Advertising

Sunday 4 July 2010

Parta2i Politik yang Berdasar Marxisme <= Re: mesttinya ranggas <= Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota

 

"Abdul Muiz" wrote:
Biarlah yang muda berpikir kritis dan logis bahwa yang namanya ide atau faham pasti ada irisan positifnya dengan faham lain. Biarlah generasi mudah belajar sendiri memilah dan memilih mengembangkan nalarnya apalagi sudah memiliki aqidah yang kuat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
########################################################################
HMNA:
Supaya anak muda dapat bernalar harus pula disuguhkan kepada mereka bahan-bahn untuk dapat berpikir kritis. Bahan-bahan itu antara lain marxisme, trik-trik neo-marxisme dan aqidah. Dan yang perlu diwaspadai, ialah tidak semua bahkan kebanyakan generasi muda kontemporer terbius oleh narkoba "hura-hura".
************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
341. Partai-Partai Politik yang Berdasar Marxisme yang Pernah Ada di Republik Indonesia

Seri 338 tgl. 6 September 1998 yang berjudul: Bingkai Reformasi mendapat tanggapan melalui deringan-deringan telepon. Ini sehubungan dengan penggalan tulisan seperti berikut:
"Reformasi bukanlah revolusi. Reformasi tidaklah menebas secara penuh serta membuang sama sekali semua nilai, produk zaman yang silam. Reformasi ialah meneruskan yang baik, meluruskan yang menyimpang, memperbaiki yang salah, menambah yang kurang dan membuang yang lebih dalam bingkai nilai yang telah disepakati secara nasional."

Yang ditanggapi ialah meneruskan yang baik dari produk zaman yang silam. Mereka bertanya, yang manakah yang baik yang harus diteruskan dari Orde Baru. Sedianya Seri ini bernomor-urut 339, untuk menjawab tanggapan deringan itu. Namun sengaja ditunda dua nomor dengan pertimbangan tanggal 27 September 1998 hari ini lebih dekat ke hari pemberontakan Gerakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia, 33 tahun yang lalu. Ada baiknya generasi muda sekarang ini diberikan informasi tentang partai-partai politik yang seasas dengan PKI, yang mungkin kurang diketahui oleh generasi muda kita itu tentang partai-partai politik yang berdasar Marxisme yang pernah hidup dalam negara Republik Indonesia.

Kembali kepada deringan telepon tadi, saya jawab dengan ayat yang telah saya kutip dalam Seri 338: WLA YRJMNAKM SYNAN QWMN 'ALY ALA T'ADLWA A'ADLWA HW AQRB LLTQWY (S. Al MAaDT, 8), dibaca: wala- yarjimannakum syana.a-nu qawmin 'ala- allaa- ta'dilu- i-dilu- huwa aqrabu littaqwa- (s. alma-idah), artinya: Janganlah karena kebencianmu atas suatu golongan sehingga kamu tidak berlaku adil, berlaku adillah karena keadilan itu lebih dekat kepada ketaqwaan (5:8).

Janganlah karena ketidak senangan kepada Orde Baru membuat orang tidak berlaku adil. Jangan sampai kebaikan seseorang ditutupi oleh rasa benci. Kalau kita mau adil, haruslah dengan jujur mengakui bahwa ada jasa Pak Harto bersama-sama dengan masyarakat yang anti komunis menyelamatkan Republik Indonesia dari cengkeraman komunisme. Inilah yang dimaksud dengan meneruskan yang baik dari produk zaman yang silam. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Anti komunis, itulah gading Soeharto, KKN itulah belang Soeharto. Itu baru namanya adil, menimbang sama rata, menimbun sama tinggi, menggali sama dalam, menempatkan sesuatu pada tempatnya, mengeluarkan sesuatu dari yang bukan tempatnya.

Ketetapan MPR mengenai Marxisme dilarang di Indonesia harus tetap dipertahankan oleh bangsa Indonesia, oleh karena Das Kapitalnya Karl Marx walaupun memang mengenai ekonomi, akan tetapi berlandaskan atas filsafat historische materialisme, teori pertentangan kelas yang dialektis, radikalisme, dan sikap atheis yang memandang agama itu candu bagi rakyat. (Insya-Allah akan dikuliti nanti Marxisme dalam kolom ini). Maka perlu sekali Orde Reformasi menolak sekeras-kerasnya unjuk-rasa yang menyamaratakan untuk membebaskan semua napol, yang tidak memilah mana napol yang komunis, mana napol uang bukan komunis.

Berikut ini partai-partai politik yang berdasarkan Marxisme:

Partai Komunis Indonesia periode I, dipimpin oleh Muso, dihancurkan oleh Divisi Siliwangi setelah pemberontakan Madiun 1948. Pusatnya di Moscow ibu kota Uni Sovyet. Disebut Marxisme Leninisme, karena diterapkan oleh Lenin. Menerima Marxisme sebagai dogma.

Partai Komunis Indonesia periode II, dipimpin oleh Aidid, dihancurkan setelah pemberontakan Gerakan 30 September 1965. Pusatnya di Peking (sekarang dieja Beijing), ibu kota Republik Rakyat Cina. Disebut Marxisme Maoisme, karena diterapkan oleh Mao Tse Tung (sekarang dieja Mao Tse Dong). Menerima Marxisme sebagai dogma.

Partai Murba didirikan oleh Tan Malaka. Pernah memberontak dipimpin oleh Chairul Saleh, yang dikenal sebagai gerombolan pengacau Merapi-Merbabu komplex. Disebut Marxisme Trotzkisme, karena diterapkan oleh Trotzky. Juga menerima Marxisme sebagai dogma. Berbeda dengan Marxisme Leninisme dan Marxisme Maoisme yang menempuh gerakan terpusat secara internasional, maka Marxisme Trotzkisme bersifat gerakan nasional, artinya tidak perlu terpusat secara internasional.

Partai Sosialis Indonesia (PSI). Menerima Marxisme sebagai ajaran (leer) bukan sebagai dogma. Mereka lebih suka dengan istilah wetenschappelijke socialisme, sosialisme ilmiyah. Walaupun sama-sama Marxisme, PSI ini berbeda dengan PKI, bahkan mereka bermusuhan dalam kancah politik. PSI menghendaki tujuan partai harus dicapai secara parlementer melalui Pemilu, sedangkan PKI dengan jalan revolusi apabila secara parlementer tidak tercapai. Dalam lapangan politik PSI yang walaupun dasar dan tujuannya berbeda dengan Masyumi, namun karena cara kedua partai itu untuk mencapai tujuan sama, yaitu secara parlementer melalui Pemilu, maka PSI berjinak-jinakan dengan Masyumi, bahkan pernah bersama-sama duduk dalam kabinet pemerintahan. Karena kurang mendapat suara dalam Pemilu tahun 1955 mereka Para pemimpin PSI mengejek dirinya sendiri dengan: Wij zijn officieren zonder soldaten (kami ini perwira tanpa prajurit), tetapi mereka juga mengejek NU yang mendapat banyak suara di Jatim dengan: Zij zijn soldaten zonder officieren (mereka itu para prajurit tanpa perwira). Para pemimpin PSI bangga karena mereka umumnya kaum terpelajar jebolan barat. Itulah sebabnya gerangan setelah Soeharto mendirikan Orde Baru, maka secara individual dari tokoh-tokoh PSI inilah, yang umumnya bermadzhab Berkeley, yang diterima oleh Soeharto konsep strategi pembangunannya, yang berat ke atas, menumpuk pada konglomerasi perusahaan dan industri padat modal, sehingga membuahkan buah pahit, yaitu KKN, perekonomian keropos ke bawah, yang akhirnya bermuara pada serba krisis yang kita alami sekarang ini.

Sebagai tambahan informasi, setelah Bung Karno banting stir ke kiri, Partai Nasional Indonesia pecah dua menjadi PNI-Asu dan PNI-Osa Usep, maka Marhaenisme ajaran Bung Karno diplesetkan menjadi kependekan dari 3 nama orang pencetus dasar filsafat yang menjadi landasan komunisme yaitu Marx-Haegel-Engels. Ini untuk mengejek PNI-Asu yang bermesraan dengan PKI. Asu adalah kependekan dari nama 2 orang yaitu Ali Sastro Amidjojo dan Surachman. PNI yang dipimpin oleh Osa Maliki dan Usep yang anti komunis menyelamatkan PNI dari pengaruh komunisme. Tragedi pecah dua itu berulang kembali pada partai anak dari PNI ini, yaitu PDI(*). WaLla-hu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 27 September 1998.
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/1998/09/341-partai-partai-politik-yang-berdasar.html
----------------------------------
(*)
update:
PDI pecah lagi menjadi PDI dan PDIP. PDI ditelan oleh Pemilu, hingga sekarang tidak exist lagi. PDIP disusupi sekarang oleh neo-marxisme dari kelompok Budiman Sudjatmiko, yang orang tuanya Muslim taat di Bogor. Budiman Sudjatmiko tatkala "diserap" oleh PDIP adalah Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD). Budiman Sudjatmiko dan Faisal Reza, yang kemanakan Tosari Wijaya, menjadi Sekjen PRD, merupakan reklame yang baik sekali untuk memikat para remaja dan mahasiswa Muslim dengan slogan palsu: "Seorang marxist dapat saja menjadi Muslim yang baik." Jadi tidak heran kalau sejenis Ribka Tjiptaning Proletariati, yang penulis buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI" adalah anggota PDIP.

##################################################################

----- Original Message -----
From: "Abdul Muiz" <muizof@yahoo.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Sunday, July 04, 2010 20:42
Subject: Re: mesttinya ranggas <= Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar Patung Naga di Kota

mbak Mia bisa aja :) ngeles vs konsisten.

menurut hemat saya :

1). Apakah pertemuan itu memang pertemuan pengembangan komunis? ya belum tentu, memang benar bahwa yang diajak bertemu adalah anggota keluarga ex PKI, kita harus jujur dan tidak ada salahnya berbaik sangka, bahwa mereka selama ini diperlakukan lalim oleh pemerintah, dimarginalkan secara sistemik oleh negara, sudah saatnya untuk menghentikan sikap tidak adil ini. Saya masih ingat, saat testing masuk PNS atau Pegawai BUMN pada era orde baru dulu selalu ada yang namanya screening test (bersih lingkungan) kalau Calon pelamar mengaku ada anggota keluarganya terlibat langsung atau tidak langsung dengan OT (organisasi terlarang tidak cuma PKI tetapi juga Masyumi) maka dapat dipastikan tidak akan lulus. Ini jelas tidak fair jauh dari adil sebagaimana seruan Qur'an. Orang yang bersalah (PKI) tidak boleh ditanggung oleh anak cucunya yang lahirnya saja setelah peristiwa PKI. Ini jelas pelanggaran HAM yang amat jelas. Bahwa soal marxism memang meninggalkan phobi
pada kalangan tua, tetapi apa ya seharusnya kalangan muda dipaksa mewarisi generasi tua yang memang memiliki pengalaman berbeda. Biarlah yang muda berpikir kritis dan logis bahwa yang namanya ide atau faham pasti ada irisan positifnya dengan faham lain. Biarlah generasi mudah belajar sendiri memilah dan memilih mengembangkan nalarnya apalagi sudah memiliki aqidah yang kuat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kecuali generasi muda ini dianggap domba yang tersesat. Jadi menurut saya terlalu dini mengangap pertemuan Riebka dan Rieke (anggota DPR) dengan anggota ex keluarga PKI di Banyuwangi merupakan pengembangan marxism. Sudah saatnya Pemerintah bersikap adil dengan mengembalikan hak warga negaranya sendiri yang terampas, diperlakukan lalim.

2). Bandingkan dengan maklumat terang2an dari beberapa pihak, HTI yang
ingin mendirikan khalifah islam, FPI , PKS dll yang ingin menerapkan
syariat Islam. Syariat islam itu adalah mencerahkan dan membebaskan, bukan membelenggu seperti ide yang diusung oleh HTI (nah di WM ini saya kira banyak teman-teman kita yang menjadi simpatisan HTI dan PKS, semoga ada sharing yang bermanfaat). Islam menurut saya adalah jalan hidup yang menjadi basis moral dalam berperilaku, kalau hanya mengutamakan kulit maka akan terjebak yang namanya politisasi, yakni akan terjadi kecenderungan agama akan dijual dengan harga yang sedikit. Kalau ide khalifah ala HTI diterapkan maka bubarlah NKRI, padahal founding father sudah meletakkan konsensus final bahwa Indonesia adalah NKRI dengan dasar negara Pancasila. Nah kalau PKS berjuang dalam wadah NKRI tunduk secara konstitusi adalah sah-sah saja mengusung ide-ide apapun, toh bukan untuk membubarkan NKRI, kalau ada ide-ide yang bolong dan kurang pas dari mereka tinggal diteriaki atau disoraki ramai-ramai, toh PKS sekarang bermetamorfosa menuju partai terbuka.

3). Tindakan FPI bukan hanya melanggar keamanan, tapi sekaligus juga melanggar agama, anti amar makruf nahyi munkar. Ya, saya setuju penilaian seperti ini mbak Mia. Media amar makruf nahi mungkar itu banyak, tidak hanya menjadi parlemen jalanan yang bawa pentungan dan main pukul sambil teriak takbir segala. Ada dakwah dengan media buku, contoh keteladanan perilaku akhlaq mulia, ceramah yang isinya menyejukkan, optimalisasi media massa, jurnal ilmiyah, kampanye damai tanpa merusak, membuat film islami, dll media dakwah tentu masih banyak yang belum dioptimalkan.

yang no 4 biar mbak Mia saja yang mengulas.

Wassalam
Abdul Mu'iz

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment