Advertising

Friday, 1 July 2011

Re: tambahan <= Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum Pancung, Sengaja Dikobarkan oleh Non- Muslim

peradaban memang bergeser. buktinya kita tidak mengejar ngejar cicak untuk
dibunuh meskipun ini sunnah nabi. herannya rajam orang dan memancung kepala
kok dengan semangatnya dilakukan.

beradab macam apa itu ?


salam,
Ari

<http://papabonbon.wordpress.com>


2011/7/2 Abdul Muiz <muizof@yahoo.com>

> **
>
>
> Abah HMNA, yang disampaikan pak Chodjim ada benarnya, peradaban itu
> mengalami perubahan, sehingga nilaipun mengalami perubahan, contoh transaksi
> dagang zaman dulu (abad 6 m) masih mengandalkan mata uang logam, tetapi
> begitu nilai transaksi dagang mencapai jumlah milayaran hingga trilyunan
> maka emas dan perak tidak mencukupi maka muncullah tuntutan uang kertas dan
> surat berharga lainnya. Nilai intrinsik tidak lagi menjadi patokan karena
> nilai nominal sudah menjadi kesepakatan yang nilainya setara atau seharga
> dengan nilai rielnya. Perubahan nilai biadab juga demikian, akan bergeser
> seiring dengan kemajuan peradaban, Nabi Muhammad membenarkan vonis Sa'ad bin
> Mu'adz dalam mengadili penghianatan bani quraidzah sesuai opsi yang
> ditawarkan syariat islam atau syari'at yahudi, ketika bani quraidzah memilih
> syariat yahudi ternyata hukumannya adalah pancung dan dibenarkan nabi adalah
> memang sesuai dengan situasi dan tuntutan kondisi masa itu, tidaklah berarti
> berlaku sepanjang zaman. Seandainya Nabi Muhammad hidup Zaman sekarang,
> nabi Muhammad akan sependapat dengan pak Chodjim. Sikap progresif ini
> ditunjukkan Nabi Muhammad ketika menyikapi Umar membuka dan membaca alkitab,
> maka nabi berkata, seandainya musa hidup di zamanku, niscaya musa akan
> mengikuti aku. Karena itu, tidak seyogyanya kita memberhalakan sikap nabi
> yang sifatnya kontextual, dan tidak seharusnya mempressure ide progressife
> dengan tuduhan ingkar sunnah, padahal pesan qur'an itu fokus pada nilai
> universal. Nabi tentu merespon berbagai peristiwa sesuai tuntutan zaman masa
> itu, nah kalau copy paste tanpa peduli denga context kekinian dan kedisinian
> apa itu bukan berarti membonsai Islam ? Seharusnya kita mencontoh imam
> syafii yang berani berijtihad yang menghasilkan fatwa qadim dan fatwa jadid,
> padahal kasusbya sama, tetapi fatwanya berbeda karena tradisi iraq dam mesir
> berbeda.
>
> Wassalam
> Abdul Mu'iz
>
>
> On Sat Jul 2nd, 2011 4:32 AM ICT H. M. Nur Abdurrahman wrote:
>
> >Vonis hukuman mati yang dijatuhkan atas Banu Quraizhah oleh Sa'd bin Muadz
> dibenarkan oleh Nabi Muhammad SAW, dan eksekusi pancung yang disampaikan
> oleh Abdullah bin Salam diaplikasikan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga
> dengan demikian hukuman mati dengan eksekusi pancung adalah Sunnah Nabi. Dan
> karena itu adalah Sunnah Nabi maka subhanaLlah eksekusi pancung itu SAMA
> SEKALI tidak biadab. Nilai utama Al-Quran dan nilai operasional Sunnah Nabi
> Indak lakang dek paneh jo indak lapuak dek hujan (tidak lekang karena panas
> dan tidak lapuk karena hujan ).
> >
> >Wassalam (salam ini hanya untuk Chodjim, bukan untuk MAS)
> >HMNA
> >
> >
> >----- Original Message -----
> >From: "chodjim" <chodjima@gmail.com>
> >To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> >Sent: Friday, July 01, 2011 6:55 PM
> >Subject: Re: tambahan <= Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum
> Pancung, Sengaja Dikobarkan oleh Non- Muslim
> >
> >Wa alaykumus salam wr. wb.,
> >
> >Benarlah adanya, Mas Suryawan. Pada waktu itu kepala Bani Quraizhah
> ditawari, dihukum secara syariat Islam atau syariat Yahudi. Lalu, mereka
> meminta hukuman berdasarkan syariat Yahudi. Kemudian Rasulullah bertanya
> pada Abdullah bin Salam yang berasal dari pemeluk Yahudi sebelum Islam.
> Jawaban Abdullah bin Salam adalah hukuman pancung.
> >
> >Terima kasih, telah membuat saya teringat kembali pada kisah itu.
> >
> >Wassalam,
> >
> >chodjim
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: ma_suryawan
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Sent: Friday, July 01, 2011 5:07 PM
> > Subject: tambahan <= Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum Pancung,
> Sengaja Dikobarkan oleh Non- Muslim
> >
> >
> >
> > Assalamu'alaikum Pak Chodjim,
> >
> > Hukuman mati (penggal) yang dulu dilakukan kepada Banu Quraiza karena
> pengkhianatannya bukanlah sunnah Nabi, sebab hukuman itu dilakukan oleh Sa'd
> bin Muadz dg menurutkan perintah Bible dalam Ulangan 20 : 10-18.
> >
> > Sama halnya dahulu hukum rajam diberlakukan utk kasus perzinahan adalah
> dg menurutkan hukum Bible, krn saat itu belum diturunkannya wahyu ATURAN
> FINAL dari Qur'an yaitu hukum dera.
> >
> > Jadi, utk kasus eksekusi pancung TKI dan pembelaan ngawurnya HMNA bahwa
> hukuman penggal adalah sesuai ajaran Islam dg membawa kasus Banu Quraiza
> adalah salah alamat dan tidak relevan.
> >
> > Seperti biasa, HMNA malu mengakui bahwa hukum penggal (dan juga rajam)
> adalah hukum yg aslinya berasal dr Bible, bukan dari Qur'an - namun masih
> saja ia ngotot 'membela' bahwa hukum2 itu adalah Islami.
> >
> > Salam,
> > MAS
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "chodjim" <chodjima@...> wrote:
> > >
> > > Lho, biadab itu kan dilihat masanya, kan Abah. Kalau sekarang
> berdasarkan tingkat kesadaran manusia yang sudah semakin tinggi
> kemanusiaannya, ya biadab hukuman penggal itu. Lalu, apakah kalau saya
> mengatakan perbudakan itu biadab, Abah samakan saja saya dengan orang yang
> berani menghina Alquran yang tidak pernah melarang perbudakan?
> > >
> > > Wassalam,
> > >
> > > chodjim
> > >
> > >
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: H. M. Nur Abdurrahman
> > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Sent: Thursday, June 30, 2011 2:25 PM
> > > Subject: tambahan <= Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum
> Pancung, Sengaja Dikobarkan oleh Non- Muslim
> > >
> > >
> > >
> > > Tambahan:
> > > Chodjim wrote:
> > > hukuman Pancung jelas amat biadab. Alquran tidak pernah memerintahkan
> hukuman pancung (penggal kepala).
> > >
> |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
> > >
> > > HMNA:
> > > Memang dalam Al-Quran tidak ada ada hukuman penggal, namun menurut
> Sunnah Nabi SAW Banu Quraizhah yang berkhianat dieksekusi dengan hukuman
> penggal. Sungguh berani Chodjim menyatakan bahwa hukuman penggal itu biadab!
> > >
> > > 1. Kilas balik sejarah:
> > > Yahudi Banu Nadhir dari lembah Khaibar, kaum kafir Quraisy dan Ghatafan
> membentuk pasukan Al-Ahzab (konfederasi) dengan kekuatan di antara 18.000
> hingga 20.000 orang menyerbu Madinah. Ada bagian Kota Madinah yang
> terlindung oleh benteng-benteng Yahudi Banu Quraizhah dan pepohonan kurma.
> Akan tetapi ada pula bagian yang terbuka sama sekali. Atas saran Salman Al
> Farisi pada bagian terbuka itu dibuat lini pertahanan dengan menggali parit
> (khandaq). Itulah sebabnya perang melawan konfederasi Quraisy, Ghatafan dan
> Yahudi Banu Nadhir yang datang menyerbu Madinah itu disebut dalam sejarah
> dengan "Perang Khandaq". Juga disebut dengan "Perang Al-Ahzab," karena yang
> mengepung Madinah adalah pasukan Al-Ahzab (konfederasi).
> > >
> > > Karena Yahudi banu Quraizhah ada pakta perjanjian dengan kaum Muslimin
> untuk saling membantu dalam mempertahankan Madinah jika diserang musuh, maka
> pihak konfederasi menempuh taktik licik untuk membujuk banu Quraizhah supaya
> memutuskan perjanjian dengan kaum Muslimin. Huyay bin Akhthab, kepala banu
> Nadhir yang diasingkan keluar Madinah ke lembah Khaibar, karena percobaan
> pembunuhan atas Nabi Muhammad SAW, dipilih oleh konfederasi untuk tugas
> negosiasi dengan banu Quraizhah. Huyyay terpilih karena ia juga orang Yahudi
> dan selain itu ia adalah aktivis dalam menggalang terbentuknya konfederasi
> Arab Quraisy, Ghatafan dan Yahudi Banu Nadhir. Huyay berhasil membujuk banu
> Quraizhah untuk memutuskan pakta dengan kaum Muslimin dan bersedia menohok
> Madinah dari belakang lini.
> > >
> > > Allah SWT menggagalkan rencana berbahaya itu.
> > > -- FARSLNA 'ALYHM RYhA WJNWDA LM TRWHA (S. ALAhZAB, 33:9), dibaca: fa
> arsalna- 'alayhim ri-haw wajunu-dal lam tarawha-, artinya:
> > > -- maka Kami kirim kepada mereka angin badai dan pasukan yang kamu
> tidak melihatnya.
> > >
> > > Angin yang sangat dingin bertiup dengan sengitnya, yang membongkar
> kemah, yang menggulingkan periuk, menumpahkan air pada api yang segera
> padam. Menurut tahyul api menyala pertanda baik, api padam pertanda buruk.
> Mereka yang padam apinya menggulung kemahnya mengepak barang-barangnya lalu
> segera angkat kaki pergi meninggalkan lapangan pengepungan. Para pimpinan
> konfederasi diliputi keraguan. Setelah menyaksikan ada yang telah menggulung
> kemah meninggalkan tempat, dikiranya kaum Muslimin akan menyerang malam itu.
> Ibarat penyakit menular, ketakutan merambah ke segenap perkemahan. Dua
> pertiga malam berlalu medan pengepungan telah bersih dari kemah. Pasukan
> konfederasi bubar, Perang Khandaq berakhir.
> > >
> > > Namun bagi banu Quraizhah belumlah selesai. Baru saja Rasululah akan
> menaruh senjata beliau di rumah, Jibril datang dan menunjuk ke arah Banu
> Quraizhah, maka RasuluLlah SAW keluar menghadapi mereka [H.R. Bukhariy].
> Banu Quraizhah itu segera dikepung benteng-bentengnya yang berlangsung
> selama lebih dari 25 hari, sehingga mereka menyerah karena kehabisan bekal.
> Pengaturan penyerahan itu tidak berjalan mulus, karena mayoritas mereka
> menolak RasuluLlah untuk menjadi hakim.
> > >
> > > Banu Quraizhah mengirimkan utusan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
> menyarankan bahwa mereka akan pergi ke Adhri'at dengan meninggalkan
> harta-benda mereka. Tetapi ternyata usul ini ditolak. Mereka harus tunduk
> kepada keputusan. Lalu Banu Quraizhah mengirim orang kepada Aus teman
> persekutuan mereka dengan pesan agar dapat membantu mendatangi Nabi Muhammad
> SAW. Sebuah rombongan dari kalangan Aus segera berangkat menemui Nabi
> Muhammad SAW.
> > >
> > > "Ya Rasulullah," kata jurubicara rombongan dari kalangan Aus memulai,
> "dapatkah permintaan kawan-kawan
> > > sepersekutuan kami Banu Quraizhah dikabulkan untuk memilih hakim yang
> akan memutuskan perkara mereka?"
> > > "Saudara-saudara dari Aus," kata Nabi Muhammad SAW, "katakan kepada
> Banu Quraizhah memilih siapa saja yang
> > > mereka kehendaki."
> > >
> > > Maka dalam hal ini pihak Yahudi Banu Quraizhah lalu memilih Sa'd b.
> Mu'adh. Tatkala Sa'd sampai ke benteng Yahudi, dia melihat banu Quraizhah
> duduk berjejer sepanjang benteng menunggu kedatangan Sa'd. Pada sisi lain
> duduklah RasuluLlah bersama-sama kaum Muslimin. Sa'd menengok kepada banu
> Quraizhah lalu bertanya: "Apakah kalian menerima keputusanku?". Kaum Yahudi
> itu menyahut: "Ya." Selanjutnya Sa'd menoleh kepada RasuluLlah SAW yang
> duduk bersama kaum Muslimin, kemudian mengajukan pertanyaan yang sama. Maka
> RasuluLlah menjawab mengiakan. Maka Sa'd sebelum menyatakan sanksi hukuman
> yang akan dijatuhkan, ia mulai dengan muqaddimah yang singkat: "Saya akan
> menjatuhkan hukuman dengan menimbang segala sesuatunya tanpa was-was."
> > >
> > > Setelah persetujuan kedua belah pihak diberikan, kepada Banu Quraizhah
> diperintahkan supaya turun dan meletakkan senjata. Keputusan ini mereka
> laksanakan. Seterusnya Sa'd memutuskan, supaya mereka yang terjun melakukan
> kejahatan perang dijatuhi hukuman mati, harta-benda dibagi, wanita dan
> anak-anak supaya ditawan. Di sebuah pasar di Medinah digali beberapa buah
> parit. Orang-orang Yahudi Banu Quraizhah itu dibawa dan disana leher mereka
> dipenggal, dan didalam parit-parit itu mereka dikuburkan.
> > >
> > > 2. Ukuran barat: hukuman penggal itu biadab.
> > > Kilas balik
> > > Barat bermain stigma, yang mendefinisikan dirinya sebagai peradaban
> yang lebih tinggi ketimbang belahan dunia lain. Superioritas geopolitik
> Barat membawa mereka untuk mendefinisikan dunia dalam dua bagian: The West
> and The Rest. Mind set ini tidaklah lahir tiba-tiba; ia dibentuk oleh suatu
> kebanggaan luar biasa terlahir sebagai bangsa Barat yang berperadaban
> tinggi, terutama pasca era Renaissance. Barat menderita narcisisme: penyakit
> mengagumi diri sendiri dan tidak memiliki kesediaan untuk mengakui bahwa
> peradabannya merupakan sumbangan dari peradaban yang ada sebelumnya. Padahal
> dalam kenyataannya peradaban Barat berutang luar biasa besar kepada Islam.
> > >
> > > Penyakit narcisisme ini membawa Barat untuk memandang Islam (dan
> peradaban lain) secara negatif .Orang Yahudi memandang Islam sebagai
> gentile, yang secara etimologis berarti orang asing, tetapi lebih sering
> dimaknai sebagai orang tak beradab. Pun dalam Perang Salib, orang Kristen
> menyebut pasukan Mujahidin Islam dengan sebutan Saracen, yang kurang lebih
> sama dengan gentile.
> > >
> > > Stigma ini berkembang menjadi lebih kompleks pasca Perang Salib.
> Kekalahan kumulatif pasukan salib dalam serial perang terpanjang dalam
> sejarah hubungan Muslim-Kristen itu menjadi inspirasi bagi cendekiawan Eropa
> untuk mendiskreditkan Islam dengan cara-cara yang irasional. Kaum Sarasen
> dipandang sebagai orang-orang buta dan bodoh yang menyembah Muhammad. Dan
> nabi kaum Muslimin itu, RasuluLlah SAW, dalam bahasa Inggris mereka
> menyebutnya sebagai Mahound, yang lebih berkonotasi penghinaan. Sosok Nabi
> Muhammad SAW dicitrakan sangat negatif oleh ilustrator asal negeri Denmark
> yang dimuat di koran pagi Jyllands-Posten. Total ada 12 karikatur yang
> temanya beragam: perang, kekerasan, dan perempuan. Aneka karikatur orang
> suci umat Islam itu memancing reaksi keras di berbagai penjuru dunia, mulai
> Arab Saudi, Qatar, Iraq, Palestina, Mesir, Libya, sampai Indonesia. Kartun
> Denmark ini tidak terlepas dari continuous warfare yang sedang dijalankan
> oleh pihak
> Zionis Amerika. Media dunia identik dengan kekuasaan Zionis, yang saat ini
> sedang bercokol di Amerika. Rakyat Eropa yang pada saat serbuan ke Iraq &
> Afghanistan, berada dalam posisi pasif, diterpaksakan oleh kartun ini rakyat
> Eropa ikut terseret menjadi sasaran reaksi keras dari negeri-negeri Islam
> tersebut. Ini seakan-akan membuktikan "kebenaran" doktrin Samuel Huntington
> yang menjiwai politik luar negeri USA, bahwa musuh Barat setelah tumbangnya
> komunisme adalah Islam.
> > >
> > > Sekian tambahan tsb.
> > >
> > > Wassalam
> > > HMNA
> > >
> > >
> **************************************************************************
> > > Jadi eksekusi (pancung dan potong tangan) yang dilaksanakan di Masjidil
> Haram setelah shalat Jum'at itu biadab?
> > > Menurut KH. Ali Yafie hukum pancung sama saja hukum mendudukkan
> seseorang di atas kursi listrik. Kedua cara itu efeknya si terhukum mati
> dengan cepat.
> > >
> > > Wassalam
> > > HMNA
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "chodjim" <chodjima@...>
> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > > Sent: Thursday, June 30, 2011 8:58 AM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum Pancung, Sengaja
> Dikobarkan oleh Non- Muslim
> > >
> > > Abah, kalau benar lho apa yang Abah sampaikan tentang tuduhan KH. Ali
> Yafie terhadap AI itu non-muslim, ini berarti KH. Ali Yafie salah alamat. AI
> adalah lembaga internasional, dan bukan lembaga yang bernaung atau
> berafiliasi terhadap suatu agama.
> > >
> > > Kedua, bagi orang-orang yang sadar terhadap makna kehidupan, hukuman
> Pancung jelas amat biadab. Alquran tidak pernah memerintahkan hukuman
> pancung (penggal kepala).
> > >
> > > Hukuman qishshas memang merupakan perintah Alquran, tetapi bukan
> penggal kepala alias pancung. Banyak tokoh Islam yang tidak menyadari
> perbedaan antara "hukuman mati" dan "teknik pelaksanaan hukuman mati".
> Meskipun suntik yang mematikan, gantung, tembak, dan pancung sama-sama
> mematikan, tetapi secara kemanusiaan berbeda. Dan, islam justru lebih
> menekankan permaafan daripada qishashnya itu sendiri. Ini yang banyak
> dilupakan oleh negara-negara TimTeng.
> > >
> > > Wassalam,
> > >
> > > chodjim
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: H. M. Nur Abdurrahman
> > > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > > Sent: Wednesday, June 29, 2011 7:25 PM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum Pancung, Sengaja
> Dikobarkan oleh Non- Muslim
> > >
> > > KH. Ali Yafie merasa tidak perlu tunjuk hidung, itu Amnesty
> Internasional
> > > yang non-musim mengutuk penggunaan hukuman pancung bukankah tidak punya
>
> > > hidung?
> > >
> > > Oh ya, Mata pisau yang kedua: menyindir orang Muslim yang turut
> > > mengobar-kobarkan isu hukum pancung itu sama saja dengan non-Muslim.
> > > Ini dia orang Muslim dari Pemuda Pancasila yang turut mengobar-kobarkan
> isu
> > > hukum pancung yang menyatakan "Hukuman Pancung Biadab"
> > > Brebes, CyberNews. Aksi peduli Darsem, TKI yang terancam hukuman
> pancung
> > > terus mengalir, termasuk di kota Kecamatan Bumiayu, Brebes. Jumat
> (24/6)
> > > pukul 09.00, puluhan anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) melakukan
> longmarch
> > > dan menggalang dana untuk membantu membebaskan TKI asal Subang, Jawa
> Barat
> > > tersebut.
> > >
> > > Aksi dimulai dari SPBU Jatisawit sampai Kantor Kecamatan Bumiayu di
> ikuti
> > > puluhan anggota PP Bumiayu dan Paguyangan. Sepanjang perjalanan mereka
> > > melakukan aksi teatrikal derita TKI di Arab Saudi. Mereka juga membawa
> > > poster bertuliskan antara lain "Lindungi TKI di Luar Negeri" "Hukuman
> > > Pancung Biadab"
> > >
> > >
> http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/06/24/89196/Pemuda-Pancasila-Galang-Dana-untuk-Darsem
> > >
> > > Wassalam
> > > HMNA
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "Wikan Danar Sunindyo" <wikan.danar@...>
> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > > Sent: Wednesday, June 29, 2011 6:13 PM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum Pancung, Sengaja
> > > Dikobarkan oleh Non- Muslim
> > >
> > > aneh ya, orang muslim tidak bisa introspeksi diri sendiri malah
> > > nyalah2-in orang lain
> > > ini ibarat pepatah "buruk muka cermin dibelah"
> > >
> > > salam,
> > > --
> > > Wikan
> > >
> > > 2011/6/29 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@...>
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Silakan tanya kepada KH. Ali Yafie
> > > Kok ente potong di sini, maka saya bikin utuh:
> > >
> > > Silakan tanya kepada KH. Ali Yafie
> > > Wassalam
> > > HMNA
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "Wikan Danar Sunindyo" <wikan.danar@...>
> > > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> > > Sent: Wednesday, June 29, 2011 11:52 AM
> > > Subject: Re: [wanita-muslimah] KH. Ali Yafie: Hukum Pancung, Sengaja
> > > Dikobarkan oleh Non- Muslim
> > >
> > > coba tunjuk hidung siapa non-muslim yang mengobar-ngobarkan hukum
> pancung?
> > > jangan asal main tuduh pak
> > >
> > > salam,
> > > --
> > > Wikan
> > >
> > > 2011/6/29 H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@...>
> > > >
> > > > KH. Ali Yafie mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia menyatakan:
> > > >
> > > > Apa bedanya, hukum pancung dengan hukum mendudukkan seseorang di atas
> > > > kursi
> > > > listrik. Kan sama saja, hanya medianya saja yang berbeda. Jadi itu
> bukan
> > > > hal yang prinsip.
> > > > Isu hukum pancung itu sengaja dikobar-kobarkan oleh mereka yang
> non-Muslim
> > > > untuk menyudutkan umat Islam.
> > > >
> > > > Lalu, apanya yang lucu?
> > > >
> > > > Sesungguhnya pernyataan KH. Ali Yafie itu ibarat pisau bermata dua
> yang
> > > > ujungnya runcing:
> > > > Mata pisau yang pertama: non-Muslim sengaja mengobar-kobarkan isu
> hukum
> > > > pancung itu untuk menyudutkan umat Islam.
> > > > Mata pisau yang kedua: menyindir orang Muslim yang turut
> mengobar-kobarkan
> > > > isu hukum pancung itu sama saja dengan non-Muslim.
> > > > Ujung pisau: hukum pancung sama saja hukum mendudukkan seseorang di
> atas
> > > > kursi listrik. Kedua cara itu efeknya si terhukum mati dengan cepat.
> >
> >[Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment