Advertising

Monday 5 July 2010

[wanita-muslimah] Menjaga Lisan

 



Bissmillahirrohmaanirrohiim

Segala
puji hanya bagi Allah subhanahu
wa ta'ala   shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah  shalallahu 'alai wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi
-Nya dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba'du:

Di antara
nikmat agung yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah nikmat lisan. Allah subhanahu
wa ta'alaberfirman "Bukankah
Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir". (QS.
Al-Balad: 8-9)
Dan jika lisan ini tidak dimanfaatkan dalam ketaatan
kepada Allah  maka dia akan menjadi
bumerang bagi pemilikinya. Allah 
berfirman: Pada hari
(ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi
atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan". (QS. Al-Nur: 24)

Banyak nash syar'i yang menganjurkan untuk menjaga lisan.
Allah subhanahu wa ta'ala 
berfirman: Tiada
suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf:
18)

Allah  berfirman :
Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini
haram", untuk
mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung. (QS. Al-Nahl: 116)

Diriwayatkan
oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Mu'adz radhiyallahu
'anhu bahwa dia bertanya kepada Nabi Muhammad shalallahu 'alai wasallam
tentang amalan yang mendekatkannya kepada surga dan menjauhkannya dari neraka,
maka Nabi Muhammad  shalallahu 'alai
wasallam  memberitahukannya tentang
pokok perkara, tiangnya dan puncak suatu perkara kemudian beliau bersabda, "Apakah engkau mau aku beritahukan tentang
apakah yang mengendalikan semua perkara itu?. Aku berkata: Ya, wahai Nabi
Allah. Maka Mu'adz berkata: Beliaupun memegang lisannya dan bersabda: "Tahanlah
lisanmu ini". Aku bertanya: Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena
apa yang kita ucapkan?. Maka beliau bersabda: Kamu kehilangan ibumu wahai
Mu'adz, tidakkah banyak manusia yang tersungkur di dalam api neraka di atas
wajah-wajah mereka atau di atas hidung mereka karena mereka telah menjadi
tawanan bagi lisan-lisan mereka?.[1]

Diriwayatkan
oleh Imam Al-bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa
Nabi Muhammad  shalallahu 'alai
wasallam   bersabda, "Sesungguhnya
seorang hamba berkata dengan suatu perkataan yang tidak dicamkannya secara
mendetil, akhirnya dia terjatuh dengan ucapannya itu ke dalam api neraka yang
kedalamannya melebihi antara masyrik dan magrib".[2]

Maksud tidak dicamkan adalah tidak mengetahui atau
menghiraukan apakah perkataannya itu termasuk ketaatan kepada Allah  atau kemaksiatan?.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya
dari hadits riwayat Sahl bin Sa'd bahwa Nabi Muhammad  shalallahu 'alai wasallam 
 bersabda, "Barangsiapa yang menjamin bagiku apa yang ada di antara kedua bibirnya
dan apa yang ada di antara kedua kakinya maka aku akan menjamin baginya masuk
surga".[3]

Diriwayatkan
oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Uqbah bin Amir radhiyallahu
'anhu berkata, "Wahai Rasulullah apakah keselamatan tersebut?. Maka Nabi Muhammad  shalallahu 'alai wasallam   bersabda, "Jagalah lisanmu,
hendaklah engkau merasa lega dengan rumahmu dan tangisilah kesalahanmu".[4]

beritahukanlah kepadaku suatu perkara yang aku jadikan
sebagai pegangan bagiku. Rasulullah  shalallahu
'alai wasallam   bersabda, "Katakanlah: Allah adalah Tuhanku dan istiqomahlah. Aku bertanya:
Wahai Rasulullah, perkara apakah yang paling engkau khawatirkan terhadap
diriku?. Maka beliau memegang lisannya kemudian bersabda: Ini!.[5]

Abdullah
bin Mas'ud berkata, "Aku telah memperingatkan kalian terhadap perkataan yang
berlebihan, cukuplah bagi kalian ungkapan yang bisa memenuhi kebutuhan".[6]

Muhammad bin Wasi' berkata kepada Malik bin Dinar: Wahai Abi
Yahya, menjaga lisan lebih sulit bagi manusia daripada menjaga harta dinar dan
dirham".[7]

Al-Auza'i berkata, "Umar bin Abdul Aziz rahimahullah
telah menulis bagi kami sebuah pesan yang tidak akan pernah dijaga oleh orang
lain selain diriku dan Mahul: Amma Ba'du... sesungguhnya orang yang
memperbanyak mengingat mati, maka dia akan rela dengan harta duniawi yang
sedikit, dan barangsiapa yang menyadari bahwa perkataannya sebagai bagian dari
amalnya maka dia akan sedikit bicara pada perkara yang tidak bermanfaat".[8]

Abdullah bin Mas'ud berkata: Demi Allah yang tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain diri -Nya, tidak ada sesuatu yang paling membutuhkan
pengekangan dalam masa yang lama kecuali lisan".[9]

Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Ketahuilah bahwa seyogyanya
bagi orang yang mukallaf untuk menjaga lisannya dari segala bentuk ungkapan
kecuali bicara yang mendatangkan kebaikan, lalu pada saat suatu pembicaraan
memiliki perbandingan yang sama antara dilakukan atau ditinggalkan maka yang
sunnah adalah meninggalkannya, sebab bisa jadi perkataan yang mubah akan
mengarahkan seseorang pada perkataan yang haram atau makruh, bahkan hal ini
banyak terjadi atau telah bisa terjadi di dalam kebiasaan manusia, dan
keselamatan itu tidak ada bandingannya".[10]

          Dan
gerakan anggota badan yang paling buruk adalah bergeraknya lisan, dia bisa mendatangkan bahaya bagi seorang hamba.

Ibnul Qoyyim berkata, "Termasuk perkara yang mengagumkan
jika seseorang menjaga dirinya dari makanan yang diharamkan, atau berbuat
zalim, berzina, mencuri, meminum khamar dan melihat kepada perkara yang
diharamkan dan lainnya, namun  sulit
bagi seseorang menjaga dan menahan garakan lisannya, bahkan orang yang
dikenal  sebagai orang yang istiqomah
dalam agama, zuhud dan ahli ibadah terkadang dia berbicara dengan kata-kata
yang mendatangkan kemurkaan Allah , hal itu terjadi tanpa disadarinya, sehingga
dengan satu kata itu dia terjebak ke dalam api neraka pada kedalaman yang lebih
jauh dari masyrik dan magrib, terkadang engkau bisa menyaksikan orang yang menjaga
dirinya dari perbuatan keji dan zalim, namun lisannya mencincang dan menyembelih
kehormatan orang yang hidup dan mati, tanpa dirinya menyadari apa yang telah
diucapkannya itu".[11]

Dan jika
engkau ingin mengetahui hal itu maka renungkanlah sebuah riwayat dari Muslim di
dalam kitab shahihnya dari Jundub bin Abdullah bahwa Nabi  Muhammad 
shalallahu 'alai wasallam   menceritakan bahwa seorang lelaki berkata:
Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si fulan, dan sesungguhnya
Allah Ta'ala berkata: Siapakah yang berani bersumpah dengan diri -Ku bahwa Aku
tidak mengampuni si fulan?, sesungguhnya Aku telah mengampuni si  fulan dan menghapuskan semua pahala amal
ibadahmu".[12] Atau
sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alai wasallam  .

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu  berkata, "Dia telah mengucapkan satu kata
yang membinasakan dunia dan akheratnya, seorang lelaki menceritakan kejelekan
seorang lelaki lainnya, maka temannya berkata: Apakah engkau telah memerangi
bangsa Romawi?. Lelaki tersebut berkata: Aku tidak pernah melakukannya, lalu
teman itu berkata: Orang Nashrani selamat dari ceritamu namun saudaramu sendiri
tidak selamat dari lisanmu".

Sebagian ulama berkata: sembilan persepuluh dosa-dosa
datang akibat lisan".

Seorang penyair berkata:

Wahai sekalian manusia!, hendaklah jaga
lisanmu ini

Jangan sampai mengigitmu, sungguh dia ular
berbisa

Banyak orang mati di dalam kubur akibat
lisannya

Padahal pribadinya ditakuti oleh para
pemberani

Sebagian
ahlul ilmi berkata: Lisan memiliki dua bencana yang besar, jika seseorang
selamat dari satu bencana maka dia tidak akan selamat dari bencana yang
lainnya, yaitu bencana diam terhadap kebenaran atau bencana berbicara dalam
kebatilan, bahkan terkadang, dalam suatu saat salah satu dari keduanya lebih
berbahaya dari yang lain, maka orang yang diam terhadap kebenaran adalah setan
yang bisu, bermaksiat kepada Allah, riya', cari muka jika dia tidak khawatir
terhadap dirinya. Seperti orang yang melihat kemungkaran di hadapan matanya
padahal dia mampu mengubahnya namun hal itu tidak dilakukannya. Diriwayatkan
oleh Abi Sa'id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Muhammad  shalallahu 'alai wasallam   bersabda, "Barangsiapa di
antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubahnya dengan
tangannya dan jika dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan
lisannya, lalu jika dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan
hatinya, dan itu adalah cermin selemah-lemah keimanan".[13]

Bencana
yang kedua: Berbicara dalam perkara yang bathil, itulah setan yang bisa
berbicara yang bermaksiat kepada Allah, dan banyak orang yang menyimpang dalam
ucapan dan diamnya, mereka berada dalam dua sisi ini, dan orang yang mengambil
jalan pertengahan itulah orang yang berada di dalam jalan yang lurus, mereka
menahan lisan mereka terhadap kebatilan dan membebaskannya pada ucapan yang
mendatangkan manfaat bagi mereka di akherat, kita tidak melihat salah seorang
dari mereka berbicara dengan suatu kata yang sia-sia dan tidak mendatangkan
manfaat, apalagi kalau ucapan tersebut akan mendatangkan kemudharatan di
akherat kelak, yaitu pada hari kiamat nanti, pada saat dia memiliki simpanan
kebaikan yang besar sebesar gunung-gunung, namun akhirnya dia mendapatkan
lisannya menghancurkan semua pahalanya tersebut, dan ada sesorang datang dengan
keburukan sebesar gunung-gunung yang besar namun dia mendapatkan lisannya
menghancurkan keburukan tersebut, dan keburukan tersebut dihancurkan oleh
lisannya dengan memperbanyak berzikir kepada Allah  atau apapun yang berhubungan dengannya[14]

Hanya
kepada Allah kita memohon pertolongan dan tiada daya dan upaya kecuali dengan
kehendak Allah.

Segala
puji bagi Allah  Tuhan semesta alam,
semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad  shalallahu 'alai wasallam   dan
kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

 

[1] HR. Turmudzi:  no: 2616 dan Al-Turmudzi berkata: Hadits ini
adalah hadits yang shahih.

[2] HR. Muslim: no: 2988 dan Al-Bukhari:
6477

[3] Al-Bukhari: no: 6474

[4] HR. Turmudzi dalam sunannya: no: 2406

[5] HR. Turmudzi dalam sunannya: no: 2410

[6] Kitab: As-Shamt: Ibnu Abi Dunia: halaman:
241

[7] Ihya ulumuddin: 3/120

[8] Ihya ulumuddin: 3/112

[9] Ihya ulumuddin: 3/200

[10] Lihat: Syarah shahih Muslim: 2/19

[11] Al-Jawabul Kafi liman Sa'ala anid
Dawa'is Syafi: halaman: 140

[12] HR, Muslm: no: 2621

[13] HR. Muslim: no: 49

[14] Al-Jawabul Kafi liman Sa'ala anid
Dawa'is Syafi: halaman: 142
Sumber : http://www.islamhouse.com/pg/10523/books/1

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment