Advertising

Friday 23 March 2012

[wanita-muslimah] Kisah Emak Icih

Dengarkan ceritaku, tentang seorang nenek berusia 80 tahun lebih. Kini dia dihadapanku, keliatan sisa-sisa kecantikannya dengan alis setengah lingkaran menaungi matanya yg ramah. Kulitnya putih terang benderang, tipikal perempuan Sunda.
Nenek ini nggak banyak berbicara apalagi dia cuma berbahasa Sunda. Menantunya, atau isteri anak angkatnya yg bercerita dan menterjemahkan.

Katanya suaminya (alm) dan dirinya mulai bertani dari sebidang tanah kecil. Suaminya pekerja keras, setiap panen selalu menyisihkan tabungan untuk membeli tanah. Belasan tahun kemudian tanah pertanian mereka mencapai lebih dari 15 hektar. Pertanian meliputi padi, palawija, kayu keras dan peternakan kerbau.

Tidak hanya pekerja keras, suaminya juga berwawasan sosial lingkungan. Para keluarga petani pengolah disediakan tempat tinggal di kawasan pertanian, mereka saling bertetangga. Suaminya memperkenalkan penanaman kayu sengon di daerah itu. Juga menutup kawasan sumber mata air sungai sumber irigasi. Menutup artinya melarang pembukaan tanah perkebunan di kawasan gunung sumber mata air. Beliau juga menanam pohon-pohon penyerap air dan melarang penebangannya. Di bukit tandus itu banyak terdapat mata air yang keluar dari pohon-pohon besar di sekitar itu.

Sayang, mereka tidak dikaruniai anak. Karena itu mereka mengadopsi anak angkat laki-laki, keponakannya Emak. Berbeda dari tingkat pendidikan anak-anak lain di kampung, anak ini disekolahkan, bahkan sempat kuliah. Bersama-sama bapak dan anak angkat bekerja mengolah tanah pertanian.

Dari potongan-potongan cerita selanjutnya dikatakan Bapak membuat surat hibah tanah untuk anaknya yang kini sudah menikah dan merawat emak. Beberapa hari sebelum wafat Bapak berpesan kepada semua keluarganya, termasuk dua adik laki-lakinya, untuk jangan mengganggugugat rumah yang ditempati isterinya, dan sebidang tanah sawah yang diolah isterinya sendiri seluas 8000 meter persegi.

Ringkasnya, setelah wafat semua tanah seluas 15 hektar dikuasai oleh kedua adik almarhum, kecuali rumah dan 8000m sawah dimana isteri dan keluarga anak angkatnya tinggal. Surat hibah anak angkat juga ditahan oleh mereka. Bahkan menurut gosip, setelah Emak meninggal tanah dan rumah itu akan diambilalih juga.

Ketika terjadi penjualan beberapa hektar tanah kepada pihak lain, Emak tidak diberitahu apalagi mendapat bagian dari penjualan.

Sementara itu para keluarga petani pengolah semuanya pindah dari lokasi karena kericuhan persoalan hak waris itu. Akibatnya lahan banyak yang dibiarkan tidur tak temanfaatkan, sedangkan mata air pada mengering karena tidak dilakukan regenerasi pohon keras lokal penyimpan air. Pembabatan liar di gunung pun tak terhindarkan sehingga mengurangi sumber mata air.

Sebelum pamit pulang, kuberikan aromaterapi minyak kayu putih kepada emak untuk meringankan sesak napasnya.

"Emak senang-senang saja ya, rajin beribadah dan main sama cucu. Biarlah yang muda2 ngurusin soal tanah. Emak kan dulu udah kerja keras, sekarang waktunya istirahat. Nanti saya ke sini lagi, mau ziarah ke makam Bapak" kataku.

Dalam perjalanan meninggalkan rumah Emak melewati persawahan, sungai, naik turun bukit - aku berpikir tentang hikmah yang teringgal. Apakah ini tentang tatanan sosial tradisi tuan tanah yang berantakan, meninggalkan tata kelola adat komunal Sunda, bahkan tatanan Islam pun tak diperhatikan. Apakah ini tentang budaya patriarki, rendahnya daya tawar dan reputasi perempuan yang bahkan haknya sendiri pun terzalimi?

Yang jelas ketidakadilan telah terjadi di depan mataku, dan aku terlibat di dalamnya tanpa sepengetahuanku.


Salam
Mia
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment