Advertising

Thursday 28 July 2011

Re: Bls: [wanita-muslimah] Ormas Islam Kecam Buku Hujatan Islam yangDijual Bebas di Gramedia Bekasi

 


----- Original Message -----
From: "Ari" <masarcon@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Tuesday, July 26, 2011 2:14 PM
Subject: Re: Bls: [wanita-muslimah] Ormas Islam Kecam Buku Hujatan Islam
yangDijual Bebas di Gramedia Bekasi

peninggalan arkeologisnya malah dirusak diganti bangunan modern semua
bukannya ? hehehe

yg bikin curious adalah masjid 7. ada lokasi di gunung gunung bukit batu
cadas, kompleks beberapa masjid kecil (sangat kecil sehingga gedenya kira
kira cuman sekamar saja. 7 masjid tapi saling berdekatan, itu pun hanya
tinggal beberapa bangunan. tiga atau empat saja. katanya dari jaman islam
awal. dibangun untuk ibadah karena islam jaya, masjidnya akan tersebar
dimana mana dari laut hingga ke gunung.
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
HMNA:
Masjid Tujuh adalah tugu peringatan Perang Khandaq (Parit)
Tempat Masjid Tujuh di Madinah dibangun asalnya sebagai kubu2/pos2 penjagaan
pada pertahanan khandaq.
*******************************
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
637. Perang Khandaq

Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah maka dibentuklah Negara Islam
Madinah. Rakyatnya terdiri atas kaum Muhajirin (mereka yang hijrah), kaum
Anshar (penduduk Islam Madinah), dan penduduk Madinah yang lain, yaitu
yang tidak beragama Islam terdiri atas orang-orang Arab Madinah dan
orang-orang Yahudi. Baik Madinah maupun Makkah pada waktu itu berupa
Negara Kota (City States), yang dalam keadaan perang. Pada waktu
informasi yang didapatkan oleh jaringan intel pihak Madinah bahwa tentara
Makkah sudah siap untuk menyerbu Madinah guna membalas kekalahan mereka
dalam Perang Badar, maka Rasulullah sebagai Kepala Negara dan Panglima
Perang mengumpulkan penduduk Madinah untuk bermusyawarah. Dalam musyawarah
itu diputuskanlah bahwa pasukan Quraisy dari Makkah harus dihadang diluar
kota dengan posisi bukit Uhud sebagai benteng alam yang melindungi pasukan
Madinah dari belakang. Berbeda dengan hasil Perang Badar, Perang Uhud ini
hasilnya tidak ada yang menang atau kalah, sehingga kaum kafir Quraisy
membentuk pasukan konfederasi Quraisy, Ghatafan dan Yahudi Banu Nadhir dari
lembah Khaibar dengan kekuatan di antara 18.000 hingga 20.000 orang.

Ada bagian Kota Madinah yang terlindung oleh benteng-benteng Yahudi Banu
Quraizhah dan pepohonan kurma. Akan tetapi ada pula bagian yang terbuka sama
sekali. Atas saran Salman Al Farisi pada bagian terbuka itu dibuat lini
pertahanan dengan menggali parit (khandaq). Itulah sebabnya perang melawan
konfederasi Quraisy, Ghatafan dan Yahudi Banu Nadhir yang datang menyerbu
Madinah itu disebut dalam sejarah dengan "Perang Khandaq". Pasukan
konfederasi yang datang menyerbu Madinah dari arah bagian Kota Madinah yang
terbuka tertegun menjumpai lini pertahanan berupa parit yang belum pernah
mereka jumpai selama ini. Maka pasukan konfederasi berkemah pada bagian luar
dari parit itu. Ada beberapa kali pasukan konfederasi berupaya untuk
menembus lini, bahkan sempat menyeberangi parit, namun dalam penyerangan tsb
'Amr bin 'Abd.Wudd mati ditangan keponakannya sendiri yaitu Ali bin Abi
Thalib. Beberapa hari berlalu, namun tidak ada perubahan. Serangan demi
serangan dapat dihalau oleh kaum Muslimin. Itu adalah tahap kedua dalam
Perang Khandaq, 1200 Muslimin melawan pasukan konfederasi yang berkekuatan
antara 18.000 hingga 20.000 orang itu. Adapun tahap pertama Perang Khandaq
ialah penggalian parit oleh penduduk Madinah diperkirakan sekitar 3000 orang
terdiri atas laki-laki, perempuan dan anak-anak.

Lama sebelum Perang Khandaq dalam Piagam Madinah termaktub pakta di antara
beberapa qabilah di Madinah. Di antaranya pakta antara Kaum Muslimin dengan
banu Quraizhah yang antara lain berbunyi: Jika ada musuh menyerang Madinah
banu Quraizhah bersama-sama kaum Muslimin mempertahankan Madinah dan
masing-masing mengeluarkan biaya untuk peperangan mempertahankan kota.
Karena Yahudi banu Quraizhah ada perjanjian dengan kaum Muslimin untuk
saling membantu tersebut, maka pihak konfederasi menempuh taktik licik untuk
membujuk banu Quraizhah supaya memutuskan perjanjian dengan kaum Muslimin.
Huyay bin Akhthab, kepala banu Nadhir yang diasingkan keluar Madinah ke
lembah Khaibar, karena percobaan pembunuhan atas Nabi Muhammad SAW, dipilih
oleh konfederasi untuk tugas negosiasi dengan banu Quraizhah. Huyyay
terpilih karena ia juga orang Yahudi dan selain itu ia adalah aktivis dalam
menggalang terbentuknya konfederasi Arab Quraisy, Ghatafan dan Yahudi Banu
Nadhir. Huyay berhasil membujuk banu Quraizhah untuk memutuskan pakta dengan
kaum Muslimin dan bersedia menohok Madinah dari belakang lini. Nabi Muhammad
SAW sama sekali tidak menempatkan pasukan di garis belakang untuk melindungi
perempuan dan anak-anak, karena beliau percaya kepada banu Quraizhah yang
terikat dengan pakta pertahanan bersama itu. Tatakala banu Quraizhah telah
memutuskan untuk bergabung ke dalam konfederasi, maka disepakati bahwa banu
Quraizhah harus mengambil taktik bergabung secara diam-diam, jangan sampai
apabila kaum Muslimin mengetahui konspirasi jahat itu akan memperkuat pula
penjagaan pada sisi benteng-benteng banu Quraizhah. Disepakati pula akan
bersama serempak Yahudi menohok dari belakang sementara itu pasukan Arab
menyerbu menembus lini. Suatu konspirasi jahat yang sangat berbahaya bagi
kaum Muslimin.

Sementara menunggu hari H penyerangan bersama itu banu Quraizhah menugaskan
seorang mata-mata untuk mencari tahu pos-pos penjagaan perempuan dan
anak-anak, yang sebenarnya tidak ada itu pos-pos, seperti dikatakana di
atas, bahwa Nabi Muhammad SAW sama sekali tidak menempatkan pasukan di garis
belakang untuk melindungi perempuan dan anak-anak, karena beliau percaya
kepada banu Quraizhah yang terikat dengan pakta pertahanan bersama itu.
Untunglah datang pertolongan Allah, yaitu Shafiyah, bibi RasuluLlah SAW
dapat memergoki mata-mata itu. Dan Allah memberikan keberanian serta
kemampuan kepada Shafiyah bersama-sama dengan perempuan lainnya mengeroyok
mata-mata itu lalu membunuhnya. Mata-mata itu tidak lagi mendapat kesempatan
untuk melaporkan kepada banu Quraizhah bahwa tidak ada sama sekali pasukan
yang ditugaskan untuk menjaga perempuan-perempuan dan anak-anak di belakang
lini. Namun demikian, tatkala insiden dengan mata-mata itu dilaporkan kepada
RasuluLlah SAW, beliau memutuskan untuk mengirim 500 orang ke garis belakang
untuk menjaga perempauan dan anak-anak. Ini adalah tahap ketiga Perang
Khandaq, hanya tinggal 700 orang saja kaum Muslimin yang mempertahankan
parit di garis depan menghadapi pasukan konfederasi yang berkekuatan antara
18.000 hingga 20.000 orang itu. Pembaca diharap sabar menunggu kelanjutannya
insya Allah dalam seri berikutnya. WaLlahu a'lamu bishshawab.

*** Makassar, 8 Agustus 2004
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2004/08/637-perang-khandaq.html

*******

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
638. Pasukan Konfederasi Bubar, dan Banu Quraizhah Dihukum

Insiden dengan mata-mata Banu Quraizhah membuka tabir rahasia konspirasi
Banu Quraizhah dengan pasukan konfederasi (Al Ahzab). Untuk itu 500 orang
pasukan Madinah dikerahkan ke belakang lini, sehingga dalam tahap ketiga
Perang Khandaq ini, hanya tinggal 700 orang yang mempertahankan parit di
garis depan menghadapi pasukan konfederasi yang berkekuatan antara 18000
hingga 20000 orang itu. Berbeda dengan sikap mendua penduduk Madinah dari
kaum Munafiqin, maka sebaliknya, semangat jihad kaum Muhajirin dan Anshar
bahkan makin meningkat. Ini digambarkan dalam Al Quran:
-- WLMA RA ALMWaMNWN ALAhZAB QALWA HDZA MA W'AD ALLH WRSWLH WSHDQ ALLH
WRSWLH WMA ZADHUM ALA AYMANA WTSLYMA (S. ALAhZAB, 33:32), dibaca:
-- walamma- ra.al mu'minu-nal ahza-ba qa-lu- ha-dza- ma- wa'adaLla-hu
warasu-luhu- wasadaqaLla-hu warasu-luhu- wama- za-dahum illla- i-ma-naw
watasli-man (s. al ahza-b), artinya:
-- Tatkala orang-orang beriman (kaum Muhajirin dan Anshar) melihat pasukan
konfedersi mereka berkata: inilah yang dijanjikan Allah dan rasulNya kepada
kami dan benarlah Allah dan rasulNya, dan tiadalah lain kecuali bertambah
keimanan dan kepatuhan mereka.

Allah SWT menggagalkan rencana berbahaya itu melalui seorang bernama Nu'aim
dari qabilah Ghatafan. Diam-diam dia mendatangi banu Quraizhah dan
berbincang dengan pemuka-pemukanya. Jika konfederasi mundur dari
pertempuran, apa yang akan mereka perkirakan tindakan kaum Muslimin? Apa
Banu Quraizhah tidak akan dihukum oleh mereka, karena telah berkhianat
bergabung dengan konfederasi? Pertanyaan-pertanyaan itu mengecutkan hati
para pemuka-pemuka banu Quraizhah tersebut. Mereka bertanya kepada Nu'aim
apa yang harus mereka lakukan. Maka Nu'aim menasihatkan supaya mereka
meminta 70 orang Arab sebagai sandera, dengan alasan bahwa ke-70 orang itu
mereka perlukan untuk menjaga pos-pos, sementara mereka menyerang dari
belakang lini.

Setelah Nua'im selesai berbincang dengan pemuka-pemuka banu Quraizhah, ia
mendatangi pula pemuka-pemuka suku dalam konfederasi. Nu'aim bertanya apa
yang akan mereka lakukan sekiranya banu Quraizhah ingin memulihkan lagi
hubungannya dengan kaum Muslimin, dan apabila kaum Muslimin meminta kepada
banu Quraizhah untuk memberikan kepada mereka sejumlah orang Arab dari
konfederasi untuk menjadi sandera sebagai jaminan akan kesungguhan banu
Quraizhah untuk memulihkan hubungan mereka itu, maka apakah tidak perlu
untuk mentest kejujuran banu Quraizhah akan kesungguhan mereka bergabung
dengan konfederasi? Yaitu dengan jalan meminta mereka itu menyerang secara
tiba-tiba dari garis belakang.

Para kepala suku dalam konfederasi itu sangat setuju pendapat Nu'aim itu.
Maka utusan dikirim kepada banu Quraizhah untuk segera menyerang dari
belakang, karena pasukan konfederasi telah bersiap-siap untuk menyerbu
parit. Banu Quraizhah menjawab bahwa besok hari Sabbath sehingga mereka
tidak dapat berperang hari itu. Mereka tambahkan memerlukan bantuan 70 orang
dari konfederasi untuk menjaga pos-pos mereka, sementara mereka menyerang
dari belakang. Setelah ke-70 orang itu tiba, maka mereka segera akan
menyerang dari belakang.

Kecurigaan mulai bersemai. Kecurigaan adalah subversi dari keberanian.
Konfederasi Arab mulai kehilangan semangat, dan tatkala menjelang malam,
mereka pergi tidur di dalam kemah dengan beban berat penuh keraguan,
ketidak-nyamanan dan depressi.

Dan tibalah pertolongan Allah yang ketiga:
-- FARSLNA 'ALYHM RYhA WJNWDA LM TRWHA (S. ALAhZAB, 33:9), dibaca:
-- fa arsalna- 'alayhim ri-haw wajunu-dal lam tarawha-, artinya:
-- maka Kami kirim kepada mereka angin badai dan pasukan yang kamu tidak
melihatnya.

Angin yang sangat dingin bertiup dengan sengitnya, yang membongkar kemah,
yang menggulingkan periuk, menumpahkan air pada api yang segera padam.
Menurut tahyul api menyala pertanda baik, api padam pertanda buruk. Mereka
yang padam apinya menggulung kemahnya mengepak barang-barangnya lalu segera
angkat kaki pergi meninggalkan lapangan pengepungan. Para pimpinan
konfederasi diliputi keraguan. Setelah menyaksikan ada yang telah menggulung
kemah meinggalkan tempat, dikiranya kaum Muslimin akan menyerang malam itu.
Ibarat penyakit menular, ketakutan merambah ke segenap perkemahan. Dua
pertiga malam berlalu medan pengepungan telah bersih dari kemah. Pasukan
konfederasi bubar, Perang Khandaq berakhir.

***

Namun bagi banu Quraizhah belumlah selesai. Baru saja Rasululah akan menaruh
senjata beliau di rumah, Jibril datang dan menunjuk ke arah Banu Quraizhah,
maka RasuluLlah SAW keluar menghadapi mereka [H.R. Bukhariy]. Banu Quraizhah
itu segera dikepung benteng-bentengnya yang berlangsung selama lebih dari 25
hari, sehingga mereka menyerah karena kehabisan bekal. Pengaturan penyerahan
itu tidak berjalan mulus, karena mayoritas mereka menolak RasuluLlah untuk
menjadi hakim. Mereka memilih Sa'd bin Muaz dengan pertimbangan Sa'd
mempunyai hubungan baik dengan banu Quraizhah selama ini. Nabi Muhammad SAW
mengabulkan permintaan mereka untuk dihakimi oleh Sa'd. Maka RasuluLlah
mengirim pesan kepada Sa'd yang sementara berbaring karena luka untuk datang
menjadi hakim atas pengkhianatan banu Quraizhah memutuskan pakta itu secara
sepihak.

Tatkala Sa'd sampai ke benteng Yahudi, dia melihat banu Quraizhah duduk
berjejer sepanjang benteng. Pada sisi lain duduklah RasuluLlah bersama-sama
kaum Muslimin. Sa'd menengok kepada banu Quraizhah lalu bertanya: "Apakah
kalian menerima keputusanku?". Kaum Yahudi itu menyahut: "Ya." Selanjutnya
Sa'd menoleh kepada RasuluLlah SAW yang duduk bersama kaum Muslimin,
kemudian mengajukan pertanyaan yang sama, yang segera diyakan oleh
RasuluLlah. Sebelum menyatakan sanksi hukuman yang akan dijatuhkan, Sa'd
mulai dengan muqaddimah yang singkat: "Saya akan menjatuhkan hukuman dengan
menimbang segala sesuatunya tanpa was-was."

Maka selanjutnya Sa'd menjatuhkan vonnisnya sesuai dengan Tawrah: "And when
the LORD your GOD gives it unto you your hand you shall put all its males to
the sword" - Maka jikalau diserahkan Tuhanmu akan dia ketanganmu, hendaklah
kamu bunuh segala orang laki-laki dewasa yang ada di dalamnya dengan mata
pedang [Deuteronomy - Ulangan, 20:13].

Maka demikianlah, Sa'd dengan keputusan vonnisnya itu mencoba menjelaskan
kepada majelis yang hadir di tempat itu, bahkan kepada seluruh ummat
manusia, "Jika orang Yahudi itu andaikata yang menang, RasuluLlah dan kaum
Muslimin yang kalah, maka seluruh laki-laki dewasa kaum Muslimin akan
dihukum mati, seperti termaktub dalam [Deut.20:13](*)

Kesimpulannya sanksi hukuman mati yang ditimpakan atas laki-laki dewasa dari
banu Quraizhah, tidaklah lain dari aplikasi hukum Tawrah, artinya "itu
adalah oleh Yahudi atas Yahudi", IT WAS BY THE JEWS ON THE JEWS. WaLlahu
a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 15 Agustus 2004
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2004/08/638-pasukan-konfederasi-bubar-dan-banu.html
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

tapi kalau lihat lokasi dan kelengkapan bangunan. saya heran, siapa yang
akan ibadah di sana. pertama lokasinya sangat panas dan gersang, di
kemiringan bukit yang justru menjauh dari pemukiman penduduk, dan kenapa
masjidnya berdekatan. meski ukuran kecil kecil. dipakai sholat jum'at
pastinya kena tolak kalau pakai rukun minimal 40 orang. hehehe

salam,
Ari

<http://papabonbon.wordpress.com/>

2011/7/26 Abdul Mu'iz <quality@posindonesia.co.id>

> Nah apakah kita akan menganggap angin lalu alias
> mencuekin temuan tsb ?, atau cukup memakai
> pendekatan faith, pokoknya iman dan percaya
> begitu saja ?, tanpa peduli proses yang
> sebenarnya terjadi sehingga "segalanya" telah
> sampai pada generasi kita dan kita terima apa
> adanya ? Padahal di satu sisi kita menjumpai
> fakta bahwa pemerintah Saudi Arabiyah amat
> tertutup dan menolak segala riset untuk memeriksa
> situs-situs/kepurbakalaan peninggalan Nabi
> Ibrahim, Nabi Ismail hingga islam awal zaman Nabi
> Muhammad. Mengapa ?? ada apa sehingga KSA
> melarang atau tidak mengizinkan segala aktivitas
> riset yang hasilnya boleh jadi dapat bermanfaat
> atau malah mungkin menghebohkan ??

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment