Advertising

Thursday 29 July 2010

[wanita-muslimah] berkaitan dengan FPI

 


Habib Rizieq Syihab: Ada Empat Kelompok yang Berkonspirasi Ingin Membubarkan
FPI

Wawancara dengan Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq
Syihab Seputar Konspirasi Jahat Pembubaran FPI

Sebagai salah satu kekuatan massa umat Islam Indonesia, Front Pembela Islam
(FPI) yang beranggotakan 7 juta orang dianggap paling berbahaya bagi
musuh-musuh Islam. Pasalnya, FPI dinilai paling keras dalam memberantas
kemaksiyatan sebagai wujud dari pelaksanan amar makruf nahi mungkar di
Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika mereka bersatu dan melakukan
konspirasi dengan menghalalkan segala cara untuk membubarkan FPI.

Sejak tahun 2006, FPI berusaha diadu domba dan difitnah, agar pemerintah
memiliki dalih untuk membubarkan FPI. FPI berusaha dibenturkan dengan Banser
dan terakhir dengan Satgas PDIP. Namun perilaku jahat kelompok Liberalis itu
selalu mengalami kegagalan. Terakhir pada peristiwa Banyuwangi (24/6) lalu,
dimana FPI difitnah akan membubarkan sosialisasi kesehatan yang dilakukan
tiga anggota DPR RI.

Berikut ini wawancara dengan Ketua Umum DPP FPI, Habib Rizieq Syihab,
seputar konspirasi jahat untuk membubarkan FPI. Jika sampai berhasil, maka
akan menjadi langkah awal untuk membubarkan ormas-ormas Islam di Indonesia
yang dinilai keras menentang kezholiman dan ketidakadilan.

Apakah ada konspirasi untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI) pasca
peristiwa Banyuwangi atau sebelumnya?

Sebetulnya konspirasi sejumlah pihak untuk pembubaran FPI sudah berlangsung
sejak lama. Kita juga sudah mengidentifikasi pihak-pihak yang melakukan
konspirasi untuk membubarkan FPI.

Pertama, kelompok mafia, yang memang selama ini FPI dianggap sebagai momok
yang sangat menakutkan sekaligus menganggu bisnis haram mereka. Adapun yang
saya maksud mafia disini, apakah mereka yang terlibat dalam sindikat
narkoba, film-film porno, perjudian, pelacuran dan sebagainya. Ini semua
sudah menjadi sindikat dan bukan kejahatan biasa, sementara FPI sejak lahir
sangat concern dalam persoalan tersebut. FPI banyak mengungkap, menguak
bahkan memejahijaukan mereka sehingga sudah jelas mana kelompok mafia ini
menjadikan FPI sebagai musuh. Mereka mempunyai kepentingan untuk membubarkan
FPI.

Kedua, yang masuk dalam konspirasi adalah kelompok liberal. Karena mereka
melihat FPI secara fulgar melakukan konfrontasi terhadap gerakan-gerakan
kaum liberal. Artinya FPI tidak lagi sembunyi-sembunyi bahkan perang
pemikiran maupun perang di lapangan sekalipun. Karena kalau kita lihat
peristiwa perjuangan RUU Pornografi dan Pornoaksi, bagaimana kelompok
liberal memanfaatkan preman-preman untuk menyerang posko FPI di berbagai
daerah. Jadi artinya mulai perang pemikiran sampai perang otot. Belakangan
kita lihat banyak usaha kaum liberal yang kandas, apakah itu judicial review
UU Pornografi, UU Penistaan Agama. Termasuk juga upaya mereka memanfaatkan
Gus Dur untuk membatalkan TAP MPRS No XXV/MPRS/ 1966 soal PKI, tetapi kan
usaha mereka kandas. Sebetulnya kandasnya mereka bukan hanya karena
perjuangan FPI, tetapi semua ormas Islam. Cuma karena FPI dianggap terlalu
fulgar, mungkin lebih meninjau atau mungkin konfrontasinya lebih terbuka,
sehingga mereka melihat FPI sebagai musuh utama. Jadi kelompok liberal ini
masuk dalam konspirasi tersebut.

Ketiga, kelompok Kristen radikal. Radikalisme ada di semua kelompok.
Kelompok Kristen radikal mempunyai catatan tersendiri terhadap laskar-laskar
Islam, mulai dari peristiwa Ambon hingga Poso. Dimana salah satu diantaranya
adalah FPI. Ditambah lagi gerakan Kristen radikal ini yang mencoba
mendirikan gereja-gereja liar di berbagai tempat. Jadi bukan geraja resmi
yang mempunyai ijin resmi dan sesuai dengan peruntukannya, no problem.
Markas FPI di Petamburan Jakarta Pusat ini sekitarnya ada 5 gereja,
hubungannya dengan FPI saat ini baik-baik saja. Bahkan para pendetanya suka
sowan kemari dan kita diskusi, no problem. Kenapa, karena gereja-gereja ini
resmi punya ijin dan sesuai dengan peruntukannya. Sementara kalau ruko jadi
gereja, kan lain cerita. Berarti peruntukannya untuk rumah tinggal dan toko,
kok tiba-tiba berubah jadi gereja.

Sebetulnya penutupan gereja-gereja liar ini merupakan gerakan masyarakat,
tetapi lagi-lagi FPI yang dituduh. Mungkin dalam gerakan tersebut ada warga
FPI yang ikut bersama masyarakat. FPI kan sekarang dimana-mana ada, warganya
juga dimana-mana ada. Tidak selalu perbuatan mereka mengatasnamakan
organisasi FPI. Ada kalanya mereka bergerak atas nama organisasi tetapi ada
kalanya atas nama masyarakat, jadi mereka tidak sendiri. Kalau mereka
bersama masyarakat setempat, jangan salahkan FPI. Tetapi walau bagaimanapun
juga, keterlibatan warga yang berafiliasi kepada FPI ini akhirnya membuat
FPI terseret juga, Sehingga bagi kelompok Kristen radikal, FPI menjadi musuh
utamanya. Jadi ada kelompok mafia yang merasa bisnis haramnya terganggu, ada
kelompok liberal yang aqidah sesatnya juga terganggu dan ada kelompok
Kristen radikal yang gerakan Kristenisasinya juga terganggu.

Keempat, adanya konspirasi politik. Kelompok-kelompok politik melihat banyak
kepentingan politik mereka yang terganggu dengan gerakan-gerakan ormas
Islam. Sekarang ada konspirasi, dimana kelompok politik ingin mengoalkan
suatu UU, tiba-tiba UU ini berbenturan dengan Syariat Islam. Secara otomatis
akan berhadapan dengan gerakan Islam dan salah satunya adalah FPI. Mungkin
dimata mereka FPI dilihat terlalu fulgar melakukan konfrontasi, sehingga
dianggap menganggu agenda politik mereka. Jadi konspirasi antara kelompok
mafia, liberal, Kristen radikal dan politik. Mereka bersatu untuk menjadikan
FPI sebagai musuh bersama.

Berarti mereka mencari momentum yang tepat untuk membubarkan FPI?

Akhirnya mereka mencoba mencari momentum untuk pembubaran FPI. Momentum apa
saja yang mereka dapat, apakah momentum peristiwa Depok, dimana ada kontes
waria yang dibubarkan warga yang didalamnya juga ada FPI. Bagaimana dengan
peristiwa Bekasi, dimana ada patung yang dirubuhkan, walaupun sebetulnya
yang merubuhkan patung adalah Walikota Bekasi, bukan FPI atas desakan
masyarakat. Tetapi di media massa yang dituduh kan FPI.

Kenapa peristiwa Banyuwangi dianggap momentum, karena memang lebih dahsyat
daripada Bekasi, Singkawang dan Depok. Persoalannya ada tiga anggota DPR RI
yang katanya sedang melakuan kunjungan kerja. Artinya, kalau melibatkan
anggota DPR RI berarti bersingungan dengan lembaga tinggi negara. Ini
berarti bisa dikatakan subversib kalau membubarkan acara negara. Meraka
lihat ini momentum penting untuk dibenturkan dengan berita FPI telah
membubarkan kunjungan kerja anggota DPR RI dan FPI mengusir anggota DPR RI.

Peristiwa Banyuwangi mereka jadikan momentum untuk membubarkan FPI. Cuma
mereka kecelek, mereka salah fakta, karena ternyata di Banyuwangi,
subhanallah nasrullah. Tepatnya pada 25 April 2010 lalu, DPW FPI Banyuwangi
dibekukan karena ada konflik internal diantara mereka yang terkait Pilkada.
Kemudian sikap politik dari para pengurus FPI berbeda, yang membuat mereka
ada sedikit konflik. Kemudian kita tugaskan Sekjen FPI untuk
menyelesaikannya dan akhirnya disepakati supaya tidak ada fihak yang
dimenangkan dan dikalahkan, maka dibekukan dulu. Berarti, kalau sudah
dibekukan tidak boleh ada pergerakan apapun atas nama FPI. Tahu-tahu mereka
mengkaitkannya dengan FPI, kan salah fakta dan mereka kecelek. Pada
peristiwa ini kan tidak ada yang memakai seragam FPI. Jadi kesimpulannya,
mereka salah fakta. Mereka sudah ramai-ramai ingin membubarkan FPI, ternyata
salah fakta.

Begitu Munarman, Ustad Awit dan Ustad Khathath tampil di televisi, dengan
debat terbuka dan kita ungkapkan fakta-faktanya, akhirnya mereka malu
sendiri. Karena mereka malu, maka mereka lari ke berbagai peristiwa
sebelumnya seperti insiden Monas. Sekarang semua film yang ditayangkan Metro
TV, RCTI atau televisi swasta lainnya, itu peristiwa yang sudah diadili,
sudah divonis dan pelakunya sudah dipenjara, artinya sudah inkracht dan
sudah selesai. Tidak ada satu persoalan hukum yang diadili sampai dua kali.
Kalau persoalan hukumnya telah selesai, kok televisi mengadili lagi.
Pengadilan saja tidak berhak untuk mengadili lagi, apalagi televise. Jadi
kesimpulannya, mereka kecelek.

Mengapa selama ini media massa terutama televisi dan koran selalu memojokkan
FPI, bagaimana tanggapan Habib?

Kalau media massa memojokkan FPI, memang ada beberapa asumsi. Pertama,
kelompok-kelompok yang memusuhi FPI adalah kelompok beruang seperti kelompok
mafia, liberal, Kristen radikal dan kelompok politik. Meraka bisa dengan
mudah untuk memberi siaran televisi. Jadi ini hanya persoalan duit, siapa
yang bisa bayar itu yang mereka beritakan dengan senang hati.

Saya kasih contoh, pada saat Ustad Awit tampil di salah satu televisi dengan
menyerahkan salah satu film ceramah Ribka Tjiptaning di Banyuwangi, mereka
kita tantang untuk berani setel ini karena isinya soal PKI, ternyata mereka
tidak berani. Adapun yang disetel lagi ribut-ributnya. Tetapi ceramah Ribka
soal PKI di Banyuwangi selama 20 menit, kok tidak berani mereka setel. Apa
karena FPI tidak bayar, kalau disuruh bayar nanti dulu. Tadi itu asumsi
pertama, tetapi indikasinya kan kuat siapa punya duit bisa menguasai media
massa.

Kedua, jangan lupa, hampir semua stasiun televisi tidak ada yang luput dari
protes FPI. Hampir semua televisi pernah didemo oleh FPI. Biasalah, mungkin
mereka tersinggung karena pernah didemo FPI. Jadi mereka enggan untuk
menyiarkan berita-berita yang menurut mereka dapat mengangkat citra FPI.
Jadi sepertinya ada sakit hati dan dendam kepada FPI yang pernah mendemo
mereka. FPI tidak peduli kalau mereka salah kita demo. Metro TV, SCTV, RCTI
dan Indosiar pernah kita demo, bahkan TVRI pernah kita demo. Televisi mana
yang tidak pernah kita demo. FPI tidak peduli mendemo televisi, yang penting
kalau salah ya kita protes. FPI tidak peduli apakah beritanya akan dimuat
atau tidak dimuat di televisi. Itu asumsi kedua, artinya indikasinya kan
ada.

Ketiga, ini yang paling kuat. Sesuai dengan dokumen Rand Corporation, disitu
ditulis donasi-donasi AS dan sekutunya memang berupaya dengan segala
kekuatan finansialnya untuk membeli media massa. Paling tidak, kalau tidak
beli ya mereka kuasai. Itu memang ada dalam Rand Corporation, itu artinya
terperinci betul. Adapun yang menarik disitu juga disebutkan, kalau ada
perbuatan-perbuatan yang menaikkan citra yang dilakukan kelompok Islam
manapun tidak boleh dimuat. Bukan hanya FPI, tetapi kelompok Islam manapun.
Sebaliknya, kalau ada perbuatan-perbuatan yang sekiranya dapat menurunkan
citra kelompok Islam, maka harus dimuat dan harus diulang-ulang.

Makanya jangan kaget, kita bisa lihat acara di Metro TV dan SCTV, peristiwa
penyerangan tempat biliar yang dijadikan ajang judi oleh laskar FPI tahun
2002 atau sudah 8 tahun lalu. Tetapi film itu selalu diulang, kadang-kadang
kalau diulang seperti peristiwa Banyuwangi filmnya selalu diulang. Berarti
apa yang dilakukan SCTV dan Metro TV serta beberapa televisi lain sesuai
dengan dokumen Rand Corporation. Bukan saya mencoba mengkait-kaitkan, tetapi
faktanya memang begitu.

Apa isi dokumen Rand Corporation?

Dalam dokumen itu juga disebutkan, kalau kelompok-kelompok Islam yang mereka
anggap sebagai musuh, kalau menyebutkan identitas cukup nama saja, tidak
perlu disebut titelnya seperti Prof Dr dan sebagainya. Kalau Kyai Haji dan
Habib jangan disebut KH dan Habibnya. Kalau Ustad jangan disebut ustadnya,
pokoknya disebut namanya saja. Tetapi sebaliknya, kalau kelompok yang
mendukung mereka harus disebut dengan lengkap titelnya, seperti Prof, Dr,
PhD, MA, MSc dan sebagainya, itu tertulis dalam dokumen Rand Corporation.
Jadi dengan demikian, ini memang grand design mereka. Jadi tidak perlu kaget
dan ini tidak akan menjadi yang terakhir. Besok pasti mereka akan mencari
lagi momentum untuk membubarkan FPI, dan itu akan terus berlangsung sampai
mereka berhasil membubarkan FPI. Kita harapkan sekarang gerakan Islam
semakin merapatkan barisan dan memperkokoh ukhuwan Islamiyah, karena
sebetulnya yang ditarget itu bukan hanya FPI saja tetapi semua gerakan
Islam. Mungkin FPI dianggap sebagai pintu gerbangnya untuk dibobol terlebih
dahulu.

Apa kerugian yang akan dialami bangsa Indonesia seandainya FPI sampai
dibubarkan?

Secara pribadi kalau FPI dibubarkan tidak ada masalah. Kalau hari ini Front
Pembela Islam dibubarkan, maka besok akan saya bikin Front Pecinta Islam.
Dengan singkatan yang sama, pengurus yang sama, gerakan yang sama dan wajah
yang sama pula, kan UU tidak melarang. Jadi saya tidak pernah pusing dengan
pembubaran. Nanti kalau Front Pecinta Islam juga dibubarkan, maka akan saya
bentuk Front Penyelamat Islam. Jadi mengapa pusing-pusing, saya tidak pernah
pusing mengenai pembubaran ini, tidur saya tetap nyenyak.

Jadi saya bicara pribadi, artinya yang ingin saya tekankan, ada FPI atau
tidak ada FPI amar makruf nahi mungkar tetap wajib dijalankan. Ada FPI atau
tidak ada FPI, perjuangan para kader FPI yang ada dimana saja tetap
berjalan. Artinya, saya dan kawan-kawan yang ada di FPI tidak pernah
menjadikan FPI sebagai tujuan perjuangan. Kita selalu mengingatkan, FPI cuma
kendaraan. Jadi kalau kendaraan ini rusak ditengah jalau atau dibakar orang
atau dicuri orang atau kendaraan terbalik dan tidak bisa dipakai lagi, kita
ganti kendaraan yang lain. Kenapa susah-susah amat karena FPI bukan tujuan.
Tujuan kita hanya mencari ridha Allah, tujuan kita liilai kalimatillah
subhanahu wa taala. Jadi bukan tujuan kita mencitrakan FPI, membaguskan FPI,
membesarkan FPI. Itu hanya proses perjuangan, tujuannya liilai kalimatillah
subhanahu wa taala.

Itu yang secara pribadi saya melihat wacana pembubaran FPI, bahkan saya
katakan bukan wacana lagi. Sebab ini sudah merupakan gerakan sistimatis yang
dilakukan musuh-musuh Islam untuk membubarkan FPI. Tetapi memang kalau kita
bicara secara umum buat masyarakat kasihan. Kalau ormas Islam bukan hanya
FPI yang concern terhadap amar makruf nahi mungkar terhadap penegakan
keadilan melawan kedholiman. Kalau yang seperti ini sampai dibubarkan,
kasihan umat Islam itu sendiri. Artinya kekuatan mereka semakin lemah,
kekuatan pembelaan mereka semakin surut. Bahkan kita khawatirkan begitu ada
ormas Islam semacam FPI yang dibubarkan, jangan-jangan nanti ada masyarakat
yang takut untuk berjuang. Itu yang kita khawatirkan. Artinya mereka nanti
akan menjadikan proyek percontohan. Jangan keras-keras, nanti nasibnya akan
seperti FPI. Nanti kita jadi takut melawan kedholiman, kemungkaran, mafia,
bajingan dan takut melawan okum pejabat yang bejat akhlaknya, ini berbahaya.
Jadi kalau ada pembubaran suatu ormas Islam, ini kan melemahkan semangat
juang umat Islam Indonesia. Walaupun secara pribadi kita tidak akan kendor,
walaupun dibubarkan sepuluh kalipun kita tetap akan berjuang. Tetapi umat
yang awam kan tidak begitu fikirannya.

Jadi kalau FPI dibubarkan, berarti akan mengulang sejarah ketika Soekarno
meminta Masyumi membubarkan diri atau dibubarkan tahun 1960 lalu?

Kalau kita kembali kepada sejarah Sukarno, ini kan sejarah yang sangat
ironis. Tatkala Masyumi dituduh terlibat dalam PRRI, ini kan tuduhan dan
firtnah, Masyumi kemudian dibubarkan. Tetapi begitu PKI yang nyata-nyata
berkhianat, Sukarno tidak membubarkannya. Ini fakta sejarah, ada apa ?
Seharusnya Sukarno bersikap adil. Kalau Masyumi dibubarkan, PKI yang
terlibat pemberontakan G30S seharusnya dibubarkan. Ini lebih berbahaya,
tetapi nyatanya tidak dibubarkan Sukarno.

Sejak zaman kemerdekaan, terjadi pergulatan apakah itu ideologi, pertempuran
fisik antara kelompok Islam dengan sekuler. Jadi kelompok sekuler ini memang
selalu ingin menang sendiri. Jadi segala yang jelek dari sekuler mereka
maklumi, tetapi apapun yang kelihatannya jelek dari kelompok Islam, kalaupun
tidak jelek mereka jelek-jelekkan. Itu akan dijadikan mereka alasan untuk
penghancuran.

Sekarang kalau kita bicara soal pembubaran, kita lihat alasannya. Apa alasan
mereka ingin membubarkan FPI, karena FPI melakukan sejumlah kekerasan. Saya
tidak ingin membela diri. Katakanlah benar FPI melakuan kekerasan, itupun
kekerasan harus kita diskusikan dulu. Apa betul itu kekerasan, apa betul itu
kekerasan struktural yang dilakukan secara organisatoris atau bagaimana. Itu
masih perlu diskusi dan pembuktian dulu, andaikata FPI dituduh keras dan
musti dibubarkan. Pertanyaan kita, bagaimana dengan berbagai kekerasan yang
dilakukan partai politik. Berbagai pilkada di daerah sejak reformasi hingga
sekarang ini selalu diwarnai kekerasan. Ada pembunuhan, pembakaran gedung
pemerintana, pembakaran mobil, pembakaran pom bensin, luar biasa. Itu yang
tidak pernah dilakukan FPI. FPI tidak pernah bakar gedung pemerintah, FPI
tidak pernah membunuh Ketua DPRD, ini kan massa partai.

Kalau FPI dibubarkan, Parpol harus juga dibubarkan?

Jadi kalau massa FPI melakukan kekerasan FPI nya harus dibubarkan, maka
logikanya kalau massa partai melakuan kekerasan, maka partainya harus juga
dibubarkan. Sekarang massa PDIP, PKB dan Demokrat melakukan kekerasan. Kalau
begitu PDIP, PKB dan Demokrat harus dibubarkan. Ini kalau kita memakai
logika pembubaran. Jadi tidaklah adil jika ada massa FPI melakukan kekerasan
maka FPI dibubarkan. Tetapi kalau massa partai yang melakukan kekerasan,
partainya tidak dibubarkan, enak betul ! Memang yang punya negara ini partai
! Kekerasan yang dilakukan massa partai lebih dahsyat, lebih keras bahkan
biadab. Masak Ketua DPRD Sumatera Utara sampai dibunuh di dalam Gedung DPRD.
Pembakaran gedung kabupaten seperti di Tuban dan pembakaran mobil di
Mojokerto. Apa ada aksi FPI semacam itu. Apa ada massa FPI seperti itu. FPI
paling-paling memakai pentungan. Adapun yang dirusak cuma kaca biliar dan
tidak lebih dari itu. Ini kalau kita bicara fakta. Kalau pemerintah ingin
membubarkan FPI, maka PDIP, PKB, Demokrat dan Golkar juga dibubarkan, jadi
sama-sama bubar, termasuk negara ini juga bubar.

Selama ini kelompok liberal ingin membenturkan FPI dengan massa Gus Dur dan
sekarang PDIP, tetapi usaha mereka selalu gagal?

Kelompok liberal ini tidak mempunyai massa, tidak mempunyai grass-roots.
Mereka antek Barat dan hanya mampu membuat LSM-LSM komprador. Mereka dibantu
dengan bantuan asing, ini mereka sendiri yang mengakuinya. Kalau kita ingin
bicara jujur, FPI ingin dibubarkan karena melangar UU No. 8 Tahun 1985
tentang Keormasan. Sekarang salah satu larangan dalam UU Keormasan adalah
menerima bantua luar negeri atau asing. LSM yang dibuat kelompok liberal,
semuanya menerima bantuan asing. Bubarkan meraka dulu, FPI sudah siap untuk
dibubarkan. Jadi kita bubar-bubaran, mereka ini tidak bercermin. Jadi kalau
ada pepatah mengatakan kuman disebarang lautan tampak, gajah di pelupuk mata
tak tampak. Kesalahan FPI yang kecil jauh mereka lihat, tetapi kesalahan
mereka yang besar dalam diri mereka sendiri, tidak mereka lihat.

Kelompok liberal memang tidak punya massa. Masyarakat mana yang mau jadi
antek asing. Serendah-rendahnya pendidikan, pemikiran, status sosial dan
ekonomi masyarakat Indonesia, secara umum mereka masih mempunyai ras cinta
tanah air, cinta bangsa dan negara. Mereka tidak mau menjual negaranya untuk
orang asing. Sehingga kelompok liberal tidak mendapatkan tempat di tengah
masyarakat dan mereka tidak mempunyai kekuatan grass-roots. Adapun yang
mempunyai kekuatan grass-roots di Indopnesia seperti NU dan Muhammadiyah.
Kalau partai politik seperti PDIP yang mengakar ke bawah.

Kelompok liberal melihat FPI sebagai ancaman dan FPI mempunyai kekuatan
grass-roots kebawah. Bagaimana cara untuk menghadapi FPI, mereka berusaha
untuk menunganggi NU tetapi tidka berhasil. Karena waktu itu Ketua PBNU KH
Hasyim Muzadi, beliau dikenal orang baik, cerdas dan tidak bisa ditunggangi
oleh Ulil dan kawan-kawan. Karena itu ketika tersiar kabar di beberapa
daerah terjadi konflik antara massa FPI dengan NU, KH Hasyim Muzadi langsung
klarifikasi. Itu ternyata bukan NU, tetapi massa preman yang dibayar suatu
kelompok dan dipakaikan baju NU. Akhirnya kebongkar semua dan mereka cuma
ingin mengadu domba.

Dikabarkan ada seorang tokoh yang kirim Banser palsu ke Pengadilan, tetapi
ternyata itu preman yang diberi baju Banser. Padahala Banser sendiri tidak
tahu menahu. Berbagai cara kotor seperti ini dilakukan kelompok liberal.
Karena Gus Dur sudah meninggal dunia dan mereka menunganggi NU sudah tidak
ada pintunya, maka sekarang mereka mencoba menunganggi PDIP. Kebetulan ada
kasus Banyuwangi PDIP sedang marah, maka masuk Ulil ngipasin PDIP. Kebetulan
Ulil pengurus Partai Demokrat. Maka kita sampaikan informasi itu ke PDIP,
apa anda mau ditunganggi sama Partai Demokrat dan diadu dengan FPI, sehingga
PDIP jadi mawas diri. mnh/Abdul Halim/suara-islam.com
Sumber : fpi.or.id dan diambil dari situs eramulim

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment