Advertising

Tuesday 20 July 2010

Re: [wanita-muslimah] Demi Masa Depan, Penuhi 7 Kebutuhan Emosional Anak

Artikel yang menarik.. Thanks

:D
On Jul 14, 2010, at 8:13 AM, kangbud wrote:

> Demi Masa Depan, Penuhi 7 Kebutuhan Emosional Anak
> Tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan emosional seorang anak, dapat
> menghalangi masa depannya. Anak yang 'tangki' emosionalnya selalu terpenuhi,
> biasanya, lebih ulet dan cenderung tidak banyak bergantung kepada teman
> sebayanya. Selain itu, dia juga akan lebih percaya diri dan menjadi orang
> dewasa yang bertanggungjawab. Apa sajakah kebutuhan emosional anak?
> Sebagaimana dinyatakan Wes Fleming, seorang pakar parenting, di dalam bukunya
> Raising Children on Purpose –seperti dilansir situs www.parentguidenews.com–,
> anak setidaknya memiliki tujuh kebutuhan emosional. Ketujuh kebutuhan tersebut
> terangkum dalam kata PARENTS (dalam Bahasa Inggris berarti orangtua), yaitu
> Protection (perlindungan), Acceptance (penerimaan/dukungan), Recognition
> (pengakuan/penghargaan), Enforced limits (terlaksananya batasan-batasan aturan),
> Nearness (kedekatan), Time (waktu), dan Support (sokongan).
> Protection(perlindungan)
> Anak-anak sangat membutuhkan perasaan aman dan nyaman. Mereka membutuhkan
> rumah yang apabila terjadi konflik di dalamnya bisa dengan segera
> terselesaikan, rumah yang mana penghuninya saling menghormati, dan rumah di
> mana tingkah laku orangtua bisa diprediksi dan terpercaya. Di dalam rumah
> tersebut, sifat saling percaya tumbuh subur, di mana anak-anak tahu bahwa
> mereka bisa mendatangi ibu, ayah, atau orang-orang yang merawat mereka untuk
> mendapatkan kasih sayang dan dukungan, kapan saja.
> …Anak-anak sangat membutuhkan perasaan aman dan nyaman. Mereka membutuhkan
> rumah yang apabila terjadi konflik di dalamnya bisa dengan segera
> terselesaikan…
> Tanpa atmosfer saling percaya, kedekatan dan interdependensi keluarga akan
> mendapatkan hambatan yang berarti untuk didapatkan, jika tidak ingin dikatakan
> mustahil. Dan ketika orangtua berjuang merawat anak-anak mengikuti irama mood
> yang fluktuatif, kemarahan meledak-ledak, atau kegelisahan kronis, maka
> anak-anak akan merasa diabaikan, tidak dicintai, dan penuh ketakutan.
> Anak-anak juga tidak mampu untuk mengerti secara sepenuhnya, dan tidak bisa
> menerima alasan-alasan baik orangtua yang disibukkan persoalan tagihan atau
> kemarahan terhadap pasangannya.
> Pada kenyataannya Islam juga mengajarkan konsep perlindungan anak. Dalam
> artikelnya, Perlindungan Anak dalam Konsep Islam, Taufik Hidayat SH, menulis,
> afirmasi perlindungan anak dalam Islam dapat ditelusuri secara jelas dari
> hadits "Cukup berdosa seorang yang mengabaikan orang yang menjadi
> tanggungannya." (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Al-Hakim)
> Hadits tersebut turun (asbab al-wurud) disebabkan adanya penelantaran terhadap
> anak. Dengan demikian, Islam melarang terjadinya penelantaran terhadap anak,
> karena mengabaikan perlindungan kepadanya yang merupakan salah satu bentuk
> kekerasan terhadapnya.
> Isyarat perlindungan anak yang dikehendaki Allah SWT tertuang dalam
> firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang
> yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
> Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
> untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
> takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
> yang kamu perbuat." (Al-Ma'idah 8)
> Ayat di atas turun berawal dari peristiwa yang menimpa An-Nu'man bin Basyir.
> Suatu ketika, An-Nu'man bin Basyir mendapatkan sesuatu pemberian dari ayahnya,
> kemudian Ummi Umrata binti Rawahah berkata "Aku tidak akan ridha sampai
> peristiwa ini disaksikan oleh Rasulullah." Persoalan itu kemudian dibawa ke
> hadapan Rasulullah SAW untuk disaksikan. Rasul kemudian berkata "Apakah semua
> anakmu mendapat pemberian yang sama?" Ayah An-Nu'man menjawab, "Tidak". Beliau
> berkata lagi, "Takutlah engkau kepada Allah dan berbuat adillah engkau kepada
> anak-anakmu."
> Sebagian perawi menyebutkan bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya aku tidak mau
> menjadi saksi dalam kecurangan." Mendengar jawaban itu lantas ayah An-Nu'man
> pergi dan membatalkan pemberian kepada An-Nu'man. (HR. Bukhari dan Muslim).
> …Anak yang tidak mendapatkan perlindungan, tidak kepercayaan, dan perhatian
> orang dewasa, maka dia akan bereaksi dengan penuh perasaan terluka dan dendam…
> Esensi ayat tadi adalah semangat menegakkan keadilan dan perlindungan terhadap
> anak. Anak yang tidak mendapatkan perlindungan, tidak kepercayaan, dan
> perhatian orang dewasa, maka dia akan bereaksi dengan penuh perasaan terluka
> dan dendam.
> Acceptance(dukungan)
> Anak-anak sangat membutuhkan dukungan dan penerimaan yang baik. Mereka
> membutuhkan dua hal tersebut dari teman-teman, para guru, pengasuh, pelatih,
> dan pendidik mereka. Dan terlebih lagi, mereka membutuhkan dukungan dari
> orangtua mereka. Anak-anak sangat menginginkannya, meski mereka memiliki
> keterbatasan-keterbatasan alamiah, ketidaksempurnaan fisik, dan
> perbedaan-perbedaan prestasi dan prestise. Bagaimanapun kondisi setiap anak,
> mereka tetap layak mendapatkan cinta.
> Segenap respons kita atas kebutuhan anak-anak kita akan dukungan menjadi
> sumber utama pemahaman diri mereka. Kita merupakan cermin pertama yang
> dipandangi anak-anak kita. Mereka memandangi wajah-wajah kita dan melihat
> sebuah refleksi betapa mereka sangat berharga dan bernilai, sehingga mereka
> merasa akan diberi dukungan —atau mungkin sebaliknya.
> Apabila respons dan dukungan kita kepada anak disertai kesabaran dan
> penghormatan, maka paradigma terhadap dirinya pun positif. Namun apabila kita
> seringkali mengkritik anak dan bersikap kasar kepadanya, maka pemahaman
> terhadap dirinya pun akan negatif; mengakibatkan rendahnya kepercayaan diri,
> dan berkorespondensi dengan lingkungan secara destruktif.
> Islam telah lama mengatur hal ini. Perhatian dan dukungan orangtua kepada
> anak-anak semasa kecil menjadi sebuah kewajiban dalam ajaran Islam. Allah
> berfirman, "Dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak
> cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada-Mu dan sungguh, aku termasuk orang
> muslim." (Al-Ahqaf: 15).
> …orangtua yang baik senantiasa memohon kepada Allah agar bisa mencurahkan
> kebaikan kepada anak cucu, demi mendukung perkembangan dan pertumbuhan mereka…
> Ayat tersebut mengindikasikan bahwa orangtua yang baik senantiasa memohon
> kepada Allah agar bisa mencurahkan kebaikan kepada anak cucu, demi mendukung
> perkembangan dan pertumbuhan mereka. Anak adalah amanah dari Allah yang
> dititipkan kepada orang tua supaya mereka dididik dengan baik, diberi nama
> dengan baik, diberi pendidikan dengan secukupnya, diajarkan dasar-dasar
> pendidikan Islam dan halal-haram, baik dan buruk serta akhlak yang mulia.
> Jelas, semua ini adalah sebuah perhatian dan dukungan paripurna untuk anak,
> seperti diinstruksikan Islam.
> Dalam Al-Qur'an Allah berfirman yang artinya, "Hai orang-orang beriman,
> peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
> manusia dan batu." (At-Tahrim: 6)
> Recognition(pengakuan/penghargaan)
> Anak akan merasa sangat kecewa dan hancur jika dia dianggap gagal di mata
> orangtuanya. Meskipun hasrat mereka tersembunyi, anak-anak Anda memendam
> kerinduan mendalam untuk menyenangkan dan mendapat penghargaan Anda. Mereka
> sangat ingin mendengar orangtua mereka berkata, "Saya sangat bangga kepadamu.
> Pekerjaan yang bagus. Saya sangat menghargai kamu." Artinya, mereka sangat
> ingin merasakan restu dan apresiasi Anda.
> Oleh karena itu, Rasulullah SAW selalu membuat anak-anak bergembira dan merasa
> berharga, antara lain dengan menyambut anak dengan baik, mencium dan bercanda
> dengan mereka, mengusap kepala mereka, menggendong dan memangku mereka,
> menghidangkan makanan yang baik, makan bersama mereka, membangun kompetisi
> sehat dan memberi imbalan kepada pemenangnya.
> …Rasulullah SAW selalu membuat anak-anak bergembira dan merasa berharga,
> antara lain dengan menyambut anak dengan baik, mencium dan bercanda dengan
> mereka, mengusap kepala mereka, dsb…
> Umumnya manusia, apalagi anak-anak, suka berlomba. Rasulullah pun suka membuat
> anak-anak berlomba, misalnya ketika beliau membariskan Abdullah, Ubaidillah,
> dan anak-anak 'Abbas lainnya, lalu bersabda, "Siapa yang mampu membalap saya,
> dia bakal dapat ini dan itu …" Maka mereka pun berlomba membalap Rasulullah
> SAW sehingga berjatuhan di atas dada dan punggung beliau. Setelah itu mereka
> diciumi dan dipegangi oleh beliau.
> Karena biasanya, jika rasa menghargai dan apresiasi itu lenyap dari rumah,
> maka anak-anak akan kehilangan harapan dalam menerima penghargaan apa pun dari
> orang lain. Hasilnya, beberapa anak biasanya suka cemberut dan bertabiat suka
> mengejek orang lain. Anak-anak yang memiliki harapan tinggi dan jarang
> mendapatkan afirmasi, biasanya tumbuh menjadi anak-anak yang rewel dan suka
> mengomel. Logika emosional mereka berkata bahwa jika mereka tidak mampu
> merebut restu dan penghargaan orangtua mereka, maka mereka memiliki kekurangan
> dalam diri. Mereka berkesimpulan bahwa mereka tidak cukup baik atau bagus.
> Kemudian ketika beranjak dewasa, mereka kerap mendorong orang untuk
> menyenangkan orang lain, agar meraih apa yang tidak didapatkan mereka ketika
> kecil. Atau mereka akan menunjukkan kebiasaan bekerja berlebihan, berusaha
> dengan penuh dendam untuk membuktikan kepada orang lain bahwa mereka baik dan
> bagus.
> Secara paradoks, ketiadaan pengakuan pada masa kanak-kanak bisa menyebabkan
> anak-anak –ketika dewasa— menjadi menjalani kehidupan tidak produktif dan
> tidak berprestasi. Perasaan kekurangan dalam diri mampu menimbulkan sikap
> menunda-nunda pekerjaan yang kronis, tidak mampu mengemban tanggung jawab, dan
> memiliki sifat mudah menyerah.
> Enforced limits (terlaksananya batasan-batasan aturan)
> Anak-anak membutuhkan peraturan dan batasan-batasan yang mengatur kehidupan
> mereka secara wajar, sebagai mereka membutuhkan berbagai peraturan ketika
> bermain sepakbola. Tanpa adanya aturan, anak bisa putus asa, hidup tanpa arah
> yang jelas, dan penuh ketakutan. Tanpa adanya disiplin yang penuh kasih
> sayang, anak-anak akan merasakan ketiadaan proteksi dan perawatan dari
> orangtua mereka.
> …Anak-anak membutuhkan peraturan dan batasan-batasan yang mengatur kehidupan
> mereka secara wajar…
> Anak-anak terbiasa ber-acting dalam tingkah laku mereka. Hal itu merupakan
> cara mereka untuk mengekspresikan kebutuhan akan struktur dan keselamatan
> dalam kondisi-kondisi yang mereka rasakan penuh kekacauan, tidak terduga, dan
> lingkungan yang mengancam. Makanya, dalam beberapa hal, anak benar-benar
> memohon adanya disiplin.
> Arahan dan peraturan yang tegas merefleksikan kemauan kita untuk menolong
> anak-anak menemukan kontrol yang mereka cari. Menerapkan peraturan dan
> membiasakan disiplin kepada anak-anak dapat membantunya untuk kelak taat
> kepada peraturan-peraturan yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Karena Islam
> sangat meniscayakan ketaatan dan disiplin para pemeluknya terhadap Al-Qur'an
> dan Sunnah Rasul.
> Dalam ajaran Islam banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits yang memerintahkan
> disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan. Allah
> berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
> (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
> tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
> (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
> yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An-Nisa'
> 59)
> Atau perintah agar disiplin dan memerhatikan waktu. Allah kerap kali
> menyatakan dengan berbagai penyebutan waktu di dalam Al-Qur'an, misalnya:
> Wal-Fajri (demi waktu shubuh), Wadh-Dhuha (demi waktu pagi), Wan-Nahar (demi
> waktu siang), Wal-'Ashr (demi waktu sore), Wal-Lail (demi waktu malam).
> Dari catatan perjalanan sejarah Islam, kita juga dapat memperoleh pelajaran
> penting tentang kedisiplinan. Ketika Rasulullah dan para sahabat beliau
> menghadapi musuh pada Perang Uhud, ada sebagian pasukan yang ditugaskan untuk
> menempati posisi penting dalam strategi perang rancangan Rasulullah
> mengabaikan perintah dan tugas yang telah diberikan. Akibat tindakan
> indisipliner, pasukan Islam pada perang tersebut mengalami kekalahan besar
> menghadapi tentara kafir Quraisy Makkah.
> …Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang
> teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam
> kebenaran, dan rela berkorban untuk kepentingan Islam…
> Itu hanya sebagian contoh dari kasus ketidakdisiplinan dalam perang, tentu
> kita bisa memastikan akibat yang sama dalam aspek-aspek lain. Disiplin adalah
> kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang
> prinsip, tekun dalam usaha, pantang mundur dalam kebenaran, dan rela berkorban
> untuk kepentingan Islam.
> Nearness (kedekatan)
> Memeluk, memegang, dan bahkan permainan gulat penuh kasih sayang dengan anak
> Anda dapat mendepositokan sensasi-sensai kenangan akan kenyamanan dan keamanan
> dalam kehidupan. Kemungkinan besar, cara paling mujarab untuk memberi jaminan
> kepada anak-anak bahwa mereka dicintai dan merasa aman adalah menggendong dan
> memeluk mereka. Jari dan tangan Anda memberi anak perasaan terlindungi,
> kenyamanan, dan penghargaan.
> Kedekatan orangtua juga memberi anak-anak pengetahuan bahwa mereka sangat
> bernilai, sehingga mereka harus digendong dan dipeluk. Kasih sayang itu
> mengatakan, "Nak, engkau begitu kusayangi, sehingga aku selalu ingin
> menggendongmu, dan membuatmu nyaman."
> Pun demikian dengan Rasulullah yang begitu pengasih dan penyayang kepada
> anak-anak. Ketika Nabi Muhammad SAW melewati rumah putrinya, yaitu Fatimah,
> beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada
> Fatimah, "Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu
> menggangguku?" Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berdoa, "Ya
> Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia." Lalu ketika
> Rasulullah sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lantas beliau
> pun turun dari mimbar dan merangkul anak tersebut.
> …Rasulullah pun tak jarang memanggil anak-anak dengan nama panggilan penuh
> kasih sayang, untuk membangun kedekatan dengan mereka…
> Rasulullah pun tak jarang memanggil anak-anak dengan nama panggilan penuh
> kasih sayang, untuk membangun kedekatan dengan mereka. Bermacam-macam cara
> beliau memanggil anak, tujuannya untuk menarik perhatian dan membuat anak siap
> mendengar apa yang hendak dipesankan. Panggilan semisal nughair (si burung
> pipit), ghulam (anak, berarti: "wahai anakku"), Zuwainib (Zainab kecil), dan
> lain sebagainya.
> Time (waktu)
> Anak-anak sangat membutuhkan waktu, baik dari segi kualitas dan kuantitas.
> Relasi orangtua-anak yang baik membutuhkan perhatian terfokus (kualitas) dan
> banyaknya waktu yang dihabiskan bersama (kuantitas). Bersenang-senang dengan
> anak-anak kita sangat sederhana, hanya dengan bermain-main bersama mereka,
> kemudian kirimlah pesan kepada mereka, "Kamu sungguh menarik, menyenangkan,
> dan berharga."
> Tidak cukup bagi anak-anak Anda untuk mengetahui bahwa Anda ada di sekitar
> mereka; tapi mereka juga harus tahu bahwa kita begitu menikmati ada bersama
> mereka. Ketika Anda mengejar anak-anak dalam sebuah permainan, tertawa
> bersama, menggelitiki, dan menggoda mereka, maka kehadiran Anda sangat
> dirasakan oleh mereka.
> Kesibukan Anda dalam bekerja atau mengurusi tugas-tugas domestik, tidak
> menjadi penghalang untuk bercengkerama dengan anak-anak. Karena persoalan
> tidak terletak pada minimnya waktu yang Anda miliki, tapi lebih kepada
> bagaimana Anda menghabiskan waktu tersebut. Sah-sah saja Anda bekerja, atau
> merapikan rumah, memasak, mencuci, menyetrika, dan lain-lain, tapi harus
> diingat bahwa anak-anak pun membutuhkan Anda.
> Support (dukungan)
> Sebagaimana anak-anak membutuhkan dukungan dan bantuan secara fisik ketika
> mereka belajar berjalan pertama kali, mereka juga membutuhkan dukungan
> emosional ketika –misalnya— 'berjalan' menapaki masa depan, seiring dengan
> bertambahnya usia mereka. Berlawanan dengan keyakinan kebanyakan orang, yang
> menyatakan bahwa remaja tidak membutuhkan bantuan dan ingin independen,
> sejatinya mereka menginginkan dukungan.
> …Berilah anak Anda kebebasan untuk tumbuh, selama tidak menyelisihi
> aturan-aturan yang diterapkan, berdasarkan prinsip-prinsip Islam…
> Berilah anak Anda kebebasan untuk tumbuh, selama tidak menyelisihi
> aturan-aturan yang diterapkan, berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dan biarkan
> mereka tahu bahwa Anda siap mengulurkan bantuan dan dukungan kepada mereka.
> Demikianlah, memenuhi tujuh kebutuhan emosional anak-anak sejatinya meletakkan
> dasar bagi masa depan mereka. Cinta dan kasih sayang mampu mengembangkan
> kapasitas kepercayaan, yang pada gilirannya membekali anak-anak dengan
> berbagai piranti yang mereka butuhkan untuk menanggulangi permasalahan di masa
> mendatang. Jika 'tangki' emosional anak-anak terpenuhi, maka mereka siap untuk
> meniti jalan sukses di masa depan. Semoga! [ganna pryadha/voa-islam.com]
>
> http://voa-islam.com/muslimah/pendidikan/2010/07/13/8080/demi-masa-depanpenuhi-7-kebutuhan-emosional-anak/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment