Advertising

Saturday 29 May 2010

Re: [wanita-muslimah] RI minority groups 'still being attacked'

 

Pak HMNA Yth,

Sebelum saya memberikan replik terhadap tulisan Anda, baiklah saya kutip Al Maaidah 5:8 : "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah menjadi saksi dengan adil. Dan janglanlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Hebat penjelasan Anda, tetapi apakah tidak berlebihan, teristimewa tentang Ambon. Anda tidak bisa menyebutkan tempat atau mesjid dimana terjadi pembunuhan shalat Iyd pada tgl 19 Januari 1999, karena memang tidak terjadi! Penduduk Ambon tidak lagi moyoritas Kristen, karena banyak pendatang dari luar teristimewa dari Sulawesi.

Apa yang kebetulan terjadi ialah pertengkaran antara sopir minubus yang bernama Yopie, beragama Kristen dan penumpang yang bernama Salim. Salim memeras uang dari Yopi dan dia pulang ambil parang untuk kejar si Salim, Salim lari ke Batumerah dengan menyatakan orang kristen babat orang Islam. Bisa dilihat pada prokol pengadilan di Ambon. Pertanyaannya mengapa sampai terjadi demikian, sekalipun sudah berabat-abad hidup berdampingan dengan damai. Barangkali kita tidak akan pernah tau siapa aktor dibalik semua kejadian ini, karena pemerintah tidak bersedia melakukan penyelidikan, antara lain seperti ini : http://www.youtube.com/watch?v=jlwaKAycFYY

Selain itu patut diperhatikan bahwa sebelum kejadian di Ambon pada Januari 1999 sudah banyak kejadian, teristimewa di pulau Jawa, diantaranya kasus Situbondo, kasus Jakarta Mei 1998 dsbnya. Untuk lebih terang baiklah dilihat apa yang terjadi di Situbondo:
http://www.fica.org/persecution/10Oct96/article/25gereja.html

25 Gereja Dibakar 10,000 Massa
Date: Sat, 12 Oct 1996 16:14:41 -0400 (EDT)
From: indonesia-l@igc.apc.org
To: apakabar@clark.net
Subject: IN: 25 Gereja Dibakar 10,000 Massa ...

25 Gereja, 4 Sekolah dan Biara Di Situbondo Dibakar dan Dihancurkan 10.000 Masa

Bukan hanya 25 Gereja dan sebuah Klenteng yang dirusak, dibakar dan dihanguskan, tetapi gedung TK, SD dan SMP serta gedung Pengadilan Negeri Situbondo. Beberapa pertokoan China juga turut dijadikan sasaran amukan masa. Kantor Kapolres dan kantor Pengadilan Negeri juga dirusak. Beberpa mobil dan sepeda motor dibakar. Yang paling memprihatinkan adalah karena kebengisan itu mengakibatkan 6 korban jiwa:

1.. Pendeta Ishak K (gembala sidang GPPS Situbondo) beserta isteri serta dua anak kandung mereka = 4 orang
2.. Satu orang karyawan = 1 orang
3.. Satu orang Karyawan Rumah Tangga = 1 orang
Masa yang diperkirakan berjumlah 10.000 orang hingga saat ini telah merusak dan membakar:

a.. 9 gereja di Situbondo (pertama kali jam 10.30 dan serangan kedua jam 16.30)
b.. 2 gereja di Panarukan (jam 13.00) 3 gereja di Asem Bagus (jam 13.00)
c.. 2 gereja di Banyu Putih (11.00)
d.. 1 klenteng di Situbondo (jam 11.00)
e.. 6 gereja di Wonorejo (jam 13.00)
f.. 3 gereja di Besuki (jam 14.00)
Selain itu masa yang diperkirakan berasal dari daerah Asem Bagus juga merusak, membakar dan menghanguskan secara keji:

a.. Kantor Kapolres Situbondo (pkl. 10.15)
b.. Kantor Pengadilan Negeri (pkl. 10.00)
c.. 1 sekolah kristen (jam 11.00) Gedung TK, SD dan SMP Katolik di Situbondo (jam 10.30)
d.. 1 panti asuhan (jam 11.00)
e.. 1 biara suster SPM di daerah Situbondo (sekitar jam 13.00)
f.. Beberapa pertokoan (jam 13.00)
Penyulut Serangan Tujuh Jam Situbondo

Lima hari setelah ABRI merayakan ulang tahun dan satu bulan menjelang peringatan Hari Pahlawan RI, terjadilah serangan tujuh jam di kota Situbondo. Serangan terjadi antara jam 10.00 - 17.00. Akhir-akhir ini angka 7 memang lagi "go public" pada dataran kancah politik di tanah air Indonesia. Segera setelah Majelis Hakim yang terdiri dari M Ridwan, R Sumaryanto dan Suhartono menjatuhkan vonis penjara selama 5 tahun bagi Pak Soleh (28 tahun, agama Islam, lulusan SMA 1991) yang telah melecehkan agama Islam. Pak Soleh berkata bahwa:
1. Orang tidak perlu shalat jika sudah sampai ke tingkatan tertentu, karena Al-Quran sudah menyatu dalam dirinya. Dia mengaku mendapatkan ilmu itu dari almarhum KH Syamsul Arifin melalui Mudarso, guru spiritualnya.
2. Dengan penuh keyakinan Pak Soleh mengatakan bahwa almarhum KH As'ad Syamsul Arifin - ulama Situbondo yang semasa hidupnya amat disegani - juga mempunyai ilmu salat itu, namun belum sempurna. Akibatnya, kata Pak Saleh, wafatnya Kyai As'ad juga belum sempurna.

Pernyataan itu menyulut amarah masyarakat Situbondo dan sekitarnya yang dikenal amat fanatik kepada Kyai As'ad. Massa menuntut Pak Saleh dihukum mati, sedangkan pengadilan memberikan hukuman 5 tahun. Mendengar keputusan itu, masa yang berjumlah kurang lebih 10.000 orang segera melampiaskan kekecewaan dengan cara merusak gedung Pengadilan Negri serta kantor Kapolres Situbondo. Mobil Dandim dibakar. Berjarak sekitar 50 meter dari kantor Pengadilan Negeri Situbondo ada gereja Kristen Bethani, gereja Pantekosta dan gereja Kristen Jawa. Masa yang menuntut agar Pak Soleh dijatuhi hukuman mati atau sekurang-kurangnya hukuman seumur hidup segera membakar gedung-gedung gereja yang ada di sekitar kantor Pengadilan Negeri Situbondo.

Pendeta Ishak K beserta Isteri dan kedua anak mereka tidak dapat melarikan diri. Mereka dibakar di dalam gedung gereja GPPS. Hangus dan akhirnya mereka sekeluarga meninggal.

Tenaga Aparat Pemerintah tidak dapat mengatasi amukan masa. Oleh karena itu pelampiasan kekecewaan itu langsung disalurkan dengan cara merusak, membakar dan menghanguskan gedung peribadatan lainnya (kecuali Mesjid), sekolah dan pertokoan orang China.

Tangisan Di Atas Reruntuhan Gedung Gereja Yang Telah Rata Dengan Tanah

Hari itu adalah hari Kamis, 10 Oktober 1996 jam 11.00 siang. Para murid SD dan SMP sedang khusuk belajar mempersiapkan Ulangan Umum yang tidak lama lagi akan mereka hadapi. Namun, kekhusukan itu tiba-tiba dihancurkan oleh adanya masa yang diduga berasal dari daerah Situbondo, Bondowoso, Jember, Probolinggo, dan Banyuwangi.

Mereka membawa bom molotop. Melemparkannya ke gedung sekolah. Bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan para siswa yang sedang belajar. Mereka tercerai berai. Teriakan-teriakan dan tangisan histeris anak-anak kecil begitu menyayat. Masa semakin mendekati gedung sekolah. Mereka tidak mempedulikan teriakan dan tangisan anak-anak tak berdosa itu. Bengis, sadis dan keji. Dalam waktu yang sekejap gedung TK, SD dan SMP telah menjadi puing-puing arang. Rata dengan tanah.

Tindakan bengis, sadis dan keji belum pupus. Pada hari itu juga sekitar jam 13.00, massa melanjutkan kebengisan mereka dengan membakar gedung Gereja Katolik di daerah Panarukan dan Asem Bagus. Arsip-arsip penting tidak sempat diselamatkan. Hangus terbakar api dan kini juga tinggal puing-puing arang dan telah menjadi rata dengan tanah juga.

Kebengisan dan tindakan keji ternyata belum juga berakhir. Masa yang semakin histeris di dalam kebengisan akhirnya mendapatkan sasaran baru, yakni Rumah para suster SPM. Mereka masuk ke dalam biara para suster. Mengobrak-abrik barang-barang yang ada di situ. Para suster yang sudah diberitahu 10 menit sebelumnya telah mengungsi. Beberapa dokumen penting bisa diselamatkan. Namun barang-barang lainnya hancur lebur. Rumah biara para suster SPM akhirnya dirobohkan, dibakar dan dihanguskan. Kini tinggal puing-puing arang yang telah menjadi rata dengan tanah.

Kini tidak ada tempat ibadat yang tersisa, kecuali umat katolik dan umat protestan yang kehilangan tempat berdoa. Tempat menimba kekuatan dari Yang Ilahi. Tidak ada yang tersisa, kecuali anak-anak yang kini tidak mempunyai tempat untuk menimba ilmu guna mengisi masa depan. Tidak ada yang tersisa kecuali para suster SPM yang kini sudah tidak mempunyai tempat lagi untuk meletakkan kepalanya.

Kini masa sedang bergerak menuju daerah Bondowoso. Entah apa lagi yang akan diperbuat di daerah itu.

Dari Meja Peradilan Menuju Gedung Gereja

Mengapa masa melampiaskan kekecewaan mereka akan keputusan peradilan itu dengan cara membakar dan memusnahkan Gedung Gereja, Gedung Sekolah dan Biara? Itulah pertanyaan yang mesti kita jawab. Menunjukkan rasa prihatinan dan menyayangkan terjadinya peristiwa itu serta mengajak agar tidak terulang lagi adalah berguna, tetapi untuk saat ini, itu bukan yang terpenting. Mencari Dalang yang ada di balik peristiwa itu, kiranya justru akan menimbulkan masalah baru.

Di Tanah Air yang kita cintai ini memang belum pernah terjadi tindakan tegas dan transparan terhadap dalang kerusuhan pembakaran Gereja. Mungkin hal ini tidak pernah akan terjadi. Apabila tindakan tegas itu diberlakukan maka ada satu wadah masa mayoritas yang tidak dapat lagi dijadikan sarana untuk "mensuseskan" kebijaksanaan politik golongan tertentu.

Inilah akibatnya kalau kelompok agama sering dilibatkan dalam kegiatan berpolitik. Para politikus tertentu pasti akan "bermanis-manis" dengan kelompok agama mayoritas. Tindakan bermanis-manis ini tentu juga menguntungkan kelompok agama yang bersangkutan. Bahkan para ulama tertentu akan mencarikan dan mentafsirkan ayat-ayat Kitab Suci untuk mendukung gagasan bahwa agama harus dipolitisir.

Di dalam agama Kristen ada sebuah pernyataan yang berbunyi: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah". Jadi kolusi antara politikus tertentu dengan ulama tertentu pasti akan menghasilkan keberuntungan. Namun, pada saat kepentingan mereka saling bertabrakan, maka keduanya akan "cuci tangan" dengan cara mencari KAMBING HITAM. Proses mencuci tangan ini biasanya diusahakan dengan:

1.. menjungikir-balikan fakta dengan menggunakan bahasa yang ditulis oleh wartawan bayaran,
2.. mempermainkan angka kematian,
3.. mengalihkan perhatian
4.. memohon agar masalahnya tidak diteruskan lagi demi kepentingan masyarakat yang lebih luas dan demi stabilitas nasional,
5.. mem-PKI-kan kelompok tertentu,
6.. menangkap orang-orang tertentu dengan pemaksaan atau perekayasaan hukum,
7.. menyiksa fisik dan batin orang-orang tertentu agar merka menjadi jera atau agar mereka menyetujui pernyataan-pernyataan tertentu yang sudah direkayasa demi kepentingan kelompok pemerintah tertentu,
8.. apabila sudah kepepet dan tidak dapat berargumentasi lagi, maka mereka akan berkata: sangat disayangkan hal itu terjadi, kami turut prihatin, akan kami lacak terus otak pelakunya, masyarakat dapat menahan diri dan tidak mudah terpancing oleh isu, hasutan dan desas-desus yang menyesatkan, dll.
Dalam kerusuhan Situbondo tadi, delapan proses pencucian tangan tadi sudah dilaksanakan dengan cepat, mulus dan terpadu.

Beberapa masyarakat saat ini sedang sibuk menganalisa mengapa keputusan meja peradilan bisa melahirkan keputusan membakar dan memusnahkan Gereja? Beberapa umat kristen saat ini sedang takut bicara, takut beribadah, takut berkumpul melebihi dua atau tiga orang atas namaNya, takut berdoa di negara Pancasila yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa. Beberapa umat kristen saat ini sedang bertanya di dalam hati mengapa umat Islam berbuat demikian? Beberapa umat Islam sedang bertanya-tanya mengapa umat kristen demikian? Inilah politik MEMECAH BELAH yang merupakan sarana ampuh untuk menyusun sebuah strategi agar kepentingan politik tertentu dapat berjalan dengan bebas dan rahasia. Bebas dari hambatan. Rahasia di dalam ruang birokrat tertentu.

Pertanyaan dan pernyataan itu tentu tidak salah. Meskipun demikian tentu ada beberapa masyarakat yang saat ini sedang mencari tahu: siapakah Pak Soleh itu? Apa motivasinya sehingga ia berbicara seperti itu di daerah Situbondo yang terkenal santri itu? Mengapa dalam suasana seperti itu tiba-tiba ada isue yang mengatakan bahwa Pak Soleh disembunyikan di Gereja? Mengapa isue itu begitu cepat dapat menggerakkan masa untuk menghancurkan gereja? Sarana-sarana apa saja yang digunakan sehingga dalam waktu yang sekejap mereka dapat menghancurkan, merobohkan, membakar 26 tempat ibadah, 4 sekolahan, kantor polisi, kantor Pengadilan Negeri, dll ? Apakah hanya menggunakan sarana-sarana yang seadanya atau sarana yang memang sudah dipersiapkan?

Mengumpulkan masa sejumlah 10.000 orang bukanlah usaha yang gampang. Motivator macam apa yang menyampaikan isue kepada mereka sehingga mereka mau bergerak? Mengapa aparat keamanan tidak dapat "mencium" perencanaan ini? Kalau toh mereka sudah mencium, mengapa tidak ada sikap dan tindakan antisipatif ? Mengapa umat Kristen tidak mampu "mencium" terlebih dahulu akan adanya kerusuhan itu? Bagaimana sosialisasi mereka terhadap umat beragama lainnya? Berbagai macam pertanyaan kini mengalir dari benak dan sanubariku, namun aku tak tahu kemana akan bermuara? Ke KOMNAS HAM? Ke aparat Pemerintah? Ke LBH? Ke lembaga iuridis? Mungkin hanya kepada rumput yang bergoyang.

Wassalam,

----- Original Message -----
From: H. M. Nur Abdurahman
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, May 29, 2010 4:32 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] RI minority groups 'still being attacked'

HMNA:
Kok Amnesty International tidak pernah bicara tentang minoritas Muslim yang dibantai di wilayah2 mayoritas Kristen.
1. di Ambon:
pada waktu ummat Islam sedang shalat Iyd pada 19 Januari 1999 sekonyong-konyong diserbu dan dibantai oleh gerombolan pengacau liar non-Muslim, kemudian ummat Islam diusir meninggalkan tempatnya bermukim.
2. di Maluku Utara
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara membeberkan pembantaian warga Muslim dalam kerusuhan bernuansa SARA akhir Desember lalu di Tobelo, Galela, Ibu, Jailolo, Sahu dan Loloda Pulau Halmahera Utara (Maluku Utara)., yang mengakibatkan 2.604 jiwa warga Muslim tewas, ratusan lainnya luka-luka,"
3. di Poso
Tibo Cs membakar pemukiman dan membunuh masyarakat Muslim di Poso Pesisir pada 23 Mei 2000. Pada hari itu Tibo Cs yang setelah menyerang dan merusak beberapa kelurahan berlindung dalam kompleks Gereja Santa Maria. Tibo Cs juga menyerang dan membunuh warga Muslim di Pesantren Walisongo dan sekitarnya. Pesantren Walisongo dibakar habis dan penghuninya dibunuh.

----- Original Message -----
From: "sunny" <ambon@tele2.se>
To: <Undisclosed-Recipient:;>
Sent: Saturday, May 29, 2010 01:04
Subject: [wanita-muslimah] RI minority groups 'still being attacked'

Refleksi : Fakta Indonesia merdeka? Lambat laum akan sebih buruk lagi. Solusinya?

http://www.thejakartapost.com/news/2010/05/27/ri-minority-groups-%E2%80%98still-being-attacked%E2%80%99.html

RI minority groups 'still being attacked'
The Jakarta Post, Jakarta | Thu, 05/27/2010 9:58 AM | Headlines

Indonesia's minority and religious groups remain vulnerable to violence and discrimination, says an Amnesty International report released Wednesday in Indonesia.

The influential group cited the case of Christian students at SETIA Theological College (STT) in Jakarta who continued to study and live in sub-standard temporary buildings after a violent attack by the Islamic Defenders Front (FPI) forced their evacuation in July 2008.

The FPI is a hard-line Islamic group in Indonesia.

There are calls from Indonesians and moderate Muslims for the government to regulate or ban the FPI, but currently no action has been taken against the group.

The Amnesty International report also said that the Indonesian government has been hampering freedom of expression and that at least 114 people were detained in 2009 for public statements or demonstrations of dissent.

"The overwhelming majority [of those detained] were peaceful political activists who were sentenced to terms of imprisonment for raising prohibited pro-independence flags in Maluku or Papua," said the report.

As previously reported, separatists from the South Maluku Republic (RMS) group tried to wave an RMS flag in front of President Susilo Bambang Yudhoyono's entourage during his visit to Maluku in June 2007.

RMS protesters performed an unscheduled cakalele war dance for a quarter hour before one protestor unfurled a large RMS flag during a ceremony to commemorate National Family Day.

The government said that the group's actions were a serious threat to the country's unity.

Authorities detained a number of RMS activists in 2004 and 2005 who were later arrested and convicted for involvement in similar incidents.

Amnesty International also said that the government continued to intimidate and harass human rights activists and that at least seven activists were facing criminal defamation charges.

Most alleged human rights violations against human rights defenders, including torture, murder and disappearances, have remained unsolved and those responsible have not been brought to justice, the report said.

In the case of Munir Said Thalib, Amnesty International said that those responsible for slaying the human rights activist were still at large.

There were violent clashes throughout the year in Papua province, said the report.

Police torture was widespread during a series of arrests, interrogations and detentions in Papua. Security forces also allegedly committed unlawful killings.

"In January, at least 75 villagers from Suluk Bongkal village, Riau Islands, were charged with illegally claiming land and were arrested after being forcefully evicted from the land," said the report.

The group also criticized the government for a failure to bring to justice past human rights violators in Aceh, Papua, East Timor (now Timor Leste) and elsewhere in the archipelago.

Related News >>
a.. Intolerant Islamic groups versus religious minorities
b.. Protect minorities to help peace prevail on earth
c.. Protect minorities to help peace prevail on earth
d.. Group set up to assist victims of state violence

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

[Non-text portions of this message have been removed]

=======
Wiadomosc przeskanowana przez Spyware Doctor - nie znaleziono wirusów ani spyware.
(Email Guard: 7.0.0.18, baza wirusów/spyware: 6.15100)
http://www.pctools.com
=======

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment