Advertising

Friday 29 July 2011

Re: [wanita-muslimah] Ratusan Intelektual Muslim Kaji Potensi Geopolitis & Geostrategis Negara Khilafah

 

Karena yang Nabi SAW mengucapkan dalam khutbah, sehingga yang mendengarkan banyak orang, maka akan terjadi beberapa jalur sanad. Tiga jalur sanad ke atas disebut mutawatir sedangan satu dan dua jalur disebut Hadits Ahad. Salah satu Hadits Ahad adalah kedatangan Isa bnu Maryam

Wassalam
HMNA

----- Original Message -----
From: "Dwi Soegardi" <soegardi@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, July 29, 2011 3:11 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Ratusan Intelektual Muslim Kaji Potensi Geopolitis & Geostrategis Negara Khilafah

kok definisi "mutawatir" Abah ini ngga lazim ya?
masak mutawatir karena dalam isinya ditujukan kepada orang banyak?
biasanya mutawatir karena DIRIWAYATKAN oleh orang banyak.

http://en.wikipedia.org/wiki/Hadith_terminology#Types_of_mutawatir

Mutawatir
The first category is mutawatir, (?????????), or a 'successive'
narration. A successive narration is one conveyed by narrators so
numerous that it is not conceivable that they have agreed upon an
untruth thus being accepted as unquestionable in its veracity. The
number of narrators is unspecified.[17] A hadith is said to be
mutawatir if it was reported by a significant, though unspecified,
number of narrators at each level in the chain of narration, thus
reaching the succeeding generation through multiple chains of
narration leading back to its source. This provides confirmation that
the hadith is authentically attributed to its source at a level above
reasonable doubt. This is due to its being beyond historical
possibility that narrators could have conspired to forge a narration.
In contrast, an ahaad hadith is a narration the chain of which has not
reached a number sufficient to qualify as mutawatir.

Types of mutawatir
Hadiths can be mutawatir in both actual text and meaning:
1. Mutawatir in wording: It is a hadith whose words are narrated by
such a large number as is required for a mutawatir, in a manner that
all the narrators are unanimous in reporting it with the same words
without any substantial discrepancy.
Example: The hadith of Muhammad: "Whoever intentionally attributes a
lie against me, should prepare his seat in the Fire." This is a
mutawatir hadith in its wordings because it has a minimum of seventy
four narrators. In other words, seventy four companions of Muhammad
have reported this hadith at different occasions, all with the same
words. The number of those who received this hadith from the
Companions is many times greater, because each of the seventy four
Companions has conveyed it to a number of his students. Thus the total
number of narrators of this hadith has been increasing in each
successive generation, and has never been less than seventy four. All
these narrators who now are hundreds in number, report it in the same
words without even a minor change. This hadith is therefore mutawatir
in its wording, because it cannot be imagined reasonably that such a
large number of people have colluded to coin a fallacious sentence in
order to attribute it to Muhammad.

2. Mutwatir in meaning: It is a mutawatir hadith, which is not
reported by the narrators in the same words. The words of the
narrators are different. Sometimes even the reported events are not
the same. But all the narrators are unanimous in reporting a basic
concept, which is common in all reports. This common concept is also
ranked as a mutawatir concept.
Example: On the other hand, it is also reported by such a large number
of narrators that Muhammad enjoined muslims to perform two ra'kat in
Fajr, four ra'kat in Dhuhr, Asr and Esha, and three ra'kat in the
Maghrib prayer, yet the narrations of all the reporters who reported
the number of ra'kat are not in the same words. Their words are
different, even the events reported by them are different. But the
common feature of all the reports is the same. This common feature,
namely, the exact number of ra'kat is said to be mutawatir in meaning.

2011/7/29 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
>
>
>
> Diambil dari blog Nadirsyah Hosen:
>
> Salah satu rawi Hadis di atas bernama Habib bin Salim. Menurut Imam Bukhari, "fihi nazhar". Inilah sebabnya imam Bukhari tidak pernah menerima hadis yang diriwayatkan oleh Habib bin Salim tsb. Di samping itu, dari 9 kitab utama
> (kutubut tis'ah) hanya Musnad Ahmad yang meriwayatkan hadis tsb. Sehingga "kelemahan" sanad hadis tsb tidak bisa ditolong. Rupanya Habib bin salim itu memang cukup "bermasalah". Dia membaca hadis tsb di depan khalifah 'umar bin abdul aziz utk menjustifikasi bhw kekhilafahan 'umar bin abdul azis merupakan khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Saya menduga kuat bhw Habib mencari muka di depan khalifah karena sebelumnya ada sejumlah hadis yang mengatakan:
> "Setelah kenabian akan ada khilafah 'ala minhajin nubuwwah, lalu akan muncul para raja." Jadi nuansa politik hadis ini sangat kuat. Kalau khilafah 'ala minhajin nubuwwah periode yg kedua baru muncul di akhir jaman maka Umar bin Abdul Azis termasuk golongan para raja yang ngawur.
>
> ***
>
> Gayung bersambut:
>
> 1. Nadirsyah Hosen tidak menulis yang ini: Hudzaifah berkata: "Saya hafal khuthbah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda: dst." Ini menandakan Hadits itu mutawatir karena disabdakan Nabi SAW dalam khutbah Nabi SAW.
>
> 2. Habib bin Salim berkata; "Aku menulis hadits ini untuknya dan aku katakan: Aku berharap 'Umar bin 'Abdul 'Aziz menjadi amirul mu'minin setelah kekuasaan kerajaan yang bengis dan pemerintahan diktator". Jadi dalam perkataannya beliau tidak menyatakan pemerintahan Umar bin Abdul Aziz termasuk sebagai khilafah 'ala minhajin nubuwwah, perhatikan kalimat beliau: "Aku berharap". Nadirsyah Hosen tidak tahu (atau pura2?) bahwa Habib bin Salim berkata tidak berkata langsung kepada Khalifah 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, melainkan melalui surat.
>
> 3. Nadirsyah Hosen menulis tidak berlandaskan referens, melainkan berlandaskan kata-kata: RUPANYA, dan DUGAAN KUAT, untuk menilai Habib bin Salim berkata
>
> 4. Memang tak dapat disangkal bahwa pemerintahan Umar bin Abdul Azis itu baik dan adil, namun tidaklah signifikan disebut era khilafah 'ala minhajin nubuwwah, karena hanya berlangsung dua tahun lima bulan saja ketimbang kurun waktu antara tahun 661 (dimulainya Khilafah Ummayyah) hingga 1924 (berakhirnya Khilafah 'Utsmaniyah). Pemerintahan yang adil dan baik dari Umar bin Abdul Azis itu tenggelam dalam era Kerajaan yang menggigit (661 - 1924).
>
> 5. Sanad Hadits: Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy - Dawud bin Ibrahim al-Waasithiy - Habib bin Salim (*) - An Nu'man bin Basyir - Hudzaifah
> ------------
> (*)
> Nama Lengkap : Habib bin Salim
> Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
> Nasab: al-Anshoriy.
> Murid : antara lain Ibrahim Bin Muhâjir Bin Jâbir (Abu Ishaq), Bisyr Bin Tsâbit (Abu Muhammad), Basyîr Bin Tsâbit, Ja'far Bin 'Iyâs, Khalid Bin Mihran, Muhammad Bin Al Muntasyir, dll
> Komentar Ulama:
> Abu Hatim Ar Rozy, Tsiqah
> Abu Daud al-Sajastaniy, Tsiqah
> Ibnu Hibban, Tsiqah
> Al Bukhari Fiihi Nadzor (haditsnya perlu diteliti)
>
> Adapun komentar Al Bukhari tentang Habib bin Salim, tidak otomatis menjadikan hadits ini lemah, namun perlu diteliti, dan hasil penelitian para ahli hadits, mereka tidak melemahkan hadits ini. Imam Muslim sendiri juga meriwayatkan hadits dari Habib Bin Salim semisal hadits: "Rasulullah SAW biasa membaca surat Al A'la dan surat Al Ghasyiah dalam shalat dua hari raya dan shalat Jum'at. Bila shalat Id bertepatan dengan hari Jum'at, beliau juga membaca kedua surat tersebut dalam kedua shalat itu." Selain Imam Muslim, Habib Bin Salim juga merupakan perawi Abu Dawud (4 hadits), At Tirmidzi (3 hadits), an Nasa'i (8 hadits), Ibnu Majah (2 hadits), Imam Ahmad (16 hadits). Seandainya mengikuti logika bengkok Nadirsyah Hosen yang hanya berdasar RUPANYA, dan DUGAAN KUAT, niscaya para ahli hadits tidak akan memuat Habib Bin Salim sebagai perawi hadits mereka.
>
> Firman Allah:
> -- YAYHA ALDZYN AMNWA AN JAaKM FASQ BNBA FTBYNWA AN TSHYBWA QWMA BJHALT FTSHBHWA 'ALY MA F'ALTM NADMYN (S. ALHJRAT, 49:6), dibaca: yaa-ayyuhal ladziina amanuu in jaa-akum faasiqum binabain fatabayyanuu an tushiibu qawman bijahaalatin fatushbihuu 'alaa maa fa'altum naadimiin, artinya:
> -- Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang-orang fasiq dengan informasi, maka lakukanlah vertifikasi, jangan sampai kamu tanpa pengetahuan menimpakan musibah kepada suatu kaum, lalu kamu menyesal atas perbuatanmu.
>
> WaLlahu a'lamu bishshawab.
>
> Wassalam
> HMNA
>
> ----- Original Message -----
> From: "Ari" <masarcon@gmail.com>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Wednesday, July 27, 2011 8:52 AM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Ratusan Intelektual Muslim Kaji Potensi Geopolitis & Geostrategis Negara Khilafah
>
> hadist ini lewat jalur mana, abah ? dengar dengar hadist ini riwayat
> ahmad. tidak ditemukan di kitab hadist lainnya.
>
> salam,
> Ari
>
> <http://papabonbon.wordpress.com/>
>
> 2011/7/27 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@yahoo.co.id>
>
> > **
> >
> >
> > Ada dua pendapat dalam menilai Hadits tsb:
> > Pendapat pertama: Hadits itu mutawatir banyak yang mendengarnya dari Nabi
> > SAW => Prophet Muhammad (SAW) is reported to have said to his Companions
> > Pendapat kedua: bermasalah, salah satu alasannya Khalifah Umar bin Abd.
> > Aziz mau dikategikan di mana?
> >
> > Wassalam
> > HMNA.
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Abdul Mu'iz" <quality@posindonesia.co.id>
> > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > Sent: Wednesday, July 27, 2011 8:33 AM
> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Ratusan Intelektual Muslim Kaji Potensi
> > Geopolitis & Geostrategis Negara Khilafah
> >
> > Kalau tidak salah, hadits yang disampaikan abah, bermasalah baik sanad
> > maupun matan. Apalagi penuh nuansa politis terkait dengan dukungan pada
> > khalifah bani umayyah. Yang waktu itu kekuasaan butuh dukungan theologis
> > alias memang manjur kalau diback-up oleh hadits.
> >
> > Wassalam
> > Abdul mu'iz

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment