Advertising

Wednesday, 28 April 2010

[wanita-muslimah] Amaliyah Gus Dur

Amaliyah Gus Dur

28 April 2010 12:14:07

Oleh: Dr. KH. A. Mustofa Bisri

Memperingati 100 hari wafat Gus Dur. Duduk di depan makam Gus Dur (KH.
Abdurrahman Wahid) dan tokoh-tokoh Tebuireng, Kiai sepuh kharismatik, KH.
Maemoen Zubair yang malam itu hadir bersama nyai dalam acara 40 hari wafat
Gus Dur di Tebuireng, sempat bertanya –seolah-olah kepada diri—mengenai
fenomena presiden keempat itu.

Pertanyaan yang juga mengusik pikiran saya dan mungkin banyak orang yang
lain. Amaliah Gus Dur apa kira-kira yang membuat cucu Hadhratussyeikh KHM.
Hasyim Asy'ari dan KH. Bisri Sansuri itu dihargai dan dihormati orang
sedemikian rupa setelah kemangkatannya. Penghormatan yang belum pernah
terjadi pada orang lain, termasuk presiden maupun kiai.

Pers dunia tidak hanya memberitakan kewafatannya, tapi menulis tentang diri
Gus Dur. Di saat pemakaman, keluarga ; masyarakat; dan pemerintah; seperti
'berebut' merasa paling berhak menghormatinya. Dan ternyata pemakaman Kiai
Bangsa ini bukanlah penghormatan terakhir. Rombongan demi rombongan dari
berbagai pelosok tanah air, setiap hari berdatangan di makamnya. Bahkan
banyak peziarah yang memerlukan datang dari luar negeri. Mereka semua datang
dengan tulus menangisi dan mendoakannya. Sebagian malah ada yang memohon
maaf kepada Gus Dur atas kesalahannya; termasuk seorang ibu yang menangis
memohon maaf karena tahun 2004 tidak memilih PKB.


Di samping acara-acara doa bersama untuk Gus Dur, berbagai acara untuk
mengenang dan menghormati almarhum diselenggarakan dimana-mana. Ada yang
bersifat ritual keagamaan; ada yang dikemas dalam bentuk pengajian umum,
saresehan, kesenian, dlsb. Acara-acara itu tidak hanya diselenggarakan oleh
kalangan Pesantren, Nahdliyin, kaum muslimin; tapi juga oleh kalangan
agama-agama dan etnis lain. Dalam rangka peringatan 40 hari wafatnya, di
mana-mana pun orang menyelenggarakan acara khusus. Tidak hanya di Tebuireng
dan Ciganjur Saya sendiri dapat sembilan undangan dalam rangka yang sama.


Saya mendatangi undangan Gus Sholahuddin Wahid dan keluarga Bani Wahid di
Tebuireng. Menyaksikan ribuan warga masyarakat yang mulai pagi hari sudah
berdatangan menuju komplek Pesantren dimana terletak makam Gus Dur. Rahmat
Allah berupa hujan, mengguyur Tebuireng dan sekitarnya. Saya menyaksikan
sekian banyak orang ber-basah-basah berjalan dari tempat-tempat kendaraan
mereka di parkir –yang jaraknya berkisar antara 3 sampai 5 km—menuju ke
makam. Saya menyaksikan di samping tempat-tempat parkiran, tukang-tukang
ojek dadakan, juga warung-warung baru. Semuanya itu tentu untuk melayani
para peziarah.


Dan malam itu, ribuan umat duduk khidmat di sekitar makam untuk berdzikir
dan berdoa. Renyai hujan seolah-olah ikut mengamini doa mereka. Saya
mendengar kabar, hal yang kurang lebih sama juga terjadi di Ciganjur.


Kembali ke pertanyaan Kiai Maemoen di atas. Ketika Gus Dur ke rumah saya di
Rembang, seminggu sebelum wafat, beliau ada menceritakan mimpi saudaranya.
Mimpi, yang menurut saudaranya itu, aneh dan ingin ditolaknya. Saudaranya
itu bermimpi berada dalam jamaah salat. Termasuk yang ikut menjadi makmum
adalah Hadhratussyeikh KHM. Hasyim Asy'ari dan yang menjadi imam … Gus Dur.
Barangkali untuk menghilangkan kekecewaan saudaranya yang tampak kurang
senang Mbah Hasyim kok makmun Gus Dur meski hanya dalam mimpi, Gus Dur pun
berkata menafsiri mimpinya itu: "Ya kalau soal akhlak dan agama, imamnya
memang harus Hadhratussyeikh; tapi kalau soal politik, imamnya ya saya."


Tapi tentu saja bukan karena 'politik'nya, Gus Dur mendapat penghargaan dan
penghormatan yang begitu fenomenal dari umat. Apalagi pada saat dunia
politik cemar dan memuakkan seperti sekarang ini. Lalu, apakah karena
'amaliyah pluraliyah'-nya? Tentu bukan juga. Sebab kalau karena ini,
bagaimana kita menjelaskan tentang banyaknya kiai yang juga merasa sangat
kehilangan dengan wafatnya Gus Dur dan dengan tulus mendoakannya, padahal
mereka tidak paham atau tidak setuju pluralisme?


Ataukah fenomena itu hanya sekedar pengejawentahan dari rasa kesal
masyarakat terhadap umumnya pemimpin yang masih hidup, yang tidak jujur
(lain di mulut, lain di perbutan), dan tidak konsisten memikirkan dan
berpihak kepada rakyat?


Menurut saya sendiri; Gus Dur dihargai dan dicintai beragam orang, karena
Gus Dur menghargai keberagaman dan mencintai beragam orang. Gus Dur
dihormati orang secara tulus, karena Gus Dur tulus menghormati orang. Gus
Dur bersemayam di hati orang banyak, karena orang banyak selalu berada di
hati Gus Dur. Gus Dur, setahu saya, sering dan banyak berbeda dengan orang,
tapi tidak pernah benci kepada mereka yang berbeda, bahkan kepada yang
membencinya sekalipin. Gus Dur tidak hanya mengenal persaudaraan kepartaian;
persaudaraan ke-NU-an; persaudaraan keIslaman; persaudaraan keseimanan;
persaudaraan keIndonesiaan; tapi lebih dari itu juga persaudaraan
kemanusiaan. Dan itu amaliyah. Bukan sekedar ucapan. Wallahu alam.

KH. Dr. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar
Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment