Sumber: http://www.indojunkers.com/index.php/topic,1100.0.html
Rombongan-rombongan DPR yang ke Luar Negeri
Bencana di negeri ini datang beruntun. Wasior 4 Oktober. Mentawai 25 Oktober.
Merapi 26 Oktober. Selain kerugian harta benda, tiga bencana itu juga sudah
membunuh banyak orang. Wasior 101 orang tewas. Merapi 29 orang. Hingga Jumat
siang ini, lebih dari 300 orang tewas akibat petaka 15 menit di Mentawai.
Petaka datang susul menyusul, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kita di
Senayan, juga akan susul menyusul terbang ke luar negeri. Di tengah rentetan
petaka yang mengharubiru negeri ini, kunjungan itu tampaknya juga penting.
Setidaknya ada lima rombongan DPR yang berangkat ke manca negara. Salah satunya
dari Komisi II yang juga membidangi pemerintahan. Komisi II akan berangkat ke
India dan China untuk studi banding tentang kependudukan.
"Rencananya, rombongan ke China dan India berangkat pada 1 (November 2010),"
kata Ketua Komisi II Chairuman Harahap saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat 29
Oktober 2010.
Komisi II yang ke China dan India terbagi dalam dua rombongan. Mereka akan
mempelajari tentang sistem administrasi kependudukan di dua negara padat
penduduk itu. Menurut jadwal di Sekretariat Jenderal DPR, keberangkatan ke India
ini dilakukan pada 9 November 2010 ini. Sementara ke China pada 1 November.
Selain Komisi II, giliran Komisi V yang terbang ke Italia. Agenda utama mereka
dalam rangka penyusunan Rancangan Undang-Undang Rumah Susun di negeri asal
pembalap MotoGP Valentino Rossi itu.
Anggota Komisi V yang terbang ke Italia yakni empat orang dari Fraksi Demokrat:
Rustanto Wahid, Usmawarni Peter, Sutarip Tulis Widodo dan Zulkifli Anwar. Tiga
orang dari Fraksi Golkar: Riswan Tony, Eko Sarjono Putro, dan Roem Kono. Dua
dari Fraksi PDIP: Irfansyah dan Sadar Estuati. Dua orang dari Fraksi PAN: Yasti
Soepredjo Mokoagow dan Ahmad Bakri. Serta masing-masing satu orang dari Chairul
Anwar (FPKS), Epyardi Asda (F-PPP), Imam Nachrowi (F-KB), dan Gunadi Ibrahim
(F-Gerindra).
Rombongan selanjutnya yakni dari Badan Kehormatan (BK) DPR yang akan belajar
tentang kode etik ke Yunani. Tugasnya, untuk menyempurnakan tata tertib dan kode
etik anggota dewan.
Dari semua anggota BK, yang tidak turut berangkat ke Yunani yakni Ketua BK dari
F-PDIP Gayus Lumbuun dan Tri Tamtomo. Sedangkan semua anggota BK dan wakilnya
terbang ke Yunani.
Rombongan terakhir adalah Komisi XI, khususnya Panitia Khusus Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Rombongan ini akan terbang ke empat negara, Inggris, Perancis,
Jepang, dan Korea. Studi banding ini akan menghabiskan dana sekitar Rp1,7
miliar.
Biaya kunjungan itu, jauh melampau harga sebuah menara early warning system di
wilayah bencana. Di pasar Tiku, Tanjung Mutiara, Agam, Sumatera Barat, berdiri
tegak sebuah menara sirene, yang akan secara otomatis menjerit bila ada gempa di
lautan yang menimbulkan tsunami.
Sejumlah wilayah di Sumbar memiliki menara seperti ini. Tapi karena harganya
mahal, sekitar Rp 1 miliar, warga di Mentawai tidak punya dan hanya mengandalkan
lonceng Gereja jika tsunami datang. Saat petaka 25 Oktober lalu itu, suara
lonceng Gereja itu tenggelam oleh deru hujan yang lebat.
Dan Mentawai masih diancam gempa besar. Andaikan ada dana di situ bisa dibangun
menara early warning system, yang memberi isyarat kencang soal tsunami dan
menyelamatkan nyawa warga.
Ketua Pansus OJK, Nusron Wahid, mengatakan, dana sebesar itu diperuntukkan bagi
30 anggota Pansus OJK. "Tim akan dibagi dua kelompok, yakni 15 orang ke Jerman
dan 15 orang ke Korsel," kata Nusron di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Jakarta, Rabu 20 Oktober 2010 lalu.
Perjalanan dinas itu akan berlangsung sejak 30 Oktober hingga 6 November 2010.
Masing-masing anggota Pansus diperkirakan menghabiskan dana antara Rp50-60 juta.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ketika bencana Mentawai dan Merapi
terjadi mengikuti acara penting di Vietnam, harus rela meninggalkan pertemuan
itu guna pulang ke tanah air. Dia langsung terbang ke Padang, menumpang
helikopter ke Mentawai. Presiden menangis mendengar kisah seorang pria seorang
pria yang kehilangan istrinya.
***
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=37790
Gayus Mengaku Terima Uang Rp 30 Miliar dari Perusahaan Grup Bakrie
Jakarta - Pengakuan mengejutkan disampaikan Gayus Tambunan. Dia mengaku
memberikan bantuan kepada perusahaan Grup Bakrie, yakni PT Kaltim Prima Coal
(KPC), PT Bumi Resources, dan PT Arutmin terkait urusan Pajak. Imbalan yang dia
terima mencapai puluhan miliar rupiah.
"Kira-kira sebesar Rp 30 miliar," kata Gayus di persidangan di PN Jaksel, Jl
Ampera, Jaksel, Selasa (28/9/2010).
Gayus menyampaikan ini saat bersaksi untuk terdakwa Andi Kosasih, terkait kasus
mafia Pajak. Andi, saat kasus belum dibongkar, dahulu sempat mengaku sebagai
pengusaha asal Batam yang memiliki uang di rekening Gayus.
Uang Gayus itu diperoleh Gayus dalam beberapa kesempatan, dia membantu membuat
surat ketetapan Pajak PT KPC, membantu membuat surat banding dan surat bantahan
untuk PT Bumi Resources dalam menghadapi Pengadilan Pajak, dan juga membantu PT
Arutmin dalam hal Pajak.
"Saya juga membuat SPT tahunan dalam rangka Sunset Policy dari Kaltim Prima Coal
dan Arutmin. Yang ketiga diberi US$ 2 juta," ungkapnya.
Sebelumnya, PT KPC, PT Bumi Resources dan PT Arutmin sudah pernah membantah
pengakuan Gayus. Mereka menyatakan tidak pernah memberi imbalan apapun kepada
Gayus Tambunan terkait dengan permasalahan pajak.
(ndr/fay)
***
Sumber: http://www.indojunkers.com/index.php/topic,1184.0.html
Demo Bayaran Pertanda Bangsa Ini Masih Sakit
Maraknya demo bayaran menandakan bangsa ini sedang sakit. Banyak anak muda yang
tidak bisa bekerja secara profesional akhirnya mereka mencari uang dengan jalan
singkat melalui demo bayaran.
Demikian diungkapkan Ketua Umum PBHMI M Chozin Amirullah. Menurut dia, hal
tersebut diperparah dengan banyaknya kalangan aktivis yang sudah luntur
idealismenya dan berprofesi sebagai broker demo. "Tentu HMI sangat menentang
itu," kata Chozin saat berbincang dengan Okezone di Jakarta belum lama ini.
Lantas apa perbedaan antara demo yang dilakukan murni karena semangat perjuangan
dan idealisme dengan demo bayaran? Bedanya sudah jelas, yang satu demo karena
diorder, satunya lagi karena memang ada idealisme yang diperjuangkan dan salah
satunya melalui demo.
"Untuk membedakan mudah, kalau demo bayaran biasanya pesertanya tidak paham
dengan substansi persoalan yang didemokan. Dari mimik mukanya saja ketahuan,
mereka bukan terdiri dari orang-orang yang bisa berpikir secara cerdas dan hanya
mengekor koordinator lapangannya," paparnya.
Sementara demonstran yang berangkat dari idealisme, lanjut Chozin, lazimnya
benar-benar paham akan permasalahan yang didemokan. "Mereka terdiri dari
orang-orang yang bisa berpikir. Dilihat dari isunya, biasanya demo bayaran
sangat sektoral dan tidak menyentuh persoalan rakyat," sambungnya.
Sedangkan demo dengan idealisme, tambah Chozin lebih memperjuangkan
persoalan-persoalan riil di masyarakat. Dia pun tidak menampik adanya mahasiswa
yang ikut dalam kelompok ini, meski jumlahnya tak banyak. "Jelas ada, tetapi
untuk kalangan mahasiswa sesungguhnya tidak banyak. Biasanya demo bayaran
dilakukan bukan oleh mahasiswa, tetapi oleh orang-orang yang tidak jelas
pekerjaannya," kata Chozin.
Pendemo bayaran ini menurutnya sengaja mendapatkan penghasilan dari demo
tersebut. Ironisnya, yang suka meng-order para demonstran bayaran ini seringkali
justru berasal dari pengusaha, penguasa, dan bahkan pejabat yang ingin meraih
posisi tertentu.
Kalaupun ada mahasiswa yang berprofesi sebagai demonstran bayaran, biasanya
sudah senior dan sudah malang melintang di dunia pergerakan. "Dia paham benar
jalur-jalur untuk berhubungan dengan pengusaha atau penguasa lalu digunakan
kesempatan tersebut untuk meraih keuntungan pribadi. Yang seperti ini adalah
aktivis gadungan, pengkhianat amanah pergerakan mahasiswa dan kaum muda,"
paparnya.
Lalu, wajarkah demo bayaran di era reformasi sekarang ini? "Tidak wajar,
memalukan, dan merusak citra gerakan mahasiswa," tandasnya.
***
Sumber: http://www.indojunkers.com/index.php/topic,1193.0.html
10 Kontroversi Marzuki Alie di DPR
Sejak bulan pertama menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Marzuki Alie sudah
membuat kontroversi. Terakhir, Marzuki Alie mengundang kecaman luas karena
komentarnya soal tsunami di Mentawai.
VIVAnews mencatat, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu setidaknya
telah sepuluh kali melakukan tindakan atau mengeluarkan pernyataan yang
kontroversial.
Berikut rinciannya:
1. 26 Oktober 2009, atau baru tiga minggu menjadi Ketua DPR. Hari itu, Marzuki
menyatakan dukungan untuk menaikkan gaji menteri. "Masak tidak boleh naik.
Bagaimana sih," kata Marzuki. "Kalau sudah lima tahun harga naik berlipat-lipat.
Gaji tidak naik terus bagaimana," kata Marzuki pada 26 Oktober 2009 itu.
2. 27 Oktober 2009, Marzuki Alie membatalkan sepihak rapat kerja Komisi IX
dengan Menteri Kesehatan dan rapat kerja Komisi VIII dengan Menteri Agama.
"Sekretariat (DPR) kemarin meminta rapat dibatalkan atas instruksi Ketua DPR,
sampai waktu yang tidak ditentukan," ujar Ketua Komisi IX, Ribka Tjiptaning,
memberi keterangan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 28 Oktober 2009.
Pembatalan macam ini baru pertama kali terjadi selama Ribka menjabat sebagai
Ketua Komisi sejak tahun 2004. Marzuki Alie menanggapi, ia sama sekali tidak
berniat untuk melarang komisi memanggil menteri. Namun ia meminta agar
pemanggilan menteri disertai dengan perencanaan yang baik, inventarisasi masalah
yang jelas, sehingga tidak dadakan dan simptomatis.
3. 17 November 2009, Marzuki Alie tidak hadir di rapat paripurna DPR yang
seharusnya mengagendakan pembacaan usul hak angket Kasus Bank Century.
Akibatnya, usul itu tak dibahas di rapat, meski akhirnya rapat konsultasi empat
pimpinan DPR lain menyepakati dibahas pekan berikutnya.
"Kami curiga adanya penghambatan oleh Ketua DPR, seperti pada kasus pemanggilan
Menkes oleh Komisi IX terdahulu yang dibatalkan secara sepihak oleh Ketua DPR,"
ujar Maruarar Sirait, inisiator usul hak angket kasus Bank Century.
4. 21 Januari 2010, Marzuki Alie secara sepihak menghadiri pertemuan tertutup
Presiden SBY dengan sejumlah petinggi lembaga negara di Istana Bogor. Wakil
Ketua DPR Priyo Budi Santoso menyatakan, "Kami tidak merasa terwakili dalam
pertemuan itu."
5. 2 Maret 2010, Marzuki Alie secara sepihak menghentikan rapat paripurna DPR
yang membahas rekomendasi Panitia Khusus Angket Kasus Bank Century.
"Saya sudah mendengarkan beberapa orang yang melakukan interupsi konteksnya di
luar agenda. Mereka minta langsung memutuskan," kata Marzuki.
Marzuki tak mengajak bicara pimpinan lain karena menganggap agenda sudah
selesai. Dia menolak dikatakan otoriter. "Kita bicara dengan dasar, saya bicara
atas dasar tata tertib DPR, apa yang salah?" kata dia.
6. 3 Maret 2010, saat memimpin rapat lobi membahas rekomendasi Panitia Khusus
Angket Kasus Bank Century, Marzuki Alie beberapa kali menerima telepon.
"Saat memimpin rapat pun dia ditelepon dan mengangkat telepon itu," kata salah
satu pimpinan fraksi Hati Nurani Rakyat (Hanura), Syarifuddin Sudding.
Siapa yang menelepon Marzuki Alie? "Saya rasa itu orang yang sangat penting
sebab dia lagi memimpin rapat, ditelepon, dia mengangkat telepon itu. Dia tidak
menyerahkan pimpinan rapat pada pimpinan lain," kata Syarifuddin.
7. 23 Agustus 2010, Marzuki Alie, menilai bahwa remisi yang diberikan pemerintah
kepada mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia yang juga besan Presiden
SBY, Aulia Tantowi Pohan, telah memenuhi aturan. Marzuki bahkan memandang Aulia
yang notabene merupakan besan Presiden itu, tak layak disebut koruptor.
"Aulia bukan koruptor. Tapi ia ikut kena pasal. Koruptor itu kan makan uang
negara, sementara dia cuma ikut membuat kebijakan," ujar Marzuki.
Besoknya, Jubir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi SP menyatakan,
"Bagi KPK, Aulia Pohan sudah melalui proses hukum dan KPK menuntut dia dengan
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi."
8. 15 September 2010, Marzuki menyatakan, jangan melihat studi banding ke luar
negeri anggota DPR sebagai suatu bentuk pemborosan.
"Karena ini mereka melakukan pengabdian, tugas," kata Marzuki. "Kenapa tugas?
Mereka harus mendapatkan banyak referensi dalam menyelesaikan rancangan
undang-undang."
Apalagi, angka anggaran itu merupakan aturan standar perjalanan dinas yang
dibuat Kementerian Keuangan. "Ada surat Menteri Keuangan yang mengatur
perjalanan dinas itu," kata Marzuki. Dan Anggota DPR dalam perjalanan dinas itu
mendapatkan uang harian, uang penginapan, dan transportasi. "Terus terang saja,
kalau ke Eropa, uang harian itu nggak cukup," kata Marzuki.
9. 6 Oktober 2010, Marzuki Alie bersama empat pimpinan DPR lain mengundang calon
Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal Timur Pradopo ke DPR padahal Komisi III DPR
belum melakukan uji kelayakan atas Timur. Sejumlah anggota Komisi III lalu
meneken mosi tak percaya pada Marzuki.
"Komisi III ini lebay ya, mengurusi kerjaan orang," kata Marzuki mengomentari
balik mosi tak percaya itu. Marzuki pun menilai pemanggilan Timur tidak salah
dan sesuai tata tertib.
10. 27 Oktober 2010, Marzuki mengomentari bencana tsunami di Mentawai sebagai
berikut: "Mentawai itu, kan pulau. Jauh itu. Pulau kesapu dengan tsunami, ombak
besar, konsekuensi kita tinggal di pulaulah." Dan menurut Marzuki, sebaiknya
mereka direlokasi ke daratan.
Dan untuk yang terakhir ini, rekan separtai Marzuki, Ruhut Sitompul, turut
kecewa. "Saya dari dulu melihat sudah tidak cocok dan saya kira Partai Demokrat
akan memikirkan apakah Marzuki perlu dibiarkan atau diganti dari Ketua DPR,"
kata Ruhut di Gedung DPR, Senin 1 November 2010.
__________________
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
http://tamanhaikumiryanti.blogspot.com/
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/
[Non-text portions of this message have been removed]
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Milis ini tidak menerima attachment.
0 comments:
Post a Comment