Advertising

Friday, 27 April 2012

[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA --- BARU AKAN SAMPAI “ENTRY POINT” Ke Penyelesaian,,PELANGGARAN HAM BERAT 1965

*Kolom IBRAHIM ISA*
*Jum'at, 27 April 2012*
*---------------------*


*BARU AKAN SAMPAI "ENTRY POINT" Ke Penyelesaian *

*PELANGGARAN HAM BERAT 1965*


** * **


Albert Hasibuan, anggota Watimpres, yang baru diangkat Januari y.l.,
menyatakan di muka pers bahwa:*". . . . jika pelanggaran HAM berat masa
lalu meliputi tragedi 65, Kasus Tanjung Priok, dan Perisitiswa 98,
termasuk kasus Semanggi I dan Semanggi II.
". . . ini entry point untuk menyelesaikan pelanggaran HAM" (DetikNews,
25 April 2012).*


Sebagai anggota "baru" Watimpres yang diketuai oleh tokoh ekonomi dan
kawakan Emil Salim, Albert Hasibuan tampak "optimis" penuh harapan.
Jangan dibikin kecil hatinya. Tentu kita seyogianya tidak apriori,
dengan mengatakan -- Itu kan janji lagi! Meski bukan tanpa alasan
berkomentar demikian. Lha – – KomnasHam yang sudah tahunan berdiri, atas
biaya negara, merampungkan laporan investigasi pelanggaran berat HAM,
itu saja masih SULIT. Dijanjikan bulan Mei. Itu baru menyusun laporan.
Apalagi bila nanti memasuki masalahnya. YPKP 65 yang diketuai oleh Bejo
Untung, mensinyalir adanya kekuatan luar KomnasHam – diduga berat itu
dari kalangan militer – yang ikut memberikan tekanan yang retrogresif.


* * *


*Foto Kepala Orang PKI Yang Dipancung Dan Dijadikan "Kenang-kenangan"*


Di satu sisi kekuatan retrogres dari kalangan militer dan sementara
parpol dan agama yang kuat mendukung rezim otoriter Suharto, melakukan
tekanan terus menerus untuk "mempeti-éskan" pembicaraan, penuturan
apalagi penelitian pelanggaran HAM terbesar sekitar Peristiwa Tragedi
Nasional 65. Di sisi lain, sekarang ini bisa diikuti (jika ada interes)
perdebatan di mailist-internet sekitar masalah PERMINTAAN MAAF PRESIDEN.
Sementara fihak (biasanya fihak "yang itu-itu juga") menolak mengungkap
pelanggaran HAM terbesar 1965, dengan dalih "minta bukti-bukti",
keharusn adanya "fakta-fakta", "saksi-saksi", "dokumen"dsb sekitar
kejahatan kemanusiaan 1965.


Jelas sekali mereka tidak mau tahu. Mereka menutup mata dan telinga
terhadap ungkapan dan ratusan sampai ribuan laporan, penulisan,
risalah/buku dan dokumentasi yang sudah tersebar di Indonesia dan di
mancanegara mengenai kasus pembantaian masal 1965, yang didalangi dan
dilakukan oleh aparat militer dengan keterlibatan sementara parpol
nasional dan religius.


Seakan-akan organisasi-organisasi hak-hak manusia di Indonesia dan di
banyak negeri belum pernah melakukan penelitian dan studi mengenai
pembantaian masal 1965. Mantan Presiden Jimmy Carter saja (CIA jelas
terlibat dalam kasus itu) tahu betul mengenai pelanggaran HAM berat pada
zaman Orba. Sehingga PrEsiden AS itu khusus mengirim utusannya ke
Indonesia untuk menyampaikan kepada Presiden Suharto bahwa Congres AS
akan menghentikan bantuan (senjata) kepada Indonesia, bila tidak ada
perubahan mengenai situasi pelanggaran HAM di Indonesia.


Mari kita baca apa tulis mantan Presiden Carter mengenai kasus
pelanggaran HAM Indonesia, dalam Kata Pengantar buku "Indonesia in the
Soeharto Years" a.l sbb:


"In May 1978, I asked Vice President Walter Mondale to visit President
Suharto so that he could link the release of political prisoners with
the sale of aircraft. I also sent Patricia Derien, my personal envoy, on
another trip to Jakarta to underscore the US commitment to human rights.
She met directly with President Soeharto,*along with Joesoef Isak, a
respectd publisher who represented himself and thousands of other
political prisoners, many of whom have been imprisoned since mid-1960,
never having had a trial." (huruf tebal oleh I.I.)*


Kutipan di atas adalah dari buku *"Indonesia in the Soeharto Years,
Issues, Incidents and Images".Terbitan Lontar Foundation, in association
with Ridge Book, Singapura dan KITLV Press, Leiden. 2005.*


Juga di dalam buku tsb diatas, bisa dilihat pada halaman 21 foto kepala
orang laki-laki yang dipancung. Gambar diatasnya adalah foto sebuah tank
tentara yang melakukan operasi pembersihan/pembunuhan terhadap
orang-orang PKI . Keterangan gambar untuk kepala orang yang dipanccung
itu: "Soldiers start the clean up by destroying all signs of support of
the PKI-posters, for instance, that call for public support of the
Revolutioanry Council. In the process, they collect such "trophies"as
weapons, ammunition, and a head of a local Communist strongman".


Demikianlah, -- kepala orang PKI yang dipancung oleh tentara yang
melakukan pembantaian masal itu "dibawa pulang" sebagai
"kenang-kenangan". Suatu kekejaman dan kebiadaban yang tak kalah dari
apa yang dilakukan oleh Nazi Jerman dan Fasis Jepang.


* * *


Arif Harsana pengelola mailist "Temu Eropah", dalam tanggapannya
terhadap mereka-mereka yang ingin membungkam penanganan kasus
pembantaian masal dalam Tragedi Nasional 1965, antara lain menulis sbb:

*. . . "fakta-fakta yg ada .... kuburan massal yang sudah dibuka, *

*dan yang belum dibuka, tetapi sudah diketahui keberadaannya, *

*tersebar diseluruh pelosok nusantara ...... *

*dan juga kesaksian pelakunya, dan juga testimoni *

*para korban dan sanak keluarganya ........ *

*penjara, sungai, laut dan hutan menyimpan mayat-mayat *

*manusia tiada dosa ..... *

*kebenaran sejarah memang harus dibongkar *

*agar kekejaman tak terulang ...... "*


** * **


Itu semua menunjukkan bahwa baik di kalangan yag berkuasa maupun di
kalangan masyarakat, berkat propaganda-dusta rezim Orba, --- dengan
dalih harus ada "fakta-fakta" dan bahwa juga "kiayi-kiayi" banyak yang
dibunuh, dan dalih-dalih lainnya ----- hakikatnya hendak melarang
masyarakat jangan menyinggung masalah korban 65, apalagi minta maaf dari
fihak Presiden.


Bukankah alasan yang sesungguhnya, adalah, bahwa mereka khawatir
kejahatan-kejahatan kemanusiaan sekitar Peristiwa 65 diungkap, diteliti
dan disimpulkan. Selanjutnya disidangkan di pengadilan dan yang bersalah
dihukum. Dan para korban direhabilitasi dan dipulihkan nama baik mereka.
Mereka yang melawan dibawanya ke pengadilan para pelaku kejahatan
pelanggaran berat HAM itu berbuat demikian, --- karena mereka-mereka itu
tidak saja terlibat tetapi adalah dalang dan palaku dari malatepaka yang
menimpa ratusan ribu bahkan jutaan warganegara yang tidak bersalah!



* * *


Tokh kita seyogianya tidak pesimis terlebih dahulu.


Kita menyambut optimisme Alber Hasibuan yang memberitakan bahwa Presiden
SBY akan minta maaf dan selanjutnya, katanya, "Beliau (SBY) mengatakan
kalau beban sejarah Indonesia dapat diselesaikan, ke depan masyarakat
Indonesia dapat bebas," . Menurut Hasibuan, "Nanti akan dibuat lembaga
yang permanen yang dasarnya dari mandat presiden". Jika nantinya
terbentuk lembaga yang didasarkan pada mandat presiden, maka lembaga itu
akan bertugas untuk menangani pemulihan hak korban, kompensasi dana dan
rehabilitasi. Demikian tutur Albert Hasibuan.


Memang pandangan ke depan yang dikemukakan Albert Hasibuan membangkitkan
harapan baru. Realiskah harapan itu?


Dalam perjuangan demi hak-hak azasi manusia dan demokrasi, pengalaman di
Indonesia maupun di banyak negeri, seperti di Chili dan|Argentina,
menunjukkan bahwa usaha mulya ini menuntut keuletan dan kesabaran,
keberanian dan konsistensi. Tapi akhirnya, betapapaun lama dan sulit
perjuangan itu, kebenaran akan terungkap, keadilan akan dicapai, --- dan
*yang bersalah akan dihukum serta para korban akan memperoleh
kehormatanya kembali sebagai MANUSIA Insan Illahi.*


* * *







------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
wanita-muslimah-digest@yahoogroups.com
wanita-muslimah-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

0 comments:

Post a Comment