http://www.sinarhar
Penderita Autis Terus Meningkat
OLEH: HERU GUNTORO
Jakarta - Walau tidak ada data yang pasti, jumlah penderita autis di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Sayangnya, penderita autis ini kurang mendapat perlakuan baik dari sebagian masyarakat yang masih menggunakan istilah autis sebagai bahan ejekan.
"Tahun 1980-an, saya menangani penderita autis 3-4 orang per tahun, tapi saat ini per hari," ucap Ketua Yayasan Autisme Indonesia Melly Budhiman sesaat setelah acara gerak jalan sehat Hari Autis Sedunia di Jakarta, Minggu (11/4). Data yang Melly ungkapkan juga diperkuat oleh data Autism Research Institute di San Diego, Amerika Serikat, yang menyebutkan jumlah individu autistik tahun 1987 diperkirakan 1:5.000. Jumlah ini meningkat pesat di tahun 2007 menjadi 1:150.
Melly mengkritik keras adanya sebagian orang yang sering menggunakan istilah autis sebagai candaan. Ia justru menganggap penderita autis ialah anak-anak yang unik. "Karena keunikannya itu, kita jangan mengejek atau menggunakan istilah autis itu sebagai guyonan belaka," tandasnya. Sesungguhnya, ungkap Melly, penderita autis bukanlah penderita penyakit yang menular atau bukanlah penyakit kutukan. Penderita autis yang ditangani dengan baik nyatanya bisa belajar secara normal hingga lulus dari perguruan tinggi.
Autis itu adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu berusia tiga tahun. Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak memedulikan lingkungan dan orang-orang sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak-anak autis juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal.
Menurut Melly, autis disebabkan pada awal masa kandungan, di mana calon anak penderita autis sudah memiliki gen yang lemah. Adanya zat-zat kimia berbahaya di lingkungan sekitar dapat memperlemah gen tersebut. "Ibu hamil sebaiknya jangan memakan ikan laut karena kandungan merkuri di laut sangat tinggi dan tentunya ini sangat berbahaya bagi ibu yang tengah mengandung." tutur Melly.
1.000 Sekolah Inklu
Untuk mendidik anak-anak autis, Wakil Menteri Pendidikan Fasli Jalal menargetkan akan ada 1.000 sekolah inklusi hingga akhir tahun 2014. Saat ini, baru ada 200 sekolah inklusi yang mampu menampung anak-anak autis.
Penambahan jumlah sekolah inklusi ini tentu membutuhkan kenaikan anggaran. Kini, penanganan anak berkebutuhan khusus Kementrian Pendidikan Nasional sekitar Rp 500 miliar per tahun. "Jika sekolah inklusi itu bertambah, kemungkinan anggaran akan bertambah juga," ungkap Fasli yang juga merangkap sebagai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ini.
Sekolah inklusi merupakan sekolah umum yang diberi kesadaran, dilengkapi fasilitas, program tambahan, dan guru tambahan untuk menangani secara ramah atau menampung anak-anak autis. "Dengan masuk ke sekolah inklusi, anak autis bisa bergaul dengan anak-anak biasa dan lingkungan suasana sekolah diharapkan bisa membuat mereka mengejar ketertinggalannya,
Namun, itu tidak berlaku untuk anak autis yang sangat membutuhkan perhatian khusus yang tempatnya adalah sekolah khusus atau pusat rehabilitasi. Mely meminta, apa yang dijanjikan oleh Kemendiknas ini jangan hanya sebagai angin surga belaka. Ia menilai, perlu kesigapan pemerintah dalam menangani penderita autis karena selain biaya terapi yang mahal, jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahunnya. n
+++++
http://www.sinarhar
Selasa, 13 April 2010 12:57
HPV Juga Serang Pria
Jakarta - Human Papilloma Virus (HPV), virus penyebab kanker leher rahim atau kanker serviks yang selama ini identik dengan kaum wanita, ternyata juga bisa menyerang kaum pria. Pada beberapa kasus, HPV jenis tertentu bisa menyerang alat kelamin laki-laki.
Selain itu, pria juga bisa menjadi pembawa (carrier) HPV.
"Laki-laki juga menjadi bagian dari penyebaran kanker serviks. Karenanya, laki-laki juga penting untuk divaksinasi,
Sayangnya, penderita kanker serviks tidak akan mengalami adanya gejala ataupun tanda khusus saat virus ini menginfeksi tubuh. "Jadi, jangan heran jika banyak orang yang tidak menyadari dirinya terkena infeksi atau justru sudah menulari orang lain, terutama kaum pria si pembawa virus," imbuh Efren lagi.
Melissa Luwia dari Yayasan Kanker Indonesia menambahkan, meskipun tidak seganas yang dialami oleh kaum wanita, pria bisa menjadi pembawa virus dan menularkan pada wanita pasangannya. Sementara itu, Laila Nuranna, Kepala Divisi Onkologi Ginekologi FKUI, menguatkan pernyataan Efren bahwa HPV juga bisa menyebabkan terjadinya kanker penis. Namun, persentasenya kecil sekali, yaitu sekitar 2-3 persen dari keseluruhan kanker pada kaum pria. "HPV yang bisa menyerang kaum pria biasanya menyebabkan kutil kelamin atau genital warts dan bisa berujung pada kanker penis," tegas Laila.
Deteksi Dini
Hingga kini, terdapat lebih dari 100 tipe virus HPV dan ada 30 tipe HPV yang menginfeksi daerah kelamin. Jika tidak dideteksi lebih dini, dapat berkembang menjadi lebih serius, bahkan ke kondisi yang membahayakan kehidupan. Kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe risiko tinggi di leher rahim yang menghubungkan alat kelamin dan rahim. Jika tidak segera dideteksi pada tahap awal, sel akan berkembang menjadi prakanker dan kanker. Sementara itu, HPV tipe risiko rendah biasanya mengakibatkan kutil kelamin yang tumbuh di area kelamin.
Salah satu cara untuk mencegah kanker serviks adalah dengan melakukan vaksinasi. Di beberapa negara, vaksin HPV ini juga diberikan pada kaum pria. Bagi wanita maupun pria yang telah memasuki masa aktif seksual dan ingin melakukan vaksinasi HPV, sebaiknya melakukan pemeriksaan apakah dalam tubuhnya menyimpan virus atau tidak. Setelah screening dan hasilnya negatif, pemberian vaksin akan memberi manfaat.
Menurut data Globocan 2002, terdapat lebih dari 42.000 kasus baru kanker serviks dengan sekitar 22.000 kematian pada wanita di Asia Tenggara. Indonesia adalah negara nomor satu dengan kasus kanker serviks terbanyak, yakni 15.000 kasus atau di atas Filipina yang berjumlah sekitar 6.000 kasus dan Malaysia 1.492 kasus.
Berdasarkan penelitian di Filipina, 20 persen remaja berusia 15 tahun di Filipina mulai aktif secara seksual. Hal ini tentu saja membuat risiko remaja terkena kanker semakin tinggi. Kanker serviks merupakan jenis kanker nomor dua yang paling umum ditemukan dan mematikan. Tiap 4 menit, wanita di Asia terenggut nyawanya karena kanker serviks. (heru guntoro)
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment