Mba Lina jangan gundah, karena beberapa hal:
1. Quran (kita sepakatin) nggk menyatakan persis 29-30 hari. Ini sebanding dg solat 5 waktu. Jadi berpuasa beberapa hari tetep sejalan dg Quran.
2. Pada kenyataannya sebagian kita emang nggk puasa penuh di Ramadan kok. Sebagian perempuan, sebagian anak2/remaja, sebagian orang tua, petani/buruh bangunan, traveler, dsb. Pada kenyataannya, dan ini penting sebagai realitas apa adanya, sebagian orang nggk berpuasa penuh selama Ramadan. Fakta bahwa mereka akan menggantikannya di lain hari NGGK PERNAH MENGUBAH kenyataan ini.
3. Berpuasa penuh 29-30 hari tentu saja berdasarkan kesepakatan ulama dan tradisi hadis. Dari hadis inilah kita "memahami" bahwa nabi puasa sebulan penuh.
4. Bagaimana kita sekarang ini mengaplikasikan no 1 - 3 di atas, yang berbeda dan tampaknya bertentangan? Apakah kita nggk bisa menerima kehadiran semua itu? Sepertinya nggk, karena sebagian Pemda cenderung bekerjasama dengan FPI menutup gerai2 makanan rakyat kecil, "tempat2 maksiat". Belum lagi perdebatan pepesan kosong isbat. Akhirnya Ramadan pun makin tergerus menjadi aktivitas komersial yg memicu kenaikan harga dan arus mudik, bahkan memarakkan kegiatan2 artifisial berbau agama, menyingkirkan Ramadan sebagai bulan prihatin- kontemplatif.
Inilah yang membuat sebal pewaris2 tradisi adiluhung Nusantara seperti Pak Chodjim. Kita kehilangan jiwa seni, kehilangan nilai dan prilaku budi pekerti lantaran makin tercerabut.
Salam
Mia
Sedikitnya ane faham kalo ayat tsb hanya mengatakan kewajiban berpuasa dan tidak menjelaskan berapa lamanya.
Andai sebenernya puasa Ramadhan itu tdk sebulan, lalu selama ini yg ane lakukan berdasarkan ape dunk?Nah ane jd pengen tau hadits or gmn Nabi SAW dan para sahabat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan ini. Pastinye para sahabat lbh tau. Masa iye gak tercatat dlm hadits?
Retelah itu kan jg ade jamannye para ulama yg saleh yg gak terkontaminasi ama jabatan politik...he he
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Abdul Mu'iz" <muizof@...> wrote:
>
> QS al Baqoroh 2:185 tidak menyebutkan apabila hadir di bulan romadhon supaya berpuasa sebulan penuh atau cuma beberapa hari.
>
> Hanya disebutkan berpuasalah, kalau sakit atau musafir supaya diganti pada hari yang lain sebanyak hari yang ditinggalkan.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -----Original Message-----
> From: "chodjim" <chodjima@...>
> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Sat, 15 Jun 2013 17:43:18
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
> Dari Alquran, 2:185. Di buku-buku karya ulama Syria, atau buku-buku otokritik Islam seperti "Islam Bondaged". Biasakan membaca buku-buku otokritik mPok, untuk mempertebal iman dan akhirnya bisa sabar dalam memahami perilaku umat.
>
> Terima kasih.
>
> Wassalam,
>
> Chodjim
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Lina
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Saturday, June 15, 2013 4:28 PM
> Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
>
>
>
> Om Ustadz Chodjim,
> Ane baru denger pemahaman spt ini, terutama kewajiban puasa bln Ramadhan yg bbrp hari saja, tidak sebulan penuh. Ada hadits pendukung? atau ada penjelasan dr Ulama/Imam 4 Mazhab?
>
> Wassalam,
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "chodjim" <chodjima@> wrote:
> >
> > Begini, Mbak Mia. Syahr adalah kata benda yang berakar pada sya-ha-ra, yang artinya membuat dikenal atau terkenal. Dan, pada masa abad VII manusia di dunia dalam membuat perjanjian itu ada 2 macam, yaitu berdasarkan matahari misalnya musim semi, musim panas, musim kewmarau, musim penghujan, dan lain sebagainya. Yang kedua, berdasarkan rembulan, yaitu purnama sidi (super moon). Jadi, pada waktu itu dengan mudahnya --tanpa harus menghitung-menghitung-- tinggal dilakukan kesepakatan pada purnama sidi. Hal ini, selain tidak menimbulkan perselisihan, juga kondisinya terang benderang di malam hari.
> >
> > Lalu, Ramadhan adalah bulan saat panas terik, yang menurut kalender matahari, di Arab jatuh pada pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus. Jadi, semula puasa Ramadhan itu bertepatan dengan purnama sidi di musim panas (tengah Juli - tengah Agustus). Oleh karena itu, dalam Q. 2:185 kewajiban puasa itu beberapa hari, dan bukan dinyatakan sebulan penuh di bulan Ramadhan. Dan, inilah yang memiliki "common sense", bukan kita harus celingukan melihat hilal alias tanggal 1 bulan sabit.
> >
> > Wassalam,
> >
> > chodjim
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: aldiy@
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Sent: Friday, June 14, 2013 11:27 PM
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Menyaksikan syahr sebelum abad 2 H itu penjelasannya gimana Pak Chodjim? Apakah pada masa itu, menyaksikan syahr ditandai dengan kebiasaan lokal yg kita nggk tau sekarang ini gimana bentuknya?
> >
> > Salam
> > Mia
> >
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
> >
> > ----------------------------------------------------------
> >
> > From: "chodjim" <chodjima@>
> > Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Date: Sat, 15 Jun 2013 09:29:44 +0700
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> >
> > Semenjak abad II H para ulama semakin terkavling-kavling oleh kepentingan politik, sehingga berkembang fikih yang nuansanya semakin jauh dari spirit ajaran Rasulullah Muhammad saw.
> >
> > Puasa yang sebenarnya merupakan sarana untuk menggapai ketakwaan, malah dijadikan tujuan. Alquran, yang ayatnya menegaskan bahwa puasa itu dilakukan saat kita "menyaksikan syahr", malah diubah melihat hilal. Seumur hidup hilal itu tak pernah bisa dilihat, karena rembulan baru mungkin --sekali lagi, mungkin-- dilihat kalau sudah masuk tanggal 2. Artinya, tanggal 2 pun belum tentu bisa dilihat.
> >
> > Alquran pada ayat yang sama menegaskan bahwa Allah menghendaki kemudahan bagi manusia dan bukan kesulitan. Sayangnya, pada abad II umat Islam menyenangi kesulitan dan bukan kemudahan.... :((
> >
> > Coba, direnungkan kembali makna "menyaksikan syahr", bukan rukyat maupun hisab. Orang Arab pada zaman rasulullah itu belum jauh dari keumiannya, maka tak mungkin aturan diturunkan malah menyulitkan.
> >
> > Wassalam,
> >
> > A. Chodjim
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Abdul Mu'iz
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Sent: Saturday, June 15, 2013 2:50 AM
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Sidang itsbat itu idealnya adalah menegosiasikan perbedaan pandangan agar tercapai kekompakan secara elegant. Tetapi faktanya lebih merupakan akal-akalan semata alias rekayasa. Contoh kesaksian yang meskipun berani bersumpah melihat hilalpun, ditolak dengan alasan ketinggian hilal yang secara astronomis mustahil terlihat oleh mata fisik manusia dan ini terjadi rutin berulang-ulang. Ini artinya sidang itsbat akan menjadi mubadzir alias pemborosan, APBN dipakai untuk sidang tahunan rutin yang cuma menampilkan pro pada metode tertentu alias tidak netral lagi apalagi elegant. Lha kalau sudah diyakini ketinggian hilal secara stronomis mustahil terlihat mata fisik untuk apa mengakomodir melihat bulan (hilal) di berbagai tempat, kalau ujung-ujungnya pasti ditolak ? Dengan kata lain sidang rutin tahunan menyongsong romadhon itu tidak netral alias pro pada salah satu pendekatan metode hisab yaitu imkanur ru'yat/ru'yatul hilal. Apalagi mentrinya orang PPP yang dekat NU.
> >
> > Ijtima' itu fase death moon. Menurut pendekatan wujudul hilal begitu berakhir fase/siklus death moon di bulan sya'ban maka muncullah crescent (hilal) alias awal bulan berikutnya yaitu romadhon.
> >
> > Selama metode hisab itu berbeda, tentu output perhitungan akan menghasilkan perbedaan alias tidak kompak.
> >
> > Ikut pemerintah atau tidak, tentu adalah pilihan merdeka warga negara muslim. Karena tidak ada paksaan dalam beribadah termasuk teknis penetapan awal romadhon. Di mata Muhammadiyah, sidang itsbat yang digelar pemerintah itu tidak netral, alias mubadzir menghambur-hamburkan anggaran negara padahal cuma kontest pro pada metode tertentu saja memakai baju atas nama negara, artinya rakyat disuguhi rekayasa tanpa mendidik kecerdasan dan kedewasaan berpikir.
> >
> > Wassalam
> > Abdul Mu'iz
> >
> >
> > Powered by Telkomsel BlackBerry®
> >
> > ----------------------------------------------------------
> >
> > From: "Lina" <linadahlan@>
> > Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Date: Fri, 14 Jun 2013 11:54:00 -0000
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > ReplyTo: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> >
> >
> >
> > Ane ini warga mane ye...hmmmm. Ora urus lah.
> >
> > Tapi, andaikan ane ini warga Muhammadiyah, ane gak sakit hati kok kalo Pengurus Muhammadiyah ikut sidang itsbat. Bahkan kalo sampe mau berdamai ama Pemerintah juga gak apa apa kok. Sumpah deh...:-). Kenape harus sakit hati?
> >
> > Dalam banyak hal ane sependapat dengan pemikiran2 Muhammadiyah. Tapi, kalo dalam hal Tgl Ramadhan/Lebaran ini ane ikut pemerintah ajee.
> >
> > Laaah kalo keluarga besar ane ade yg NU, ade Persis, Muhammadiyah dll...kan ribet ntar silaturahmi Halal Bi Halal Keluarga Besar di hari Idul Fitri nyaahhhh....
> >
> > Meski Om Ustadz ABdul Muiz sudah berusaha menjelaskan sesingkat dan segamblang mungkin dua metode tsb, sumpeh ane teteb gak mudeng apa itu "ijtima", "qablal ghurub"..
> >
> > Wassalam,
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mu'iz, Abdul" <muizof@> wrote:
> > >
> > > Arogan dan ego itu tergantung dipandang dari sudut mana ? karena memang memulai puasa itu, Islam memberikan kebebasan pakai cara mana yang mau dipakai : metode ru'yah boleh pakai metode hisab juga boleh. Metode hisabpun beragam alias tidak tunggal, Muhammadiyah misalnya menggunakan metode wujudul hilal, sementara NU dan Persis serta kementrian agama RI menggunakan metode imkanur ru'yah atau ru'yah hilal.
> > >
> > > Perbedaan metode ini wajar apabila menampilkan perhitungan yang tidak seragam. menurut metode Wujudul hilal, begitu ijtima' terjadi qablal ghurub pada bulan sya'ban maka hilal wujud (jatuh 1 Romadhon 1434 H) bertepatan dengan 9 Juli 2013 M. Ini berbeda dengan metode Imkanur ru'yah/ru'yah hilal (yang dianut NU, Persis dan Kementrian Agama RI) yang mempersyaratkan angka derajat untuk memastikan hilal terlihat, karena pada tanggal 9 Juli 2013 tidak memenuhi persyaratan terlihat, maka sya'ban digenapkan 30 hari, maka 1 Romadhan jatuh pada 10 Juli 2013. Seperti biasa, Pemerintah akan menggelar sidang itsbat pada tanggal 8 Juli 2013 M.
> > >
> > > Di mata jama'ah Muhammadiyah (terutama pengurus), tentu bukan sikap arogan dan egois apabila telah menetapkan lebih awal kapan tiba 1 Romadhon 1434 H, karena itu memang sesuai dengan metode wujudul hilal yang dianut Muhammadiyah. Pengurus Muhammadiyah juga menetapkan tidak ikut sidang itsbat dengan alasan tidak ingin menyakiti warga Muhammadiyah.
> > >
> > > Wassalam
> > > Abdul Mu'iz
> > >
> > >
> > > ________________________________
> > > Dari: Lina <linadahlan@>
> > > Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Dikirim: Jumat, 14 Juni 2013 9:24
> > > Judul: [wanita-muslimah] Awal Ramadhan
> > >
> > >
> > >
> > > Â
> > > Copas STATUS FB seseorang...
> > >
> > > ****
> > > MUHAMMADIYYAH SI PENGUSIK RASA KEBERSAMAAN UMAT ISLAM....
> > > ...arogansi dan keegoan jamiyyahnya selalu berulang setiap tahun..
> > > ...dengan mengeluarkan keputusan awal ramadhan dan 1 syawalnya lebih awal....
> > > PAGI PENUH KABUT....
> > > HARI HARI KEMELUT BAGI ISLAM INDONESIA...
> > > ****
> > >
> > > lagi lagi lagi...
> > >
> > > Saiah siiih ikut pemerintah ajaaaaah.
> > >
> >
>
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (27) |
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment