Menurut kuliah Karen Armstrong, penciptaan di Old Testament adalah utk "menggugurkan" konsep ketuhanan yang lama, dimana waktu itu belum ada konsep "Tuhan sebagai pencipta alam". Waktu jaman kuna ada legenda Marduk yang menyambungkan kehidupan dengan mengorbankan tuhan-tuhan yang lain (konsep sacrifice). Bible menjelaskan ttg penciptaan alam oleh Tuhan bukan dengan cara pengorbanan atau semacam kekerasan, melainkan Tuhan mencintai yang diciptakannya.
Namun penjelasan Bible itu sama sekali bukan untuk menjelaskan science. Orang Kristen jaman dulu juga punya tradisi memahami kitab suci dengan cara yg mirip seperti sufism, ada level2nya. Thomas Aquinas sendiri nggk memahaminya literal seperti ini, hanya saja setelah Newtonian, orang Barat mewarisi pengertian "keilmu2an" pada tradisi Bible ini, artinya nggak mengerti makna mitos di balik itu. Apalagi banyak terjemahan ke bahasa Inggris yang sudah kemana-mana. Kita ummat Islam jadi keikutan juga. Orang seperti Abah HMNA, akan sangat getol mengkritik Bible dari sudut pandang ala Newtonian ini.
Salam
Mia
Salah ya om Donnie, ok ini saya kutibkan saja ya (mohon teman-teman yang nasrani berkenan mengoreksinya) ada 3 versi terjemahan baru, terjemahan sehari-hari dan english :
(1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
(1) Pada mulanya, waktu Allah mulai menciptakan alam semesta,
(1) IN THE beginning God (prepared, formed, fashioned, and) created the heavens and the earth.
(2) Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
(2) bumi belum berbentuk, dan masih kacau-balau. Samudra yang bergelora, yang menutupi segala sesuatu, diliputi oleh gelap gulita, tetapi kuasa Allah bergerak di atas permukaan air.
(2) The earth was without form and an empty waste, and darkness was upon the face of the very great deep. The Spirit of God was moving (hovering, brooding) over the face of the waters.
(3) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
(3) Allah berkata, "Jadilah terang!" Lalu ada terang.
(3) And God said, Let there be light; and there was light.
(4) Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
(4) Allah senang melihat hal itu. Lalu dipisahkan-Nya terang itu dari gelap,
(4) And God saw that the light was good (suitable, pleasant) and He approved it; and God separated the light from the darkness.
(5) Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
(5) dan dinamakan-Nya terang itu "Siang" dan gelap itu "Malam". Malam lewat, dan jadilah pagi. Itulah hari yang pertama.
(5) And God called the light Day, and the darkness He called Night. And there was evening and there was morning, one day.
(6) Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
(6) Kemudian Allah berkata, "Jadilah sebuah kubah untuk membagi air itu menjadi dua, dan menahannya dalam dua tempat yang terpisah." Lalu hal itu terjadi. Demikianlah Allah membuat kubah yang memisahkan air yang ada di bawah kubah itu dari air yang ada di atasnya.
(6) And God said, Let there be a firmament [the expanse of the sky] in the midst of the waters, and let it separate the waters [below] from the waters [above].
(7) Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
(7) (di gabung 1:6)
(7) And God made the firmament [the expanse] and separated the waters which were under the expanse from the waters which were above the expanse. And it was so.
(8) Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
(8) Kubah itu dinamakan-Nya "Langit". Malam lewat dan jadilah pagi. Itulah hari yang kedua.
(8) And God called the firmament Heavens. And there was evening and there was morning, a second day.
(9) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian.
(9) Kemudian Allah berkata, "Hendaklah air yang ada di bawah langit mengalir ke satu tempat, sehingga tanah akan kelihatan." Lalu hal itu terjadi.
(9) And God said, Let the waters under the heavens be collected into one place [of standing], and let the dry land appear. And it was so.
(10) Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(10) Allah menamakan tanah itu "Darat", dan kumpulan air itu dinamakan-Nya "Laut". Dan Allah senang melihat hal itu.
(10) God called the dry land Earth, and the accumulated waters He called Seas. And God saw that this was good (fitting, admirable) and He approved it.
(11) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian.
(11) Allah berkata lagi, "Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan, yaitu jenis yang menghasilkan biji-bijian dan jenis yang menghasilkan buah-buahan." Lalu hal itu terjadi.
(11) And God said, Let the earth put forth [tender] vegetation: plants yielding seed and fruit trees yielding fruit whose seed is in itself, each according to its kind, upon the earth. And it was so.
(12) Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(12) Demikianlah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan. Dan Allah senang melihat hal itu.
(12) The earth brought forth vegetation: plants yielding seed according to their own kinds and trees bearing fruit in which was their seed, each according to its kind. And God saw that it was good (suitable, admirable) and He approved it.
(13) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
(13) Malam lewat dan jadilah pagi. Itulah hari yang ketiga.
(13) And there was evening and there was morning, a third day.
(14) Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
(14) Kemudian Allah berkata, "Hendaklah ada benda-benda terang di langit untuk menerangi bumi, untuk memisahkan siang dari malam, dan untuk menunjukkan saat mulainya hari, tahun, dan hari raya agama." Maka hal itu terjadi.
(14) And God said, Let there be lights in the expanse of the heavens to separate the day from the night, and let them be signs and tokens [of God's provident care], and [to mark] seasons, days, and years,
(15) dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
(15) (di gabung 1:14)
(15) And let them be lights in the expanse of the sky to give light upon the earth. And it was so.
(16) Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
(16) Demikianlah Allah membuat kedua benda terang yang besar, yaitu matahari untuk menguasai siang, dan bulan untuk menguasai malam; selain itu dibuat-Nya juga bintang-bintang.
(16) And God made the two great lights--the greater light (the sun) to rule the day and the lesser light (the moon) to rule the night. He also made the stars.
(17) Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
(17) Allah menempatkan benda-benda terang itu di langit untuk menerangi bumi,
(17) And God set them in the expanse of the heavens to give light upon the earth,
(18) dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(18) untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Dan Allah senang melihat hal itu.
(18) To rule over the day and over the night, and to separate the light from the darkness. And God saw that it was good (fitting, pleasant) and He approved it.
(19) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
(19) Malam lewat, dan jadilah pagi. Itulah hari yang keempat.
(19) And there was evening and there was morning, a fourth day.
(20) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
(20) Kemudian Allah berkata, "Hendaklah di dalam air berkeriapan banyak macam makhluk hidup, dan di udara beterbangan banyak burung-burung."
(20) And God said, Let the waters bring forth abundantly and swarm with living creatures, and let birds fly over the earth in the open expanse of the heavens.
(21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(21) Maka Allah menciptakan binatang-binatang raksasa laut, dan segala jenis makhluk yang hidup di dalam air, serta segala jenis burung. Dan Allah senang melihat hal itu.
(21) God created the great sea monsters and every living creature that moves, which the waters brought forth abundantly, according to their kinds, and every winged bird according to its kind. And God saw that it was good (suitable, admirable) and He approved it.
(22) Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
(22) Allah memberkati semuanya itu dengan memberi perintah kepada makhluk yang hidup di dalam air supaya berkembang biak dan memenuhi laut, dan kepada burung-burung supaya bertambah banyak.
(22) And God blessed them, saying, Be fruitful, multiply, and fill the waters in the seas, and let the fowl multiply in the earth.
(23) Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
(23) Malam lewat dan jadilah pagi. Itulah hari yang kelima.
(23) And there was evening and there was morning, a fifth day.
(24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
(24) Kemudian Allah berkata, "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis binatang darat, yang jinak dan yang liar, besar maupun kecil." Lalu hal itu terjadi.
(24) And God said, Let the earth bring forth living creatures according to their kinds: livestock, creeping things, and [wild] beasts of the earth according to their kinds. And it was so.
(25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
(25) Demikianlah Allah membuat semuanya itu dan ia senang melihat hal itu.
(25) And God made the [wild] beasts of the earth according to their kinds, and domestic animals according to their kinds, and everything that creeps upon the earth according to its kind. And God saw that it was good (fitting, pleasant) and He approved it.
(26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
(26) Kemudian Allah berkata, "Sekarang Kita akan membuat manusia yang akan menjadi seperti Kita dan menyerupai Kita. Mereka akan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang lain, baik jinak maupun liar, baik besar maupun kecil."
(26) God said, Let Us [Father, Son, and Holy Spirit] make mankind in Our image, after Our likeness, and let them have complete authority over the fish of the sea, the birds of the air, the [tame] beasts, and over all of the earth, and over everything that creeps upon the earth.
(27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
(27) Demikianlah Allah menciptakan manusia, dan dijadikannya mereka seperti diri-Nya sendiri. Diciptakan-Nya mereka laki-laki dan perempuan.
(27) So God created man in His own image, in the image and likeness of God He created him; male and female He created them.
(28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
(28) Kemudian diberkati-Nya mereka dengan ucapan "Beranakcuculah yang banyak, supaya keturunanmu mendiami seluruh muka bumi serta menguasainya. Kamu Kutugaskan mengurus ikan-ikan, burung-burung, dan semua binatang lain yang liar.
(28) And God blessed them and said to them, Be fruitful, multiply, and fill the earth, and subdue it [using all its vast resources in the service of God and man]; and have dominion over the fish of the sea, the birds of the air, and over every living creature that moves upon the earth.
(29) Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
(29) Untuk makananmu Kuberikan kepadamu segala jenis tumbuhan yang menghasilkan biji-bijian dan buah-buahan.
(29) And God said, See, I have given you every plant yielding seed that is on the face of all the land and every tree with seed in its fruit; you shall have them for food.
(30) Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
(30) Tetapi kepada segala burung dan binatang liar lainnya, Kuberikan rumput dan tanaman berdaun sebagai makanannya." Maka hal itu terjadi.
(30) And to all the animals on the earth and to every bird of the air and to everything that creeps on the ground--to everything in which there is the breath of life--I have given every green plant for food. And it was so.
(31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam
Ini sumber linknya http://www.jesoes.com/alkitab/kej/1/1
Mohon koreksi, tumbuh-tumbuhan disebut di ayat 11 dan. Matahari dengan sebutan great light di ayat 16.
Wassalam
Abdul Mu'iz
Kalau baca kitab genesis, sepertinya matahari (light) diciptakan duluan deh Om Muiz. Tumbuhan diciptakan setelah penciptaan lainnya.. (langit, daratan)
Tambahan dari saya pak Chodjim,
"Ayyam" jama' dari "yaum" artinya memang hari, namun saat itu matahari belum ada, bagaimana mungkin kita memaknai hari dalam artian 24 jam, di bible malah yang tidak masuk akal disebutkan tumbuh-tumbuh-tumbuhan diciptakan lebih dulu baru matahari (mohon koreksinya saya belum baca kitab "kejadian"), lha bagaimana fotosintetisnya ? Ini saja sudah tidak logis.
Wassalam
Abdul Mu'izPowered by Telkomsel BlackBerry®From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.comDate: Mon, 17 Jun 2013 11:59:12 +0700ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.comSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanBenar, Mas Mu'iz bahwa 6 hari itu adalah tahap penciptaan karena sebelum tercipta bumi dan matahari ya memang tidak ada apa yang disebut hari seperti sekarang ini. Oleh karena itu, saya jelaskan dengan catatan "terlepas dari makna ayyam itu sendiri".Dengan demikian, baik ayyam itu diterjemahkan sebagai hari atau tahap, Alquran menyangkal yang ada di Kitab Genesis (Kejadian). Yang disangkal itu ya yang ketujuh itu, karena dalam Alkitab disebut "pada hari yang ketujuh" Tuhan beristirahat. Sedangkan dalam Alquran menegaskan bahwa Tuhan senantiasa sibuk mengurusi makhluk-makhluk-Nya setiap saat (55:29). Jadi, Tuhan tidak pernah beristirahat.Tentang puasa sebulan penuh, sebermula adalah golongan Sunni yang menetapkannya pada masa dinasti Umayyah. Namun, Syi'ah sebagai rival utamanya, tentu harus ikut menyesuaikan diri untuk hal-hal yang semacam ini, agar tidak dihabisi (dituduh keluar dari Islam). Lha, mazhab yang berani memberikan koreksi seperti mazhab Ismaili dan Baha'i, ya dibantai. Bahkan mazhab Baha'i menyatakan diri dengan agama barunya yaitu Baha'i, yang didirikan pada 1844 oleh Sayyid Ali Muhammad Shirazi di Iran selepas menuanikan ibadah hajinya. Sayyid Ali Muhammad mengumumkan kemahdiannya, dan akhirnya dijatuhi hukuman mati (dipenggal) pada 1850.Selanjutnya, agama ini dilanjuutkan oleh Mirza Husain Ali Nuuri, dan menamainya Baha'ullah (Kejayaan Allah). Pusat agama ini sekarang di Haifa (sekarang masuk wilayah Israel).Wassalam,Chodjim----- Original Message -----From: Abdul Mu'izSent: Monday, June 17, 2013 11:03 AMSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanThanks pak Chodjim :
(1) Masuk akal juga kalau QS 2:185 ditafsirkan puasa tidak sebulan penuh, ".... Jika di bulan romadhon sedang sakit atau musafir maka boleh tidak puasa namun diganti pada hari-hari yang sebanyak hari yang ditinggalkan..." ditafsirkan menggantinya itu pada bulan tsb (romadhon) bukan di bulan lain. Mengapa ya madzhab Sunni maupun Syiah tidak pernah mengartikan puasa romadhon hanya beberapa hari ?
(2) Tentang enam hari di Qur'an, apakah itu mengindikasikan Qur'an menolak jumlah hari dalam seminggu versi kalender solar (masehi) yang mempraktekkan tujuh hari ??. Bukankah 6 hari di QS 7:54 secara tegas disampaikan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam enam hari ?, bukannya "ayyam" tsb lebih merupakan tahapan proses penciptaan, pak Chodjim ?
Wassalam
Abdul Mu'iz
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.comDate: Mon, 17 Jun 2013 10:30:15 +0700ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.comSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanMas Mu'iz, tidak ada perintah untuk Nabi berpuasa penuh di bulan Ramadhan menurut Alquran. Itulah sebabnya di dalam Alquran tidak ada perintah mengganti puasa itu di bulan yang lain, melainkan di hari-hari yang lain, yang seharusnya tetap di bulan Ramadhan itu.Kita berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan itu ya tak apa-apa, tetapi jelas Alquran menegaskan BEBERAPA HARI. Kalau Alquran memerintahkan sebulan penuh, atau jumlah hari tertentu, ya akan dinyatakan oleh Tuhan sebagaimana adanya sehingga tidak menimbulkan tafsiran. Lihat ketetapan bagi Musa untuk bertahanuts di Tursina, di lembah Tuwaa, Q. 7:142 yang 30 hari lalu disempurnakan 10 hari lagi. Perhatikan jumlah bulan dalam setahun juga ditegaskan 12 bulan (9:36). Perhatikan kafarah yang tidak bisa berkurban binatang untuk haji, ditetapkan wajib berpuasa 3 hari di masa haji dan 7 hari setelah kembali di rumah (2:196).Yang jelas berpuasa di bulan Ramadhan yang beberapa hari itu bertujuan untuk MENJADI orang yang bertakwa. Jadi, puasa di bulan itu BUKAN manifestasi orang yang bertakwa. Puasa bukan tujuan tetapi salah satu CARA untuk menjadi orang bertakwa.Seharusnya umat (ulama) meneliti dan menelusuri kembali ajaran Islam tentang bulan Ramadhan, yang memang makna aslinya adalah bulan yang paling panas suhunya. Itulah sebabnya Muhammad (sebelum menjadi Nabi) melakukan tirakat dengan bertahanuts di Gua Hira selama bulan Ramadhan. Tatkala orang Quraisy berdagang menuju daerah yang lebih dingin (Q.S. 106), Muhammad melakukan tafakur dan zikir di Gua Hira'. Nah, kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan beberapa hari itu justru diiringi dengan puasa nafsu seksual --bukan hanya makan dan minum. Oleh karena sehabis lapar dipasok karbohidrat (misalnya, dari kurma), maka rangsangan terhadap dorongan seksual meningkat. Maka, Allah menghalalkan hubungan seksual di malam puasa (2:187).Nah, yang menjadi persoalan adalah penerjemahan Alquran yang seringkali dipaksakan maknanya, sehingga terjadilah keanehan-keanehan. Misalnya, jangan kamu campuri istrimu ketika kamu beriktikaf dalam masjid (2:187). Bagaimana kita akan berhubungan seksual di masjid meski tidak dalam iktikaf? Apa ya boleh? :))Ada lagi orang beriman dilarang berburu hewan ketika sedang ihram/haji (5:95). Apa ada hewan buruan di tempat orang melaksanakan haji?Yang perlu diketahui, sebelum ditetapkan oleh Daulah Umayyah, hitungan bulan itu berdasarkan peredaran matahari, dan bukan rembulan. Sekarang, cobalah menerjemahkan nama-nama bulan Muharram hingga Zulhijah, kita akan tahu bahwa itu berkaitan dengan peredaran bumi terhadap matahari. Jumlah hari dalam satu minggu juga 6 hari, bukan 7 hari. Jumlah yang tujuh hari itu berasal dari Kitab Kejadian yang menjadi acuan Yahudi dan Nasrani, yaitu Tuhan menciptakan semua ini dalam 7 hari. Sedangkan Alquran menyanggahnya di beberapa ayat, bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini dalam 6 hari (fii sittatin ayyaamin), terlepas dari makna ayyam itu sendiri.Wassalam,Chodjim----- Original Message -----From: Abdul Mu'izSent: Monday, June 17, 2013 6:09 AMSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanAyyaaman ma'duudat dalam QS 2:184 memang artinya beberapa hari yang terkalkulasi, bisa saja artinya 1, 2, 3 hari dan atau sampai 29 atau 30 hari. Realitanya Nabi Muhammad mencontohkan satu bulan penuh berpuasa di bulan Romadhon diikuti umatnya sampai sekarang.
Wassalam
Abdul Mu'iz
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.comDate: Sun, 16 Jun 2013 20:16:23 +0700ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.comSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanMaaf, Mas Mu'iz. Q. 2:184 yang ditegaskan kembali pada 2:185.Wassalam,chodjim----- Original Message -----From: Abdul Mu'izSent: Saturday, June 15, 2013 7:40 PMSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanQS al Baqoroh 2:185 tidak menyebutkan apabila hadir di bulan romadhon supaya berpuasa sebulan penuh atau cuma beberapa hari.
Hanya disebutkan berpuasalah, kalau sakit atau musafir supaya diganti pada hari yang lain sebanyak hari yang ditinggalkan.
Wassalam
Abdul Mu'iz
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.comDate: Sat, 15 Jun 2013 17:43:18 +0700ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.comSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanDari Alquran, 2:185. Di buku-buku karya ulama Syria, atau buku-buku otokritik Islam seperti "Islam Bondaged". Biasakan membaca buku-buku otokritik mPok, untuk mempertebal iman dan akhirnya bisa sabar dalam memahami perilaku umat.Terima kasih.Wassalam,Chodjim----- Original Message -----From: LinaSent: Saturday, June 15, 2013 4:28 PMSubject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal RamadhanOm Ustadz Chodjim,
Ane baru denger pemahaman spt ini, terutama kewajiban puasa bln Ramadhan yg bbrp hari saja, tidak sebulan penuh. Ada hadits pendukung? atau ada penjelasan dr Ulama/Imam 4 Mazhab?
Wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "chodjim" <chodjima@...> wrote:
>
> Begini, Mbak Mia. Syahr adalah kata benda yang berakar pada sya-ha-ra, yang artinya membuat dikenal atau terkenal. Dan, pada masa abad VII manusia di dunia dalam membuat perjanjian itu ada 2 macam, yaitu berdasarkan matahari misalnya musim semi, musim panas, musim kewmarau, musim penghujan, dan lain sebagainya. Yang kedua, berdasarkan rembulan, yaitu purnama sidi (super moon). Jadi, pada waktu itu dengan mudahnya --tanpa harus menghitung-menghitung-- tinggal dilakukan kesepakatan pada purnama sidi. Hal ini, selain tidak menimbulkan perselisihan, juga kondisinya terang benderang di malam hari.
>
> Lalu, Ramadhan adalah bulan saat panas terik, yang menurut kalender matahari, di Arab jatuh pada pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus. Jadi, semula puasa Ramadhan itu bertepatan dengan purnama sidi di musim panas (tengah Juli - tengah Agustus). Oleh karena itu, dalam Q. 2:185 kewajiban puasa itu beberapa hari, dan bukan dinyatakan sebulan penuh di bulan Ramadhan. Dan, inilah yang memiliki "common sense", bukan kita harus celingukan melihat hilal alias tanggal 1 bulan sabit.
>
> Wassalam,
>
> chodjim
>
>
> ----- Original Message -----
> From: aldiy@...
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Friday, June 14, 2013 11:27 PM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Menyaksikan syahr sebelum abad 2 H itu penjelasannya gimana Pak Chodjim? Apakah pada masa itu, menyaksikan syahr ditandai dengan kebiasaan lokal yg kita nggk tau sekarang ini gimana bentuknya?
>
> Salam
> Mia
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
>
> ----------------------------------------------------------
>
> From: "chodjim" <chodjima@...>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Sat, 15 Jun 2013 09:29:44 +0700
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
>
> Semenjak abad II H para ulama semakin terkavling-kavling oleh kepentingan politik, sehingga berkembang fikih yang nuansanya semakin jauh dari spirit ajaran Rasulullah Muhammad saw.
>
> Puasa yang sebenarnya merupakan sarana untuk menggapai ketakwaan, malah dijadikan tujuan. Alquran, yang ayatnya menegaskan bahwa puasa itu dilakukan saat kita "menyaksikan syahr", malah diubah melihat hilal. Seumur hidup hilal itu tak pernah bisa dilihat, karena rembulan baru mungkin --sekali lagi, mungkin-- dilihat kalau sudah masuk tanggal 2. Artinya, tanggal 2 pun belum tentu bisa dilihat.
>
> Alquran pada ayat yang sama menegaskan bahwa Allah menghendaki kemudahan bagi manusia dan bukan kesulitan. Sayangnya, pada abad II umat Islam menyenangi kesulitan dan bukan kemudahan.... :((
>
> Coba, direnungkan kembali makna "menyaksikan syahr", bukan rukyat maupun hisab. Orang Arab pada zaman rasulullah itu belum jauh dari keumiannya, maka tak mungkin aturan diturunkan malah menyulitkan.
>
> Wassalam,
>
> A. Chodjim
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Mu'iz
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, June 15, 2013 2:50 AM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Sidang itsbat itu idealnya adalah menegosiasikan perbedaan pandangan agar tercapai kekompakan secara elegant. Tetapi faktanya lebih merupakan akal-akalan semata alias rekayasa. Contoh kesaksian yang meskipun berani bersumpah melihat hilalpun, ditolak dengan alasan ketinggian hilal yang secara astronomis mustahil terlihat oleh mata fisik manusia dan ini terjadi rutin berulang-ulang. Ini artinya sidang itsbat akan menjadi mubadzir alias pemborosan, APBN dipakai untuk sidang tahunan rutin yang cuma menampilkan pro pada metode tertentu alias tidak netral lagi apalagi elegant. Lha kalau sudah diyakini ketinggian hilal secara stronomis mustahil terlihat mata fisik untuk apa mengakomodir melihat bulan (hilal) di berbagai tempat, kalau ujung-ujungnya pasti ditolak ? Dengan kata lain sidang rutin tahunan menyongsong romadhon itu tidak netral alias pro pada salah satu pendekatan metode hisab yaitu imkanur ru'yat/ru'yatul hilal. Apalagi mentrinya orang PPP yang dekat NU.
>
> Ijtima' itu fase death moon. Menurut pendekatan wujudul hilal begitu berakhir fase/siklus death moon di bulan sya'ban maka muncullah crescent (hilal) alias awal bulan berikutnya yaitu romadhon.
>
> Selama metode hisab itu berbeda, tentu output perhitungan akan menghasilkan perbedaan alias tidak kompak.
>
> Ikut pemerintah atau tidak, tentu adalah pilihan merdeka warga negara muslim. Karena tidak ada paksaan dalam beribadah termasuk teknis penetapan awal romadhon. Di mata Muhammadiyah, sidang itsbat yang digelar pemerintah itu tidak netral, alias mubadzir menghambur-hamburkan anggaran negara padahal cuma kontest pro pada metode tertentu saja memakai baju atas nama negara, artinya rakyat disuguhi rekayasa tanpa mendidik kecerdasan dan kedewasaan berpikir.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> ----------------------------------------------------------
>
> From: "Lina" <linadahlan@...>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Fri, 14 Jun 2013 11:54:00 -0000
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Ane ini warga mane ye...hmmmm. Ora urus lah.
>
> Tapi, andaikan ane ini warga Muhammadiyah, ane gak sakit hati kok kalo Pengurus Muhammadiyah ikut sidang itsbat. Bahkan kalo sampe mau berdamai ama Pemerintah juga gak apa apa kok. Sumpah deh...:-). Kenape harus sakit hati?
>
> Dalam banyak hal ane sependapat dengan pemikiran2 Muhammadiyah. Tapi, kalo dalam hal Tgl Ramadhan/Lebaran ini ane ikut pemerintah ajee.
>
> Laaah kalo keluarga besar ane ade yg NU, ade Persis, Muhammadiyah dll...kan ribet ntar silaturahmi Halal Bi Halal Keluarga Besar di hari Idul Fitri nyaahhhh....
>
> Meski Om Ustadz ABdul Muiz sudah berusaha menjelaskan sesingkat dan segamblang mungkin dua metode tsb, sumpeh ane teteb gak mudeng apa itu "ijtima", "qablal ghurub"..
>
> Wassalam,
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mu'iz, Abdul" <muizof@> wrote:
> >
> > Arogan dan ego itu tergantung dipandang dari sudut mana ? karena memang memulai puasa itu, Islam memberikan kebebasan pakai cara mana yang mau dipakai : metode ru'yah boleh pakai metode hisab juga boleh. Metode hisabpun beragam alias tidak tunggal, Muhammadiyah misalnya menggunakan metode wujudul hilal, sementara NU dan Persis serta kementrian agama RI menggunakan metode imkanur ru'yah atau ru'yah hilal.
> >
> > Perbedaan metode ini wajar apabila menampilkan perhitungan yang tidak seragam. menurut metode Wujudul hilal, begitu ijtima' terjadi qablal ghurub pada bulan sya'ban maka hilal wujud (jatuh 1 Romadhon 1434 H) bertepatan dengan 9 Juli 2013 M. Ini berbeda dengan metode Imkanur ru'yah/ru'yah hilal (yang dianut NU, Persis dan Kementrian Agama RI) yang mempersyaratkan angka derajat untuk memastikan hilal terlihat, karena pada tanggal 9 Juli 2013 tidak memenuhi persyaratan terlihat, maka sya'ban digenapkan 30 hari, maka 1 Romadhan jatuh pada 10 Juli 2013. Seperti biasa, Pemerintah akan menggelar sidang itsbat pada tanggal 8 Juli 2013 M.
> >
> > Di mata jama'ah Muhammadiyah (terutama pengurus), tentu bukan sikap arogan dan egois apabila telah menetapkan lebih awal kapan tiba 1 Romadhon 1434 H, karena itu memang sesuai dengan metode wujudul hilal yang dianut Muhammadiyah. Pengurus Muhammadiyah juga menetapkan tidak ikut sidang itsbat dengan alasan tidak ingin menyakiti warga Muhammadiyah.
> >
> > Wassalam
> > Abdul Mu'iz
> >
> >
> > ________________________________
> > Dari: Lina <linadahlan@>
> > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Dikirim: Jumat, 14 Juni 2013 9:24
> > Judul: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Â
> > Copas STATUS FB seseorang...
> >
> > ****
> > MUHAMMADIYYAH SI PENGUSIK RASA KEBERSAMAAN UMAT ISLAM....
> > ...arogansi dan keegoan jamiyyahnya selalu berulang setiap tahun..
> > ...dengan mengeluarkan keputusan awal ramadhan dan 1 syawalnya lebih awal....
> > PAGI PENUH KABUT....
> > HARI HARI KEMELUT BAGI ISLAM INDONESIA...
> > ****
> >
> > lagi lagi lagi...
> >
> > Saiah siiih ikut pemerintah ajaaaaah.
> >
>
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (43) |
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment