Advertising

Tuesday 30 October 2012

[wanita-muslimah] Bentrok di Lampung Selatan, Perempuan dan Anak Diungsikan

 

 
 
Bentrok di Lampung Selatan, Perempuan dan Anak Diungsikan
Vidi Batlolone | Selasa, 30 Oktober 2012 - 14:52:37 WIB
: 47


(dok/antara)
Presiden minta cegah potensi konflik horizontal.

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta semua pihak untuk aktif mencegah potensi konflik horizontal antarmasyarakat yang akhir-akhir ini marak dan tidak menyerahkan pencegahan serta penanganan masalah tersebut hanya kepada aparat kepolisian dan TNI.

Ia menyatakan hal itu dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (30/10) pagi, sebelum bertolak menuju Inggris dan Laos untuk kunjungan kerja hingga 6 November 2012.

"Saya serukan semua pihak peduli dan bekerja sama, jangan hanya diserahkan pada polisi dan komando teritorial TNI," katanya.

Selanjutnya kepala negara meminta agar semua pihak termasuk pemerintah daerah dan juga masyarakat bersama-sama mencegah terjadinya hal tersebut.

Dari Bandar Lampung dilaporkan, Selasa siang ini tokoh-tokoh Bali di Lampung dan tokoh-tokoh adat Lampung akan dipertemukan Pemerintah Provinsi Lampung di Kantor Gubernur di Teluk Betung.

Pagi ini sejumlah warga terutama kaum wanita dan anak-anak serta lanjut usia di lokasi terjadi bentrokan antarwarga setempat dengan ribuan warga dari Kalianda, yaitu Desa Sidoreno dan Balinuraga, Kecamatan Waypanji, Kabupaten Lampung Selatan diungsikan oleh pihak kepolisian ke tempat yang dinilai aman di Bandar Lampung.

Hingga pagi ini jumlah tewas akibat konflik antarwarga tersebut mencapai sembilan orang.

Menko Polhukam Djoko Suyanto di sela-sela mendampingi keberangkatan presiden di Halim Perdanakusuma, mengatakan komponen masyarakat yang ada di daerah yang terjadi konflik seperti yang terjadi di Lampung beberapa hari lalu diharapkan dapat berperan aktif mencegah berlanjutnya konflik antarmasyarakat.

"Tokoh-tokoh masyarakat ini kan ada civil society di situ yang juga bisa ikut meredam konflik. Poinnya adalah jangan semua diserahkan pada kewaspadaan TNI dan Polri. Semua tokoh masyarakat, pemda, gubernur, bupati juga ikut dalam konteks itu," katanya.

Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan pihak keamanan sudah berjaga-jaga di lokasi kejadian di Lampung dan juga melakukan pengusutan dalam rangka penegakan hukum. "Semua tentunya akan kita kedepankan pemerintah daerah dan pelanggaran hukum akan kita lakukan penegakan hukum," katanya.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyatakan pasukan TNI di Lampung saat ini sudah ada lima SSK (Satuan Setingkat Kompi). Sampai saat ini belum ada rencana penambahan pasukan.

 

Disesalkan

Sejumlah tokoh masyarakat Bali dan Lampung yang dihubungi SH, Senin (29/10) siang, menyatakan sangat menyesalkan terjadinya konflik antarwarga Desa Sidoreno dan Balinuraga, Kecamatan Waypanji, Kabupaten Lampung Selatan pada Minggu (28/10).

Mereka mengharapkan pemerintah segera memfasilitasi guna tercapainya perdamaian. Selanjutnya dilakukan perkawinan budaya yang diharapkan mampu menyatukan kedua suku yang sering berseteru walau dipicu persoalan sepele.

Hal itu dikatakan I Wayan Gunawan, ketua Parisadha Hindu Kabupaten Lampung Selatan yang juga tokoh warga Bali di Lampung, KGS Ahmad Effendi, tokoh warga suku Lampung di Lampung Selatan dan Tulus Purnomo, anggota DPRD Provinsi Lampung daerah pemilihan Lampung Selatan. Mereka dihubungi SH, Senin siang.

"Kami Parisadha Hindu Pusat dan Provinsi Lampung sudah dari awal mengharapkan perdamaian. Mari kita serahkan penyelesaian mereka yang melanggar hukum ke kepolisian," ujar Wayan.

KGS Ahmad Effendi, tokoh warga Lampung di Lampung Selatan menyesalkan terjadinya bentrokan. "Padahal, baru pertengahan Februari lalu tokoh-tokoh Bali dan Lampung di Lampung Selatan berikrar damai pascabentrokan di Sidomulyo akhir Januari lalu," ujarnya.

Diakuinya, pelecehan seksual yang dialami dua gadis suku Lampung oleh pemuda-pemuda warga Bali mengusik harga diri orang Lampung. "Memang kejadian ini menyangkut harga diri orang Lampung yang disebut piil pesenggiri. Tetapi, seharusnya tokoh-tokoh adat tidak mengambil keputusan untuk langsung menyerang orang Bali. Toh ada polisi untuk mengusutnya. Kalau sudah begini yang tidak bersalah pun menjadi korban," ia menyesalkan.

Tulus Purnomo, anggota DPRD Provinsi Lampung daerah pemilihan Lampung Selatan menilai, bentrok antarsuku tersebut akibat belum terjadinya akulturasi budaya antara suku Bali dengan Lampung. Menurutnya, pemerintah harus memfasilitasi agar terjadi proses akulturasi budaya di antara kedua suku tersebut dalam kerangka NKRI.

Senin sore kembali terjadi penyerangan ribuan warga Lampung ke desa-desa yang dihuni warga asal Bali di Kecamatan Way Panji, Kabupaten Lampung Selatan. Setidaknya enam warga asal Bali tewas, tiga luka-luka dan 16 rumah hangus dibakar. Dengan demikian, korban tewas akibat bentrok antarwarga itu mencapai sembilan orang.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih di Bandar Lampung, Selasa (30/10), membenarkan hal itu. "Korban meninggal dunia enam orang, luka-luka tiga orang dan rumah terbakar 16 unit. Aparat masih menyisir untuk mencari kemungkinan adanya korban lain," ujarnya.

Ia menyatakan, pascapenyerangan, situasi desa-desa tersebut berangsur pulih. Petugas masih berjaga di sekitar lokasi dan mengimbau warga untuk tenang agar tidak terjadi bentrok susulan. Sementara itu, ratusan warga Desa Balinuraga dan desa-desa lainnya, terutama kaum perempuan dan anak-anak, diungsikan ke SPN Kemiling, Bandar Lampung.

Agus Pamintaher, warga Way Panji menuturkan, penyerangan tidak bisa dielakkan karena aparat fokus mengawal jalan pintu masuk ke Desa Balinuraga. Pada saat konsentrasi aparat memblokade massa yang mendesak masuk ke Balinuraga, sebagian berpencar ke perkebunan dan menyerang masuk ke desa yang mayoritas dihuni warga asal Bali.

Sementara itu, warga asal Bali bertahan guna menjaga keluarga, rumah dan harta benda mereka lainnya. "Dalam 'pertempuran' tidak seimbang tersebut, warga Bali terdesak dan dikabarkan enam orang tewas," ujar Agus kepada SH, Selasa.

Guna menghindari korban lebih banyak, aparat mengungsikan warga asal Bali, terutama kaum perempuan dan anak-anak. "Sejumlah desa yang mayoritas dihuni warga Bali sudah kosong. Tinggal petugas yang menjaga desa-desa yang sudah dibakar massa pada aksi kemarin sore," tuturnya.

Semalam ratusan warga Desa Agom dilaporkan diungsikan ke Polres Lamsel karena ada isu akan ada serangan balasan oleh warga asal Bali. Bentrok antarwarga terjadi Minggu. Ketika itu ribuan warga asal Lampung ke Kecamatan Way Panji menyerang perkampungan yang dihuni warga asal Bali. (Syafnijal Datuk Sinaro)

Sumber : Sinar Harapan

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment