Kolom IBRAHIM ISA
Kemis, 25 Juli 2013
-----------------------------
BELAJAR SEJARAH BANGSA !
Sebagai Usaha Mengenal Identitas Sendiri
* * *
<Sekitar Penuturan Sejarah Dalam Film "Youtube" berjudul
"40 YEARS OF SILENCE, An Indonesian Tragedy”,
Durasi 1 jam 27 menit ">
* * *
Sudah begitu banyak buku yang ditulis, begitu banyak studi dan penelitian dilakukan mengenai apa yang terjadi sekitar “Peristiwa 1965”. Suatu perkembangan di bidang penelitian sejarah yang mengembirakan dan patut mendapat dukungan kuat. Kegiatan studi dan penulisan sekitar “Peristiwa 1965”, dilakukan oleh banyak pakar dan penulis Indonesia, a.l oleh peneliti senior LIPI - Jakarta, Prof Dr Asvi Warman Adam dan sejarawan muda Prof Dr Baskara T. Wardaya, dari Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
* * *
Hari ini sahabatku: -- K. Djie, memforwardkan sebuah berita penting, berupa film youtube, durasi 1 jam, 27 menit, sbb:
Onderwerp: Indonesia geschiedenis
Datum: 25 juli 2013
“40 Years of Silence: An Indonesian Tragedy”
https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=DLKC2WarNzM
Penjelasan:
Dalam satu pembunuhan massal di abad ke-20, perkiraan 500.000 sampai 1.000.000 orang tewas secara sistematis dan sembunyi di dalam tahun 1965 ketika Jenderal Soeharto mulai 'membersihkan' orang-orang yang dicurigai ' komunis ' di indonesia lewat seri peristiwa-peristiwa compleks dan dipermasalahkan di mana dia akhirnya mengambil kekuasan dan menjadi Presiden.
40 Years of Silence: An Indonesian Tragedy
Mengikuti keterangan menarik dari empat individu dan keluarga mereka yang tinggal di Jawa Tengah dan Bali, dua daerah terpengaruh berat oleh pembersihan tersebut.
Mereka membongkar kebungkaman dengan sebuah gambaran intim tentang bagaimana rasanya menjadi orang yang selamat setelah pembunuhan massal, selama Orde Baru dan rezimnya Suharto. Melalui kisah-kisah mereka, penonton mulai mengerti potensi untuk rehabilitasi dan rekonsiliasi di indonesia dalam jaman sekarang, dengan konteks sejarah yang rumit dan bermasalah ini. 24 Juli 2013.
Demikian kiriman dari K.Djie yang bisa dilihat di mailist Gelora45 hari ini.
* * *
Kalangan sejarawan dan penulis mancanegara tidak kurang akif dalam penelitian dan penulisan sekitar “Peristiwa 1965”. Mereka-mereka terdiri a.l dari Prof Dr John Roosa dan film-maker Joshua Oppenheimer dengan film dokumenter yang terkenal “The Art of Killing” dimana para pelaku, para algojo sendiri yang tampil memberikan kesaksian . .
* * *
Pengetahuan umum tentang apa yang terjadi, sbb: “Peristiwa 1965” adalah Suatu Peristiwa yang ditandai, diawali, oleh suatu usaha kudeta yang gagal yang dilakukan sejumlah militer, yang terdiri dari AD, AURI, Al dan Polisi. Mereka menamakan dirinya “Gerakan 30 September”. Sasaran utama gerakan tsb, menurut pernyataannya sendiri, -- adalah seuatu “Dewan Jendral”. Yang berrencana hendak melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno .
Gerakan 30 September dinyatakan sebagai suatu “peristiwa intern Angkatan Darat”.
* * *
Versi sejarah tsb diatas adalah salah satu versi, dari begitu banyak versi atau tuturan peristiwa sekitar apa yang terjadi dalam “Peristiwa 1965”.
* * *
Versi lainnya, adalah versi resmi rezim Orde Baru yang dianggap paling benar, yaitu yang berkisah sbb:
“Gerakan 30 September” adalah suatu usaha kudeta PKI merebut kekuasaan pemerintahan dan negara Republik Indonesia. Terhadap 6 jendral dan seorang perwira menengah ABRI yang dibunuh oleh G30S, dilakukan pengeniayaan kejam dan biadab oleh anggota-anggota Gerwani/PKI.
Rincian dari versi ini bisa disaksikan di film “Pengkhianatan G30S PKI”; dan di lukisan sejarah dalam relief yang terdapat di monumen nasional MONAS, Jakarta; serta di monumen “Kesaktian Pancasila” di Lubang Buaya. Film “Pengkianatan G30S/PKI” dibuat pemerintah rezim Orde Baru dan diwajibkan diputar dan dilihat setiap murid sekolah pada menjelang 1 Oktober selama berkuasanya rezim Orba.
* * *
Mengenai reaksi Jendral Suharto terhadap film tsb, diberitakan oleh Tempo, 29 September 2012, a.l sbb:
Presiden Soeharto mengomentari film itu usai menyaksikannya pada Januari 1984.
“Banyak yang belum diceritakan,” ujar Soeharto dalam artikel Pengkhianatan Bersejarah dan Berdarah di majalah Tempo edisi 7 April 1984. “Karena itu, akan dibuat satu film lagi kelak."
Film Pengkhianatan G30S/PKI disutradarai Arifin C. Noer. dianggap sebagai propaganda rezim Orde Baru terkait gerakan pada 30 September 1965. Peristiwa itu berbuntut tumbangnya Soekarno yang digantikan rezim Soeharto. Dalam Pengkhianatan G30S/PKI, terdapat tiga tokoh sentral yang menjadi sorotan: Presiden Soekarno, Mayor Jenderal Soeharto, dan gembong PKI DN Aidit. Demikian artikel Tempo, ttg 29 Sept 2012.
* * *
Pasukan Kostrad di bawah komando Jendral Suharto berhasil menghancurkan kekuatan militer G30S. Menuding PKI
adalah dalang “G30S” serta adanya indikasi "keterlibatan" Presiden Sukarno dalam “G30S” . Bahkan sebagai dalang yang terselubung.
Pada waktu yang bersamaan fihak militer dan sementara parpol dan tokoh elit dari kalangan nasionalis maupun religius, memulai kampanye penghancuran dan pemusnahan PKI secara fisik serta penggulingan Presiden Sukarno. Diawali dengan menyebar fitnah serta kebohongan bahwa para jendral yang dibunuh di Lubang Buaya itu, oleh beberapa anggota Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia, dianaiaya terlebih dahulu. Kemaluannya di sayat-sayat dan matanya dicongkel. Tim forensik AD resmi membantah klaim kalangan tentara bahwa para perwira yang dibunuh telah dipotong kemaluannya dan dicongkel matanya.
* * *
Kampanye fitnah dan bohong fihak militer tsb, difokuskan pada Gerwani sebagai gerakan wanita PKI yang kejam, a-moral, dan sangat biadab. Dengan demikian memberikan "legitim" untuk menghancurkan dan melakukan kampanye pembantaian masal terhadap anggota-anggota PKI, diduga PKI dan para pendukung Presiden Sukarno.
* * *
Masyarakat Indonesia dan mancanegara menuntut dan melakukan usaha terus menerus -- untuk berangsur-angsur menguak selubung fitnah dan dusta yang menutupi “Peristiwa 1965”. Menganggap sebagai misi sejarah mereka untuk meneliti, mencari dan menemukan kebenaran sekitar perisitiwa tsb, tragedi yang telah menimbulkan korban dibantainya antara 500.000 sampai 3 juta warga tak bersalah. Dimana terlibat langsung aparat keamanan negara, sebagai dalang dan pelakunya.
Di satu fihak dilakukan usaha mencari kebenran dan keadilan. Dilain fihak mendesak pemerintah Indonesia yang sekarang, agar melakukan tuntutan pengadilan terhadap para pelaku pelanggaran HAM terbesar dalam sejarah Indonesia. Selanjutnya merehabilitasi nama baik dan hak-hak politik dan warga bagi korban dan keluarga mereka yang masih hidup dalam suasana trauma, terhina dan terdiskriminasi sebagai “orang bermasalah”.
* * *
Menyaksikan film “youtube” yang diforwadkan oleh sahabat K. Djie, memberikan kita tambahan wacana dan input sekitar “Perisiwa 1965”. Dengan demikian merupakan bagian dari usaha untuk
BELAJAR SEJARAH . . . . .
Untuk ENGENAL IDENTITAS BANGSA SENDIRI!
* * *
Lampiran:
25 juli 2013
https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=DLKC2WarNzM
<Film berdurasi 1 jam 27 menit
|
|
|
| |
FULL MOVIE, with Indonesian Subtitles
PePe
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) |
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment