Advertising

Saturday, 16 January 2010

[wanita-muslimah] HMNA & TAQIYAH Re: Ahmadiyah pro : pak HMNA dan pak ALEX mohon komentar

 

Assalamu'alaikum,

Karena beberapa kali misionaris HMNA ini menebar tuduhan taqiyah kepada kalangan Ahmadiyah yang diasumsikannya memiliki "syahadat ketiga dalam dua kalimah syahadatain (2 + 1, dua dinyatakan/dipublikasikan, satu dirahasiakan)" - maka pikiran dan aksi tuduhan tanpa bukti itu perlu disandingkan dengan masalah 'telling not the whole truth' di masa lalu, dimana pada waktu itu orang-orang Arab sedang belajar dan diajarkan oleh Nabi SAW tentang ucapan atas kepercayaan/keyakinan.

Riwayatnya sebagai berikut:

Ketika Nabi Muhammad s.a.w. mengutus Usamah bin Zaid sebagai komandan sebuah pasukan ke daerah suku Juhaina. Usamah dan seorang Anshar menjumpai seseorang dari mereka (kaum kafir) dan menyergapnya. Ketika akan dibunuh, orang tersebut berkata: "Laa ilaha illalah" (Tiada Tuhan kecuali Allah), namun tetap saja dibunuhnya orang itu.

Kejadian itu terdengar dan sampai kepada Rasulullah s.a.w., beliau kemudian bertanya kepada Usamah mengapa ia berbuat demikian. Usamah berkata:

"Ya Rasulullah, ia mengucapkan "Laa ilaha illalah" karena untuk memastikan dirinya agar selamat."

Rasulullah s.a.w. bersabda: "Mengapakah engkau tidak membelah hatinya dan membukanya untuk memastikan apakah ia berkata itu karena datang dari lubuk hatinya yang terdalam atau tidak?" (Diringkas dari Bukhari, Kitab al-Maghazi, Bab: Ba'ath al Nabi, Usamah bin Zaid ilal Harqaat min al-Juhaina, hal. 612)

Ini berarti, bagaimanakah Usamah bisa mengetahui apakah orang itu menyatakan beriman kepada Allah karena 'telling not the whole truth' (taqiyah) atau setulus hatinya? Usamah tidak bisa memastikan, sebab keadaan hati tersembunyi dari mata manusia, dan yang mengetahui isi hati hanyalah Allah S.w.t. saja.

Jadi, demikianlah pelajaran berharga dari Nabi s.a.w. untuk misionaris HMNA yang rupanya MASIH BELUM BELAJAR ajaran indah Islam, bahwa manusia/kaum itu dinilai oleh manusia lain/kaum lainnya dari apa yang dikatakannya dan diperbuatnya, bukan atas apa yang ada dalam hatinya.

Salam,
M. A. Suryawan

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrahman@...> wrote:

> ************************************************
> HMNA:
> Karena nama saya tercantum dalam Subject: [wanita-muslimah] Re: Ahmadiyah pro : pak HMNA dan pak ALEX mohon komentar. Jadi saya beri komentar tidak dalam hal berdebat dengan Qadianisme yang pakai TAQIYAH (telling not the whole truth), yaitu syahadat ketiga dalam dua kalimah syahadatain. (2 + 1, dua dinyatakan/dipublikasikan, satu dirahasiakan).
>
> Secara hukum, kekerasan berupa serangan itu bisa disalahkan. Namun secara psikologis, apa yang dilakukan kelompok misionaris Ahmadiyah Qadiyan (Qadianisme) itu harus bisa kita pahami bersama. Agar 'kekerasan pelecehan non-fisik' berupa syahadat (2+1) yang dilancarkan segelintir kelompok misionaris itu tidak terjadi lagi, maka, negara telah turun tangan berupa Surat Keputusan Bersama pada tanggal 9 Juni 2008, oleh Menteri Agama Jaksa Agung Menteri Dalam Negeri tentang Pembekuan Ahmadiyah (Qadiyanisme), antara lain berbunyi:
> Kesatu:
> Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu.
> Kedua:
> Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran Agama Islam yaitu penyebaran faham yang mengakui adanya nabi dengan segala ajarannya setelah Nabi Muhammad SAW.
> dst., dst.
>
> SKB itu adalah tindakan yang adil, sebab ketidak-adilan yang dibangun dalam kasus seperti ini, hanya akan melahirkan 'tirani minoritas' dan akan terus-menerus berulang. Yang lebih berbahaya, dibanding kekerasan fisik, kekerasan non-fisik jauh lebih menyakitkan dan berimplikasi panjang.
>
> Qadianisme tidak akan diusik, jika bersikap seperti Bahaisme yang juga mengakui Allah dan Nabi Muhamaad SAW, namun tidak pakai label Islam. Qadianisme yang memakai label Islam dalam rumus (2+1), mudah menyusup di antara ummat Islam, dan inilah kekerasan non-fisik, menohok Islam dari dalam.
>
> Saya angkat ke atas sini / copy paste kalimat terakhir yang di bawah:
> > > > > > > > Coba saja menyebut diri Agama Akhmadiyah; tak usah pake embel2 ISLAM !
> > > > > > > > Itulah yang diminta golongan yang memojokkan Akhmadiyyah.
> #########################################################################################

__._,_.___
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment