Advertising

Sunday 23 May 2010

[wanita-muslimah] BIOGRAFI SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (2/9)

 

(sambungan dari 1/9)

BIOGRAFI SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB (2/9)
(1115 - 1206 H/1701 - 1793 M)

Mulai Berdakwah
Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di Bashrah, tempat di mana beliau bermukim untuk menuntut ilmu ketika itu. Akan tetapi dakwahnya di sana kurang berhasil, karena menemui banyak rintangan dan halangan dari kalangan para ulama setempat.

Di antara pendukung dakwahnya di kota Bashrah ialah seorang ulama yang bernama Syaikh Muhammad al-Majmu'i. Tetapi Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebahagian ulama suu', yaitu ulama jahat yang memusuhi dakwahnya di sana; kedua-dua mereka diancam akan dibunuh. Akhirnya beliau meninggalkan Bashrah dan mengembara ke beberapa negeri Islam untuk memperluaskan ilmu dan pengalamannya.

Di samping mempelajari keadaan negeri-negeri Islam yang bertetangga, demi kepentingan dakwahnya di masa akan datang, dan setelah menjelajahi beberapa negeri Islam, beliau lalu kembali ke al-Ihsa menemui gurunya Syeikh Abdullah bin `Abd Latif al-Ihsai untuk mendalami beberapa bidang pengajian tertentu yang selama ini belum sempat didalaminya.

Di sana beliau bermukim untuk beberapa waktu, dan kemudian beliau kembali ke kampung asalnya Uyainah, tetapi tidak lama kemudian beliau menyusul orang tuanya yang merupakan mantan ketua jabatan urusan agama Uyainah ke Haryamla, yaitu suatu tempat di daerah Uyainah juga.

Dikatakan bahwa di antara orang tua Syaikh Muhammad dan pihak berkuasa Uyainah terjadi perselisihan pendapat, yang menyebabkan orang tua Syaikh Muhammad terpaksa berhijrah ke Haryamla pada tahun 1139.

Setelah perpindahan ayahnya ke Haryamla kira-kira setahun, barulah Syeikh Muhammad menyusulnya pada tahun 1140 H. Kemudian, beliau bersama bapanya itu mengembangkan ilmu dan mengajar serta berdakwah selama lebih kurang 13 tahun lamanya, sehingga bapaknya meninggal dunia di sana pada tahun 1153.

Setelah tiga belas tahun menegakkan amar ma'ruf dan nahi mungkar di Haryamla, beliau mengajak pihak berkuasa setempat untuk bertindak tegas terhadap gerombolan penjahat yang selalu melakukan kerusuhan, perampasan, perompakan serta pembunuhan. Maka gerombolan tersebut tidak senang kepada Syaikh Muhammad, lalu mereka mengancam hendak membunuhnya. Syaikh Muhammad terpaksa meninggalkan Haryamla, berhijrah ke Uyainah tempat bapaknya dan beliau sendiri dilahirkan.

Keadaan Negeri Najd, Hijaz dan sekitarnya
Keadaan negeri Najd, Hijaz dan sekitarnya semasa awal pergerakan tauhid amatlah buruknya. Krisis aqidah dan akhlak serta merosotnya tata nilai sosial, ekonomi dan politik sudah mencapai titik puncak. Semua itu adalah akibat penjajahan bangsa Turki yang berpanjangan terhadap bangsa dan Jazirah Arab, di mana tanah Najd dan Hijaz adalah termasuk jajahannya, di bawah penguasaan Sultan Muhammad Ali Pasya yang dilantik oleh Khalifah di Turki (Istanbul) sebagai Gubernur Jendral untuk daerah koloni di kawasan Timur Tengah, yang berkedudukan di Mesir.

Pemerintahan Turki Raya pada waktu itu mempunyai daerah kekuasaan yang cukup luas. Pemerintahannya berpusat di Istanbul (Turki), yang begitu jauh dari daerah jajahannya. Kekuasaan dan pengendalian khalifah mahpun sultan-sultannya untuk daerah yang jauh dari pusat, sudah mulai lemah disebabkan oleh kekacauan di dalam negeri dan kelemahan di pihak khalifah dan para sultannya. Di samping itu, adanya cita-cita dari amir-amir di negeri Arab untuk melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah pusat yang berkedudukan di Turki. Ditambah lagi dengan hasutan dari bangsa Barat, terutama penjajah tua yaitu Inggris dan Perancis yang menghasut bangsa Arab dan umat Islam supaya berjuang merebut kemerdekaan dari bangsa Turki, yang sebenarnya hanyalah tipudaya untuk memudahkan kaum penjajah tersebut menanamkan pengaruhnya di kawasan itu, kemudian mencengkamkan kuku penjajahannya di dalam segala lapangan, seperti politik, ekonomi, kebudayaan dan aqidah.

Kemerosotan dari sektor agama, terutama yang menyangkut aqidah sudah begitu memuncak. Kebudayaan jahiliyah dahulu seperti taqarrub (mendekatkan diri) pada kuburan keramat, memohon syafaat dan meminta berkat serta meminta diampuni dosa dan disampaikan hajat, sudah menjadi ibadah mereka yang paling utama, sedangkan ibadah-ibadah menurut syariat yang benar, dijadikan perkara kedua. Di mana ada kuburan wali, orang-orang soleh, penuh dibanjiri oleh penziarah-penziarah untuk meminta hajat keperluannya. Misalnya pada makam Syaikh Abdul Qadir Jailani, dan makam-makam wali lainnya. Hal ini terjadi bukan hanya di tanah Arab saja, tetapi juga di mana-mana, di seluruh pelosok dunia sehingga suasana di negeri Islam waktu itu seolah-olah sudah berbalik menjadi jahiliyah seperti pada waktu pra-Islam menjelang kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam.

Masyarakat Muslim lebih banyak berziarah ke kuburan atau makam-makam keramat dengan segala macam munajat dan tawasul, serta pelbagai doa yang dialamatkan kepada makam dan penghuninya, dibandingkan dengan mereka yang datang ke masjid untuk sholat dan munajat kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Demikianlah kebodohan umat Islam hampir merata di seluruh negeri, sehingga dimana terdapat makam yang dianggap keramat, makam itu dibangun bagaikan bangunan masjid, bahkan lebih mewah daripada masjid, karena dengan mudah dana mengalir dari mana-mana, terutama biaya yang diperolehi dari setiap pengunjung yang berziarah ke sana, atau memang adanya dukungan dari orang yang membiayainya di belakang tabir, dengan maksud-maksud tertentu. Seperti dari imperalis Inggris yang berdiri di belakang tabir makam Syaikh Abdul Qadir Jailani di India.

Di tengah-tengah keadaan yang sedemikian rupa, maka Allah menjadikan seorang mushlih kabir (pembaharu besar) Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab dari `Uyainah (Najd) sebagai mujaddid Islam terbesar abad ke 12 Hijriyah, setelah Ibnu Taimiyah yang merupakan mujaddid abad ke 7 Hijriyah yang sangat terkenal itu.

Bidang pentajdidan kedua mujaddid besar ini adalah sama, yaitu mengadakan pentajdidan dalam aspek aqidah. Keduanya tampil untuk memperbaharui agama Islam yang sudah mulai tercemar dengan bid'ah, khurafat dan tahayul yang sedang melanda Islam dan kaum Muslimin. Menghadapi hal ini Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah menyusun barisan Muwahhidin yang berpegang kepada pemurnian tauhid. Bagi para lawannya, pergerakan ini mereka sebut Wahabiyin yaitu gerakan Wahabiyah. *

Dalam pergerakan tersebut tidak sedikit rintangan dan halangan yang dilalui. Kadangkala beliau terpaksa melakukan tindakan kekerasan apabila tidak bisa dengan cara yang lembut. Tujuannya tidak lain untuk mengembalikan Islam kepada kedudukan yang sebenarnya, yaitu dengan memurnikan kembali aqidah umat Islam seperti yang diajarkan oleh Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

" Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong Allah niscaya Allah akan menolongmu dan menetapkan pendirianmu. " (Muhammad: 7)

Awal Pergerakan Tauhid
Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di daerahnya sendiri yaitu Uyainah. Pada saat itu Uyainah dipimpin oleh seorang amir (penguasa) bernama Amir Uthman bin Mu'ammar. Amir Uthman menyambut baik ide dan gagasan Syaikh Muhammad itu, dan beliau berjanji akan menolong perjuangan tersebut sehingga mencapai keberhasilan.

Selama beliau berdakwah di Uyainah, masyarakat negeri itu baik lelaki maupun perempuan merasakan kembali nikmat yang luarbiasa. Dakwah beliau bergema di negeri mereka. Ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan Islam telah tumbuh kembali berkat dakwahnya di seluruh pelosok Uyainah dan sekitarnya. Orang-orang dari jauh pun mulai berhijrah ke 'Uyainah, karena mereka menginginkan keamanan dan ketenteraman jiwa di negeri ini.

Syahdan; pada suatu hari, Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibangun di atas makam Zaid bin Al-Khattab yang merupakan saudara kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua. Syeikh Muhammad mengemukakan alasannya kepada Amir, bahwa menurut hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, membangun bangunan di atas kubur adalah dilarang, karena yang demikian itu akan menjurus kepada kemusyrikan. Amir menjawab: "Silakan... tidak ada seorang pun yang boleh menghalangi rencana yang mulia ini." Tetapi beliau mengajukan pendapat bahwa beliau khawatir masalah itu kelak akan dihalang-halangi oleh ahli jahiliyah(kaum Badwi) yang tinggal berdekatan dengan makam tersebut. Lalu Amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama Syaikh Muhammad merobohkan makam yang dikeramatkan itu.

Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam Zaid bin Al-Khattab Radliyallahu 'anhu yang gugur sebagai syuhada' Yamamah ketika menumpas Nabi Palsu (Musailamah Al-Kadzdzab) di negeri Yamamah, hanyalah berdasarkan prasangka belaka. Karena di sana terdapat puluhan syuhada' Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka. Boleh jadi yang mereka anggap makam Zaid bin Al-Khattab itu adalah makam orang lain. Tetapi oleh karena masyarakat setempat telah terlanjur beranggapan bahwa itulah maam beliau, mereka pun mengkeramatkannya dan membangun sebuah masjid di tempat itu, yang kemudian dihancurkan pula oleh Syaikh Muhammad bin `Abdul Wahab atas bantuan Amir Uyainah, Uthman bin Mu'ammar.

Syaikh Muhammad tidak berhenti sampai di sini, akan tetapi semua makam-makam yang dipandang berbahaya bagi aqidah di seluruh wilayah Uyainah turut diratakan semuanya. Hal ini adalah untuk mencegah agar jangan sampai dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat Islam setempat yang sudah mulai nyata kejahiliyahan dalam diri mereka. Dan berkat rahmat Allah, maka pusat-pusat kemusyrikan di negeri Uyainah saat itu telah terkikis habis sama sekali.

(bersambung ke 3/9)

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscribe@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.


Hobbies & Activities Zone: Find others who share your passions! Explore new interests.

.

__,_._,___

0 comments:

Post a Comment