Advertising

Sunday 25 April 2010

[wanita-muslimah] Bahaya Mengafirkan Sesama Muslim menurut Ustadz Hassan Bandung Alm.

 

Ustadz A. Hassan (w 1956) atau lebih dikenal sebagai Hassan Bandung atau Hassan Bangil adalah seorang ulama besar dari PERSIS (Persatuan Islam) organisasi pembaharuan di zaman prakemerdekaan RI di samping Muhammadiyah dan Al-Irsyad. Beliau juga dikenal sebagai sahabat dari tokoh nasional M Natsir yang juga bergiat di organisasi yang sama, serta guru Islam Bung Karno [1]. Walaupun kemudian berbeda pandangan politik, Bung Karno sangat menghormati Ustadz A. Hassan, sebagaimana yang terekam pada Bab "Surat-Surat Islam dari Ende" dalam kumpulan tulisan Bung Karno "Di Bawah Bendera Revolusi".

Beliau meninggalkan dua karya besar, terjemahan Al-Quran yang berjudul Al Furqan (1922) dan buku Soal Jawab. Saya masih sempat membaca keduanya masih dalam ejaan lama (masih menggunakan `oe' untuk mengeja `u'). Kitab Soal Jawab di atas adalah cetakan ulangan dari edisi sebelum kemerdekaan yang merupakan catatan dari Majalah Soal Jawab yang diterbitkan tahun 1931 s.d. 1934.

Organisasi PERSIS sendiri memang hanya berkembang di Jawa Barat dan di Jawa Timur, yakni di Bangil dan sekitarnya serta di Pulau Sapekan di arah Timur Laut Madura. Di blok tempat tinggal saya di kompleks Perumnas Depok Tengah mereka membangun Masjid Ar-Riadh yang tidak terlalu besar tetapi terawat baik. Saya dan orang-orang Minang di blok tersebut umumnya shalat Jumaat dan shalat Subuh berjamaah di sana. Karena itu masjid tersebut banyak yang menyebut "Masjid Muhammadyah" :). Kalau sehat dan tidak hujan saya dulu senang mengikuti kuliah Minggu pagi yang disampaikan mubaligh-mubaligh PERSIS, khususnya Tafsir dan Fikih. Mereka sangat hati-hati dalam menetapkan hukum; hanya bepegang kepada Al-Quran dan Hadis Shahih. Mereka menolak bahkan pendapat Imam Mahzab yang empat kalau menurut penelusuran mereka tidak didukung oleh Al-Quran dan Hadis Shahih. Mereka juga menolak Nasikh-mansukh.

Salah satu yang menarik yang disampaikan oleh Ustadz A. Hassan dalam Buku SOAL – JAWAB tersebut ialah tentang hukum mengkafirkan orang Islam, yang menurut beliau "bukan perkara kecil", di mana beliau antara lain menulis: "Adapun orang Islam yang bersalahan faham di dalam masalah agama, walaupun masalah I'tiqad, itu tadi boleh dikafirkan…..Pendeknya, tidak patut meringankan mulut tentang mengkafirkan seseorang yang bersalahan faham di dalam masalah agama walaupun bagaimanapun besar kesalahan itu." (hal 383).

Dan dilanjutkannya di alinea lain di halaman yang sama: "Oleh sebab itu orang yang kita pandang salah itu cukuplah disalahkan saja, itupun kalau sudah cukup quat alasan kita…..Janganlah sekali-kali berani mengkafirkan, karena bahayanya terlalu besar."

Lalu beliau mengutip tiga sabda Nabi. Saya cuplikan salah satu saja.

"Barang siapa mengkafirkan seorang atau ia panggil `Hai musuh Allah!' padahal tidak ia begitu, melainkan kembalilah (panggilannya) itu kepadanya sendiri" (H.S.R Muslim).

Sekian, semoga bermanfaat

Wassalam, Darwin Bahar

Catatan: [1] Bung Karno tidak terlahir sebagai muslim. Ayahanda beliau penganut Teosofi sebuah aliran yang memercayai inkrnasi, sedangkan ibunda beliau perempuan Bali penganut agama Hindu. Ketertarikan beliau kepada Islam sepertinya berawal sejak kos di rumah HOS Tjokroaminoto (CMIIW) dan "resmi" menjadi muslim setelah menikahi putri HOS Oetari yang kemudian diceraikannya. BK kemudian menikah dengan Ibu Inggit dan setelah itu menikahi Ibu Fatmawati putri konsul Muhammadyah di Bengkulu sewaktu beliau dibuang Pemerintah kolonial Belanda di sana. Dugaan saya, ketertarikan BK kepada gerakan Muhammadyah dimulai di sana. Bahkan setelah BK memerintah secara otoriter dan menjebloskan banyak tokoh-tokoh Islam ke penjara tanpa melalui proses peradilan atas hasutan PKI, beliau lantang mengatakan bahwa beliau adalah "orang Muhammadyah". Sangat mungkin ke-muhammadyah BK itulah yang menyebabkan beliau tidak memenuhi tuntutan PKI dan organisasi mantelnya CGMI untuk membubarkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ke-muhammadyahnya kembali dinyatakan BK dalam amanatnya, kalau beliau wafat agar dimakamkan di Bogor dan jenazahnya ditutup dengan bendera Merah Putih dan bendera Muhammadyah. Kita tahu, ketika Presiden RI pertama itu wafat, seluruh amanat itu tidak dilaksanakan oleh Pak Harto penguasa ketika itu yang notabene juga pernah mengaku "orang Muhammadyah".

Wallahu a'lam.

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment