Judul di atas rada salah, indonesia nggak lagi digolongkan negara miskin oleh pbb/internasional.
Devisa tki ini signifikan mba lina, mungkin arcon bisa cari apbn-anggaran. Kalau kita jalan ke tempat2 penyalur tki keliatan mereka investasi bangun/rehab rumah, beli mobil angkutan. Yg nggak produktif utk tkw, mereka kirim ke suaminya yg lalu foya2/kawin lagi.
Salam
Mia
-----Original Message-----
From: "Lina" <
linadahlan@yahoo.com>
Sender:
wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wed, 01 Dec 2010 01:55:32
To: <
wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Reply-To:
wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali RI
Seberapa besar sih devisa yg dihasilkan oleh pahlawan devisa ini ya? Terus apakah devisa ini betul2 bermanfaat wat rakyat. Banyak manfaat ato banyak mudharat? Apa devisanya utk memakmurkan orang pajak semacam Gayus aja? Maksute devisanya di korupsiin sana sini? Haduh! Jadi gak percaya lagi dah ujung2nya...krn dgn adanya para napi keliaran, arti na pemberantasan korupsi na gak serius.
Waaa hukum mati aja para koruptor kelas kakab daripada rakyat kelas teri yg dimatiin/disiksa di luar negeri....[clingak clinguk: nyambung gak seh?]
Ekstrim yak? huh ape Gayus gak ekstrim? ape nasib Sumiati gak ekstrim?
Ekstrim perbandingannya...he he he...
wassalam,
--- In
wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <muizof@...> wrote:
>
> Makanya ada yang sinis mengatakan " Tidak adanya upaya penghentian pengiriman
> TKW (padahal bisa dilakukan melalui regulasi) di negara RI ini" telah
> mengantarkan Indonesia untuk meninggalkan alam demokrasi (kekuasaan
> rakyat)Â menuju alam germokrasi (kekusaan germo). Lantas siapa yang menjadi
> "papi" ya presiden dan mentransker. Wow .....
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
>
>________________________________
> Dari: chodjim <chodjim@...>
> Kepada:
wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Terkirim: Jum, 26 November, 2010 15:38:07
> Judul: Re: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim
> TKW Kecuali RI
>
> Â
> Lha, dalam kabinat SBY, menteri kan tidak dipilih berdasarkan profesionalisme,
> tetapi dukungan partai, hehehe.....
>
>
> Wassalam,
>
> chodjim
>
> ----- Original Message -----
> From: Abdul Muiz
> To:
wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, November 24, 2010 1:46 PM
> Subject: Bls: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim
> TKW Kecuali RI
>
> Seharusnya pemerintah sebagai agen perubahan terdepan tidak boleh membiarkan
> arogansi sektoral, perusahaan pengerah tenaga kerja indonesia ke luar negeri
> sibuk mengejar laba dari benefit mengirim TKW atau TKI asal menyetor
> uang sebesar yang ditentukan tanpa peduli bagaimana kalau TKI atau TKW
> tersangkut kasus hukum dengan majikan di luar negeri. Dan pemerintah sendiri
> departemen tertentu sibuk dengan gelar "pahlawan devisa" seolah sibuk dengan hak
>
> mengejar benefit berupa devisa yang masuk ke APBIN tetapi giliran kewajiban
> melindungi warga negaranya sendiri dari perlakuan lalim atau tidak adil dari
> sang majikan di luar negeri tidak pernah peduli padahal kasus penganiayaan
> berkali-kali terjadi mulai dari kasus ringan hingga berat yang amat tragis dan
> memilukan.
>
> Buat saya yang menarik adalah fenomena Mentri tenaga kerja dan transmigrasi di
> Kabinet Pemerintahan SBY sejak 22 oktober 2009 yang dijabat Muhaimin Iskandar
> kader PKB adalah orang NU tulen tenang-tenang saja tidak terlihat gebrakan atau
> langkah sistematis menghadapi problema TKI atau TKW padahal mayoritas TKW yang
> tersangkut masalah penganiayaan adalah warga nahdiyyin juga (sorry saya tidak
> punya data untuk ini, barangkali ada yang bisa bantu). Semoga saya tidak su'udz
> dzon.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: Dharma Hutauruk <dharma.hutauruk@...>
> Kepada:
wanita-muslimah@yahoogroups.com; fossei <
fossei@yahoogroups.com>;
> Ekonomi Nasional <
ekonomi-nasional@yahoogroups.com>
> Terkirim: Kam, 25 November, 2010 01:05:48
> Judul: [wanita-muslimah] Fwd: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW
> Kecuali RI
>
> Masalah serius:
> Bagaimana mensosialisasikan kondisi ini kepada calon TKW dan Perusahaan
> Pengirim TKW.
> Kalau dipikir-pikir, banyak Rumah Tangga di Jakarta (terutama yang
> suami-istri bekerja) mampu mempekerjakan TKW setara penghasilannya dengan
> yang ditawarkan (di iming-iming) Rumah Tangga di LN.
>
> ---------- Forwarded message ----------
> From: sunny <ambon@...>
> Date: 2010/11/20
> Subject: [PersIndonesia] Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali RI
> To:
>
> Refleksi : *Mesir yang kebudayaannya boleh dibilang sama dengan Arab Saudia
> sejak dua atau tiga tahun terakhir ini tidak lagi mengirim Tenga Kerja ke
> Arab Saudi. Tetapi NKR?*
> **
>
>
http://us.detiknews.com/read/2010/11/20/072210/1498192/10/tak-ada-negara-miskin-kirim-tkw-kecuali-ri?nd991103605
>
>
> *Sabtu, 20/11/2010 07:22 WIB*
>
> *Laporan dari Arab Saudi
> *
> *Tak Ada Negara Miskin Kirim TKW Kecuali RI
> Iin Yumiyanti - detikNews*
> **
> *Makkah - Bila menginginkan masalah tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi
> selesai, satu-satunya solusi adalah dengan tidak mengirim TKI. Saat ini,
> selain Indonesia, tidak ada negara yang mengirim TKW.
>
> "Sekarang ini di Saudi juga di negara-negara Islam di Timur Tengah sudah
> tidak ada lagi negara yang semiskin apa pun mengirimkan TKW pembantu rumah
> tangga. Itu sudah tidak ada kecuali Indonesia," kata Sekjen International
> Conference of Islamic Scholars (ICIS) Hasyim Muzadi.
>
> Hasyim menyampaikan hal itu usai ramah tamah Menteri Agama (Menag)
> Suryadharma Ali dengan wartawan Media Center Haji (MCH) di Restoran Al
> Khalidiah, Makkah, Sabtu (20/11/2010).
>
> Negara-negara lain memutuskan kebijakan tidak mengirim TKW ke Arab karena
> untuk menyelamatkan mereka hampir tidak mungkin.
>
> "Maka sebenarnya, kalau memang masalah TKW ini mau selesai ya yang dikirim
> TKI saja jangan TKW rumah tangga," tegas mantan Ketua Umum PBNU itu.
>
> Menurut Hasyim, sebetulnya problem TKW itu 60 persen ada di Indonesia.
> Sementara di luar negeri itu adalah ekses daripada kesalahan mismanagement
> di Indonesia.
>
> Namun diakui Hasyim, masalah TKW sudah akut dan sulit diselesaikan. Kalau
> memang mau diselesaikan sudah harus lewat diplomasi tingkat tinggi, yakni
> bagaimana diplomasi antar kepala negara agar TKW ditarik saja.
>
> Negara-negara lain seperti Yaman, Pakistan, Banglades, Somalia, Filipina
> sudah tidak ada yang mengirimkan TKW untuk pekerjaan rumah tangga. "Nggak
> ada, cuma Indonesia saja. Malah kadang-kadang kita dibilang bangsa tidak
> punya malu sama mereka," ungkap Hasyim sedih.
>
> Selain diplomasi tingkat tinggi level kepala negara, harus ada gerakan
> lintas kementerian seperti antara Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar
> Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM.
>
> "Dari Menkum HAM untuk mengatur imigrasinya juga untuk mengatur penertiban
> PJTKI mampu ndak Kementerian Tenaga Kerja. Baru setelah itu dilakukan
> koordinasi untuk menarik pulang TKW-TKW itu," kata pengasuh Pesantren Al
> Hikam Malang dan Depok tersebut.
>
> Pengiriman TKW tidak hanya memunculkan tragedi penyiksaan, tapi juga tragedi
> keluarga seperti suami yang kawin lagi atau hancurnya kehormatan keluarga.
>
> "Masalah TKW bukan menyanggut devisa tapi masalah kehormatan bangsa.
> Masalahnya mampu nggak Kementerian Tenaga Kerja menyetop pengiriman TKW?"
> kritik Hasyim.*
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/