhu wa Maa Shalabuwhu wala-kin Syubbiha Lahum (S.
> anNisaa, 157), artinya: Dan dikatakan oleh mereka: sesungguhnya kami telah
> membunuh al Masih 'Isa anak Maryam rasul Allah, mereka tidak membunuhnya,
> tidak menyalibnya, melainkan disamarkan bagi mereka (4:157).
>
> Alhasil, Nabi 'Isa 'AS sama sekali TIDAK ditangkap, TIDAK dinaikkan ke
> palang salib, artinya palang salib TIDAK berfungsi mensalib Nabi 'Isa 'AS,
> sedangkan Syubbiha Lahum, tersamar dari penglihatan mereka (centurion Roma
> yang ditugaskan menangkap), adalah WAJAH Nabi 'Isa 'AS, BUKAN, sekali-kali
> BUKAN kematian Nabi 'Isa 'AS di palang salib yang disamarkan.
>
> 'Ala- kulli hal karena menurut persepsi Ghulam Ahmad palang salib telah
> memenuhi fungsinya mensalib Nabi 'Isa 'AS (walaupun tidak sampai mati), maka
> Ghulam Ahmad TIDAKlah mematahkan salib secara metaphoris .
> ************
>
> Iko saketek pulo ttg
>
> Kutipan Ayat-ayat dari Tadzkirah yang DIBAJAK atau DIPLAGIAT dari AL QURAN.
>
> 1. Firman "tuhan" dalam kitab "suci" Tadzkirah, hal. 519:
> Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam Qodar (*). Sesungguhnya
> Kami menurunkannya kepada Al-Masih Al-Mau'ud (**)."
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Al-Qodar ayat 1.=> Sesungguhnya Kami
> menurunkannya pada malam Qadar
> (**) Mirza Ghulam Ahmad itu menurut aqidah Ahmadi adalah jelmaan dari Masih
> Al Mau'ud (Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu)
>
> 2. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 224:
> Artinya: "Wahai Ahmad-Ku, engkau adalah tujuan-Ku dan bersama-Ku, engkau
> terhormat pada pandangan-Ku. Aku memilih engkau untuk diri-Ku. Katakanlah:
> Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah
> akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Dia mengasihi
> kalian (*). Dan Dia Maha Penyayang diantara penyayang (**)."
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 31.=> Katakanlah jika kamu
> mencintai Allah , maka ikutlah aku, niscaya Allah mencintai kamu , dan Allah
> Pengampun lagi Penyayang.
> (**) Bajakan dari Al-Qur'an surah Yusuf ayat 64. => Maka Allah sebaik-baik
> Yang memelihara, dan Dia lebih Penyayang di antara penyayang
>
> 3. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 395:
> Artinya: "Katakanlah (wahai Mirza Ghulam Ahmad): Sesungguhnya aku
> diperintahkan dan aku yang pertama beriman. Katakanlah: Kalau kalian
> benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai
> kalian." (*)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 31.=> .=> Katakanlah jika
> kamu mencintai Allah , maka ikutlah aku, niscaya Allah mencintai kamu , dan
> Allah Pengampun lagi Penyayang.
>
> 4. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 396:
> Artinya: "Kedudukan engkau di sisi-Ku tidak diketahui oleh makhluk. Dan
> tidak Kami utus engkau Mirza Ghulam Ahmad kecuali untuk menjadi rahmat bagi
> seluruh alam (*). Wahai Ahmad tinggallah bersama istrimu dalam surga."
> (*)Bajakan dari Al-Qur'an surah Al-Anbiyaa' ayat 107. => Dan tidak Kami utus
> engkau (hai Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam
>
> 5. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 248/633:
> Artinya: "Katakanlah (wahai Mirza Ghulam Ahmad): Sesungguhnya aku ini
> manusia biasa seperti kalian, hanya diberi wahyu kepadaku." (*)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Fushshilat ayat 6.=> Katakanlah, aku hanya
> manusia seumpama kamu diwahyukan kepadaku bahwa Tuhanmu ialah Tuhan Yang
> Esa.
>
> 6. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 80:
> Artinya: "Sesungguhnya engkau (Mirza Ghulam Ahmad) berada di atas jalan yang
> lurus (*). Maka mulailah terhadap apa yang diperintahkan dan berpalinglah
> dari orang-orang Jahiliyah (bodoh)." (**)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Yaasin ayat 2. => (Sesungguhnya engkau hai
> Muhammad) di atas jalan yang lurus.
> (**) Bajakan dari Al-Qur'an surah Al-Hijr ayat 94.=> Maka siarkanlah apa-apa
> yang diperintahkan (Allah) kepadamu dan berpalinglah daripada orang2
> musyrik.
>
> 7. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 436:
> Artinya: "Engkau Mirza Ghulam Ahmad) di sisi-Ku seperti kedudukan
> anak-anak-Ku. Engkau dari Aku dan Aku dari engkau. Mudah-mudahan Tuhan
> membangktkan engkau pada tempat yang terpuji." (*)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Al-Israa ayat 79. => mudah-mudahan Tuhan
> mengangkat engkau ke tempat yang terpuji.
>
> 8. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 652:
> Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada engkau (Mirza Ghulam
> Ahmad) kebaikan yang banyak." (*)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Al-Kautsar ayat 1. => Sesungguhnya Kami
> memberikan kepada engkau (hai Muhammad) kebaikan yang banyak.
>
> 9. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, hal. 398/241:
> Artinya: Dia-lah Tuhan yang mengutus Rasul-Nya (Mirza Ghulam Ahmad) dengan
> membawa petunjuk dan agama yang benar agar ia memenangkan atas segala
> agama-agama semuanya. (*)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Al-Fath ayat 28.=> Dia Yang mengutus
> RasulNya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang haq , supaya agama itu
> mengalahkan semua agama. Dan Allah cukup menjadi saksi.
>
> 10. Firman "tuhan" dalam Tadzkirah, halaman 658-659:
> Artinya: "Oh, Pemimpin sempurna. Engkau (Mirza Ghulam Ahmad) seorang dari
> rasul-rasul yang menempuh jalan yang betul. Diutus oleh Yang Maha Kuasa.
> Yang Maha Rahim." (*)
> (*) Bajakan dari Al-Qur'an surah Yaasin ayat 1 - 5 => Yasin. Demi Quran
> yang berhikmah. Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) salah seorang di antara
> Rasul2. Di atas jalan yang lurus. (Quran) ini diturunkah oleh Yang Maha
> Perkasa, Yang Maha Penyayang.
>
> ++++++++++++
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "muhasrul mz" <mmz1996@...
> To: "Asep Saputra" <asepsunda@.
> <ma_suryawan@
> <boes.roestam@
> Cc: <dbahar@...>
> <m_ef@...>; "Azhari" <azhari@...>
> <sutan_rajo_
> <mnabdurrahman@
> Saputra" <asepsunda@.
> Sent: Saturday, August 19, 2006 6:58 PM
> Subject: Soal Tadzkirah...
>
> Assalamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu,
>
> Kang Asep, karena mas Nadri Saaduddin alias Tuak Tonang sudah keok ga bisa ngomong apa2 lagi kecuali carut marut dan cacimaki yang betul2 kampungan,
> wujud dari keputus asaan dan ketidak mampuan nya, serta bantuan yang didatangkan dari Parung juga melakukan lari2 dan main tak umpet seperti kata akang dan
> pura2 ga tahu akan email akang dibawah maka biarlah saya bantu mereka mempelajai tazkirah,.Kasihan juga juga tu kawan kita, kecewa karena bantuan yang di
> import jauh2 ternyata juga ngumpet2 makanya kekecewaan itu di keluarkan menjadi kata2 kotor kampungan dan tak liar tak terdidik.
> Betul juga nasehat kang Asep kemaren itu, mudah2an dia bisa menerima nasehat dari anak yang sebaya anaknya, amien.
> Punten kang dari pada tulisan akan dianggurin karena pasukan tuak tonang dan angku Nadri serta kompi bantuan pura2 ga tahu biarlah saya temani akang ngobrol
> mengenaiktab Tazkirah ini.
> Punten kang biar cepat tuntas topik ini dan kita bisa berpindah segera ke topik lain jadi saya tulis ayat2 tazkirah yang hebat2 saja sbb; Kalau gitu kita mulai mengenai nama2Mirza Ghulam Ahmad dalam tazkirah kang, episode berikutnya kita buka lagi ayat mengenai hal yang lain, gimana setuju ga kang Asep.
>
> "WAHAI AHMAD, NAMAMU SEMPURNA DAN NAMA KU BELUM SEMPURNA" (tazkirah halaman .....iiih nta dulu aaaah biar mas Suryaman juga belajar maka saya kasih PR cari dihalaman 43 sampai 53, masak saya yg bukan Ahmadi baca Tazkirah, mas Suryaman ga baca hhehehehe, jangan bilang ga ada ayat itu yah mas) (note Muhasrul. ayat ini tidak hanya sekali disebut di tazkirah kan kang untuk tambahan PR orang2 Ahmadi - siapa tahu ma Suryawan dan Tonang serta Nadri membaca ini cari juga ayat yang sama antara halaman 240 - 251 dan satu lagi dihalaman antara 276 - 284, dan diulang lagi diantara halaman 363 - 374 bukan ngerjain lho tapi agar mereka buka2 lagi tazkirahnya hehehehe).
>
> Mas Suryawan, jangan bilang salah tulis ya karena bukan sekali lho kalimat diatas dalam tazkrah....Kok bisa sih seorang manusi bisa berkata begitu/ dan repotnya dipercaya dan yang ngikut manut2 aja lagi, Jadi Al Asma ul husna itu belum sempurna ya mas Sur, ????????????
>
> Dan lihat pula ayat yang sejenis "KAMU ADALAH NAMA -KU YANG TINGGI" (halaman antara 337 - 338 dilulang lagi di hal......337-
> AKU MENAMAIMU MAL MUTWAAKKIL (halaman .........43 - 53 dan antara hal 363 - 374 hehehe,)
> WAHAI ISA YANG TIDAK MENYIA NYIAKAN WAKTUNYA (hal .276 - 284 hehehe) yg senada ini banyak bageeeeeeet, dan yang sejenis seperti :
> KAMU ADALAH AL MASIH YANG WAKTUNYA TIDAK DI SIA SIA KAN (hal.....375 - 389 deh hehehe), atau yang kayak gini:
> KAMU ADALAH ASY SYAIKH AL MASIH,DAN SESUNGUHNYA AKU BESAMAMU DAN BERSAMA PARA PENOLONGMU, DAN KAMU ADALAH NAMA-KU YANG TINGGI (yg enak nya kasih Suryawan mencari di halaman.....
> WAHAI DAUD, BEKERJALAH DENGAN MANUSIA SECARA HALUS DAN BAIK (Hal ygsama ama di atas ajadeh 276 - 284 hehehe)
> WAHAI NUH, RAHASIAKANLAH MIMPI MU ( hal .yg sama juga deh 276 - 284 hehehe)
> NAMAMU IMMANUEL (hal 277 - 285 aja deh ya hehe).Immanuel Cing ! Apa lagi ini weleh weleh)
> WAHAI ABDUL QADIR, SESUNGGUHNA AKU BERSAMA MU (hal 363 - 374 aja ya pls cari ya hehehe)
> KAMU ADLAH AL QABIL, AKAN DATANG KEPADAMU WABIL (Suryawan, cari di hal......374 - 388 ada beberapa lagi yang sama tapi cukup cari satu yg terletak dihalaman itu aja)
>
> Kang Asep, nama2 itu konon bukan nama yang dikarang sendiri oleh MGA tapi nama2 itu adalah nama pemberian langsung dari Allaah SWT kepadanya, hebat
> teu kang! Sampe2 Allaah mengakui bahwa nama MGA adalah sempurna sedangkan nama Allaah belum sempurna, A'uzubillah minzalik. Lucunya lagi Allaah memberinya nama "Imanuel" sangat Islami ya, sama dengan nama gereja Nasrani !
>
> Insyaallaah episode berikut kita lihat lagi yang lebih dahsyat dari hanya sekedar nama, malam ini saya seleksi dulu tayangan tazkirah episode berikutnya. Sekarang saya mohon pamit dulu kang, punteeeeen kang Asep.Semoga Nadri Saaduddin membaca ini menjadi terbuka hatinya dan menyadari kebodohannya, dan mudah2an dimasa2 mendatang bisa jinak menjadi orang yang tahu tata krama, Amien
>
> Wassalamualaikum
> Muhasrul
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment