Syafruddin Prawiranegara membobol BI ?
---------- Forwarded message ----------
From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@yahoo.com>
Peran NU dalam Pembangunan Monas
Ketika sedang menyelesaikan pembangunan Monumen Nasional (Monas) itu
pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)-Permesta
yang berkecamuk bisa ditaklukkan. Kelompok NU yang sejak awal mengkritik
pemberontakan itu, dengan gigih membantu Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dalam menangani persoalan tersebut pada beberapa wilayah di Sumatera. Hal
itu dilakukan untuk menjaga keutuhan negara dan sekaligus kerukunan bangsa.
Ketika posisi militer PRRI terus terdesak maka pimpinannya memerintahkan
beberapa orang untuk menyelamatkan harta kekayaan PRRI sebagai bekal
meneruskan pemberontakan, agar tidak jatuh ke tangan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI) yang kemudian menjadi TNI. Setelah mendapat
perintah itu dua kader NU Sumatera Barat (Sumbar) yang dipaksa mengikuti
petualangan itu antara lain Saridin Syarif dan Djamalaudin Tarigan, Saridin
Syarif mengambil sekarung emas, karena kekuatannya hanya seperti itu.
Sementara, temannya Djamaluddin Tarigan (Ketua PWNU Sumbar) membawa
sekarung makanan. Tetapi mereka berdua tidak melanjutkan masuk hutan
mengikuti pemberontak, melainkan mengambil jalan lain secara
sembunyi-sembunyi untuk turun gunung dan keluar dari hutan. Pembelotan
mereka berhasil dengan baik tanpa ketahuan pimpinan pasukan.
Setibanya di tempat yang dirasa aman dan hendak memakan perbekalan, mereka
terkejut, barang yang dibawa selain berisi bahan makanan ternyata berupa
emas lantakan dengan cap BI, sebagai jaminan Bank Indonesia, yang dibobol
oleh Presiden Bank Indonesia (BI) sendiri Syafruddin Prawiranegara, aktivis
Masyumi yang saat itu menjadi Perdana Menteri PRRI di hutan.
Sekarung emas yang dipanggul oleh Saridin itu berat juga karena setelah
ditimbang bobotnya mencapai 18 kilogram, lalu diserahkan semuanya pada
Panglima Operasi 17 Agustus, yaitu Kolonel Ahmad Yani. Sekarung emas yang
diangkut Saridin Syarif itu hanya sisa, berapa kuintal emas dan uang yang
dibobol dari BI tidak diketahui keberadaannya, sebab setelah itu juga tidak
ada penghitungan di BI.
Sebagai bukti kemenangan perang maka barang itu diserahkan oleh Kolonel
Ahmad Yani pada Soekarno. Karena Soekarno merasa bahwa barang itu tidak
hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga memiliki nilai historis dan
politis yang sangat tinggi. Barang yang direbut dari medan perang, dengan
pengerahan ribuan pasukan darat dan udara untuk menaklukkan musuh negara
yang bersenjata canggih yang di-drop dari Amerika Serikat.
Oleh karenanya, emas tersebut tidak dikembalikan ke BI sebagai jaminan
bank, melainkan sebagai simbol monumen perjuangan. Maka simbol kemenangan
perjuangan itu diabadikan sebagai lidah api berlapis emas membara di puncak
Monas yang berbentuk kobaran api revolusi perjuangan bangsa. Saridin yang
menyerahkan emas rampasan perang pada Soekarno itu kemudian menjadi
pengurus wilayah NU Sumbar.
Itulah kontribusi NU, tidak hanya pada pembangunan Monas, tetapi pada
pembentukan bangsa ini, sebab keteguhan hati Soekarno untuk memberantas
berbagai pemberontakan yang muncul baik DI-TII, PRRI-Permesta semuanya
muncul setelah NU memposisikan Soekarno sebagai waliyul amri al dloruri
bisyaukah, status itu akhirnya juga mengubah peran Soekarno, kalau selama
ini ia hanya berfungsi sebagai simbol belaka.
Dengan gelar dan posisi dari NU itu sekarang Soekarno memiliki kekuatan
politik untuk mengambil tindakan terhadap gerakan separatis. Awal mula
spiritnya dari NU, dengan ma'unah Tuhan pula dipuncaki dengan kemenangan
yang diperoleh oleh kader NU juga ketika berhasil merebut batangan emas
dari tangan PRRI, yang hasilnya diabadikan di atas Monas. []
Disarikan dari berbagai sumber.
(Munim DZ)
From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@yahoo.com>
Peran NU dalam Pembangunan Monas
Ketika sedang menyelesaikan pembangunan Monumen Nasional (Monas) itu
pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)-Permesta
yang berkecamuk bisa ditaklukkan. Kelompok NU yang sejak awal mengkritik
pemberontakan itu, dengan gigih membantu Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dalam menangani persoalan tersebut pada beberapa wilayah di Sumatera. Hal
itu dilakukan untuk menjaga keutuhan negara dan sekaligus kerukunan bangsa.
Ketika posisi militer PRRI terus terdesak maka pimpinannya memerintahkan
beberapa orang untuk menyelamatkan harta kekayaan PRRI sebagai bekal
meneruskan pemberontakan, agar tidak jatuh ke tangan Angkatan Perang
Republik Indonesia (APRI) yang kemudian menjadi TNI. Setelah mendapat
perintah itu dua kader NU Sumatera Barat (Sumbar) yang dipaksa mengikuti
petualangan itu antara lain Saridin Syarif dan Djamalaudin Tarigan, Saridin
Syarif mengambil sekarung emas, karena kekuatannya hanya seperti itu.
Sementara, temannya Djamaluddin Tarigan (Ketua PWNU Sumbar) membawa
sekarung makanan. Tetapi mereka berdua tidak melanjutkan masuk hutan
mengikuti pemberontak, melainkan mengambil jalan lain secara
sembunyi-sembunyi untuk turun gunung dan keluar dari hutan. Pembelotan
mereka berhasil dengan baik tanpa ketahuan pimpinan pasukan.
Setibanya di tempat yang dirasa aman dan hendak memakan perbekalan, mereka
terkejut, barang yang dibawa selain berisi bahan makanan ternyata berupa
emas lantakan dengan cap BI, sebagai jaminan Bank Indonesia, yang dibobol
oleh Presiden Bank Indonesia (BI) sendiri Syafruddin Prawiranegara, aktivis
Masyumi yang saat itu menjadi Perdana Menteri PRRI di hutan.
Sekarung emas yang dipanggul oleh Saridin itu berat juga karena setelah
ditimbang bobotnya mencapai 18 kilogram, lalu diserahkan semuanya pada
Panglima Operasi 17 Agustus, yaitu Kolonel Ahmad Yani. Sekarung emas yang
diangkut Saridin Syarif itu hanya sisa, berapa kuintal emas dan uang yang
dibobol dari BI tidak diketahui keberadaannya, sebab setelah itu juga tidak
ada penghitungan di BI.
Sebagai bukti kemenangan perang maka barang itu diserahkan oleh Kolonel
Ahmad Yani pada Soekarno. Karena Soekarno merasa bahwa barang itu tidak
hanya memiliki nilai ekonomis, tetapi juga memiliki nilai historis dan
politis yang sangat tinggi. Barang yang direbut dari medan perang, dengan
pengerahan ribuan pasukan darat dan udara untuk menaklukkan musuh negara
yang bersenjata canggih yang di-drop dari Amerika Serikat.
Oleh karenanya, emas tersebut tidak dikembalikan ke BI sebagai jaminan
bank, melainkan sebagai simbol monumen perjuangan. Maka simbol kemenangan
perjuangan itu diabadikan sebagai lidah api berlapis emas membara di puncak
Monas yang berbentuk kobaran api revolusi perjuangan bangsa. Saridin yang
menyerahkan emas rampasan perang pada Soekarno itu kemudian menjadi
pengurus wilayah NU Sumbar.
Itulah kontribusi NU, tidak hanya pada pembangunan Monas, tetapi pada
pembentukan bangsa ini, sebab keteguhan hati Soekarno untuk memberantas
berbagai pemberontakan yang muncul baik DI-TII, PRRI-Permesta semuanya
muncul setelah NU memposisikan Soekarno sebagai waliyul amri al dloruri
bisyaukah, status itu akhirnya juga mengubah peran Soekarno, kalau selama
ini ia hanya berfungsi sebagai simbol belaka.
Dengan gelar dan posisi dari NU itu sekarang Soekarno memiliki kekuatan
politik untuk mengambil tindakan terhadap gerakan separatis. Awal mula
spiritnya dari NU, dengan ma'unah Tuhan pula dipuncaki dengan kemenangan
yang diperoleh oleh kader NU juga ketika berhasil merebut batangan emas
dari tangan PRRI, yang hasilnya diabadikan di atas Monas. []
Disarikan dari berbagai sumber.
(Munim DZ)
__._,_.___
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
.
__,_._,___
0 comments:
Post a Comment