Advertising

Saturday, 2 July 2011

[wanita-muslimah] Dilema TKI

 

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=281616

Dilema TKI
Agus Suman
Guru Besar Ilmu Ekonomi
Universitas Brawijaya

Senin, 27 Juni 2011

Beragam liku-liku perjalanan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Berita terakhir, Ruyati binti Sapubi (54) dieksekusi pancung di Arab Saudi. Entah itu tergolong ranah pidana atau apa pun, setidaknya tragedi yang terus berulang itu menunjukkan bahwa negara gagal melindungi warganya.

Itu akan sangat bertolak belakang dengan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Konferensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Swiss, baru-baru ini, yang mendapat apresiasi peserta konferensi. Mereka memberi penghormatan khusus karena Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil meratifikasi UU Buruh Migran.

Dalam konteks seperti kejadian terakhir, sebenarnya negara sangat dibutuhkan untuk hadir secara nyata, bukan sekadar retorika. Dalam ranah ini, negara diharapkan melakukan tindakan kritis dan mendasar, yang pada gilirannya dapat memecahkan masalah yang selalu berulang terjadi terkait dengan masalah TKI.

Perlu diingat bahwa TKI selama ini masih bercorak paradoksal. Di satu sisi, TKI dianggap sebagai pahlawan devisa. Di sisi lain, karut-marutnya masalah yang mereka hadapi seolah-olah menjadi angin lalu karena pemerintah lamban dalam meresponsnya sehingga timbul dampak fatal.

Padahal kontribusi mereka luar biasa. Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2010, pengiriman uang ke dan dari Indonesia mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 63 triliun. Angka itu lebih tinggi dibanding data remitansi BI 2010 sebesar 6,73 miliar miliar dolar AS atau sekitar Rp 61 triliun.

Sedangkan tahun 2011, pengiriman uang dari TKI selama kuartal I/2011 mencapai Rp 14 triliun. Rata-rata TKI mengirimkan uang sebesar Rp 4,5 triliun per bulan ke Indonesia. Dengan demikian, tak dapat disangkal bahwa peran TKI dalam mendukung perekonomian nasional sangat berarti, khususnya bagi pembangunan daerah.

Sumbangan devisa dan kucuran aliran uang dari TKI di satu sisi merupakan kabar gembira dan sangat menguntungkan. Ini tak terlepas dari kesempatan bekerja di luar negeri sangat penting mengingat Indonesia mengalami tenaga kerja berlebih (labour surplus).

Keberadaan TKI sebenarnya merupakan cerminan ketidakmampuan pemerintah dalam menghadapi ketenagakerjaan di dalam negeri. Pemerintah belum mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah melimpah. Dampaknya, efek pengangguran telah memaksa banyak orang bekerja di luar negeri dengan kapasitas alakadarnya dan berisiko tinggi.

Dapat dikatakan, klenik dilema TKI sebenarnya merupakan perwujudan perspektif gagalnya negara dalam menghadirkan kesejahteraan bagi warganya. Betapa tidak, sebuah kebijakan ekonomi pada hakikatnya bertujuan memenuhi peluang atau kesempatan kerja.***

----------------------------------------------------------


[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment